Sistim Pembesaran Belut
Agar Cepat Dipanen
Licin bagaikan belut
merupakan pepatah lama yang ditujukan kepada orang yang sangat licik, tetapi
selalu terbebas dari segala tuntutan. Ungkapan itu merupakan sebuah pengakuan
bahwa belut itu sangat licin dan sulit ditangkap. Belut (Monopterus albus)
merupakan ikan darat dari keluarga Synbranchidae dan tergolong ordo
Synbranchiodae, yaitu ikan yang tidak mempunyai sirip atau anggota lain untuk
bergerak.
Saat ini belut
untuk keperluan industri kecil di Indonesia masih sangat kekurangan bahan baku
belut. Bahkan untuk keperluan eksporpun masih jauh kekurangan. Bayangkan salah
satu pemasok belut di Jakarta Selatan hanya mampu memenuhi 3,5 ton dari
permintaan Hongkong yang mencapai 60 ton/hari. Peluang
pasar ekspor masih sangat terbuka dan terus meningkat terutama untuk tujuan negara
Jepang.
Jenis ikan darat ini
merupakan komoditas perikanan darat yang bergerak dengan jalan
melenggak-lenggokkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan. Habitatnya di tempat
berlumpur, genangan air tawar, atau aliran air yang kurang deras.Bentuknya yang
seperti ular membuat sebagian orang enggan untuk melihatnya. Padahal, dagingnya
sangat lezat dan dapat diolah menjadi berbagai makanan yang bergizi tinggi.
Selain itu, belut juga memiliki berbagai khasiat untuk kesehatan.
Membesarkan belut
hingga siap panen dari bibit umur 1-3 bulan butuh waktu 7 bulan. Namun, menurut
para peternak yang sudah mengembangkan bisa dipercepat menjadi 4 bulan
dengan kunci suksesnya antara lain terletak pada media dan pengaturan
pakan. Selain menekan biaya produksi, panen dalam waktu singkat itu mampu
mendongkrak ketersediaan pasokan.
Selain pakan alami,
ada resep suplemen rahasia yang mampu mempercepat pertumbuhan belut hingga 10
kali lebih berat dari suplemen belut biasa. Resep ini telah dibuktikan oleh
peternak belut yang sukses. Selain mempercepat pertumbuhan, suplemen ini
berfungsi meningkatkan ketahanan terhadap serangan penyakit dan menambah nafsu
makan. Jika biasanya belut dipanen dalam waktu 6 bulan, dengan memberikan
suplemen ini, belut dapat dipanen lebih cepat 3 bulan dengan bobot yang sama
memuaskan.
Dengan mengeluarkan
biaya Rp8.000 untuk setiap kolam berisi 200 ekor sudah bisa menghasilkan
panenan belut. pada umumnya rata-rata peternak paling tidak mengeluarkan biaya
Rp14.000 untuk pembesaran jumlah yang sama. Semua itu karena metode pengaturan
dengan menggunakan media campuran untuk pembesarannya.
Media campuran
belut akan cepat
besar jika medianya cocok. Media yang digunakan terdiri dari lumpur kering,
kompos, jerami padi, pupuk TSP, dan mikroorganisme stater. Peletakkannya
diatur: bagian dasar kolam dilapisi jerami setebal 50 cm. Di atas jerami
disiramkan 1 liter mikroorganisma stater. Berikutnya kompos setinggi 5 cm.
Media teratas adalah lumpur kering setinggi 25 cm yang sudah dicampur pupuk TSP
sebanyak 5 kg.
Karena belut tetap memerlukan air sebagai habitat hidupnya, kolam diberi air sampai ketinggian 15 cm dari media teratas. Jangan lupa tanami eceng gondok sebagai tempat bersembunyi belut. Eceng gondok harus menutupi besar kolam.
Bibit belut tidak serta-merta dimasukkan. Media dalam kolam perlu didiamkan selama 2 minggu agar terjadi fermentasi. Media yang sudah terfermentasi akan menyediakan sumber pakan alami seperti jentik nyamuk, zooplankton, cacing, dan jasad-jasad renik. Setelah itu baru bibit dimasukkan.
Pakan hidup
Berdasarkan
pengalaman, sifat kanibalisme yang dimiliki belut (Monopterus albus) itu tidak
terjadi selama pembesaran. Asal, pakan tersedia dalam jumlah cukup. Saat masih
anakan belut tidak akan saling mengganggu. Sifat kanibal muncul saat belut
berumur 10 bulan, ujarnya. Sebab itu tidak perlu khawatir memasukkan bibit
dalam jumlah besar hingga ribuan ekor. Dalam 1 kolam berukuran 5 m x 5 m x 1 m,
saya dapat memasukkan hingga 9.400 bibit, katanya.
Pakan yang diberikan harus segar dan hidup, seperti ikan cetol, ikan impun, bibit ikan mas, cacing tanah, belatung, dan bekicot. Pakan diberikan minimal sehari sekali di atas pukul 17.00. Untuk menambah nafsu makan dapat diberi temulawak (Curcuma xanthorhiza.) Sekitar 200 g temulawak ditumbuk lalu direbus dengan 1 liter air. Setelah dingin, air rebusan dituang ke kolam pembesaran. Pilih tempat yang biasanya belut bersembunyi, ujar Ruslan.
Di dalam media budi
daya juga bisa diletakkan beberapa pakan hidup seperti kecebong, cacing, larva
ikan, dan belatung. Selain itu, untuk kegiatan pembesaran, belut juga dapat
diberi pakan mati berupa cincangan bangkai ayam atau cincangan bekicot. Namun,
pakan bangkai tersebut sebaiknya telah direbus dahulu sebelum diberikan ke
belut agar belut terhindar dari penularan penyakit atau mikroorganisme yang
menjangkiti hewan tersebut.
Budi daya pakan alami
sebaiknya sudah dimulai 1—2 bulan sebelum budi daya belut dilakukan, kecuali
kecebong. Tujuannya, agar terhindar dari kekurangan pakan. Banyaknya pakan yang
dibudidayakan harus disetarakan dengan besarnya skala budi daya belut agar stok
pakan alami dapat terus terjaga selama pemeliharaan belut.
Pelet ikan dapat
diberikan sebagai pakan selingan untuk memacu pertumbuhan. Pemberiannya
ditaburkan ke seluruh area kolam. Tak sampai beberapa menit biasanya anakan
belut segera menyantapnya. Pelet diberikan maksimal 3 kali seminggu. Dosisnya
5% dari bobot bibit yang ditebar. Jika bibit yang ditebar 40 kg, pelet yang
diberikan sekitar 2 kg.
Hujan buatan
Selain pakan, yang
perlu diperhatikan kualitas air. Bibit belut menyukai pH 5-7. Selama
pembesaran, perubahan air menjadi basa sering terjadi di kolam. Air basa akan
tampak merah kecokelatan. Penyebabnya antara lain tingginya kadar amonia
seiring bertumpuknya sisa-sisa pakan dan dekomposisi hasil metabolisme. Belut
yang hidup dalam kondisi itu akan cepat matii. Untuk mengatasinya, pH air perlu
rutin diukur. Jika terjadi perubahan, segera beri penetralisir.
Kehadiran hama seperti, bebek, dan garangan perlu diwaspadai. Mereka biasanya spontan masuk jika kondisi kolam dibiarkan tak terawat. Kehadiran mereka sedikit-banyak turut mendongkrak naiknya pH karena kotoran yang dibuangnya. Hama bisa dihilangkan dengan membuat kondisi kolam rapi dan pengontrolan rutin sehari sekali, tutur Ruslan.
Suhu air pun perlu dijaga agar tetap pada kisaran 26-28 derajaat C. Peternak di daerah panas bersuhu 29-32 derajad C perlu hujan buatan untuk mendapatkan suhu yang ideal. bisa menggunakan shading net dan hujan buatan untuk bisa mendapat suhu 26 C. Bila terpenuhi pertumbuhan belut dapat maksimal.
Shading net dipasang di atas kolam agar intensitas cahaya matahari yang masuk berkurang. Selanjutnya 3 saluran selang dipasang di tepi kolam untuk menciptakan hujan buatan. Perlakuan itu dapat menyeimbangkan suhu kolam sekaligus menambah ketersediaan oksigen terlarut. Ketidakseimbangan suhu menyebabkan bibit cepat mati.,
Jika tidak bisa membuat hujan buatan, dapat diganti dengan menanam eceng gondok di seluruh permukaan kolam. Dengan cara itu bibit belut tumbuh cepat, hanya dalam tempo 4 bulan sudah siap panen.
Selamat Mencoba !
0 komentar:
Posting Komentar