PENGELOLAAN
PASCA PANEN RUMPUT LAUT MELALUI PENGERINGAN
Rumput
laut sebagai salah satu komoditas unggulan perikanan budidaya mempunyai peluang
untuk dikembangkan, mengingat Indonesia mempunyai potensi lahan pengembangan
yangsangat besar. Sejalan dengan target pencapaian produksi rumput laut
Indonesia sebagaimana yang dicanangkan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan
RI sampai dengan tahun 2014sebesar 10.000.000 (sepuluh juta ) ton, maka perlu
upaya serius dari semua stakeholders dalam melakukan pemanfaatan
sumberdaya rumput laut secara optimal dan berkelanjutan.
Peningkatan
produksi rumput laut Indonesia saat ini pada kenyataannya belum diimbangi
dengan peningkatan kualitas hasil produksi, dimana hasil produksi kering yang
berasal daripembudidaya belum sepenuhnya memenuhi standar kualitas yang
diinginkan oleh industri pengolah. Ironisnya yang terjadi pihak Industri
pengolah seringkali mengeluarkan biaya produksitambahan untuk melakukan sortir
ulang produk kering dari pembudidaya, sehingga sampai saat ini posisi tawar
produk kering rumput laut dari pembudidaya masih belum mampu bersaing.Fenomena
tersebut perlu segera menjadi perhatian bersama mulai dari pembudidaya maupun
pelaku usaha.
Salah
satu langkah yang perlu segera dilakukan adalah memberikan pengetahuan dan
membangun kesadaran tentang pentingnya pengelolaan pasca panen rumput laut
dalam rangkamenjamin mutu produk rumput laut yang pada akhirnya akan mendorong
keberlanjutan Industri pengolah sudah barang tentu akan menjamin
keberlangsungan kegiatan usaha budidayamasyarakat pembudidaya rumput laut.
A. Melakukan
sortir rumput laut hasil panen basah.
Pembahasan
mengenai pengelolaan pasca panen rumput dalam modul ini adalah berlaku untuk
jenis rumput laut penghasil karaginofit dalam hal ini Eucheuma cottoni yang
telah mampudibudidayakan secara massal. Tipe karaginan ini dibagi
menjadi 3 macam yaitu Iota karaginan, Kappa karaginan dan lamba
karaginan. Iota karaginan dihasilkan oleh Eucheuma spinosum,
kappa karaginan dihasilkan oleh Eucheuma cottoni atau Kappaphycus alvarezii sedangkan lamba
karaginan dihasilkan oleh jenis Condrus crispus ketiga tipe karaginan tersebut
dibedakan karena sifat jelly yang terbentuk.
Perlu
diketahui bahwa proses penyortiran pada pembahasan pada elemen komponen ini
adalah bagi rumput laut hasil panen basah, yaitu perlakuan sesaat setelah
melakukanpemanenan. Beberapa hal yang perlu diketahui dalam melakukan proses
penyortiran antara lain sebagai berikut :
1).
Perlakuan Panen
Panen
rumput laut dilakukan secara benar hal ini guna menjaga kualitas rumput laut
yang akan diolah. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari
untuk menghindari panasmatahari. Perlakuan panen memberikan pengaruh nyata
terhadap mutu karaginan yang mencakup rendemen, viskositas (tingkat kekentalan),
kekuatan gel (gel strength) dan kadar abu.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemanenan, antara lain :
1.Rumput
laut yang dipanen harus sudah memasuki umur panen sebagaimana yang
dipersyaratkan industri, yaitu 45 hari dengan pencapaian berat rumput laut
minimal 4 kali lipat daribibit awal. Pada umur tersebut rumput laut mempunyai
kualitas gel stength dan mengandung karaginan yang optimal.
2.Pemanenan
dilakukan dengan jalan melepaskan rumpun rumput laut dari ikatan tali ris, atau
dengan memotong bagian pangkal batang dengan menggunkanan pisau
tajamagarmempertahankan rumput laut tetap utuh. Hal ini untuk menghindari
penurunkan mutu rumput laut. Perlakuan panen dengan jalah diserut/dipatahkan
pada bagian batang atauthallus akan menyebabkan keluarnya gel pada permukaan
patahan, sehingga secara langsung akan menurunkan mutu rumput laut.
2).
Seleksi Hasil Panen Rumput Laut Basah
Jenis
produk rumput laut secara umum dibedakan berupa rumput laut kering dan rumput
laut segar. Perlu diketahui bahwa pada sebagian pembudidaya proses pemanenan
ada yangdilakukan dengan pemanenan total, artinya setelah mencapai umur 45 hari
rumput laut dipanen untuk kemudian dilakukan seleksi untuk memisahkan thallus
muda yang kemudian akandijadikan bibit untuk ditanam kembali.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan seleksi hasil panen basah antara
lain :
1. Memisahkan
antara rumput laut siap jemur/panen dengan thallus untuk dijadikan bibit rumput
laut. Umur rumput laut siap panen dengan bibit dapat dilihat berdasarkan
tampilan thallusrumput laut. Thallus yang muda cenderung mempunyai tampilan
warna cerah/transparan serta bila dipatahkan akan langsung patah dengan mudah.
2. Memisahkan
rumput laut dengan jenis rumput laut lain, biasanya tidak jarang pada saat
proses budidaya rumput laut Eucheuma cottoni terdapat jenis lain
yang menjadi competitormisalnya, Gracillaria, Spinosum
sp maupun Sargassum yang menempel pada rumpun terutama pada
budidaya dengan metode lepas dasar.
3. Memisahkan
rumput laut dari kemungkinan menempelnya jenis ganggang/lumut, kotoran maupun
jenis hewan air penempel lain
4. Hasil
panen rumput laut basah harus dibersihkan dengan jalan dicuci sebelumnya dengan
air laut sebelum dijemur.
3). Standar
Mutu Hasil Panen Rumput Laut Basah
Seleksi
hasil panen rumput laut basah dilakukan guna menjamin mutu rumput laut agar
sesuai dengan standar yang diinginkan pihak industry pengolah. Secara umum
standar hasilpanen rumput laut basah yang perlu diperhatikan, meliputi :
1.
Umur
panen harus memenuhi yaitu antara 45-50 hari. Umur panen tersebut telah
memenuhi standar mutu terutama gel strength dan kandungan
karaginan pada rumput laut.
2.
Rumput
laut tidak terjadi patahan pada batang maupun thallus yang disebabkan oleh
perlakuan panen yang kurang benar. Mematahkan secara langsung dengan tangan
apalagi dengancara diserut akan menyebabkan keluarnya gel secara berlebih
melalui permukaan patahan, hal ini secara langsung akan berpengaruh
tehadap gel strength rumput laut.
3.
Rumput
laut bersih dari penempelan antara lain ganggang dan kotoran lain serta thallus
dan batang normal.
4.
Mempunyai
bau khas alamiah.
B. Menyiapkan
Peralatan Pengering
Pada
dasarnya proses pengeringan/penjemuran rumput
laut Eucheuma cottoni dapat dilakukan dengan tiga metoda, antara
lain :
1. Penjemuran
dengan alas di atas permukaan tanah
2. Penjemuran
dengan metode para-para jemur
3. Penjemuran
dengan metode gantung
Spesifikasi
peralatan dan sarana yang dibutuhkan hendaknya disesuakan dengan metode yang
akan digunakan.
Langkah
awal sebelum melakukan pengeringan rumput laut yaitu dengan membuat sarana
pengeringan, sesuai metode yang akan digunakan. Beberapa kebutuhan peralatan
yang harusdipersiapkan dalam membuat fasilitas pengeringan, antara lain :
Penjemuran
dengan alas dipermukaan tanah.
Yang
perlu dipersiapkan antara lain : alas plastic/terpal atau lantai semen yang
digunakan sebagai alas untuk penyebaran rumput laut, dengan ukuran disesuaikan
dengan kapasitas produksimaupun kapasitas lahan.
Penjemuran
dengan metode para-para jemur
Kebutuhan
antara lain : tiang bambu, alas dengan menggunakan bilahan bambu/anyaman bambu
dengan lubang/rongga yang tidak terlalu besar, atau dapat pula dengan
mengunakan jarringpoli ethylene ukuran lubang 2 cm sebagai alas,
paku, gergaji, golok, tali, dan tutup terpal. Ukuran para-para jemur
disesuaikan dengan kapasitas lahan. Biasanya yang cukup idealadalah dengan
lebar 1-1,5 meter dan panjang 10-25 meter.
Penjemuran
dengan metode gantung
Kebutuhan
yang perlu dipersiapkan antara lain : Bambu, kayu, dan tali Polyethlen. Jumlah
dan panjang gantungan disesuaikan dengan kapasitas produksi dan kapasitas
lahan. Bambudigunakan sebagai tempat untuk menggantung rumput laut bersama tali
ris pada saat penjemuran, sedangkan kayu digunakan sebagai penyangga atau tiang
gantungan, tali PE digunakanuntuk mengikat kayu ataupun bambu.
Keterampilan
dalam menyiapkan peralatan pengering, mencakup bagaimana melakukan inventarisir
terhadap kebutuhan sarana/peralatan pengering sesuai metoda yang akan
digunakan,serta keterampilan dalam mendesaign area jemur berdasarkan metode
yang sudah ditentukan. Pada dasarnya keterampilan ini tiidak terlalu sulit
untuk dilakukan, beberapa acuan gambaryang bisa membantu dalam pembuatan sarana
jemur berdasarkan metode yang akan dilakukan, sebagaimana dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :
C. Pengetahuan
Dalam Melakukan Pengeringan
Pengeringan
yang baik pada saat cuaca cerah dengan intensitas cahaya matahari yang optimal,
factor ini secara langsung akan menjamin kualitas produk rumput laut kering.
Sedangkanproses pengeringan pada saat cuaca mendung atau hujan akan
mengakibatkan fermentasi sehingga akan menurunkan mutu rumput laut kering.
Perlakuan
sebelum pengeringan hendakanya dapat mengikuti permintaan pasar, hal ini karena
ada beberapa pembeli yang menginginkan dengan criteria tertentu, misalnya
kering asin(keringasalan), kering tawar (dicuci dengan air tawar), dan hasil
fermentasi (biasanya tampilan berwarna putih).
Ada beberapa
langkah yang dapat dilakukan dalam menghasilkan criteria tersebut,
antara lain :
1. Untuk
mendapatkan kering asalan, rumput laut setelah dipanen dikeringkan sampai
dengan kadar air 38-35% (kering karet), pengeringan yang bagus dilakukan pada
para-para jemurmaupun digantung. Untuk mencapai kering karet jika intensitas
cahaya matahari normal biasanya membutuhkan waktu sekitar 2 hari, tandanya jika
rumput laut sudah ditempeli Kristalgaram warna putih dan jika digenggam terasa
seperti menggenggam karet.
2. Untuk
menghasilkan kering tawar, setelah di panen rumput laut direndam dan dicuci
dengan air tawar (biasanya sampai bau amis hilang) untuk kemudian dikeringkan
dengan kadar airsesuai yang diminta.
3. Untuk
mendapatkan rumput laut hasil fermentasi, biasanya rumput laut dijemur dan
ditutup plastic transparan, sehingga akan membuat tampilan warna rumput laut
putih.
1). Metode
pengeringan rumput laut
Seperti
dijelaskan pada pembahasan awal, bahwa dalam melakukan pengeringan rumput laut
ada 3 (tiga) metoda yang dapat digunakan, antara lain :
-
Pengeringan
dengan alas, baik terpal plastic maupun lantai semen
-
Pengeringan
dengan menggunakan para-para jemur
-
Pengeringan
dengan metode gantung.
Bervariasinya
teknik pengeringan disebabkan oleh beberapa factor antara lain factor
sumberdaya manusia terkait pemahaman mengenai mutu rumput laut, factor alam,
kapasitaslahan dan efesiensi biaya. Berikut akan dibahas mengenai prosedur pada
masing-masing metoda di atas.
a). Pengeringan
dengan alas
Metode
pengeringan ini dengan melakukan penjemuran rumput laut di atas alas langsung
di atas permukaan tanah. Sebagai alas dapat digunakan terpal plastic maupun
lantai jemurdari semen dengan luas disesuaikan dengan biaya, kapasitas hasil
panen maupun luasan lahan untuk penjemuran
Kelemahan
teknik penjemuran dengan cara disebar dengan menggunakan alas plastic
terpal/lantai jemur, antara lain :
-
Kemungkinan
tercampurnya rumput laut oleh kotoran
-
Tingkat
kekeringan yang tidak merata, hal ini disebabkan tidak ada nya sirkulasi udara,
biasanya rumput laut akan berkeringat jika disebar di atas alas terpal plastik.
Kondisi inimenyebabkan waktu pengeringan kurang efisien.
b). Pengeringan
dengan para-para jemur
Metoda
penjemuran ini rumput laut tidak disebar diatas alas langsung
di permukaan tanah, namun dengan menggunakan bilahan bambu yang
diberi alas jaring polietylen atauanyaman bambu dengan rongga. Pada penjemuran
dengan menggunakan para-para alas diletakan dengan menggunakan tiang bambu
sehingga tidak langsung menyentuh permukaan tanahsebagaimana pada metode
pertama yang sudah dijelaskan di atas. Jumlah dan ukuran unit para-para jemur
disesuaikan dengan biaya, kapasitas hasil panen dan kapasitas lahan.
Metode
penjemuran ini juga dapat dipasang tidak hanya di darat namun bias dilakukan di
laut, yaitu dengan menancapkan bamboo sebagai penyangga alas di dasar perairan.
Biasanyapemasangan para-para jemur di laut dilakukan dekat rumah jaga.
Walaupun
dari aspek biaya penggunaan metode ini cukup mahal, namun metoda ini lebih baik
dibanding metode penjemuran di atas alas terpal. Sehingga rata-rata para
pembudidayabanyak yang memilih metoda dengan para-para jemur. Adapun Keuntungan
metode pengeringan dengan menggunakan para-para jemur antara lain :
-
Tingkat
kekeringan yang merata dengan kadar air yang diinginkan, hal ini karena
memungkinkan adanya sirkulasi udara melewati rongga pada alas jemur.
-
Kondisi
ini memungkinkan waktu pengeringan lebih efisien.
-
Kemungkinan
rumput laut tercampur kotoran minim
c). Pengeringan
metode gantung
Penjemuran
dengan cara digantung dinilai lebih efektif dibanding ke dua metode di atas.
Secara umum metode ini sudah biasa dilakukan oleh pembudidaya rumput laut di
Provinsi NusaTenggara Timur. Teknik penjemuran dengan cara digantung dilakukan
dengan menjemur rumput laut bersama tali ris pada tiang bambu yang dipasang
secara horizontal. Cara ini dinilai baikkarena rumput laut tidak banyak
mengalami benturan fisik apalagi pematahan thallus. Rumput laut yang diambil
dari tali ris dengan cara dipatahkan bias menyebabkan luka fisik pada
thallusdan disertai keluarnya getah/gel pada bagian tersebut, yang akan
menyebabkan rendahnya kadar rumput laut kering.
Keuntungan
melakukan penjemuran dengan cara digantung antara lain sebagai berikut :
Selain
lebih murah, juga cara ini dinilai lebih baik karena dianggap memiliki kadar
kotor yang lebih rendah. Dengan cara digantung kadar garam yang menempel akan
minim, hal ini karenaair yang mengandung garam akan dengan cepat menetes ke
bawah. Tingkat kekeringan lebih merata dengan waktu pengeringan yang lebih
efisien. Hasil rumput laut kering utuh. Namun demikian karena penjemuran
ini juga dilakukan bersama tali ris, pada umumnya pembudidaya harus mempunyai
tali ris dobel sebagai ganti untuk penanaman lagi.
2). Kontrol
Kualitas selama Proses Pengeringan
Kegiatan
control kualitas selama proses pengeringan dilakukan dalam rangka
mempertahankan kualitas rumput laut kering agar sesuai standar terutama kadar
air dan tingkat kekotoran. Pada beberapa kasus para pembudidaya kurang memperhatikan
control kualitas pada saat penjemuran sehingga mutu rumput laut kering yang
dihasilkan tidak sesuai standar yangdiinginkan oleh industry. Kondisi inilah
yang menyebabkan posisi tawar produk rumput laut kering menjadi menurun.
Kontrol
kualitas pada saat penjemuran dapat dilakukan melalui pembersiahan kotoran,
pembalikan, dan melindungi rumput laut yang dijemur dari tingkat kelembaban
yang tinggi dankontaminasi yang mungkin terjadi. Untuk mendapatkan tingkat
kadar air yang optimal biasanya membetuhkan waktu pengeringan antara 3-4 hari
tergantung dari tingkat intensitas matahari. Ciri atau warna rumput laut yang
sudah kering adalah ungu keputihan dilapisi Kristal garam.
Sedangkan
hal yang perlu dihindari terkait perlakuan pada saat melakukan pengeringan
rumput laut, antara lain :
-
Menghindari
menjemur rumput laut di jalan atau dibahu jalan yang langsung tercemar oleh
debu dan asap kendaraan, hal ini akan menjadi penyebab rumput laut
terkontaminasi olehlogam berat.
-
Menghindari
penjemuran di atas pasir, rumput, tanah atau media lain yang dapat menurunkan
tingkat kualitas hasil rumput laut kering. Pada beberapa kasus banyak
pembudidaya yangmasih melakukan penjemuran di atas pasir di pinggir pantai, hal
ini akan menyebabkan kerugian pada pihak pasar/industry sehingga posisi tawar
produk menjadi rendah.
-
Menghindari
perlakuan pengeringan dengan penggaraman. Dampak penggaraman akan mempengaruhi
perolehan ekstrak, mepergelap warna hasil panen sehingga menurunkan muturumput
laut. Kondisi ini akan merugikan pihak industry pengolah.
Sebagai
informasi bahwa hasil rumput laut dengan penggaraman (dibacem) dapat dibedakan
dengan yang tanpa dibacem. Biasanya rumput laut hasil penggaraman jika
disimpanbeberapa hari akan mengeluarkan air dan garam yang berlebihan (tingkat
kekeringan tidak normal).
Keterampilan
dalam melakukan pengeringan antara lain sebagaimana yang telah dibahas pada
materi pengetahuan sebelumnya. Pelaku harus terampil dalam melakukan
pengeringanmulai dari penentuan metode penjemuran, prosedur pengeringan
yang menjamin kualitas rumput laut kering, dan mampu mengontrol dan
memperlakukan rumput laut pada saatpenjemuran agar terjaga kualitasnya.
Prosedur
pengeringan berdasarkan metoda penjemuran antara lain :
-
Pengeringan
dengan alas terpal plastik atau alas lantai semen.
-
Menyiapkan
kebutuhan peralatan penjemuran yaitu alas jemur baik plastic maupun lantai
semen
-
Membersihkan
area jemur dari kemungkinan kotoran penempel
-
Rumput
laut hasil panen terlebih dahulu dicuci untuk menghilangkan kotoran yang menempel.
Pencucian dengan menggunakan air laut.
-
Menyebar
rumput laut pada alas jemur dengan jalan mengatur ketebalan rumput laut agar
tingkat kekeringan merata.
Pengeringan
di atas para-para jemur
-
Siapkan
sarana para-para yang dibutuhkan dengan jumlah dan ukuran sesuai kapasitas
hasil panen
-
Sebelumnya
bersihkan para-para dari kotoran penempelan
-
Rumput
laut hasil panen sebelumnya dicuci air laut untuk menghindari penempelan
kotoran
-
Letakkan
rumput laut diatas para-para dengan mengatur ketebalan secara rata
Pengeringan
dengan metode gantung
-
Menyiapkan
sarana jemur gantung dengan jumlah dan ukuran/panjang unit disesuaikan dengan
pertimbangan biaya, kapasitas hasil panen dan kapasitas lahan. Untuk
menampungkapasitas hasil panen yang lebih banyak tempat penggantungan dapat
dibuat lebih banyak dalam bentuk kontruksi rumah.
-
Setelah
pemanenan, sebaiknya mencuci rumput laut dan tali ris dengan air laut untuk
meminimalisir penempelan kotoran.
-
Penjemuran
dengan mengikat/menggantung rumput laut bersama tali ris pada tiang jemuran,
atau menggantung tali ris dan rumput laut pada paku/pasak yang dipasang pada
tiangbamboo/kayu horizontal
Mengatur
jarak antara ikatan rumput laut pada tiang jemuran agar tingkat kekeringan
merata.
Beberapa
hal yang dapat dilakukan dalam menjaga kualitas pada saat proses pengeringan,
antara lain :
- Melakukan pembersihan/sortasi dari kemungkinan penempelan kotoran pada saat proses pengeringan
- Melakukan pembalikan secara kontinyu guna menjamin tingkat kekeringan merata sesuai tingkat kadar air yang diinginkan pihak industry.
- Menjaga kelembaban agar tetap stabil, kelembaban tinggi terjadi pada saat musim hujan. Rumput laut pada saat malam hari ditutup plastic untuk menghindari pengaruh embun, atausimpan sementara pada gudang yang kelembabannya rendah sebelum dijemur ulang.
- Melindungi rumput laut dari kontaminasi bahan kimia atau logam berat.
Sumber
: seaplant.net
http://www.djpb.kkp.go.id/index.php/home/
0 komentar:
Posting Komentar