IKAN MAS
Latar Belakang
Ikan
mas adalah salah satu jenis ikan bernilai ekonomis penting. Ikan ini telah
memasyarakat dan tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia, seperti Jawa
Barat, Sumatra Barat, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah, ikan mas telah
menjadi sumber mata pencaharian masyarakat setempat.
Penyediaan
benih yang bermutu baik dalam jumlah cukup dan kontinu merupakan faktor penting
dalam upaya pengembangan budidaya ikan konsumsi. Oleh karena itu, informasi
teknologi pengelolaan usaha pembenihan ikan mas yang mencakup ras – ras ikan
mas yang potensial, pemilihan lokasi yang tepat, pengelolaaan induk yang baik,
pemijahan, penetasan telur,, pendederan, pasca panen, analisis kelayakan dan
pemasaran sangatlah diperlukan.
Potensi
produksi petani sebenarnya sangat besar, namun karena adanya berbagai kendala
baik teknologi maupun alam, potensi produksi tersebut belum dapat dicapai (Anonimous, 1999).
Tersedianya teknologi pembenihan yang murah dan mudah diterapkan oleh petani
ikan akan mendorong dihasilkanya benih yang berkualitas dan menjamin kontinuitas pasokan benih sesuai
permintaan.
- Sejarah Perkembangan di Indonesia
Menurut Djoko Suseno (2000), di
Indonesia pertama kali ikan karper berasal dari daratan Eropa dan Tiongkok yang
kemudian berkembang menjadi ikan budi daya yang sangat penting. Sementara itu,
menurut R.O Ardiwinata, (1981) ikan karper yang berkembang di Indonesia diduga
awalnya berasal dari Tiongkok Selatan. Disebutkan, budidaya ikan karper
diketahui sudah berkembang di daerah Galuh (Ciamis) Jawa Barat pada pertengahan
abad ke-19. Masyarakat setempat disebutkan sudah menggunakan kakaban - subtrat
untuk pelekatan telur ikan karper yang terbuat dari ijuk – pada tahun 1860,
sehingga budidaya ikan karper di kolam di Galuh disimpulkan sudah berkembang
berpuluh-puluh tahun sebelumnya.
Sedangkan penyebaran ikan karper di
daerah Jawa lainnya, dikemukakan terjadi pada permulaan abad ke-20, terutama
sesudah terbentuk Jawatan Perikanan Darat dari “Kementrian Pertanian”
(Kemakmuran) saat itu. Dari Jawa, ikan karper kemudian dikembangkan ke
Bukittinggi (Sumatera Barat) tahun 1892. Berikutnya dikembangkan di Tondano
(Minahasa, Sulawesi Utara) tahun 1895, daerah Bali Selatan (Tabanan) tahun
1903, Ende (Flores, NTT) tahun 1932 dan Sulawesi Selatan tahun 1935. Selain
itu, pada tahun 1927 atas permintaan Jawatan Perikanan Darat saat itu juga
mendatangkan jenis-jenis ikan karper dari Negeri Belanda, yakni jenis Galisia
(karper gajah) dan kemudian tahun 1930 didatangkan lagi karper jenis Frankisia
(karper kaca).
Pada tahun 1974, seperti yang
dikemukakan Djoko Suseno (2000), Indonesia mengimpor ikan karper ras Taiwan,
ras Jerman dan ras fancy carp masing-masing dari Taiwan, Jerman dan
Jepang. Sekitar tahun 1977 Indonesia mengimpor ikan karper ras yamato dan ras
koi dari Jepang. Ras-ras ikan karper yang diimpor tersebut dalam
perkembangannya ternyata sulit dijaga kemurniannya karena berbaur dengan
ras-ras ikan karper yang sudah ada di Indonesia sebelumnya sehingga terjadi
persilangan dan membentuk ras-ras baru.
- Jenis – Jenis Ikan Mas
Saat ini, banyak sekali jenis ikan mas
yang beredar di kalangan petani, baik jenis yang berkualitas tidak terlalu
tinggi hingga jenis unggul. Setiap daerah memiliki jenis ikan mas favorit,
misalnya di Jawa Barat, ikan mas yang paling digemari adalah jenis ikan mas
majalaya. Di daerah lain,jenis ini belum tentu disukai, begitu juga sebaliknya.
Perbedaan tersebut biasanya dipengaruhi oleh selera masyarakat dan kebiasaan
para petani yang membudidayakannya secara turun-temurun.
Jenis-jenis ikan mas secara umum dapat
digolongkan menjadi dua kelompok, yakni ikan mas konsumsi dan ikan mas hias.
Jenis ikan mas konsumsi adalah jenis-jenis ikan mas yang dikonsumsi atau
dimakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi yang berasal dari hewan.
Sementara itu, jenis ikan mas hias umumnya digunakan untuk memenuhi kepuasan
batin atau untuk hiasan (pajangan) dan dipelihara di kolam-kolam taman atau
akuarium.
1.1.
Ikan Mas Punten
Ras
ini dikembangkan pertama kali pada tahun 1933 di Desa Punten, Malang,
Jawa Timur.
Tubuhnya relatif pendek, tetapi bagian punggungnya lebar dan tinggi. Karena
itu, bentuk badan ikan mas punten terkesan membuntak atau bulat pendek (big belly). Perbandingan antara panjang
total dan tinggi badan adalah 2,3-2,4: 1. Warna sisik hijau gelap, mata agak
menonjol, gerakan tubuhnya lambat, dan bersifat jinak.
1.2. Ikan Mas Sinyonya atau Putri Yogya
Tidak
diketahui pasti asal-usul nama ikan jenis ini. Beberapa orang menyebutkan, ikan
mas ini mudah sekali bertelur sehingga disebut sinyonya. Bentuk tubuhnya
memanjang (long bodied form) dan
punggungnya lebih rendah dibandingkan dengan ikan mas punten. Sisiknya berwarna
kuning muda seperti warna kulit jeruk sitrus. Mata ikan yang masih muda agak
menonjol, kemudian berubah menjadi sipit ketika ikan sudah mulai tua. Sifat
ikan mas sinyonya lebih jinak dibandingkan dengan ikan ras punten. Ikan mas
sinyonya memiliki kebiasaan berkumpul di permukaan air.
Fekunditas
atau jumlah telur ikan mas sinyonya 85.000-125.000 dan diameternya 0,3-1,5 mm.
Induk ikan mas sinyonya jantan akan matang kelamin pertama pada umur 8 bulan,
sedangkan yang betina pada umur 18 bulan. Ikan mas ini tahan terhadap parasit Myxoxporea. Kisaran
toleransi pH-nya 5,5-8,5.
1.3. Ikan Mas Taiwan
Ikan
mas taiwan memiliki bentuk badan yang memanjang dan bentuk punggung seperti
busur agak membulat. Sisiknya berwarna hijau kekuningan hingga kuning kemerahan
di tepi sirip dubur dan di bawah sirip ekor. Ikan mas taiwan sangat responsif
terhadap makanan sehingga akan saling berebut ketika diberi pakan. Diduga nenek
moyang ikan mas ini berasal dari Taiwan, kemudian diintroduksi dan dikembangkan
di Indonesia.
1.4. Ikan Mas Merah
Ciri
khas dari ikan mas ini adalah sisiknya yang berwarna merah keemasan. Gerakannya
aktif, tidak jinak, dan paling suka mengaduk-aduk dasar kolam. Bentuk badannya
relatif memanjang. Dibandingkan dengan ras sinyonya, posisi punggungnya relatif
lebih rendah dan tidak lancip. Matanya agak menonjol.
1.5. Ikan Mas Majalaya
Sesuai
dengan namanya, ikan mas ini berkembang pertama kali di daerah Majalaya,
Kabupaten Bandung,
Jawa Barat.
Ukuran badannya relatif pendek dan punggungnya lebih membungkuk dan lancip
dibandingkan dengan ras ikan mas lainnya. Perbandingan antara panjang dan
tinggi tubuhnya adalah 3,2: 1.
Bentuk
tubuhnya semakin lancip ke arah punggung dan bentuk moncongnya pipih. Sifat
ikan mas ini relatif jinak dan biasa berenang di permukaan air. Sisiknya
berwarna hijau keabuan dan bagian tepinya berwarna lebih gelap, kecuali di
bagian bawah insang dan di bagian bawah sirip ekor berwarna kekuningan. Semakin
ke arah punggung, warna sisik ikan ini semakin gelap.
Ikan
mas majalaya memiliki keunggulan, di antaranya laju pertumbuhannya relatif
cepat, tahan terhadap infeksi bakteri Aeromonas
hydrophilla, rasanya lezat dan gurih, dan tersebar luas di Indonesia.
Fekunditas atau jumlah telur yang dihasilkan ikan mas majalaya tergolong
tinggi, yakni 84.000-110.000 butir per kilogram induk. Berikut ini kriteria
benih ikan mas majalaya berbagai ukuran berdasarkan Standar Nasional Indonesia
(SNI).
1.6. Ikan Mas Yamato
Ikan
mas ini kurang populer di kalangan petani ikan mas di Indonesia. Bentuk
tubuhnya memanjang. Sisiknya berwarna hijau kecokelatan. Ikan mas ini banyak
ditemukan dan dibudidayakan di Asia Timur, seperti Cina
dan Jepang.
1.7. Ikan Mas Lokal
Ikan
mas ini sebenarnya belum bisa digolongkan sebagai salah satu ras atau jenis ikan
mas. Meskipun demikian, ikan ini justru paling banyak ditemukan di lapangan dan
paling banyak dikenal oleh petani ikan dewasa ini.
Bentuk
tubuh dan warnanya merupakan kombinasi dari beberapa jenis ikan mas yang sudah
ada. Secara umum, bentuk tubuhnya memanjang dan matanya tidak sipit.
Kemungkinan besar ikan ini muncul akibat perkawinan silang yang tidak
terkontrol dengan jenis-jenis ikan mas lain yang ada di masyarakat.
Jenis-jenis
ikan mas yang digolongkan ke dalam kelompok ikan mas hias sebagai berikut.
2.1. Ikan Mas Kumpay
Ciri
yang menonjol dari ikan mas kumpay adalah semua siripnya panjang dan berumbai
sehingga tampak indah ketika sedang bergerak. Warna sisiknya sangat bervariasi,
ada yang putih, kuning, merah, dan hijau gelap. Bentuk badannya memanjang
seperti ikan mas sinyonya. Pertumbuhannya tergolong lambat. Kadang-kadang, ikan
mas ini juga dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi.
2.2. Ikan Mas Kancra Domas
Bentuk
tubuhnya memanjang. Gerakannya mirip ikan mas taiwan, yakni selalu aktif dan
kurang jinak. Sisiknya berukuran kecil dan susunannya tidak beraturan. Warna
sisiknya bervariasi, ada yang biru, cokelat, atau hijau. Sisik punggungnya
berwarna gelap. Semakin ke arah perut, warnanya semakin terang keperakan atau
keemasan.
2.3. Ikan Mas Kaca
Ciri
khas ikan ini adalah sebagian tubuhnya tidak tertutup sisik. Bagian yang tidak
tertutup sisik sepintas tampak bening, mirip kaca. Di sepanjang gurat sisi
(linea lateralis) dan di sekitar pangkal siripnya terdapat sisik berwarna putih
mengilap. Sisik tersebut berukuran besar dan tidak seragam.
2.4. Ikan Mas Fancy
Bentuk
tubuh ikan mas ini memanjang. Sisiknya berwarna putih, kuning, dan merah. Pada
tubuhnya terdapat totol-totol berwarna hitam. Karena warnanya yang
bermacammacam itulah ikan mas ini disebut fancy.
2.5. Ikan Mas Koi
Ikan
mas koi atau yang lebih populer disebut koi ini berasal dari Jepang. Mulai
dikenal di Indonesia sekitar tahun 1980. Bentuk badannya bulat memanjang. Warna
sisiknya beragam, ada putih, kuning, merah menyala, hitam, atau kombinasi dari
warna-warna tersebut.
Hobis
ikan mas umumnya menyukai ikan koi jenis bastar karena warna dan pola totolnya
yang indah dan menarik. Ikan koi disukai hobiis karena gerakannya lambat dan
cukup jinak.
Ikan
koi memiliki beragam nama yang disesuaikan dengan pola dan warna tubuhnya,
misalnya platinum
nishikigoi,
shusui
nishikigoi,
shusi
nishikigoi,
kohaku
nishikigoi,
dan taishusanshoku
nishikigoi.
3. Syarat
dan Kebiasaan Hidup
Ikan mas menyukai tempat hidup
(habitat) di perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak
terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau danau. Ikan mas dapat hidup
baik di daerah dengan ketinggian 150--600 meter di atas permukaan air laut
(dpl) dan pada suhu 25-30° C. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan mas
terkadang ditemukan di perairan payau
atau muara sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25-30%o.
Ikan mas tergolong jenis omnivora,
yakni ikan yang dapat memangsa berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari
tumbuhan maupun binatang renik. Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan
binatang yang terdapat di dasar dan tepi perairan.
4. Perkembangbiakan.
Siklus hidup ikan mas dimulai dari
perkembangan di dalam gonad
(ovarium
pada ikan betina yang menghasilkan telur
dan testis
pada ikan jantan yang menghasilkan sperma).
Sebenarnya pemijahan ikan mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak
tergantung pada musim. Namun, di habitat aslinya, ikan mas Bering memijah pada
awal musim hujan, karena adanya rangsangan dari aroma tanah kering yang
tergenang air.
Secara alami, pemijahan terjadi pada
tengah malam sampai akhir fajar. Menjelang memijah, induk-induk ikan mas aktif
mencari tempat yang rimbun, seperti tanaman air atau rerumputan yang menutupi
permukaan air. Substrat inilah yang nantinya akan digunakan sebagai tempat
menempel telur sekaligus membantu perangsangan ketika terjadi pemijahan.
Sifat telur ikan mas adalah menempel
pada substrat. Telur ikan mas berbentuk bulat, berwarna bening, berdiameter
1,5-1,8 mm, dan berbobot 0,17-0,20 mg. Ukuran telur bervariasi, tergantung dari
umur dan ukuran atau bobot induk. Embrio
akan tumbuh di dalam telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa.
Antara 2-3 hari kemudian, telur-telur
akan menetas dan tumbuh menjadi larva. Larva
ikan mas mempunyai kantong kuning telur yang berukuran relatif besar sebagai
cadangan makanan bagi larva. Kantong kuning telur tersebut akan habis dalam
waktu 2-4 hari. Larva ikan mas bersifat menempel dan bergerak vertikal. Ukuran
larva antara 0,50,6 mm dan bobotnya antara 18-20 mg.
Larva berubah menjadi kebul
(larva stadia akhir) dalam waktu 4-5 hari. Pada stadia kebul ini, ikan mas
memerlukan pasokan makanan dari luar untuk menunjang kehidupannya. Pakan alami
kebul terutama berasal dari zooplankton,
seperti rotifera,
moina,
dan daphnia.
Kebutuhan pakan alami untuk kebul dalam satu hari sekitar 60-70% dari bobotnya.
Setelah 2-3 minggu, kebul tumbuh
menjadi burayak yang berukuran 1-3 cm dan bobotnya 0,1-0,5 gram. Antara 2-3
minggu kemudian burayak tumbuh menjadi putihan (benih yang siap untuk didederkan)
yang berukuran 3-5 cm dan bobotnya 0,5-2,5 gram. Putihan tersebut akan tumbuh
terus. Setelah tiga bulan berubah menjadi gelondongan yang bobot per ekornya
sekitar 100 gram.
Gelondongan akan tumbuh terus menjadi
induk. Setelah enam bulan dipelihara, bobot induk ikan jantan bisa mencapai 500
gram. Sementara itu, induk betinanya bisa mencapai bobot 1,5 kg setelah berumur
15 bulan. Induk-induk ikan mas tersebut mempunyai kebiasaan mengaduk-aduk dasar
perairan atau dasar kolam untuk mencari makanan.
5. Kebiasaan Makan
Biasanya, petani ikan lebih suka
memberikan pakan tumbuhan terhadap ikan mas berupa dedak atau pellet. Padahal,
ikan ini tergolong ikan pemakan segala ( omnivora ). Hal ini bisa dibuktikan
dengan pemberian pakan dari sisa – sisa dapur atau tanaman air yang lunak.
Biasanya, benih ikan mas akan memakan Protozoa dan Crustacean. Benih yang
berukuran 10 cm memakan jasad dasar seperti Chironomidae,
Oligochaete, Epemenidae, Trichotera, Tubificidae, Mulusca dan lain
sebagianya. Jasad – jasad tersebut dimakan bersama – sama dengan tanaman air
yang membusuk dan bahan – bahan organik lainya.
0 komentar:
Posting Komentar