BUDIDAYA BELUT DI KOLAM TERPAL
Gambar : Belut |
Di Indonesia terdapat 3 jenis belut yakni belut sawah,
belut rawa dan belut laut/payau. Paling banyak yang dibudidayakan oleh
masyarakat adalah belut sawah. Belut cendrung hidup diperairan dangkal dengan
dasar lumpur, sawah, tepian rawa-rawa, danau, sungai atau genangan air lainnya.
Bentuk belut sangat berbeda dengan ikan karena lebih
menyerupai ular yaitu gilig memanjang, tidak mempunyai sirip dada, sirip
punggung dan sirip dubur telah mengalami perubahan bentuk menyerupai lipatan
kulit tetapi belut termasuk dalam golongan ikan. Sedangkan sirip dada dan
sirip punggung hanya berbentuk semacam guratan kulit yang halus. Bentuk ekor
pendek dan tipis, badan lebih panjang dari ekornya. Cara hidupnya sangat
berbeda dari ikan karena belut suka membenamkan diri didalam lumpur dengan
membuat lubang sebagai tempat hidupnya,
Belut tergolong jenis ikan yang toleran cukup tinggi
terhadap lingkungan tumbuhnya, sehingga penyebarannya mencakup wilayah geografis
yang luas. Namum belut dewasa dengan belut pada fase larva dan anakan terdapat
perbedaan tempat hidup yang disukai. Belut dewasa mempunyai kemampuan adaptasi
yang tinggi sehingga dapat hidup didalam lumpur atau di media yang sangat
keruh. Sedangkan belut pada fase larva dan anakan lebih menyukai air yang
berkualitas yang baik yakni pH 5-7. Hal ini karena pH yang terlalu asam dan
basa tidak baik untuk proses pemijahan dan pemeliharaan larva belut.
Penebaran Benih
Benih belut yang ditebar dalam kolam terpal biasanya
berukuran panjang sekitar 12-15 cm sebanyak 25 ekor/m2 atau berat sekitar 1-1,5
kg per m2. Oleh karena itu untuk menghindari tingginya angka kematian, maka
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Benih yang ditebar sebaiknya dalam keadaan sehat, gesit, tidak sakit dan memiliki ukuran panjang tubuh yang sama. Hal ini untuk menghindari dari persaingan dalam memanfaatkan makanan.
- Sewaktu memasukkan belut kedalam media budidaya sebaiknya dengan pelan-pelan, sedikit demi sedikit biarkan belut keluar sendiri menuju kolam. Belut jangan dibenamkan dalam air media atau kolam dengan secara paksa. Bila belut yang ditebar kedalam kolam terpal dengan cepat membuat lubang, itu artinya belut sudak cocok dengan media yang digunakan.
- Sebaiknya penebaran benih belut untuk pembesaran dilakukan di sore hari dan pagi hari sebelum jam 09.00 karena waktu tersebut pengaruh intensitas cahaya matahari masih atau sudah berkurang
- Pembudidaya belut ada yang berani menabar belut pada siang hari setelah benih belut diistirahatkan selama 30 menit dan diberi air serta larutan gula.
- Media yang sudah diisi belut jangan diaduk-aduk lagi karena dapat membuat belut stress dan mengalami kematian yang ditandai dengan keluarnya belut dari media lumpur atau belut merayap pada permukaan dipagi-siang hari. Kematian tersebut dapat disebabkan oleh strees, luka atau racun.
Media budidaya Belut
Pembuatan media untuk budidaya belut cukup berbeda dengan budidaya
ikan yang lainnya karena didalam media juga harus terkandung bahan organik
sebagai tempat untuk membenamkan diri. Terkait dengan pembuatan media
untuk belut yang dibudidayakan pada kolam terpal, terdapat beberapa hal yang
harus diperhatikan yakni :
- Media budidaya belut memerlukan bahan organik yaitu berupa tanah dan batang pisang. Oleh karena bahan organik tersebut lebih berat daripada air dalam volume yang sama, penyangga kolam terpal harus dibuat lebih kuat agar tidak jebol.
- Sebelum belut ditebar, upayakan media budidaya sudah bener-bener sudah siap. Bila proses pematangan media masih berjalan ( ditandai dengan masih berprosesnya gas bahan organik/suhu masih agak tinggi) bisa menggangu kehidupan belut.
- Sebisa mungkin hindari kebocoran kolam terpal akibat digerogoti tikus. Kebocoran dapat menyebabkan media mengering dan dapat membahayakan kehidupan belut.
Pemberian Pakan
Tanah humus merupakan sumber makanan yang baik untuk belut
karena didalamnya terdapat hewan renik seperti makrobenthos, cacing, siput,
kerang atau larva nyamuk. Tanah humus juga banyak mengandung banyak air yang sangat
membantu sebagai media kehidupan belut. Perhitungan pakan belut dilakukan
dengan cara menghitung presentasi dari berat awal jumlah keseluruh belut yang
dibudidayakan. Takaran pakan yang diberikan harus semakin meningkat mulai 5
-20%. Pemberian pakan untuk pertumbuhan belut diberikan 2-3 kali sehari.
Pemberian pakan dilakukan pada waktu pagi hari dan sore hari. Pemberian pakan
juga harus menberikan rasa nyaman bagi belut. Alasannya karena dengn rasa
nyaman akan dapat mempengaruhi nafsu makannya sehingga belut mampu makan secara
optimal. Beberapa cara pemberian pakan pada belut yakni :
- Beberapa hari sebelum benih belut ditebar dalam media budidaya, pada media budidaya sebaiknya dimasukkan pakan alami seperti bekicot, keong atau hewan lainnya yang telah direbus terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar pakan alami tersebut bisa terurai atau tercampur dengan media budidaya sehingga mikroorganisme yang dibutuhkan belut bisa tumbuh.
- Pakan yang diberikan hidup berupa ikan kecil atau kecebong, perhatikan kondisi ketinggian air jangan sampai terlalu tinggi karena belut akan kesulitan menangkapnya.
- Pakan yang diberikan berupa cacing, kondisikan cacing dapat hidup pada media budidaya dengan harapan belut dapat memakannya.
- Binatang mati juga dapat sebagai pakan alternativ untuk kosumsi belut, tetapi harus sesuai takaran dan harus direbus dulu agar bisa bertahan lama dan tidak menimbulkan bau busuk pada air media budidaya.
Pemberian Pakan Pembesaran Belut Selama 4 Bulan untuk 10 Kg
Belut
- Umur 30 hari dari awal penebaran, presentase pakan yang diberikan 5%, berat pakan yang diberikan 0,5 kg/hari dan jumlah pemberian pakan 30 x 0,5 = 15 kg
- Umur 60 hari, presentase pakan yang diberikan 10%, berat pakan yang diberikan 1 kg/hari dan jumlah pemberian pakan 60 x 1 : 2 = 30 kg
- Umur 90 hari, presentase pakan yang diberikan 15%, berat pakan yang diberikan 1,5 kg/hari dan jumlah pemberian pakan 90 x 1,5 : 3 = 45 kg
- Umur 120 hari , presentase pakan yang diberikan 20%, berat pakan yang diberikan 2 kg/hari dan jumlah pakan 120 x 2 : 4 = 60 kg
Sumber : Penebar Swadaya
0 komentar:
Posting Komentar