IKAN BELIDA
1.
Latar Belakang
Ikan lopis merupakan jenis ikan sungai yang tergolong
dalam suku
Notopteridae (ikan
berpunggung pisau). Ikan ini lebih populer dengan nama ikan belida/belido,
yang diambil dari nama salah satu sungai
di Sumatera Selatan yang menjadi habitatnya. Orang Banjar
menyebutnya ikan pipih. Jenis
ini dapat ditemui di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Semenanjung Malaya, meskipun sekarang sudah
sulit ditangkap karena rusaknya mutu sungai dan penangkapan. Saat ini ikan
belida sudah sangat jarang ditemukan dihabitat asalnya dan termasuk ikan yang
terancam punah.
Ikan ini
merupakan bahan baku untuk sejenis kerupuk
khas dari Palembang
yang dikenal sebagai kemplang. Dulu lopis juga
dipakai untuk pembuatan pempek namun sekarang
diganti dengan tenggiri.
Tampilannya yang unik juga membuatnya dipelihara di akuarium
sebagai ikan hias.
Selain keunikan
dari bentuk tubuhnya, yang menjadikan belida menjadi ikan hias yang dipelihara
di aquarium juga karena semakin langkanya belida ditemukan di habitat asalnya.
Sebagai ikan
hias, belida corak warnanya tak seindah dan secerah jenis ikan hias lainya.
Bahkan bisa dibilang ikan belida tak mempunyai nilai lebih pada segi warna.
Ikan belida juga tak selincah ikan hias air tawar yang lain, yang gesit
berenang kesana-kemari di dalam aquarium. Bisa dibilang ikan belida sangat
tidak menarik, karena dia cenderung diam di dasar aquarium. Bentuk ikan belida
adalah badannya pipih dengan punggung yang menjulang tinggi layaknya
bukit. Belida juga dikenal dengan nama knife fish yang berarti
ikan yang berbentuk seperti pisau.
2. Klasifikasi
Ikan Belida
Ahli
taksonomi mengklasifikasikan ikan belida
sebagai berikut :
Kingdom
: Animalia
Pilum
: Chordata
Kelas
: Actinopterygii
Ordo :
Osteoglossiformes
Famili
: Notopteridae
Genus
: Chitala
Spesies
: C. lopis
3. Karakteristik
Ikan Belida
Ciri khas ikan
ini berupa bentuk tubuh yang menyerupai pisau dengan berat rata-rata 1 kg dan
panjang tubuh 87,5 cm. Makanan utamanya berupa anak ikan dan udang. Ikan belida mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Badan
pipih dan memanjang dengan bagian punggung yang tampak mencembung. Bagian perut
berduri ganda. Bagian ekor juga memanjang. Sisik kecil, sikloid, pada samping
badan membentuk gurat sisi.
Berukuran
sedang, panjang maksimum 100 cm dan berat rata-rata 0,5-1 kg, di alam asli bisa
mencapai 2 - 4 Kg. Bentuk badannya pipih dengan kepala yang berukuran kecil dan
di bagian tengkuknya terlihat bungkuk. Rahang atas letaknya jauh di belakang
mata. Badan tertutup oleh sisik yang berukuran kecil. Sisik di bagian
punggungnya berwarna kelabu sedangkan di bagian perutnya putih keperakan. Pada
bagian sisinya terdapat lingkaran putih seperti bola-bola hitam yang
masing-masing dikelilingi lingkaran putih. Dengan bertambahnya umur hiasan
tubuh ikan belida akan hilang dengan sendirinya dan diganti oleh garis-garis
kehitaman, sistem reproduksi ikan ini dengan bertelur.
Merupakan ikan
air tawar yang bersifat predator atau pemangsa dan nokturnal (aktif pada malam
hari). Pada siang hari biasanya bersembunyi diantara vegetasi. Makanannya
berupa anak-anak ikan dan udang. Tak jarang mangsanya berukuran lebih besar.
Ikan belida jantan bertugas membuat sarang yang dibuatnya dari ranting dan
daun, juga menjaga telur dan anak-anaknya. Ikan belida dapat menghirup udara
dari atmosfir. Ikan karnivora ini hidup di kedalaman 2-3 meter di tempat-tempat
gelap. Saat air sungai meluap, mereka naik ke rawa-rawa untuk kawin dan melepas
telurnya di sana.
4.
Reproduksi Ikan Belida
a. Belida Jantan
Ikan air tawar,
pemangsa ikan kecil dan krustasea, dewasa berukuran 1,5-7 kg, dengan ciri khas ikan
berpunggung pisau: punggungnya meninggi sehingga bagian perut tampak lebar dan
pipih. Lopis dicirikan melalui sirip duburnya yang menyambung
dengan sirip ekor berawal tepat di belakang sirip perut yang dihubungkan dengan
sisik-sisik kecil. Bentuk kepala dekat punggung cekung dan rahangnya semakin panjang
sesuai dengan meningkatnya umur sampai jauh melampaui batas bagian belakang
mata pada ikan yang sudah besar.
b. Belida Betina
Betina memiliki
sirip perut relatif pendek dan tidak menutup bagian urogenital, alat kelamin
berbentuk bulat. Ketika birahi (matang gonad), bagian perut
membesar dan kelamin memerah. Jantan memiliki sirip perut lebih panjang dan menutup bagian
urogenital, alat kelamin berbentuk tabung, ukuran lebih kecil daripada betina.
Jika jantan siap pijah alat kelamin memerah
dan mengeluarkan cairan putih (cairan sperma) jika
ditekan/diurut. Telur
biasanya diletakkan di batang terendam pada kedalaman hingga 1 m. Dalam
rekayasa penangkaran, batang bambu atau papan dipakai sebagai tempat penempelan
telur. Pemijahan dilakukan pada musim penghujan (di BBAT Agustus hingga Maret).
Dalam sekali
pemijahan, seekor betina rata-rata menghasilkan 288 butir telur, meskipun dapat
menghasilkan hampir dua kali lipat dari jumlah itu. Derajat pembuahan berkisar
30-100 %. Derajat penetasan 72,2% dan sintasan
(survival rate) larva adalah 64,2%.
Larva menetas sekitar 72-120 jam (3-5 hari) pada suhu air 29-30 °C.
Larva bersifat kanibal
sehingga perlu perlindungan. Benih berusia 3 hari sudah mulai dapat makan udang artemia. Benih berusia
satu bulan sudah dapat dideder di akuarium, dan satu bulan kemudian siap dideder di kolam. Ikan dengan ukuran
15 cm siap untuk pembesaran.
Belida lebih
aktif pada malam hari, dan mulai respon terhadap makanan pada sore hari. Hewan
ini menyukai bagian gelap dari sungai, biasanya hidup di lubuk di bawah pepohonan.
5.
Jenis- jenis Ikan Belida
5.1. Ikan Belida
Bangkok ( N. chitala )
Ikan belida
bangkok (N. Chitala) : tubuh pipihnya
diselimuti warna perak abu-abu, yang menarik dari belida bangkok ini adalah
totol-totol hitam dan besar-besar yang membentang sampai ke ekor. Panjangnya
bisa mencapai 90 cm dan juga tersebar di Birma dan India.
5.2. Ikan Belida
Afrika
Ikan belida
Afrika panjang tubuhnya bisa mencapai 60 cm, yang mana jenis ini tersebar di
Afrika barat, mulai dari Kamerun sampai Zaire.Ikan belida Afrika sangat mirip
ikan salmon apalagi yang masih muda. Warna pada tubuh jenis Afrika ini dihiasi
garis-garis hitam tebal yang tak beraturan, layaknya sebuah lukisan
batik. Akan tetapi seiring berjalanya waktu dan ikan belida Afrika ini
makin besar maka lukisan batik yang indah ini memudar dan pada akhirnya
menghilang. Setelah itu punggungnya berubah menjadi polos dan pada bagian
lainnya berubah menjadi totol-totol hitam.
5.3. Ikan Belida
Lokal (
N. notopterus )
Jenis yang ini
adalah yang paling polos warna tubuhnya, yakni abu-abu kehitaman. Hanya saja
pada saat masih muda bertotol hitam dan kecil-kecil dan menghilang dengan
sendirinya pada saat dewasa.
6. Cara Memelihara Ikan Belida
Berikut adalah
beberapa tips cara merawat ikan hias belida:
Ikan belida
terbesar beratnya bisa mencapai 7 kg, bahkan yang pernah teridentifikasi ikan
belida mampu tumbuh sepanjang 1 meter dengan berat
maksimal 15 kg. Untuk itu pertama kali yang dibutuhkan untuk memelihara
dan merawat ikan belida adalah :
1.
Aquarium besar, ukuran yang
paling ideal 2x1,5 meter. Isi dengan air yang ketinggiannya 30 hingga 45 cm.
2.
Jaga suhu air aquarium tetap
sekitar 24 - 28 °Celcius
3.
pH air 6,2
4.
Beri aquarium kayu-kayuan yang
berserakan atau tumbuhan untuk tempat sembunyi ikan belida
5.
Berilah pakan secara teratur 2
kali sehari, pagi dan sore hari. Udang kecil yang masih hidup dan anak-anak
ikan mas yang masih kecil adalah makanan ikan belida yang paling disukai.
6. Campur ikan belida dengan ikan hias predator yang seukuran.