Jumat, 19 Mei 2017

KANDUNGAN GIZI DAN PROSPEK USAHA SIDAT



KANDUNGAN GIZI DAN PROSPEK USAHA SIDAT


KANDUNGAN GIZI
Komposisi kimia hasil perikanan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya adalah faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam di antaranya adalah penyakit dan keturunan (jenis/gen). Sedangkan faktor luar dipengaruhi oleh kondisi lingkungan baik biotik maupun abiotik. Stadia fisiologis juga akan mempengaruhi komposisi. Pada stadia juvenile, remaja, matang gonad, dan pasca memijah komposisi kimia akan disesuaikan dengan kebutuhan fisiologis dari hasil perikanan. Jenis makanan yang tersedia juga mempengaruhi komposisi kimia ikan. Semakin tinggi kadar protein pakan yang diberikan semakin tinggi pula kadar protein daging ikan yang terukur. Ikan Sidat yang ditangkap dari alam khususnya A. bicolor termasuk ikan berlemak rendah dan sedang dengan kadar protein yang tinggi.

Beberapa tahun belakangan ini ditemukan bahwa ikan Sidat mengandung berbagai asam lemak tak jenuh yang tinggi yang tak ada pada hewan lainnya, sehingga dapat merupakan makanan utama yang memenuhi nafsu makan manusia, tanpa perlu kuatir badan akan menjadi gemuk. Tabel atas dan di bawah menunjukkan bahwa komposisi kimia ikan Sidat baik dalam satu jenis maupun jenis yang berbeda kadarnya juga berbeda. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang sangat besar pengaruhnya adalah jenis makanan yang tersedia, dengan pemberian protein yang semakin tinggi akan diikuti pula oleh kadar protein daging yang tinggi dan kadar air yang semakin rendah.

Selain kadar protein yang menentukan komposisi kimia ikan, kadar karbohidrat juga berpengaruh. Pemberian karbohidrat yang tinggi dapat menghasilkan ikan dengan kadar lemak tinggi sesuai hasil penelitian yang telah dilakukan. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa ikan Sidat yang rakus dan bersifat karnivora ternyata dengan pakan yang kaya karbohidrat juga bisa menghasilkan lemak tinggi, tetapi kadar proteinnya relatif rendah. Lemaknya dapat mencapai 25,61%, protein 15,89%, dan kadar air 57,21%.
Berdasarkan jenis pakan yang diberikan sesungguhnya pengguna dapat memilih ikan yang diharapkan, apakah kaya protein atau kaya lemak serta tekstur yang bagaimana. Komposisi kimia ikan ini tidak hanya ditentukan oleh pakan saja, tetapi juga ditentukan oleh fase fisiologis dari ikan tersebut. Namun untuk ikan Sidat belum ada data akurat mengenai perbedaan komposisi yang disebabkan oleh fase fisiologis dari ikan.

Rasa ikan Sidat harum dan enak, disebut sebagai “ginseng air”, fungsinya dalam memperpanjang umur dan melawan kelemahan dan penuaan tak ternilai. Sidat memiliki kandungan nutrisi protein, karbohidrat, serta omega 3 yang tinggi. Sehingga menguatkan fungsi otak dan memperlambat terjadinya kepikunan. Dibanding ikan salmon, Sidat mengandung DHA (Decosahexaenoic acid, zat wajib untuk pertumbuhan anak) sebanyak 1.337 mg/100 gram sementara ikan salmon hanya 748 mg/100 gram. Kandungan EPA (Eicosapentaenoic acid) yang terdapat dalam ikan Sidat sebesar 742 mg/100 gram sementara salmon hanya 492 mg/100 gram. Ikan Sidat mempunyai kandungan asam lemak Omega 3 tinggi, yakni sekitar 10,9 gram per 100 gram. Omega 3 ini dipercaya mampu meningkatkan fungsi mental, memori, dan konsentrasi manusia. Zat yang banyak terdapat dalam lemak Sidat ini juga terbukti mampu mengobati depresi, gejala penyakit kejiwaan atau schizophrenia. Mengkonsumsi ikan Sidat dapat mengatur imunitas tubuh manusia, sebagai anti oksidan, menghilangkan racun tubuh, serta memperlambat penuaan.

Ikan Sidat adalah sejenis ikan yang mempunyai nilai gizi sangat tinggi, kaya akan protein serta vitamin D dan E, serta mempunyai mucoprotein yang kaya, disebut sebagai 'asam amino lemak ganggang' dan 'asam ribonukleat'. Ikan Sidat juga terbukti mengandung vitamin A dengan kadar 100 kali lebih banyak dibandingkan ikan-ikan yang lain. Untuk 100 gram daging Sidat mengandung 5.000 IU vitamin E. Sudah menjadi rahasia umum bahwa ikan Sidat adalah rajanya ikan untuk kandungan nutrisi yang ada di dalam tubuhnya, ini berdasarkan penelitian kedokteran modern yang menemukan bahwa kandungan vitamin dan mikronutrien dalam ikan Sidat sangat tinggi, di antaranya:
1). vitamin B1, 25 kali lipat susu sapi,
2). vitamin B2, 5 kali lipat susu sapi,
3). vitamin A, 45 kali lipat susu sapi,
4). kandungan zinc (emas otak) 9 kali lipat susu sapi.
Teknologi menemukan bahwa daya hidup ikan Sidat yang ajaib bersumber dari tulang sum-sumnya yang besar dan kuat. Penelitian modern menunjukkan bahwa tulang sum-sum ikan Sidat mengadung beratus-ratus jenis zat bergizi, gizi dan nilai farmakologinya yang istimewa telah mendapat perhatian yang luas dari para pakar.

Sudah banyak terbukti, mengkonsumsi ikan Sidat secara teratur dapat mendorong terbentuknya lemak fosfat dan perkembangan otak besar, bermanfaat untuk meningkatkan daya ingat. Juga memperbaiki sirkulasi kapiler, mempertahankan tekanan darah normal, mengobati pembuluh darah otak. Banyak orang merasakan manfaat mengkonsumsi ikan Sidat untuk penyakit rabun jauh, rabun dekat, glukoma dan penyakit mata kering disebabkan karena mata terlalu lelah. Minyak ikan Sidat dibuat dari ekstrak sumsum ikan Sidat segar, mengandung tiga jenis nutrien penting yaitu: asam lemak omega 3 (DHA & EPA), Phospholipids dan antioksidan Vitamin E.

PROSPEK USAHA
Usaha bisnis Sidat sebenarnya sangat cocok untuk dikembangkan mengingat peluang yang ada saat ini cukup menggembirakan, khususnya masyarakat Jepang yang saat ini merupakan konsumen ikan Sidat terbesar dunia, dimana setiap tahunnya membutuhkan 150 ribu ton dari 250 ribu ton kebutuhan dunia. Sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir, populasi Sidat populer dunia seperti A. japonica, A. anguilla dan A. rostrata mulai menurun drastis karena konsumsi berlebihan, ditambah siklus hidup yang rumit menyebabkan stok benih budidaya ikan ini masih mengandalkan hasil tangkapan alam.

Menurunnya produksi Sidat membuat dunia mulai melirik ke spesies Sidat tropik di Indonesia yang ternyata merupakan pusat Sidat dan memiliki 12 spesies dari 18 spesies yang ada di dunia. Indonesia yang memiliki Sidat dengan jenis yang cukup beragam belum dimanfaatkan secara optimal. Kebanyakan Sidat yang dipasarkan merupakan hasil tangkapan dari alam. Sampai saat ini jumlah pembudidaya Sidat masih sangat terbatas, padahal potensi benih Sidat (glass eel) di Indonesia cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa antara jumlah produksi benih yang dihasilkan dari alam belum sepadan dengan pemanfaatannya untuk pembesaran. Dengan demikian perlu dicermati mengingat kenyataan di lapangan permintaan ekspor terhadap benih Sidat semakin meningkat, misalnya dengan dalih untuk penelitian


0 komentar:

Posting Komentar