PENYAKIT UDANG WINDU DI TAMBAK
Penyakit menurut beberapa ahli
didefinisikan sebagai gangguan beberapa fungsi sebagian atau seluruh organ
tubuh dikarenakan adanya factor abiotik (Kualitas air, makanan dan lainnya) dan
factor biotk (organisme penyebab penyakit atau pathogen). Masalah utama
yang merupakan kendala yang utama dalam budidaya udang adalah masalah
manajemen, pakan dan penyakit.
Di dalam budidaya udang windu penyakit
dapat menyebabakan kerugian ekonomis. Kerugian yang ditimbulkan tergantung
kepada:
1. Persentase
populasi udang yang terserang penyakit
2. Umur udang yang
terinfeksi penyakit.
3. Parahnya
penyakit
4. Adanya infeksi
sekunder.
Penyakit kebanyakan bersifat infektif tetapi
tidak dilupakan bahwa faktor - faktor non-infektif juga sangat berperan
dalam kesehatan udang. Peran ini berhubungan dengan :
1. Lingkungan tempat hidup
udang : udang terkungkung oleh air beserta semua jenis organisme dan
polusi.
2. Sifat udang
yang nonkturnal yaitu, sifat yang aktif mencari makan pada waktu malam hari dan
kanibal ( sifat yang suka memangsa jenisnya sendiri ). Sifat ini dapat
mengakibatkan rendahnya tingkat metabolisme apabila terjadi difensiesi
makanan, intoksidasi oleh asam sulfide ( H2S ), Amoniak ( NH3)
dan steress akibat kurangnya kandungan oksigen terlarut dalam air.
Penyebab penyakit pada udang dapat
dibagi menyadi dua kelompok :
Non-infeksi : -
Stres
-
Intoksikasi (keracunan)
- Defisiensi (kekurangan
makanan )
Infeksi : - virus
- Bakteri
- Jamur
- Protozoa
- Metazoa
Pada umunya intoksikasi (keracunan)
dan infesi virus terjadi secara mendadak dan mengakibatkan kematian udang
secara tajam. Intoksikasi dan infeksi virus yang terjadi hanya beberapa jam
atau beberapa hari dan sebagian besar populasi udang yang dibudidayakan bisa
musnah. Infeksi bakteri lamanya berlangsung dari beberapa hari sampai
baberapa minggu dan masih bisa memberikan informasi yang diperlukan tentang
penyebabnya.
Pemberian pakan yang berlebihan dapat
mengkibatkan tinggihnya kadar amoniak karena terjadi akumulasi ( penimbunan)
sisa makanan dan kotoran udang yang mengandung nitrogen amoniak yang terlarut
dalam air terdapat dalam bentuk ion ( NH4+) dalam bentuk
union (NH3) dan selalu dalam persenyawaan equilibrium. Amoniak (NH3)
adalah senyawa union yang bersifat racun terhadap udang keseimbangan kadar NH3
dan NH4 tergantung pada suhu, pH, salinitas, alkalinitas, dan
oksigen terlarut.
1. Penyakit Disebabkan Oleh Virus
Sampai dengan saat sekarang ada 3
jenis penyakit yang disebabkan oleh virus pada udang windu yang dibudidayakan
yaitu, Monodon Baculo Virus (MBV), Infection Hypodermal and
Hematopoietic Necrosi Virus (IHHNV) dan Hepantopancreatic Parvo- like
virus (HPP).
Jenis virus yang sering diisolasi dari
tubuh larva udang penaeid adalah kelompok Baculo virus yang
terdapat pada sel-sel epithel hepatopankreas dan usus pada udang yang terserang
penyakit sekresi rendi (mucus) mengalami peningkatan, permukaan kulit dan insang
ditempeli oleh kotoran (lumpur) sehingga permukaan tubuh menjadi
kasar.Tanda-tanda kerusakan pada hati (hepatopankreas) adalah terjadi pembengkakan
berwarna pucat disertai dengan lubang- lubang kecil dibagian usus tengah
(midgut) dalam jumlah banyak, padat dan berwarna hitam (melamin).
Penyakit yang disebabkan oleh Monodon
Baculo Virus (MBV) yang dapat mengakibatkan kematian yang
cukup tinggi yaitu memusnahkan 90 % udang pada stadia pasca larva hanya dalam
lebih kurang dua minggu pemeliharaan. Penyakit ini sering diketemukan menyerang
pada PL 20 ke atas.
Namun ada dua jenis penyakit yang
ganas disebabkan oleh virus yaitu:
a.
Penyakit Kepala kuning (Yellow
Head disease) yang disebabkan oleh virus YHV (Yellow
Head Baculo Virus).
Gejala: mula – mula nafsu makan meningkat
dalam beberapa hari kemudian berhenti sama sekali. Kepala dan insang berwarna
kuning.
b. Penyakit Bercak Putih (White
Spot Diseas)yang disebabakan oleh virus SEMBV (System Ektodermal
and Mesodermal Baculo Virus). Udang yang sakit tampak lemah dan
berenang ke pinggir tambak, usus kosong, Tubuh pucat dan kemerah – merahan dan
kadang ditempeli organisme penempel.
Gejala khas berupa bercak putih dengan diameter
1-2 mm, mula-mula terlihat di karapas dibagian kepala dan bila sudah parah
bercak putih menyebar keseluruh tubuh.
Sampai dengan sekarang ini belum
diketemukan cara untuk memberantas
penyakit virus maupun jenis obat yang efektif untuk penyakit ini, oleh
karena itu tindak pencegahan adalah langkah yang paling tepat. Upaya
penanggulangan dapat dilakukan antara lain dengan jalan mengganti air secara
rutin setiap hari minimal 5 % dari total volume air tambak, penggunanaan pakan
harus dipantau secara ketat agar tidak menimbulkan penimbunan sisa pakan yang
menyebabkan pembusukan, mengeluarkan tanah dasar tambak berwarna hitam dan
berbau busuk, mengiosolasi daerah yang terserang penyakit. Dalam keadaan parah
perlu segera dilakukan tindakan pemusnahan dengan jalan pembakaran dan
penguburan.
2. Penyakit Disebabkan Oleh Bakteri
Meskipun bakteri sangat umum menyerang
udang namun infeksinya bersifat “oportunis’’ yang mana
bakteri tersebut bukan merupakan penyebab utama timbulnya penyakit pada udang.
Dalam kondisi dimana udang mengalami stress maka bakteri tersebut akan
menimbulkan gerjala-gejala sakit. Hampir semua jenis bakteri yang menyerang
udang bersifat motil, oxidase positif dan berbentuk silindir atau batang (
rods) dengan ukuran 0,5-3,0 µm dan negative.
Bakteri yang bersifat pathogen
terhadap udang terbagi dalam dua kelompok yaitu bakteri non-filamen
dan bakteri berfilamen ( Leucothrix mucor). Bakteri yang non
- filamen antara lain adalah genera Vibrio, Aeromonas Sp, Pseudomonas
Sp, Beneckea Sp dan Flavobacterium Sp. Bakteri yang berfilamen
adalah bakteri yang berbentuk benang (filament) dan menyerang tubuh
bagian luar terutama insang.
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri
antara lain adalah :
a. Penyakit Bercak – Merah ( Red
Discoloration Disease)
Ciri – ciri udang yang terserang
penyakit ini antara lain kondisi badan lemah, berenang lambat, tidak
mempunyai nafsu makan dan badan berwarna bercak – bercak kemerahan (red
discoloration ). Udang yang terserang adalah mulai dari stadia
mysis dan penyebabnya adalah bakteri yang termasuk genera vibria yang sensitif
terhadap choloramphenicol 20 ppm, furazolidona 10 ppm dan prefuran 1,0 ppm.
Pencegahannya adalah dengan menyaring air yang
masuk, pengatian air secara teratur dan mengadakan desinfeksi air dan ozonisasi
pada bak kolam pemeliharaan dan mereduksi kadar amoniak atau bahan organik.
b. Penyakit bercak Cokelat – putih pada
cangkang ( Brown
white dicolaration of carapace disease)
Berdasarkan pengamatan menyerang udang
dewasa dengan ciri- ciri pada cangkang ( carapace) dijumpai bercak- bercak
cokelat berbentuk bulat yang pada infeksi berat terdapat pada batas
warnah disekeliling bercak cokelat yang dapat menimbulkan luka pada
jaringan di bawahnya. Luka yang memberi peluang bagi pathogen yang lainnya
untuk menginfeksi.
Berdasarkan penelitian penyakit ini
disebabkan oleh bakteri penghambat kitin ( chitine) yang berasosiasi
antara lain: Beneckea, Vibrio Spp,Flavobacterium sp, dan pseudomonas
sp, Cara menanggulanginya dapat dilakukan dengan jalan memperbaikai
mutu air, pengaturan pakan, dan pengaturan padat penebaran, yang sesuai dengan
kondisi lahan. Atau dengan jalan dapat memberikan antibiotika. Antibiotik
merupakan bahan organik yang berasal dari mikroba yang merupakan racun untuk
menghambat pertumbuhan organisme lain, yang sasaran utamanya adalah menghambat
sintesa unsur pokok peptidoglikan dinding sel bakteri bersatu dengan sterol di
dalam membran sel sehingga mempengaruhi permeabilitas dan menghambat sintesa
protein. Khususnya menghambat fungsi ribosom. Antibiotika ini dapat
diberikan melalui percampuran dengan telur ayam atau telur bebek mentah
dengan perbandingan 1 butir telur untuk 10 kg pakan. Campuran telur
dengan antibiotika disemprotkan pada pakan yang dikeringkan di tempat yang
teduh lalu ditebar ke dalam tambak. Dosis yang dianjurkan untuk penggunaan
antibiotika adalah: Teramycin 30 mg/kg pakan, Erytromycin 40 mg / kg pakan,
furanance /Tilocion 100 mg / kg pakan. Pemberian antibiotika dalam makanan
dilakukan terus menerus 3 hingga 5 hari, kecuali bagi Furanance / Tylocin
selama 14 hari.
c. Penyakit Insang Hitam (Black
Gill Disease)
Penyakit ini sering dijumpai di tambak
yang sukar untuk mengadakan pergantian air, dengan ciri – ciri pada insang
berwarna kehitaman seperti luka yang terbakar. Insang hitam tersebut oleh
bakteri benang dari jenis Leucothrix sp.
Penanggulangannya dilakukan dengan cara pergantian air
sesering mungkin. Pengendalian pertumbuhan bakteri tersebut dengan
menggunakan Cuprisulfat 1ppm atau Cutrine plus 0,05 ppm bersamaan dengan penggantian
air terus menerus selama 24 jam. Pengobatan untuk udangnya dapat
diberikan Kalium Permanganat (PK) 5-10 ppm selama 1 jam atau Furance 1 ppm.
3. Penyakit Disebabkan
Oleh Protozoa
Protozoa merupakan salah satu
penyebaba penyakit pada udang yang dinamakan organisme ektokomensal yang biasa
menempel pada bagian luar tubuh udang namun tidak menimbulkan kerusakan
jaringan tubuh di mana ia menempel. Parasit ini sangat berbahaya jika terdapat
dalam jumlah banyak menempel dan menutupi seluruh permukaan tubuh yang meliputi
insang, kaki renang dan kaki jalan sehingga mengakibatkan kesulitan dalam
pergerakan, pernafasan, makan, dan proses pergantian kulit.
Penyakit ini terdiri dari:
a. Penyakit udang kapas atau
penyakit udang susu
Penyakit ini disebabkan oleh Protozoa
yang meliputi 3 generasi 20aitu: Nosema, Thelohania, dan Pleistophora.
Penyakit ini menyerang pada tubuh udang sehingga tubuh udang tersebut berwarna
putih buram, putih susu, dan lembek. Umumnya menyerang udang yang dipelihara
pada perairan dengan kandungan bahan organik cukup tinggi (lebih besar dari 70
%).
Cara Pencegahan yang paling efektif sampai saat ini
belum diketahui secara pasti. Namun demikian upaya yang dilakukan antara lain
dengan melakukan penggantian air untuk mengurangi bahan organik dalam tambak
serta menumbuhkan pakan alami.
b. Penyakit Lumutan atau penyakit
udang bersepatu.
Penyakit ini biasa menempel bagian
luar tubuh yaitu pada insang, karapas, kaki renang, kaki jalan, ekor kipas, dan
terkadang di mata. Pada infeksi berat memperlihatkan pergerakan lemah berenang
lambat dan otot abdomen terlihat pucat, jenis penyakit ini sering dijumpai pada
tambak yang airnya tidak dikelola dengan baik. Penyebabnya adalah jenis Zoothamnium
sp, Epistylis Sp, Verticella Sp, dan Acineta Sp.
Penanggulangannya dapat dilakukan pergantian secar
teratur,mengurangi pemasukan bahan organik, pemberian bahan stabilisator
air seperti Zeolit (3-5 ppm), Dolomit atau Kaptan (2-3 ppm). Menambah jumlah
kincir air agar kandungan oksigen perairan meningkat serta pemberian formalin
25 ppm.
4. Penyakit Defisiensi (Kekurangan
Makanan).
Dalam pertumbuhan udang memerlukan
unsure – unsur nutrient yang penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan
hidupnuya baik protein, lemak, karbohidrat, maupun Vitamin. Beberapa unsure ini
harus disuplai terus menerus agar udang bisa tumbuh, berkembang dan
bereproduksi. Apabila salah satu atau beberapa unsur ini kekurangan bisa
mengakibatkan penyakit. Misal saja kekurangan Vitamin dapat menyebabkan
penyakit seperti:
Penyakit Hitam Mematikan
Penyakit ini sering terjadi pada udang
yang kekurangan Vitamin C (Ascorbic acid) dan umumnya dijumpai pada
perairan tambak yang miskin makanan alami (Alga Plankton).
Penanggulanganya adalah menambah
vitamin C. sebanyak 2.000 mg perkilogram pakan yang diberikan serta penumbuhan
pakan alami.
Secara ringkas upaya penanggulangan
penyakit dapat dilakukan melalui:
- Peningkatan Kesehatan Udang
- Imunisasi
pada udang baik dengan pemberian Vaksin maupun Imunostimulan
untuk meningkatkan kekebalan tubuh udang sehingga lebih tahan terhadap serangan
penyakit dan kelangsungan hidup udang.
- Suplemen Vitamin C dan astaxanthin
dalam pakan untuk meningkatkan daya tahan udang terhadap serangan penyakit.
- Penggunaan
bakteri Probiotik antara lain: Lactobacillus sp
strain non-patogen, Bacillus Spp.
- Peningkatan
Kualitas Budidaya
Perbaikan kualitas air dapat
dilakukan dengan menggunakan prinsip bioromediasi yaitu
penguraian limbah dengan menggunakan mikroba seperti Nitrosomonas,
Nitrobacter, dan spirulina.
Cara penanggulangan penyakit yang
utama adalah mencegah terjadinya infeksi dan kontaminasi pathogen penyebab penyakit
antara lain:
Pencucian dasar tambak dilakkukan 2
kali yaitu, dengan cara menggelontorkan atau dengan cara mengisi tambak sampai
ketinggian 30 cm, kemudian dibiarkan sehari semalam setelah itu dibuang sampai
habis. Pencucian kedua dimaksudkan :
-
untuk membuang sisa – sisa penggelontoran pertama
yang belum terbuang.
-
menggunakan sistim
tertutup. (closed system), semi- tetutup (semi – closed system).
dan resirkulasi untuk mencegah pemasukan penyakit dari luar.