Kamis, 06 Agustus 2015

MENGENALI PENYAKIT PADA BUDIDAYA LELE



 MENGENALI PENYAKIT PADA BUDIDAYA LELE


 
Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang ikan lele bisa disebabkan oleh bakteri, parasit atau bahkan cacing. Berikut beberapa penyakit yang sering dijumpai adalah : Bintik putih, borok, cacingan serta trichodina adalah beberapa penyakit yang akan ditemui pada budidaya ini. Untuk terhindar dari kerugian besar, para petani ikan lele harus dapat mengendalikan penyakit–penyakit tersebut diatas dengan terlebih dahulu mengetahui penyebab dari penyakit tersebut serta gejala yang muncul sebelum pada akhirnya nanti mengetahui bagaimana caranya untuk menanggulanginya.

1.  Cendawan
Jenis cendawan yang dapat menyerang adalah saprolegnia dan achyla, dimana mereka sering dijumpai di perairan yang kaya akan bahan organik. Penyakit ini menyerang ikan lele yang sudah teruka atau yang sedang berada dalam kondisi lemah.

Gejala yang ditunjukkan oleh ikan lele yang terserang oleh penyakit ini adalah bahwa pada sekitar lukanya banyak dijumpai serabut berwarna putih. Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah : kepadatan tebar dikurangi dan air kolam ditaburi dengan garam dapur sejumlah 5 gram / m2.

Beberapa tindakan pengobatan yang dapat dilakukan adalah : Merendam ikan lele yang sakit ke dalam air PK berdosis 1 gram / 100 liter air. Proses perendaman dilakukan selama 30 menit. Jamur dapat dihilangkan dengan menggunakan obat Furazolin.

2. Bintik Putih
     Penyebab dari munculnya penyakit ini adalah ichthyophthirius multifiliis dimana mereka akan menyerang ikan lele yang dipelihara didalam kolam yang airnya menggenang.

     Gejala yang ditunjukkan oleh ikan lele yang terserang oleh penyakit ini adalah bahwa pada permukaan kulit dan juga insang ikan lele banyak dijumpai bintik – bintik berwarna putih yang apabila dibiarkan terlalu lama, kulit dan insang ini akan rusak sebelum pada akhirnya nanti ikan lele akan mati dalam hitungan jam.


Beberapa tindakan pengobatan yang dapat dilakukan adalah : Memperbaiki sistem sanitasi, air kolam ditaburi dengan garam dapur sejumlah 30 gram / liter air, sebanyak   2–3 kali berturut – turut, penggunaan malachyte green berdosis 0,1 gram / m2 sebanyak 2 hari sekali hingga ikan lele sembuh.

3.  Borok
     Merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh para peternak ikan lele dikarenakan dapat menyebabkan kematian massal. Penyebab dari munculnya penyakit ini adalah aeromonas dan pseudomonas dimana mereka meenyerang organ dalam ikan lele, seperti hati, limpa serta daging.

Gejala yang ditunjukkan oleh ikan lele yang terserang oleh penyakit ini adalah munculnya borok diseluruh permukaan kulit ikan lele. Borok ini akan mengeluarkan nanah jika penyakit ini bertambah parah.

Beberapa tindakan pengobatan yang dapat dilakukan adalah mengkarantinakan ikan lele yang sakit dan pemberian antibiotik pada ikan lele yang masih sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh mereka. Antibiotik ini dapat diberikan dengan cara dicampurkan ke dalam pakan ikan lele dengan dosis antibiotiknya adalah sebesar 1 mg/kg pakan. Selain itu air kolam ditaburi dengan garam dapur sejumlah 10 kilogram yang telah dicampur dengan tumbukan daun pepaya.

4.  Cacingan
     Jenis yang dapat menyerang adalah dactylogyrus dan gyrodactylus, dimana mereka sering dijumpai di kolam yang kepadatan tebarnya terlalu tinggi serta baru saja mengalami perubahan lingkungan hidup yang drastis dan mendadak. Mereka sering menyerang bagian insang ikan lele serta kulitnya (menjadi berlendir).

Gejala yang ditunjukkan oleh ikan lele yang terserang oleh penyakit ini adalah menurunnya nafsu makan serta ikan lele sering berenang ke atas permukaan air. Beberapa tindakan pengobatan yang dapat dilakukan adalah mengganti air dalam jumlah yang besar, air kolam ditaburi dengan garam dapur sejumlah 40 gram / m2, merendam ikan lele yang sakit ke dalam air PK berkonsentrasi 0,01 % selama 30 menit.

5.  Trichodina
     Penyakit ini disebabkan oleh protozoa, dimana mereka menyerang bagian insang dari ikan lele. Ikan yang terserang oleh penyakit ini akan berputar – putar dan muncul diatas permukaan air. Tindakan pengobatan yang dapat dilakukan adalah merendam ikan lele yang sakit ke dalam air berformalin berkonsentrasi 15 – 20 ppm.

Kegiatan budidaya lele di tingkat pembudidaya sering dihadapkan pada permasalahan timbulnya penyakit atau kematian ikan. Pada kegiatan pembesaran, penyakit banyak ditimbulkan akibat buruknya penanganan kondisi lingkungan.
 

Organisme predator yang biasanya menyerang antara lain ular dan belut. Sedangkan organisme pathogen yang sering menyerang adalah Ichthiophthirius sp., Trichodina sp., Monogenea sp. dan Dactylogyrus sp. Penanggulangan hama insekta dapat dilakukan dengan pemberian insektisida yang direkomendasikan pada saat pengisian air sebelum benih ditanam.

Sedangkan penanggulangan belut dapat dilakukan dengan pembersihan pematang kolam dan pemasangan plastik di sekeliling kolam. Penanggulangan organisme pathogen dapat dilakukan dengan pengelolaan lingkungan budidaya yang baik dan  emberian pakan yang teratur dan mencukupi. Pengobatan dapat menggunakan obat-obatan yang direkomendasikan. Pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan persiapan kolam dengan baik.

Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan  kolam tanah, persiapan kolam meliputi pengeringan, pembalikan tanah, perapihan pematang, pengapuran, pemupukan,  pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan.

Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan bak  tembok atau bak plastik, persiapan kolam meliputi pengeringan, disenfeksi (bila diperlukan), pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan.

Perbaikan kondisi air kolam dapat pula dilakukan dengan penambahan bahan probiotik. Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit, maka hendaknya memperhatikan   hal-hal sebagai berikut :

Pertama : Pindahkan segera ikan yang memperlihatkan gejala sakit dan diobati secara terpisah. Ikan yang tampak telah parah sebaiknya dimusnahkan.

Kedua : Jangan membuang air bekas ikan sakit ke saluran air. Kolam yang telah terjangkit harus segera dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan dosis 1 kg/5 m2. Kapur (CaO) ditebarkan merata didasar kolam, kolam dibiarkan sampai tanah kolam retak-retak.

Ketiga : Kurangi kepadatan ikan di kolam yang terserang penyakit. Alat tangkap dan wadah ikan harus dijaga agar tidak terkontaminasi penyakit. Sebelum dipakai lagi sebaiknya dicelup dulu dalam larutan Kalium Permanganat (PK) 20 ppm (1 gram dalam 50 liter air) atau larutan kaporit 0,5 ppm (0,5 gram dalam 1 m3 air).

Keempat : Setelah memegang ikan sakit cucilah tangan kita dengan larutan PK, bersihkan selalu dasar kolam dari lumpur dan sisa bahan organik. Usahakan agar kolam selalu mendapatkan air segar atau air baru.
           
Kelima : Tingkatkan gizi makanan ikan dengan menambah vitamin untuk menambah daya tahan ikan. 



0 komentar:

Posting Komentar