PENANGANAN PENYAKIT PADA IKAN BANDENG
Bandeng merupakan jenis ikan yang hidup berkelompok. Bandeng muda pada
umumnya akan hidup di laut lepas selama 2 hingga 3 minggu yang kemudian akan
pindah pada perairan air tawar seperti rawa-rawa. Setelah sudah siap untuk
bereproduksi dan mulai berkembang biak, ikan bandeng akan kembali ke laut untuk
mengeluarkan telurnya.
Ikan bandeng cukup dikenal berbagai lapisan masyarakat Indonesia.
Di pasar tradisional, warung pinggir jalan hingga pasar modern dan restoran bintang
lima memberi tempat tersendiri bagi ikan berdaging lembut dan mempunyai rasa gurih dan lezat ini. Ikan bandeng merupakan salah satu tangkapan laut yang
sudah dibudidayakan melalui tambak.
Dalam usaha pembesaran ikan terkadang mudah sekali mengalami kematian,
sehingga bagi pelakunya merasa bingung atau bosan akibat terjadinya kematian
secara terus menerus terutama pada ikan yang dipelihara khususnya pada usaha
pembesaran. Sebenarnya ikan itu juga memiliki kemampuan daya
tahan tubuh yang cukup kuat dari gangguan hama maupun penyakit. Namun karena
ukurannya yang masih kecil sehingga ikan ini masih sangat rentan dan mudah
stress yang akhirnya mengakibatkan kematian.
Ada beberapa faktor yang dapat mengakibatkan kematian pada budidaya ikan.
Oleh karena itu hal yang perlu diperhatikan bagi para pembudidaya ikan adalah
memiliki sikap terhadap pengetahuan dan ketrampilan yang cukup terutama dalam
usaha tersebut. Disamping itu hal yang harus diperhatikan pada saat membeli
bibit ikan hendaknya harus benar-benar meyakini bahwa penjual bibit ikan itu
benar-benar dijamin dalam menjaga mutu dan kualitasnya.
Penyakit dan Penyebab Timbulnya
Penyakit
Penyakit ikan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulan
gangguan pada ikan, sehingga dapat menimbulan kerugian dalam bereproduksi. Timbulnya
penyakit pada ikan disebabkan oleh ketidakserasian antara 3 faktor, yaitu
kondisi lingkungan, kondisi ikan itu sendiri, dan organisme patogen.
Sebagian
besar bakteri yang menyebabkan penyakit pada budidaya bandeng adalah vibriosis (penyakit
bintik merah, hermorrhagic septicemia), ekor busuk (fin rot) yang disebabkan
oleh Flexibacter columnaris, dan mata memudar (eye opacity). Spesies bakteri
yang patogen pada beberapa jenis ikan adalah dari genus Vibrio, Flexibacter dan
Aeromonas.
Selain
bakteri, ada juga protozoa yang menyebabkan penyakit pada bandeng. Protozoa
yang menyerang dapat membuat bandeng kehilangan nafsu makan, mata buta, sisik
lepas, insang rusak, dan banyak mengeluarkan lendir. Ada juga cacing yang
menyerang bandeng dari jenis Diploctanum. Biasanya, bagian yang diserang adalah
insang. Jika sudah terserang, bagian tersebut akan menjadi pucat dan berlendir.
Kemungkinan adanya serangan penyakit pada budidaya ikan
bandeng dapat terjadi dalam setiap tahapan dalam kehidupannya mulai dari telur
sampai bandeng dewasa. Ada 2 cara yang dapat dilakukan dalam menanggulangi
kemungkinan adanya serangan penyakit pada ikan bandeng yaitu tindakan
pencegahan dan pengobatan.
Pencegahan
Hal
paling ampuh dalam menanggulangi penyakit yang menyerang bandeng adalah dengan
melakukan tindakan pencegahan. Pada saat persiapan awal, lakukan pemberian
saponin pada tambak sehingga bibit-bibit bakteri dan virus yang bersifat
patogen bisa mati. Dengan demikian, keberadaan penyakit dapat dikurangi sekecil
mungkin.
Pencegahan merupakan tindakan yang paling efektif untuk menanggulangi timbulnya penyakit, upaya pencegahan dapat ditempuh dengan 2 cara yaitu proteksi dan prevensi.
a. Proteksi
Proteksi adalah bagaimana mengkondisikan lingkungan
seoptimal mungkin agar dapat mendukung kehidupan ikan. Adapun hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam mengkondisikan lingkungan tersebut adalah :
1. Kualitas air
Air yang masuk ke dalam tambak harus
dipastikan dalam kondisi bebas bibit penyakit, sehingga pada pintu air tersebut
perlu dipasang filter. Kedalaman air juga tetap harus dipertahankan antara
1-1,2 m kedalaman air ini berkaitan dengan fluktuasi suhu sehingga dapat
mengurangi terjadinya stress.
2.
Pakan
Kepadatan pakan alami plankton berkaitan
dengan tingkat kecerahan air, semakin rendah kecerahan menunjukan kepadatan
plankton semakin tinggi. Untuk menjaga kualitas air agar tetap layak untuk
pertumbuhan bandeng, maka dilakukan penggantian air serta pemupukan susulan
untuk penumbuhan klekap, kepadatan plankton dipertahankan pada kecerahan 35-45
cm.
3.
Monitoring
Kegiatan monitoring sangat penting
dilakukan untuk mengetahui kondisi pertambakan, sehingga bila ditemui
permasalahan dapat segera dilakukan tindakan penanggulangan.
b.
Prevensi
Prevensi yaitu mengkondisikan ikan agar tahan terhadap
kemungkinan adanya serangan penyakit . Beberapa hal yang perlu kita lakukan
yaitu:
1.
Seleksi
Benih
Benih-benih bandeng
yang akan ditebar dipastikan dalam kondisi sehat dan tidak membawa bibit
penyakit dari tempat asalnya, oleh karena itu perlu dilakukan pemilihan benih
yang memenuhi kriteria tersebut.
2. Mengurangi terjadinya stress
Ikan
yang mengalami stress akan menurunkan daya tahan tubuhnya, sehingga dalam
kondisi tersebut ikan mudah terserang penyakit.
Intensitas
curah hujan yang berlimpah di musim hujan mengakibatkan pertumbuhan bandeng menjadi
terganggu. Beberapa
pembudidaya
biasanya menyikapi curah hujan tinggi dengan menjaga
salinitas. Ada pembudidaya
membuat rekayasa gerojokan di tambak melalui pipa, agar kondisi suhu air tetap
hangat.
3. Mengatur padat tebar
Padat tebar benih perlu diatur agar tidak
terjadi persaingan dalam mendapatkan makanan, oksigen dan ruang gerak dan
sedapat mungkin menghindari terjadinya pergesekan langsung yang dapat
mengakibatkan luka dan dapat menjadi media bersarangnya penyakit.
Pengobatan
Tindakan pengobatan merupakan alternatif terakhir yang perlu kita lakukan apabila ikan bandeng terserang penyakit, meskipun akhir – akhir ini jarang ditemukan adanya serangan penyakit pada budidaya bandeng, namun demikian ada beberapa jenis ectoparasit yang pernah dilaporkan menyerang ikan ini. Oleh karena ikan bandeng merupakan ikan yang jarang terserang penyakit, sehingga tindakan pengobatan dengan penggunaan jenis obat dari bahan kimia belum ditetapkan secara pasti, oleh karena itu pendekatan alamiah dengan pemanfaatan obat alami saat ini lebih dikedepankan.
Tindakan pengobatan merupakan alternatif terakhir yang perlu kita lakukan apabila ikan bandeng terserang penyakit, meskipun akhir – akhir ini jarang ditemukan adanya serangan penyakit pada budidaya bandeng, namun demikian ada beberapa jenis ectoparasit yang pernah dilaporkan menyerang ikan ini. Oleh karena ikan bandeng merupakan ikan yang jarang terserang penyakit, sehingga tindakan pengobatan dengan penggunaan jenis obat dari bahan kimia belum ditetapkan secara pasti, oleh karena itu pendekatan alamiah dengan pemanfaatan obat alami saat ini lebih dikedepankan.
Untuk pengobatan dengan menggunakan bahan alami yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan tumbuhan “SAGA”. Saga dapat ditemukan di hutan, semak belukar, atau ditanam sekitar pekarangan rumah sebagai tanaman obat, merupakan tumbuhan topis dan subtropis serta dapat ditemukan dari 1-1.000 m dpl. Khasiat saga adalah : membunuh parasit, anti radang, melancarkan pengeluaran nanah, bercak-bercak berwarna pada kulit yang terpapar, penyejuk pada selaput lendir.
Jenis penyakit yang pernah dilaporkan menyerang ikan bandeng
adalah sebagai berikut :
1.
Jenis penyakit : Sisik/kulit kotor
Penyebab : Caligus Sp, Piscicolla Sp
Gejala serangan : Nafsu makan berkurang, susunan
sisik rusak, ikan terlihat malas
Pengobatan kimia : -
Pengobatan alami : Batang+daun saga 15-20 gram
ditumbuk halus +larutan NaCl 1 Lt,
rendam 2-3 jam.
2.
Jenis penyakit : Sirip ekor
Penyebab : Fiorrot disease
Gejala serangan : Sirip-sirip terutama
sirip ekor menjadi patah dan rusak
Pengobatan kimia : -
Pengobatan alami : Akar+Biji +Daun saga
10-15 gram direbus dalam 1Ltr air+0,5 larutan garam, lakukan perendaman 1-2 jam
sampai terlihat gejala kesembuhan.
DAFTAR
PUSTAKA
Badan
Standarisasi Nasional, 1998. Produksi Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos) Kelas
benih Sebar. Departemen Pertanian. Jakarta.
http://rajanyabandeng.wordpress.com/2013/01/01/ikan-bandeng-vs-ikan-salmon-part-ii/
Murthala, Dia. 2004. Pembesaran Ikan Bandeng di BBPBAP Jepara Jawa Tengah. Jurusan Penyuluhan Perikanan STPP Bogor. Bogor.
Murthala, Dia. 2004. Pembesaran Ikan Bandeng di BBPBAP Jepara Jawa Tengah. Jurusan Penyuluhan Perikanan STPP Bogor. Bogor.
Murtidjo,
B. 2002. Budidaya dan Pembenihan Bandeng. Kanisius. Yogyakarta.
Wijayakusuma, Hembing dkk. 1995. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Pustaka Kartini. Jakarta.
Wijayakusuma, Hembing dkk. 1995. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Pustaka Kartini. Jakarta.
Santoso
B. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Ikan Bandeng Sehat Produksi
Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan,
Bogor
mari gabung bersama kami di Aj0QQ*c0M
BalasHapusBONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
BONUS REFERAL 20% seumur hidup.