Kamis, 21 Juli 2016

IKAN TUNA SIRIP KUNING





IKAN TUNA SIRIP KUNING




1.  Latar Belakang
Salah satu komponen gizi yang terkandung dalam ikan dan diduga berperan dalam meningkatkan kecerdasan ialah Docosa-hexaenoic-acid (DHA), yang merupakan asam lemak tak jenuh ganda berupa rantai panjang Omega-3, terdiri dari 22 atom karbon, 32 atom hydrogen dan 2 atom oksigen. DHA merupakan asam lemak tak jenuh yang bermanfaat untuk mencegah penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah otak, jantung dan organ reproduksi pria. DHA sangat penting untuk perkembangan otak.
Ikan yang dikonsumsi perlu memenuhi persyaratan tertentu, seperti habitatnya tidak tercemar logam berat (Hg, Pb, dan Cu). Selain itu, ikan harus dalam kondisi yang segar. Ciri-ciri ikan yang masih segar: tidak berbau amis, dagingnya masih kenyal, ekornya tidak kering dan menghitam serta matanya tidak berwarna merah, Hindari ikan yang penempatannya ditumpukan bersama hewan laut lainnya seperti kepiting, kerang dan udang, sebab hal itu akan menyebabkan terjadinya kontaminasi silang. Upaya peningkatan konsumsi ikan akan memberikan manfaat ganda, selain meningkatkan kecerdasan, juga makin menggairahkan sektor perikanan.

2. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Tuna
Menurut Collete dan Nauen (1983), klasifikasi ikan tuna ekor kuning atau yellowfin tuna (Bonnaterre,1788), adalah sebagai berikut :
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Sub phylum     : Vertebrata Thunnus
Class                : Teleostei
Sub Class        : Actinopterygii
Ordo                : Perciformes
Genus              : Thunnus
Species            : Thunnus albacore (Albacore)
Ikan tuna sirip kuning adalah anggota dari albacore, bonito, makarel, dan tuna. Jenis-jenis ikan tuna agak susah untuk dibedakan spesiesnya. Blackeye, blackfin, albacore, dan ekor kuning memiliki bentuk yang mirip dan sering ditangkap bersama-sama. Karakteristik yang membedakan ikan tuna ekor kuning dari spesies yang lain adalah sirip anal dan dorsal yang memanjang pada ukuran ikan yang besar.
Ikan dewasa memiliki tubuh yang berukuran besar, dengan panjang dari ujung moncong hingga ujung percabangan sirip ekor (FL, fork length) mencapai 195 cm; namun umumnya hingga 150 cm. Bentuknya gilig panjang serupa torpedo (fusiform), agak memipih dari sisi ke sisi. Beratnya dapat mencapai lebih dari 300 pon (136 kg), Rata-rata umur ikan tuna sirip kuning 8 tahun, tuna termasuk perenang cepat dengan kecepatan mencapai 80 km/jam dan terkuat diantara ikan-ikan vertebrata lainya mereka membengkokkan siripnya yang digunakan untuk berenang cepat.
Ikan tuna sirip kuning memakan berbagai ikan-ikan kecil, cumi cumi, udang dan kepiting. Ikan ini merupakan pemburu yang handal, dengan matanya yang besar dan indra penciumanya yang tajam untuk mencari mangsanya. Kapasitas maksimum isi perut ikan tuna sirip kuning adalah 7 % dari berat tubuh mereka, dan setiap harinya mengkonsumsi makanan 15 % dari berat tubuh mereka (Sumadiharga, 2009)

3. Kandungan Gizi Ikan Tuna
Ikan tuna merupakan ikan konsumsi yang mempunyai nilai komersial yang tinggi, karena ikan tuna merupakan jenis ikan dengan kandungan protein yang sangat tinggi namun memiliki kandungan lemak yang rendah. Tuna mengandung protein berkisar antara 22,6 – 26,2 g/100 g daging. Lemak antara   0,2 – 2,7 g/100 g daging. Selain itu tuna mengandung mineral kalsium, fosfor, besi dan sodium, vitamin A, dan vitamin B.
Dalam kelompok ikan tuna, bagian yang dapat dimakan berkisar antara 50 -60 %. Kadar protein daging putih tuna lebih tinggi daripada daging merahnya. Namun sebaliknya, ikan tuna memiliki kadar lemak daging yang lebih rendah dari daging merahnya.Ikan tuna memiliki nilai jual yang sangat tinggi dan termasuk jenis ikan yang paling banyak dicari dan dicuri dari perairan Indonesia, disebabkan karena rasanya yang lezat.
Sebagai sumber pangan, ikan tuna sirip kuning mengandung air dalam deret 70 sampai 80%, protein antara 18% sampai 20%, lemak antara 0,5% sampai lebih dari 20%, serta berbagai vitamin dan mineral. Sesudah ditangkap dan mati, secara keseluruhan ikan tuna sirip kuning akan mengalami proses penurunan mutu, baik disebabkan oleh faktor-faktor intern (dalam tubuh ikan tuna sirip kuning) maupun faktor ekstern (lingkungan) yang menjurus pada penurunan mutu.
Mengingat ikan tuna segar khususnya ikan tuna sirip kuning mempunyai mutu yang sangat labil, maka untuk mempertahankan kesegaran awal selama mungkin, maka penangananya harus tangkas, cepat dan teliti, kemudian ikan secepatnya didinginkan dengan cara menyelimuti tubuh ikan dengan es hancuran (crush iced) atau es kepingan (flake iced). Pendinginan air laut dingin (chilled sea water) ikan segera dicelupkan dan disimpan dalam palka air laut dingin. Biasanya setiap kapal dilengkapi dengan alat pengontrol suhu sehingga suhu di palka dapat diatur sedemikian rupa sekitar 0° C.

4. Kaya Omega-3
Nilai gizi tuna sangat baik, kandungan omega-3-nya membuat tuna mempunyai seribu satu manfaat bagi kesehatan tubuh. Namun, hal itu harus didukung dengan pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan tuna yang baik. Ikan tuna yang masih segar sebaiknya disimpan di lemari es (jika akan segera digunakan) atau dibekukan (jika ingin disimpan untuk beberapa lama). Dilihat dari komposisi gizinya, tuna mempunyai nilai gizi yang sangat luar biasa. Kadar protein pada ikan tuna hampir dua kali kadar protein pada telur yang selama ini dikenal sebagai sumber protein utama. Kadar protein per 100 gram ikan tuna dan telur masing-masing 22 g dan 13 g.
Sebagai salah satu komoditas laut, kandungan omega-3 pada ikan air laut seperti ikan tuna, adalah 28 kali lebih banyak daripada ikan air tawar. Omega-3 dapat menurunkan kadar kolesterol darah dan menghambat proses terjadinya aterosklerosis (penyumbatan pembuluh darah). Konsumsi ikan 30 gram sehari dapat mereduksi risiko kematian akibat penyakit jantung hingga 50 persen. Asam lemak omega-3 juga mempunyai peran penting untuk proses tumbuh kembang sel-sel saraf, termasuk sel otak, sehingga dapat meningkatkan kecerdasan, terutama pada anak-anak yang sedang mengalami proses tumbuh kembang.

5.  Sumber Mineral
Ikan tuna juga kaya berbagai mineral penting yang esensial bagi tubuh. Kandungan iodium pada ikan tuna mencapai 28 kali kandungan iodium pada ikan air tawar. Iodium sangat berperan penting untuk mencegah penyakit gondok dan meningkatkan kecerdasan anak. Selain itu, ikan tuna juga kaya akan selenium. Konsumsi 100 gram ikan tuna cukup untuk memenuhi 52,9 persen kebutuhan tubuh akan selenium. Selenium mempunyai peran penting di dalam tubuh, yaitu mengaktifkan enzim antioksidan glutathione peroxidase. Enzim ini dapat melindungi tubuh dari serangan radikal bebas penyebab berbagai jenis kanker.

6. Sumber Vitamin
Kandungan vitamin pada ikan tuna, terutama jenis sirip kuning sangat tinggi, yaitu mencapai 2,183 IU. Konsumsi 100 gram ikan tuna sirip kuning cukup untuk memenuhi 43,6 persen kebutuhan tubuh akan vitamin A setiap hari. Vitamin A sangat baik untuk pemeliharaan sel epitel, peningkatan imunitas tubuh, pertumbuhan, penglihatan, dan reproduksi.

7. Cegah Stroke dan Obesitas
Kandungan gizi yang tinggi membuat tuna sangat efektif untuk menyembuhkan berbagai penyakit, salah satunya stroke. Sebuah studi yang pernah dilakukan selama 15 tahun menunjukkan bahwa konsumsi ikan tuna 2-4 kali setiap minggu, dapat mereduksi 27% resiko penyakit sroke daripada yang hanya mengkonsumsi 1 kali dalam sebulan. Konsumsi 5 kali atau lebih dalam setiap minggunya dapat mereduksi penyakit stroke hingga 52 persen. Konsumsi tuna 13 kali per bulan dapat mengurangi risiko tubuh dari ischemic stroke, yaitu stroke yang disebabkan oleh kurangnya aliran darah ke otak.
Dari delapan penelitian yang tercatat dalam The George Mateljan Foundation (2006), konsumsi tuna 1-3 kali per bulan dapat mengurangi risiko ischemic stroke sebesar 9 persen. Selanjutnya risiko menurun sebanyak 13 persen pada konsumsi tuna sekali seminggu, 18 persen pada konsumsi 2-4 kali per minggu, serta 31 persen pada konsumsi tuna 5 kali atau lebih setiap minggunya. Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada 6th Congress of The International Society for the Study of Fatty Acids and Lipid pada Desember 2004 membuktikan bahwa ikan tuna dapat mencegah obesitas dan sangat baik untuk penderita diabetes melitus tipe 2. Hal itu disebabkan kandungan EPA (eicosapentaenoic acid) yang tinggi pada ikan tuna dapat menstimulasi hormon leptin, yaitu sebuah hormon yang membantu meregulasi asupan makanan. Dengan regulasi tersebut, tubuh akan terhindar dari konsumsi makanan secara berlebihan, penyebab obesitas.
Ikan tuna dengan omega-3nya yang tinggi sangat bermanfaat menjaga fungsi jantung. Omega-3 meningkatkan rasio konsentrasi HDL atau kolesterol baik dalam tubuh, menekan terjadinya pembekuan darah pada pembuluh darah, dan menjaga ritme detak jantung.

8. Mencegah Kanker
Suatu studi menemukan bahwa tuna berperan untuk mencegah kanker, antara lain kanker ovari, kanker pankreas, dan jenis kanker yang menyerang saluran pencernaan lain (kanker mulut, faring, esophagus, perut, dan usus). Kandungan omega-3 yang berlimpah pada tuna juga bermanfaat untuk mencegah kanker payudara dan menurunkan risiko terkena leukimia.
Ikan tuna juga baik untuk mencegah kanker payudara. Hal tersebut disebabkan kandungan omega-3 pada tuna dapat menghambat enzim proinflammatory yang disebut cyclooxygenase 2 (COX 2), enzim pendukung terjadinya kanker payudara. Omega-3 juga dapat mengaktifkan reseptor di membran sel yang disebut peroxisome proliferator-activated receptor (PPAR)-ã, yang bisa menangkap aktivitas sel penyebab kanker. Selain itu, omega-3 juga dapat memperbaiki DNA.

9. Meningkatkan Fungsi Kognitif Otak
Omega-3 membantu meningkatkan fungsi mengingat atau fungsi kognitif otak, sehingga menghindarkan kita dari penyakit degenarasi fungsi otak seperti Alzheimer karena membantu memperlancar suplai darah ke otak. Omega-3 juga menurunkan risiko inflamasi, memperantarai signal agar dapat diterima oleh otak, pada orang yang menderita Alzhemeir akan mengalami gangguan dalam hal penyampaian signal atau impuls ke otak.
            Pemeliharaan ikan sepat siam di kolam-kolam di Jawa kurang popular, meskipun di daerah daratan rendah banyak pula yang memelihara. 

10. Meningkatkan Response Hormon Insulin
Tuna juga disarankan untuk dikonsumsi bagi mereka yang menderita diabetes tipe-2, karena kandungan lemak omega-3nya yang melimpah. Berbagai penelitian menyarankan, omega-3 pada ikan tuna mencegah dari kegemukan dan meningkatkan respon hormon insulin pada tubuh. Asam lemak omega 3 yang terkenal dengan nama EPA inilah yang membantu meregulasi berat badan dan juga metabolisme tubuh dengan mensekresi hormon leptin.

11.  Membantu Proses Detoksifikasi
Selenium bersama dengan omega-3 yang terkandung dalam ikan tuna, merupakan bahan bakar penting untuk produksi gluthathione peroxidase jenis antioksidan. Antioksidan inilah yang berfungsi penting untuk kesehatan hati yang berperan untuk detoksifikasi. Selenium juga berperan untuk mencegah kanker dan penyakit jantung.





Rabu, 20 Juli 2016

BUDIDAYA IKAN BAWAL PUTIH





BUDIDAYA IKAN BAWAL PUTIH




1. Latar Belakang
Ikan bawal putih  memiliki nama latin Pampus Argenteus. Dilihat asal usulnya, ikan bawal ini bukanlah asli Indonesia, tetapi berasal dari negeri Samba, Brazil. Ikan ini dibawa ke Indonesia oleh para importis ikan hias dari Singapura dan Brazil pada tahun 1980. Selain ke Indonesia, ikan bawal pun sudah tersebar hampir ke seluruh penjuru dunia. Di setiap negara, ikan ini mempunyai nama yang berlainan (Bangsa, 2012). 
Bentuk badan pipih dengan badannya yang tinggi sehingga hampir menyerupai bentuk belah ketupat. Ikan bawal ini merupakan ikan herbivor yang cenderung bersifat omnivor, selain suka melahap tumbuhan air juga suka memakan udang ataupun ikan-ikan kecil dan hewan air lainnya (Nelson, 1984). Ikan bawal putih merupakan jjenis ikan yang habitatnya dari air laut. Pada umumnya ikan bawal putih memiliki bobot 500 gram, namun ada juga yang mencapai  bobot 1,5 hingga 2  kg per ekor (Junianto, 2011).
Ikan bawal putih melimpah pada musim barat dan puncak musim ikan bawal putih bertepatan dengan puncak musim hujan atau mangsa ke 5 – 7. Ikan bawal putih ditangkap dengan jaring insang dasar. Musim panen bawal putih sering kali  terkendala tingginya gelombang laut di Samudera Indonesia pada Oktober-Desember yang rata – rata mencapai tiga meter. Ikan bawal putih hidup bergerombol di dasar perairan atau kolom air perairan dekat pantai sampai kedalaman 100 m, makanan ikan ini berupa ikan ikan kecil. Munculnya jenis ikan ini juga berkaitan dengan adanya penyuburan daerah pantai seiring datangnya musim hujan (Partosuwiryo, 2008).

2.    Klasifikasi Ikan Bawal Putih
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata                                                        
Subfilum         : Vertebrata
Kelas               : Actinopterygii
Ordo                : Perciformes
Famili              : Bramidae
Genus              : Pampus
Spesies            :  Pampus argenteus

3.    Pemilihan Lokasi Budidaya
Lokasi budidaya yang dipilih sebagai kawasan untuk pengembangan budidaya ikan sistem KJA dengan memperhatikan daya dukungnya. Pemilihan lokasi budidaya juga harus memenuhi kebutuhan faktor fisik, kimiawi dan kualitas air yang dibutuhkan komoditi budidaya serta salinitas yang sesuai. Pemanfaatan daerah perairan untuk kegiatan budidaya ikan sistem KJA harus dilakukan secara rasional dan tetap mengacu pada tata ruang yang telah ditentukan serta kondisi sumber daya dan daya dukung perairannya dengan maksud untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mempertahankan fungsi utama daerah perairan. Pembagian zonasi untuk perairan secara umum dilakukan dengan mengacu pada kondisi lingkungan fisik, sifat kehidupan dan penyebaran populasi ikan dalam usahanya mengelola perikanan yang terpadu dan lestari (Rahardjo, 2010).
Salah satu penyebab kematian massal ikan budidaya adalah penurunan tinggi muka air. Apabila tinggi muka air menurun maka jarak karamba jaring apung dengan dasar menjadi lebih dekat, akibatnya ikan budidaya semakin mendekati lapisan hipolimnion yang reduktif. Sementara kedalaman perairan dangkal, sehingga jarak KJA dan dasar menjadi semakin dekat. Akibatnya kolom air yang reduktif semakin mendekati KJA. Kolom air menjadi anoksik atau lapisan anoksik telah mencapai permukaan sehingga dapat disebutkan bahwa penyebab kematian massal karena kekurangan oksigen dan tingginya konsentrasi zat toksik (H2S). Sebaiknya pada saat tinggi muka air minimum, padat tebar ikan di KJA dikurangi atau ikan budidaya diganti dengan jenis yang lebih toleran terhadap konsentrasi DO yang rendah. Kegiatan budaya ikan sistem KJA di perairan, kedalaman air disyaratkan minimal 5 meter pada jalur yang berarus horizontal. Kedalaman tersebut untuk menghindari pengaruh langsung kualitas air yang jelek dari dasar perairan (Rahardjo, 2010).

PERSIAPAN BUDIDAYA
1.    Persiapan KJA (Keramba Jaring Apung)
KJA (Keramba Jaring Apung) yang terbuat dari bambu dengan pelampung polystyrene foam merupakan KJA yang paling ramah lingkungan dibandingkan dengan KJA lainnya. Letak antara jaring apung sebaiknya berjarak 10–30 m agar arus air leluasa membawa air segar ke dalam jaring-jaring tersebut. Untuk meningkatkan DO di perairan menggunakan: 1). kincir yang dapat dipasang pada setiap unit KJA atau pada satu lokasi KJA ; 2). pompa air yang dipancarkan dari atas dengan penambahan oksigen murni yang diberikan pada saat oksigen kritis (dini hari). Keramba jaring apung ganda/berlapis dikembangkan dengan tujuan untuk mengurangi beban dari sisa pakan, yang dapat mencemari perairan (Rahardjo, 2010).
Tempat pemeliharaan pada tahap pendederan dengan menggunakan waring ukuran 3m x 1,2m x 1,5m dan jaring 3m x 1,2m x 1,5m mesh size ¾ inchi. Sedangkan untuk penggelondongan menggunakan jaring 3m x 3m x 3m atau jaring 6m x 3m x 3m mesh size 1¼ inchi dan tahap pembesaran menggunakan jaring 6m x 3m x 3m mesh size 1¼ – 2 inchi yang berada di Keramba Jaring Apung (KJA) 3X3 meter tiap lubangnya (Anonim, 2010).
Penggantian dan pembersihan jaring selama masa pemeliharaan mutlak harus dilakukan. Jaring yang kotor akibat penempelan lumpur atau biota penempel seperti berbagi jenis kerang, teritip dan tumbuh-tumbuhan, dapat menghambat sirkulasi air, pertukaran air dan oksigen.
2. Pemeliharaan
2.1. Padat Tebar Benih
Bibit yang ditebar dapat berbobot antara 25 - 50 gram atau 75 - 100 gram . Bibit dewasa yang banyak dibeli para petani yang berbobot 150 - 200 gram, karena bibit yang telah memiliki berat badan sebesar ini, cukup tahan terhadap kondisi cuaca dan tempat. Sehingga risiko kematian ketika dalam lahan pembesaran relatif sedikit. Namun harganya agak sedikit mahal, antara Rp 400,00 - Rp 500,00 per ekor. Untuk petani pemula, sebaiknya bibit yang sebesar ini karena risikonya lebih kecil (Anonim, 2010).
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Aklimatisasi perlu dilakukan karena adanya perbedaan, suhu dan salinitas antara daerah asal benih atau media transportasi dengan kondisi air tempat pemeliharaan. Apabila sistem transportasi dengan menggunakan kantong plastik, maka aklimatisasi dilakukan dengan membuka kantong plastik dan memasukkan air laut kedalam kantong sedikit demi sedikit. Setelah suhu dan salinitas hampir sama maka benih dapat ditebarkan. Untuk pengangkutan jarak pendek, aklimatisasi dilakukan dengan cara menambahkan air laut sedikit demi sedikit kedalam wadah pengangkutan. Padat tebar berkaitan erat dengan pertumbuhan dan angka kelulushidupan. Apabila kepadatan terlalu tinggi pertumbuhannya lambat akibat adanya persaingan ruang, oksigen dan pakan. (Anonymous, 2009). Dengan cepatnya pertumbuhan benih bawal putih maka kegiatan pemisahan ukuran (grading) dilakukan 3-4 hari sekali. Di akhir pemeliharaan kepadatan benih ikan bawal putih dalam media pemeliharaan mencapai 0,5 ekor/liter. Kelulushidupan (SR) benih di unit pendederan dapat mencapai 80% yang berarti tingkat kematian ikan tidak terlau tinggi (Rustadi, 2011).
2.2. Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan harus memiliki nilai gizi yang cukup. Hal ini akan mempercepat pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Pakan yang diberikan dapat berupa pakan buatan ataupun pakan ikan rucah. Pada tahap awal pemeliharaan, frekuensi pemberian pakan dilakukan 4-6 kali sehari. Selanjutnya pemberian pakan dapat dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari. Pertumbuhan harian ikan bawal bintang dengan menggunakan pakan buatan adalah sebesar 2,89 gram/hari, sedangkan dengan pemberian pakan ikan rucah pertumbuhan hariannya sebesar 1,6 gram/hari. FCR yang diperoleh selama masa pemeliharaan 6 bulan dengan menggunakan pakan buatan sebesar 1:2, sedangkan dengan menggunakan pakan ikan rucah sebesar 1 : 7 (Anoymous, 2009).
2.3. Pengendalian Hama dan Penyakit
Ada dua cara pengendalian hama dan penyakit yang bisa dilakukan, yaitu pencegahan dan pengobatan. Pencegahan merupakan upaya untuk menjaga agar tidak terjadi serangan, sedangkan pengobatan merupakan upaya untuk mengobati ikan-ikan yang sakit agar sembuh. Dari kedua cara tersebut pencegahan merupakan cara yang paling efektif dibanding pengobatan karena biayanya lebih murah dan tidak ada efek sampingan terhadap ikan dan orang yang mengkonsumsi ikan.
Adapun pencegahan yang dapat dilakukan adalah menjaga kondisi ikan agar tetap sehat dan tidak stress, menjaga kondisi lingkungan hidup agar sesuai kebutuhan ikan dan mengurangi kepadatan ikan untuk mencegah kontak langsung antar ikan, menghindari terjadinya penurunan kadar oksigen dalam air serta meningkatnya kadar NH, memberi pakan tambahan yang cukup, tetapi tidak berlebihan dan mencegah terjadinya luka pada tubuh ikan dengan penanganan yang baik lalu mencegah masuknya binatang pembawa penyakit, seperti burung, siput dan lain-lain (Bangsa, 2012).

3.    Panen
Budidaya ikan bawal putih membutuhkan waktu 3 – 6 bulan untuk mencapai panen.  Rentang waktu panen bisa diperpendek dengan  menggunakan benih dengan ukuran sedikit lebih besar. Dengan penggunaan benih yang sudah berukuran 2 inchi atau lebih akan mempercepat masa panen, yaitu 1 (satu) bulan sudah bisa dipanen. Ikan bawal putih sudah layak panen jika telah memiliki bobot 500 – 1.000 gram/ekor dan panjang tubuh maksimal mencapai 60 cm. Sebelum panen ikan bawal putih harus dipuasakan selama 1 – 3 hari agar ikan terbebas dari sisa bahan kimiawi selam proses pembesaran dan bersih dari jamur serta parasit yang membahayakan bila dikonsumsi. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan jaring 6m x 3m x 3m dengan mesh size 1¼ – 2 inchi pada KJA (Keramba Jaring Apung).
Masa panen ikan bawal putih dapat dilakukan dalam dua siklus hidup, yaitu pada masa larva dan masa dewasa atau layak konsumsi. Pada panen larva dapat dilakukan pada umur 21 hari dengan menggunakan seser 500 mikron. Setelah panaen, dilakukan pemisahan ukuran (grading) sebelum dipindahkan ke unit pendederan. Kelulushidupan (SR) larva dapat mencapai 20%.