PENGOLAHAN IKAN CUCUT
A.
Penanganan Pasca Panen
Sebagai salah satu
sumber protein ikan, daging cucut tidak berbeda jauh dengan daging jenis ikan
lainnya mengandung protein sekitar 20%. Yang sering menjadi keberatan dalam
pemanfaatan daging cucut adalah terdapatnya senyawa urea dalam daging, darah
dan organ lainnya. Kandungan urea dalam daging cucut dapat mencapai 2,5% yang
dapat mempengaruhi rasa daging. Bila telah mengalami penurunan mutu sebagian
urea terurai menjadi amoniak yang berbau pesing. Maka dalam upaya pemanfaatan
daging cucut supaya dapat dikonsumsi layaknya daging ikan lainnya, kandungan
urea harus dikurangi dan penguraian sisa urea dalam daging harus dicegah.
Preparasi ikan
untuk pemisahan organ-organ tubuh sesuai dengan penggunaannya adalah sebagai
berikut :
1.
Setelah pemotongan sirip, kepala dan ekor, darah dibiarkan keluar sampai
habis lalu dicuci. Kemudian ikan dikuliti secara hati-hati dengan menggunakan
pisau tajam yang ujungnya tidak runcing. Kulit jangan sampai tersayat atau
berlubang karena goresan pisau. Bila perlu tinggalkan daging seperlunya agar
belakangan dapat dibersihkan. Bersihkan kulit dari sisa daging yang melekat dan
cuci dengan air bersih. Selanjutnya kulit dapat diawetkan dengan berbagai
metode seperti penggunaan antiseptik, penggaraman atau pengeringan.
2.
Keluarkan isi perut secara hati-hati dan pisahkan hatinya. Setelah
empedunya dibuang, hati dicuci dengan air bersih hingga bebas kotoran atau
darah. Simpan hati dalam wadah khusus dan segera dinginkan dengan penambahan es
untuk pengolahan lebih lanjut. Pisahkan isi perut setelah hatinya diambil untuk
pengolahan lebih lanjut.
3. Belah tubuh ikan membujur mengikuti panjang garis punggung dan perut
hingga menjadi dua bagian yang sama. Keluarkan tulang punggung dari belahan
tubuh ikan tersebut dengan menggunakan pisau. Usahakan agar pemisahan tulang
tidak terlalu merusak daging dengan sayatan yang tidak perlu. Bersihkan tulang
dari sisa daging yang melekat dengan menggunakan sendok atau pisau yang tumpul.
Kumpulkan daging sisa pembersihan tulang atau kulit untuk pengolahan yang
sesuai seperti sosis.
4. Iris daging cucut menjadi lempengan atau fillet dan cuci bersih
dengan air laut atau larutan garam 5 % untuk melarutkan darah.
B. Pengolahan Ikan
Cucut
Daging ikan cucut hasil
tangkapan nelayan jarang sekali dikonsumsi. Daging ikan cucut berbau pesing
karena tingginya kandungan amonia sehingga tidak enak dikonsumsi. Sebelum
dijadikan abon daging, ikan cucut perlu diberi perlakuan tertentu untuk
mengurangi kandungan amonianya. Berikut adalah resep memasak dan bahan untuk
membuat abon daging ikan cucut.
ABON IKAN
a. Bahan :
1. Daging ikan
cucut (10 kg)
2. Bawang merah (1
kg). Sebanyak 750 gram dari bawang ini dijadikan bawang goreng.
3. Bawang putih
(400 gram)
4. Bubuk ketumbar
(50 gram)
5. Lengkuas (50
gram)
6. Daun salam (15
lembar)
7. Sereh (7
potong)
8. Gula pasir (750
gram)
9. Asam Jawa (50
gram)
10. Santan kental
(2000 ml)
b. Alat :
1. Pisau dan
talenan. Alat ini digunakan untuk menyiangi dan memotong ikan.
2. Penggiling
bumbu. Alat ini digunakan untuk menggiling bumbu sampai halus.
3. Wajan. Alat ini
digunakan untuk menggoreng abon.
4. Pemarut. Alat
ini digunakan untuk memarut kelapa.
5. Peniris
sentrifugal. Alat ini digunakan untuk mengeluarkan minyak dari abon panas yang
baru digoreng.
6. Alat press.
Alat ini digunakan untuk memeras abon panas sehingga minyaknya keluar.
c. Cara Mengolah
1. Penyiangan dan pemotongan. Ikan
disiangi. Jeroan, insang dan kepala dibuang. Setelah itu, kulit ikan
dikelupaskan, dan tulang dibuang. Selanjutnya daging dipotong kecil-kecil
(1x1x1 cm), dicuci dan ditiriskan.
2. Perendaman di dalam larutan garam. Potongan daging ikan direndam di
dalam larutan garam 4% (setiap 1 liter air bersih ditambah 40 gram garam),
kemudian disimpan di dalam lemari pendingin selama semalam. Selama penyimpanan
ikan diaduk-aduk sesering mungkin. Setelah dingin, ikan dicuci dan ditiriskan.
3. Pengukusan. Setelah ditiriskan, ikan dikukus selama kuranng lebih 1
jam. Sebaiknya pengukusan tidakterlalu lama karena selain kurang efektif dapat
menghabiskan lebih banyak biaya juga akan mengurangi kandungan gizinya.
4. Pres. Setelah itu, dalam
keadaan panas, ikan dipres sampai cairannya keluar.
5. Penyuiran. Potongan daging ikan
disuir-suir, kemudian ditumbuk pelanpelan sehingga berupa serat-serat halus.
Selanjutnya suiran ini diolah seperti mengolah abon ikan yang telah diterangkan
sebelumnya.
6. Penyiapan bumbu dan santan. Lengkuas dan sereh dipukul-pukul sampai
memar. Bawang merah (250 gram), bawang putih dan ketumbar digiling halus,
kemudian ditumis. Setelah agak harum, ditambahkan santan kental, lengkuas, asam
jawa, gula, daun salam dan sereh. Pemanasan diteruskan sampai mendidih dan
volume santan tinggal setengahnya.
7. Pemasakan abon. Suiran cucut dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam
santan mendidih. Sementara itu, api dikecilkan sekedar menjaga santan tetap
mendidih. Pemanasan yang disertai pengadukan dilakukan sampai suiran ikan
menjadi setengah kering. Hasil yang diperoleh disebut dengan abon lembab ikan.
Abon lembab cucut diangkat, kemudian digoreng di dalam minyak panas (suhu
1700°C) sampai garing (bila diremas berkemersik).
8. Penirisan. Abon panas yang baru diangkat dari minyak harus segera
ditiriskan. Penirisan dianjurkan dengan menggunakan alat peniris sentrifugal,
alat pres ulir, atau pres hidrolik. Setelah ditiriskan dengan alat peniris
sentrifugal, atau alat pres, abon dipisah-pisahkan.
9. Pencampuran dengan bawang goreng. Abon cucut yang telah ditiriskan
dicampur dengan bawang goreng. Hasil yang diperoleh disebut dengan abon cucut.
10. Pengemasan. Abon cucut dikemas di dalam kemasan yang tertutup rapat.
Kantong plastik merupakan salah satu kemasan yang cukup baik digunakan untuk
mengemas abon.
Sosis adalah
produk olahan dari bahan hewani. Secara umum sosis diartikan sebagai makanan
yang dibuat dari daging yang telah dicincang, dihaluskan, dan diberi
bumbu-bumbu, dimasukkan dalam pembungkus berbentuk bulat panjang yang berupa
usus hewan atau pembungkus buatan, baik dengan atau tanpa di masak maupundengan
atau tanpa di asap.Akhir-akhir ini sosis tidak dibuat dari daging saja, tetapi
juga dari kedelai dan ikan.
SOSIS IKAN
Pembuatan sosis
ikan di Indonesia belum banyak dikenal oleh masyarakat. Padahal kandungan
proteinnya yang tinggi merupakan salah satu alternative produk pangan yang
dapat digunakan sebagai sumber protein yang mudah dikonsumsi (cepat saji).
a. Bahan :
1. Daging ikan 500
g
2. Tepung tapioca
50 g
3. Merica halus ½
sendok the
4. Bawang merah 7,5 g
5. Bawang putih
1,5 g
6. Jahe 0,5 g
7. Garam halus 1,5
g
8. Minyak goring
9. Casing atau
selongsong sosis (dari usus sapi, kambing, domba, atau selulosa, kolagen,
plastic)
b. Alat :
1. Pisau
2. Talenan
3. Penggiling
daging
4. Mixer/blender
5. Baskom
6. Dandang
7. Komppor
8. Cobek
9. Alat stuffer
(alat pengisi adonan kedalam casing/selongsong).
C. Cara mengolah:
- Bersihkan
ikan dari tulang dan bagian lain yang tidak berguna.
- Haluskan
daging ikan dengan menggunakan gilingna mesin.
-
Haluskan bawang merah, bawang putih dan jahe.
-
Masukkan daging ikan tersebut kedalam mixer, jika tidak ada mixer dapat di
haluskan dengan ditumbuk.
- Masukkan perlahan-lahan minyak goreng, tepung
tapioca, gula halus, garam halus, merica halus, pada ikan yang telah
dihaluskan.
-
Adonan dimixer atau diuleni hingga merata.
-
Masukkan adonan tersebut kedalam casing dengan menggunakan stuffer.
- Ikat dengan benang
panjang(sesuai yang diinginkan).
- Kukus kurang lebih
25 menit.
Sosis yang telah
matang digunting ikatan benangnya, keluarkan dari plastiknya, kemudian dikemas
dan ditempatkan dalam mesin pendingin.
Pemanfaatan ikan
sampai saat ini masih terbatas. Salah satu diversifikasi pemanfaatan yang telah
banyak dilakukan adalah dalam bentuk kerupuk ikan.
a. Bahan :
1. Daging ikan
500g,
2. tepung tapioca
500g,
3. elur bebek 2
butir,
4. gula
secukupnya,
5. garam
secukupnya,
6. minyaak goreng
secukupnya,
7. air 100cc.
b. Alat :
1. Pisau
2. talenen
3. blender
4. baskom
5. alat pengukus
6. Alat pengering
7. sealer
8. plastic
9. tali/benang
c. Cara mengolah :
1. Ikan bersihkan dari tulang dan bagian lain yang tidak diinginkan.
2. Dicuci hingga bersih dan kukus hingga matang.
3. Haluskan ikan dengan gilingan daging atau ditumbuk.
4. Campur tepung tapioka dengan
air sedikit demi sedikit, kemudian masukkan ikan, telur bebek, gula dan garam,
aduk dan uleni hingga kalis.
5. Masukkan adonan kedalam plastic dengan diameter ±5 cm, dan ikat
dengan tali atau benang.
6. Kukus adonan hingga matang,
angkat dan dinginkan.
7. Iris tipis dan jemur hingga kering dengan menggunakan sinar matahari
atau mesin pengering.
8. Kerupuk ikan kering siap dikemas dan dijual mentah atau digoreng dan
dikemas kemudian dijual dalam bentuk matang
Daging Ikan Cucut
hasil tangkapan nelayan jarang sekali dikonsumsi. Daging ikan cucut berbau
pesing karena tingginya kandungan amonia sehingga tidak enak dikonsumsi. Nilai
gizi ikan cucut cukup tinggi terutama protein dan mineral. Sebagai variasi
produk olahan, ikan ini dapat dibuat menjadi dendeng.
a. Bahan:
Ikan cucut
Bumbu tambahan (%
dari berat ikan yang diolah):
1. Gula jawa 2,5 %
2. bawang putih
0,25%
3. kunyit 0,5%
4. lengkuas 2,5%
5. asam jawa0,5%
6. ketumbar 1%
7. tepung tempe
10%
8. garam 0,5%
9. garam untuk
merendam 300 g/liter air.
b. Alat:
1. pisau
2. penghalus bumbu
(blender)
3. saringan
4. kompor
5. alat
penjemur/para-para.
c. Cara mengolah :
- Ikan disiangi lalu diiris
bebentuk fillet. Setelah dicuci ditiriskan.
- Potong sepanjang 10 cm.
- Potongan ini direndam dalam
larutan garam 30% (300 g garam dilarutkan dalam 1 liter air) selama 15 menit,
lalu tiriskan.
- Gula ditambah air dan direbus
hingga agak kental.
- Bumbu dihaluskan lalu ditambah
sedikit air , direbus dan disaring. Kemudian campur dengan larutan gula.
- Ikan direndam dalam larutan gula+ bumbu selama 12 jam.
- Selanjutnya, ikan dilumuri tepung tempe secara merata, lalu dijemur
hingga kering.