Selasa, 04 Agustus 2015

Usaha Budidaya Ikan Bawal Bintang






 



Perikanan laut Indonesia menyimpan potensi yang sangat luas. Ada banyak jenis ikan yang hidup di perairan laut Indonesia mulai dari ikan konsumsi sampai dengan ikan hias. Komoditas perairan laut umumnya memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi sebut saja ikan tuna, kerapu, kakap dan lainnya. Beberapa komoditas perikanan laut telah dapat dibudidayakan dengan menggunakan teknologi pembudidayaan ikan.

Teknologi budidaya laut juga berkembang seiring dengan banyaknya komoditas perikanan budidaya laut yang dapat dibudidayakan dan banyaknya permintaan dari pasar. Salah satu komoditas perikanan budidaya laut yang mulai berkembang dan sangat berprospek untuk dikembangkan adalah ikan bawal bintang.

Bawal bintang memiliki nama ilimiah Trachinotus blochii dan dalam bahasa Inggris disebut sebagai silver pompano. Bawal bintang merupakan ikan pemakan segala, perenang cepat dengan bentuk tubuh gepeng agak membulat, ekor bercagak dan warna perak keabu-abuan. Sisik bertipe ctenoid (sisir) yang halus. Ikan dewasa (matang gonad) berukuran lebih dari 1 kg dengan panjang lebih dari 25 cm. Ukuran dewasa biasanya berumur sekitar 3 tahun. Daging ikan ini tebal, memiliki rasa yang gurih, kandungan gizi yang luar biasa dan sedikit duri.

Bawal bintang adalah komoditas perikanan laut yang dapat dijadikan alternatif usaha perikanan budidaya laut. 
Berikut ini alasan-alasan mengapa melakukan usaha budidaya bawal bintang, yaitu :
1.  Pasar Terbuka Luas
Pasar bawal bintang terdapat di dalam dan luar negeri. Harga ikan satu ini tergolong mahal. Beberapa laman bahkan mengatakan bahwa harga ikan bawal bintang jauh lebih mahal dibandingkan dengan ikan gurame dan ikan kerapu yang selama ini dikenal sebagai ikan dengan ekonomis tinggi. Dipasar lokal harga bisa mencapai Rp 60.000,00 – Rp 85.000,00 atau sekitar USD 6 – 8 /kg.

Permintaan pasar akan stok ikan bawal setiap hari semakin meningkat seiring dengan semakin banyaknya penggemar ikan ini. Hal ini dapat dilihat dari sajian rumah makan yang banyak menyajikan ikan bawal sebagai menunya.

Pangsa pasar ikan bawal bintang diluar negeri terutama terdapat di negara Jepang, Hongkong, Taiwan, China dan Kanada. Kelima penduduk negara ini merupakan konsumen utama dan sangat menyukai  ikan bawal bintang.

2.  Pertumbuhan Relatif Cepat (6-8 Bulan)
Pertumbuhannya relatif cepat dengan ukuran panjang 2,5-3,0 cm, setelah dipelihara di dalam tangki dan KJA selama 7,5 – 9,0 bulan mencapai bobot 350-500 gram, sedangkan pemeliharaan selama 16 – 20 bulan mencapai bobot 1.200 – 1.850 gram dapat digunakan sebagai calon induk (Nur Muffich Junianto et al, 2008).

3.  Adaptasi Pakan Sangat Mudah
Adaptasi ikan bawal terhadap pakan yang diberikan terbilang mudah. Pakan dapat diberikan berupa pelet ataupun ikan rucah. Untuk ikan yang masih berupa bibit, dapat diberikan pakan dengan frekuensi 4-5 kali sehari. Pemberian pakan pada benih ikan bawal bintang yang telah dilepas ke dalam petakan dilakukan dengan frekuensi 4 kali/hari yaitu pada pukul 07.00, 10.00, 13.00, dan 15.00 WIB. Sedangkan untuk ikan yang sudah besar berilah pakan sebanyak dua kali dalam sehari.

Pertumbuhan harian ikan bawal bintang dengan menggunakan pakan buatan adalah sebesar 2,89 gram/hari, sedangkan dengan pemberian pakan ikan rucah pertumbuhan hariannya sebesar 1,6 gram/hari. FCR yang diperoleh selama masa pemeliharaan 6 bulan dengan menggunakan pakan buatan sebesar 1 : 2, sedangkan dengan menggunakan pakan ikan rucah sebesar 1 : 7.

Sementara untuk manajemen pakan induk harus diperhatikan kualitas dan kuantitas pakan. Kualitas pakan dipenuhi dengan pemberian ikan rucah segar, pelet, pencampuran vitamin dan multivitamin. Sedangkan untuk kuantitas pakan yang baik diberikan 3-5% dari berat total induk yang akan dipijahkan. Diduga dengan pemberian pakan yang tepat dapat meningkatkan efisiensi dalam pemeliharaan ikan bawal jenis silver pompano ini.

4.  Tahan Terhadap Penyakit dan Tidak Bersifat Kanibalisme
Ikan bawal bintang termasuk komoditas perikanan yang tahan terhadap penyakit. Namun walaupun termasuk kategori ikan yang tahan penyakit tetap saja perlu diperhatikan terhadap kualitas lingkungan pemeliharaan budidaya ikan bawal.

Ikan bawal bintang termasuk kategori komoditas perikanan yang tidak bersifat predator. Oleh karenanya ikan ini tidak bersifat kanibalisme yaitu memakan sesame. Dengan tidak adanya sifat ini maka proses budidaya ikan bawal bintang akan lebih mudah karena kontrol pertumbuhan ikan tidak serumit ikan dengan sifat predator.

5.  Padat Tebar Cukup Tinggi dengan SR Tinggi
Padat tebar ikan bawal bintang dalam proses pembudidayaan ikan cukup tinggi yakni anatara 150 – 200 ekor per petak dengan ukuran petak 3x3x3. Dengan kepadatan tebar yang cukup tinggi ini tentu menguntungkan karena hasil panen yang didapat jadi lebih banyak.

Pemilahan ukuran perlu dilakukan walaupun ikan ini tidak bersifat kanibalisme. Hal ini berguna untuk menghindari variasi ukuran yang menyebabkan ikan yang kecil akan kalah bersaing makanan dengan ikan yang besar sehingga pertumbuhanya terganggu, maka dilakukan pemilahan atau penyeragaman ukuran. Dengan demikian pada satu waring atau jaring hanya dipelihara ikan yang satu ukuran. Penyeragaman ukuran pada awal pemeliharaan dilakukan minimal dua minggu sekali dan selanjutnya dapat dilakukan setiap satu bulan.

Tingkat kehidupan ikan bawal bintang yang dibudidayakan di karamba jaring apung cukup tinggi. Tingkat kehidupan atau Survival Rate (SR) mencapai 90 persen.

6.  Benih Tersedia Cukup Melimpah
Jenis ini sebagai ikan introduksi baru yang dikembangkan, indukan berasal dari Taiwan dan baru dibenihkan secara komersial tahun 2007. Pada awalnya benih ikan bawal bintang didapat dari alam. Seiring dengan semakin menipis ketersediaan benih di alam maka keberlangsungan sempat menemui kendala. Namun dengan keberhasilan Balai Budidaya Laut Batam dalam pembenihan maka masalah benih tidaklah menjadi kendala dalam proses pembudidayaan ikan bawal bintang ini. Sejak 2 tahun terakhir Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali sudah mulai melakukan kegiatan pembesaran calon induk dengan ukuran 20-25 cm, bobot 450-600 g dan pada tahun ini sudah mencapai ukuran panjang total 38,0-46,50 cm dan bobot sekitar 1.200-1.850 g sudah berhasil memijah.

7.  Teknologi Budidaya Sudah Tersedia
Teknologi budidaya ikan bawal bintang, saat ini telah dikuasai, baik untuk pembenihan maupun pembesaran. Menurut Balai Budidaya Laut Batam, proses budidaya ikan bawal dimulai dari pemilihan telur agar memperoleh benih yang berkualitas. Telur yang telah dipanen diseleksi antara yang dibuahi dan yang tidak dibuahi. Untuk menjaga dari penyakit (agar steril) dilakukan perendaman dengan acriflavin. Bak pemeliharaan larva adalah fiber glass bulat dilengkapi dengan sistem sirkulasi air dan oksigen. Kepadatan telur adalah 50 butir/liter, setelah itu secara periodik dilakukan penjarangan pada D3O sebanyak 10 ekor/liter. Pakan yang diberikan pada tahap awal (D2-D12) adalah algae (Chlorella/Tetracelmis) dan Rotifera (Brachionus sp.). Copepoda dan Naupli Artemia adalah pakan alami yang diberikan setelah larva berumur 12 hari s.d. umur 30 hari. Untuk menjaga kondisi larva tetap stabil pengelolaan media pemeliharaan dilakukan dengan pergantian air sebanyak 10-20% / hari.

Setelah umur 30 hari dilakukan pendederan terhadap benih yang telah dihasilkan. Bak yang digunakan adalah fiber glass dengan dilengkapi sistem aerasi dan air mengalir selama 24 jam. Pakan yang digunakan adalah kombinasi ikan cincangan, biomassa artemia dewasa dan pellet sebanyak tiga kali sehari ( pagi, sinag dan sore). Guna meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dan percepatan pertumbuhan diberikan multivitamin, dan untuk mengontrol kualitas air supaya tetap baik setiap hari dilakukan penyiponan dasar bak.

Benih siap tebar berukuran 3 inchi yang dicapai setelah pendederan selama 2 bulan dipelihara di keramba jaring apung untuk dibesarkan. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Aklimatisasi perlu dilakukan karena adanya perbedaan, suhu dan salinitas antara daerah asal benih atau media transportasi dengan kondisi air tempat pemeliharaan. Apabila sistem transportasi dengan menggunakan kantong plastik, maka aklimatisasi dilakukan dengan membuka kantong plastik dan memasukkan air laut kedalam kantong sedikit demi sedikit. Setelah suhu dan salinitas hampir sama maka benih dapat ditebarkan. Untuk pengangkutan jarak pendek, aklimatisasi dilakukan dengan cara menambahkan air laut sedikit demi sedikit kedalam wadah pengangkutan. Padat tebar berkaitan erat dengan pertumbuhan dan angka kelulushidupan. Apabila kepadatan terlalu tinggi pertumbuhannya lambat akibat adanya persaingan ruang, oksigen dan pakan.

Jadi, budidaya ikan bawal bintang adalah sebuah alternatif usaha perikanan budidaya yang cukup menggiurkan untuk dilaksanakan. Dengan harga yang cukup mahal, penghasilan yang didapat cukup menjanjikan dengan keuntungan mencapai puluhan juta rupiah. Apalagi keuntungan yang besar ini dengan masa pemeliharaan yang tidak terlalu lama.







0 komentar:

Posting Komentar