Perikanan laut Indonesia menyimpan potensi yang sangat
luas. Ada banyak jenis ikan yang hidup di perairan laut Indonesia mulai dari
ikan konsumsi sampai dengan ikan hias. Komoditas perairan laut umumnya memiliki
nilai ekonomis yang cukup tinggi sebut saja ikan tuna, kerapu, kakap dan lainnya.
Beberapa komoditas perikanan laut telah dapat dibudidayakan dengan menggunakan
teknologi pembudidayaan ikan.
Teknologi budidaya laut juga berkembang seiring dengan
banyaknya komoditas perikanan budidaya laut yang dapat dibudidayakan dan
banyaknya permintaan dari pasar. Salah satu komoditas perikanan budidaya laut
yang mulai berkembang dan sangat berprospek untuk dikembangkan adalah ikan
bawal bintang.
Bawal bintang memiliki nama ilimiah Trachinotus
blochii dan dalam bahasa Inggris disebut sebagai silver pompano. Bawal bintang merupakan ikan pemakan segala,
perenang cepat dengan bentuk tubuh gepeng agak membulat, ekor bercagak dan
warna perak keabu-abuan. Sisik bertipe ctenoid (sisir) yang halus. Ikan dewasa
(matang gonad) berukuran lebih dari 1 kg dengan panjang lebih dari 25 cm.
Ukuran dewasa biasanya berumur sekitar 3 tahun. Daging ikan ini tebal, memiliki
rasa yang gurih, kandungan gizi yang luar biasa dan sedikit duri.
Bawal bintang adalah komoditas perikanan laut yang
dapat dijadikan alternatif usaha perikanan budidaya laut.
Berikut ini alasan-alasan mengapa melakukan usaha
budidaya bawal bintang, yaitu :
1. Pasar Terbuka Luas
Pasar bawal bintang terdapat di dalam dan luar negeri.
Harga ikan satu ini tergolong mahal. Beberapa laman bahkan mengatakan bahwa
harga ikan bawal bintang jauh lebih mahal dibandingkan dengan ikan gurame dan
ikan kerapu yang selama ini dikenal sebagai ikan dengan ekonomis tinggi.
Dipasar lokal harga bisa mencapai Rp 60.000,00 – Rp 85.000,00 atau sekitar USD
6 – 8 /kg.
Permintaan pasar akan stok ikan bawal setiap hari
semakin meningkat seiring dengan semakin banyaknya penggemar ikan ini. Hal ini
dapat dilihat dari sajian rumah makan yang banyak menyajikan ikan bawal sebagai
menunya.
Pangsa pasar ikan bawal bintang diluar negeri terutama
terdapat di negara Jepang, Hongkong, Taiwan, China dan Kanada. Kelima penduduk
negara ini merupakan konsumen utama dan sangat menyukai ikan bawal
bintang.
2. Pertumbuhan Relatif Cepat (6-8 Bulan)
Pertumbuhannya relatif cepat dengan ukuran panjang
2,5-3,0 cm, setelah dipelihara di dalam tangki dan KJA selama 7,5 – 9,0 bulan
mencapai bobot 350-500 gram, sedangkan pemeliharaan selama 16 – 20 bulan
mencapai bobot 1.200 – 1.850 gram dapat digunakan sebagai calon induk (Nur
Muffich Junianto et al, 2008).
3. Adaptasi Pakan Sangat Mudah
Adaptasi ikan bawal terhadap pakan yang diberikan
terbilang mudah. Pakan dapat diberikan berupa pelet ataupun ikan rucah. Untuk
ikan yang masih berupa bibit, dapat diberikan pakan dengan frekuensi 4-5 kali
sehari. Pemberian pakan pada benih ikan bawal bintang yang telah dilepas ke
dalam petakan dilakukan dengan frekuensi 4 kali/hari yaitu pada pukul 07.00,
10.00, 13.00, dan 15.00 WIB. Sedangkan untuk ikan yang sudah besar berilah
pakan sebanyak dua kali dalam sehari.
Pertumbuhan harian ikan bawal bintang dengan
menggunakan pakan buatan adalah sebesar 2,89 gram/hari, sedangkan dengan
pemberian pakan ikan rucah pertumbuhan hariannya sebesar 1,6 gram/hari. FCR
yang diperoleh selama masa pemeliharaan 6 bulan dengan menggunakan pakan buatan
sebesar 1 : 2, sedangkan dengan menggunakan pakan ikan rucah sebesar 1 : 7.
Sementara untuk manajemen pakan induk harus
diperhatikan kualitas dan kuantitas pakan. Kualitas pakan dipenuhi dengan
pemberian ikan rucah segar, pelet, pencampuran vitamin dan multivitamin.
Sedangkan untuk kuantitas pakan yang baik diberikan 3-5% dari berat total induk
yang akan dipijahkan. Diduga dengan pemberian pakan yang tepat dapat
meningkatkan efisiensi dalam pemeliharaan ikan bawal jenis silver pompano ini.
4. Tahan Terhadap Penyakit dan Tidak Bersifat
Kanibalisme
Ikan bawal bintang termasuk komoditas perikanan yang
tahan terhadap penyakit. Namun walaupun termasuk kategori ikan yang tahan
penyakit tetap saja perlu diperhatikan terhadap kualitas lingkungan
pemeliharaan budidaya ikan bawal.
Ikan bawal bintang termasuk kategori komoditas
perikanan yang tidak bersifat predator. Oleh karenanya ikan ini tidak bersifat
kanibalisme yaitu memakan sesame. Dengan tidak adanya sifat ini maka proses
budidaya ikan bawal bintang akan lebih mudah karena kontrol pertumbuhan ikan
tidak serumit ikan dengan sifat predator.
5. Padat Tebar Cukup Tinggi dengan SR Tinggi
Padat tebar ikan bawal bintang dalam proses
pembudidayaan ikan cukup tinggi yakni anatara 150 – 200 ekor per petak dengan
ukuran petak 3x3x3. Dengan kepadatan tebar yang cukup tinggi ini tentu
menguntungkan karena hasil panen yang didapat jadi lebih banyak.
Pemilahan ukuran perlu dilakukan walaupun ikan ini
tidak bersifat kanibalisme. Hal ini berguna untuk menghindari variasi ukuran
yang menyebabkan ikan yang kecil akan kalah bersaing makanan dengan ikan yang
besar sehingga pertumbuhanya terganggu, maka dilakukan pemilahan atau
penyeragaman ukuran. Dengan demikian pada satu waring atau jaring hanya
dipelihara ikan yang satu ukuran. Penyeragaman ukuran pada awal pemeliharaan
dilakukan minimal dua minggu sekali dan selanjutnya dapat dilakukan setiap satu
bulan.
Tingkat kehidupan ikan bawal bintang yang dibudidayakan
di karamba jaring apung cukup tinggi. Tingkat kehidupan atau Survival Rate (SR) mencapai 90 persen.
6. Benih Tersedia Cukup Melimpah
Jenis ini sebagai ikan introduksi baru yang
dikembangkan, indukan berasal dari Taiwan dan baru dibenihkan secara komersial
tahun 2007. Pada awalnya benih ikan bawal bintang didapat dari alam. Seiring
dengan semakin menipis ketersediaan benih di alam maka keberlangsungan sempat
menemui kendala. Namun dengan keberhasilan Balai Budidaya Laut Batam dalam
pembenihan maka masalah benih tidaklah menjadi kendala dalam proses
pembudidayaan ikan bawal bintang ini. Sejak 2 tahun terakhir Balai Besar Riset
Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali sudah mulai melakukan kegiatan pembesaran
calon induk dengan ukuran 20-25 cm, bobot 450-600 g dan pada tahun ini sudah
mencapai ukuran panjang total 38,0-46,50 cm dan bobot sekitar 1.200-1.850 g
sudah berhasil memijah.
7. Teknologi Budidaya Sudah Tersedia
Teknologi budidaya ikan bawal bintang, saat ini telah
dikuasai, baik untuk pembenihan maupun pembesaran. Menurut Balai Budidaya Laut
Batam, proses budidaya ikan bawal dimulai dari pemilihan telur agar memperoleh
benih yang berkualitas. Telur yang telah dipanen diseleksi antara yang dibuahi
dan yang tidak dibuahi. Untuk menjaga dari penyakit (agar steril) dilakukan
perendaman dengan acriflavin. Bak pemeliharaan larva adalah fiber glass bulat
dilengkapi dengan sistem sirkulasi air dan oksigen. Kepadatan telur adalah 50
butir/liter, setelah itu secara periodik dilakukan penjarangan pada D3O
sebanyak 10 ekor/liter. Pakan yang diberikan pada tahap awal (D2-D12) adalah
algae (Chlorella/Tetracelmis) dan Rotifera (Brachionus sp.). Copepoda dan
Naupli Artemia adalah pakan alami yang diberikan setelah larva berumur 12 hari
s.d. umur 30 hari. Untuk menjaga kondisi larva tetap stabil pengelolaan media
pemeliharaan dilakukan dengan pergantian air sebanyak 10-20% / hari.
Setelah umur 30 hari dilakukan pendederan terhadap benih
yang telah dihasilkan. Bak yang digunakan adalah fiber glass dengan dilengkapi
sistem aerasi dan air mengalir selama 24 jam. Pakan yang digunakan adalah
kombinasi ikan cincangan, biomassa artemia dewasa dan pellet sebanyak tiga kali
sehari ( pagi, sinag dan sore). Guna meningkatkan tingkat kelangsungan hidup
dan percepatan pertumbuhan diberikan multivitamin, dan untuk mengontrol
kualitas air supaya tetap baik setiap hari dilakukan penyiponan dasar bak.
Benih siap tebar berukuran 3 inchi yang dicapai setelah
pendederan selama 2 bulan dipelihara di keramba jaring apung untuk dibesarkan.
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Aklimatisasi
perlu dilakukan karena adanya perbedaan, suhu dan salinitas antara daerah asal
benih atau media transportasi dengan kondisi air tempat pemeliharaan. Apabila
sistem transportasi dengan menggunakan kantong plastik, maka aklimatisasi
dilakukan dengan membuka kantong plastik dan memasukkan air laut kedalam
kantong sedikit demi sedikit. Setelah suhu dan salinitas hampir sama maka benih
dapat ditebarkan. Untuk pengangkutan jarak pendek, aklimatisasi dilakukan
dengan cara menambahkan air laut sedikit demi sedikit kedalam wadah
pengangkutan. Padat tebar berkaitan erat dengan pertumbuhan dan angka kelulushidupan.
Apabila kepadatan terlalu tinggi pertumbuhannya lambat akibat adanya persaingan
ruang, oksigen dan pakan.
Jadi, budidaya ikan bawal bintang adalah sebuah
alternatif usaha perikanan budidaya yang cukup menggiurkan untuk dilaksanakan.
Dengan harga yang cukup mahal, penghasilan yang didapat cukup menjanjikan
dengan keuntungan mencapai puluhan juta rupiah. Apalagi keuntungan yang besar
ini dengan masa pemeliharaan yang tidak terlalu lama.
0 komentar:
Posting Komentar