Ikan
nila termasuk kelompok ikan pemakan segala jenis makanan (omnivore), pada masa
benih memakan zooplankton dan setelah tumbuh lebih besar ikan nila mulai
berkelakuan sebagai ikan pemakan. Jasad-jasad air yang hidup didasar perairan
(bentos) seperti larva chironomus, cacing oligochaeta, tubifex, dan berbagai
jenis moluska. Larva ikan nila ini mulai kehabisan kuning telor setelah berumur
2-4 hari. Ikan nila juga sangat responsive dengan pakan buatan dengan kadar
protein 25-30%.
Mencari alternatif pakan ikan nila murah, tanpa mengesampingkan kualitas dan kuantitas akan semakin jauh dari para petani, sejalan dengan melambungnya harga dasar semua bahan baku pakan, sementara para pembudidaya ikan nila harus berhadapan dengan biaya operasional pakan yang sangat besar yaitu sekitar 60-70% (Yanuartin, C. 2004), oleh karena itu upaya yang harus dilakukan adalah bagaimana mencarikan jalan keluarnya.
Pakan memiliki peranan penting sebagai sumber energi untuk pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan perkembangbiakan. Ada beberapa factor yang harus diperhatikan agar ikan nila bisa dipanen pada umur empat bulan sejak tebar bibit. Factor-faktor tersebut berhubungan dengan pakan ikan nila, pemberian suplemen, pola pemberian pakan, pengontrolan, dan kebersihan air.
JENIS
PAKAN ALTERNATIF/TAMBahaN UNTUK IKAN NILA
Usaha
pembesaran, biasanya pembudidaya memberikan dua jenis pakan, yaitu makanan
pokok berupa pelet ikan tipe FF999, 781-SP, 781-2, dan 781 serta pakan
alternatif atau tambahan. Pemberian pakan alternatif atau tambahan dilakukan
pada benih ikan nila yang berumur setelah 1 bulan dari larva. Pasalnya, kalau
ikannya masih kecil belum mampu memakannya. Cara pemberiannya, cukup disebarkan
di atas permukaan kolam untuk dibiarkan dimakan oleh benih ikan nila.
Pemberian pakan tambahan selain bertujuan untuk menghemat biaya pakan, juga untuk menggenjot pertumbuhan ikan nila.
Pakan
tambahan tersebut bisa berupa :
1.
Azzola
Azolla
juga lebih efisien untuk alternatif pakan nila dengan menggunakan tumbuhan
Azolla sebagai pakan benih ikan nila, biaya pakan bisa ditekan hingga 20 %. FCR
(feed convertion ratio/rasio konversi pakan) dengan lama pemeliharaan sekitar
120 hari dari ukuran benih 1 kg berisi 50 ekor nila bisa mencapai 0,9. Jika
tidak menggunakan tumbuhan Azolla dan murni hanya memakai pelet, FCR bisa
mencapai 1,2. Ia menghitung jika menggunakan pakan pelet saja yang mengandung
protein sekitar 30 % maka dibutuhkan biaya pakan saja sekitar Rp 11 ribu per kg
ikan nila.
Namun
jika memanfaatkan tumbuhan Azolla biaya pakan bisa ditekan menjadi Rp 9 ribu
per kg ikan nila. Dengan harga jual ikan nila ukuran konsumsi Rp 17 ribu per kg
saat ini maka keuntungan bisa lebih besar lagi.
Jika
untuk hitungan ikan nila yang lebih besar ukurannya,penggunaan tumbuhan Azolla
bisa menekan biaya pakan sekitar 25 – 30 %. Dengan rincian untuk 1 kg ikan nila
dibutuhkan pakan pelet 1 kg dan pakan tumbuhan Azolla 1 kg. Dari 1 kg benih
nila berisi 70 ekor dan dipelihara selama 4-5 bulan bisa dipanen menjadi 4 ekor
per kg dengan menekan biaya pakan sampai 30 %.
Dengan
harga jual ikan nila ukuran konsumsi yang ukur besar sekitar 20.000 per kg
sementara HPP (harga pokok produksi) berada dikisaran Rp 11 ribu per kg
sehingga di harapkan bisa meraup untung sekitar Rp 9 ribu per kg. dengan
menggunakan pakan pelet dengan protein terendah 13 % dengan harga Rp 5.500 per
kg sehingga bisa meningkatkan pendapatan.
2.Ampas kelapa (serutan buah kelapa
yang biasa sisa buat masak)
Untuk
meningkatkan produksi hasil perikanan, perlu penyediaan pakan berkualitas,
terutama pakan yang mengandung nutrisi dasar protein. Ampas kelapa adalah salah
satu jenis limbah rumah tangga yang masih memiliki kandungan nutrisi yang cukup
tinggi terutama protein dan berpotensi untuk diolah menjadi bahan pembuatan
pakan ikan,pemberian ampas kelapa utuk ikan nila dapat di campurkan waktu
pembuatan pelet atau bisa di tebar secara langsung atau juaga bisa di
fermentasikan terlebih dahulu.
3. Daun daun/sayuran yang untuk masak
yang bertekstur lembut seperti kangkung, bayam, sawi atau juga kol
tentunya dengan di cincang sesuai besar ikan nila. Limbah
sayuran yang tidak diolah terlebih dahulu sebelum penepungan mempunyai protein
paling tinggi dan penggunaan tepung limbah sayuran tidak berpengaruh nyata
terhadap pertumbuhan mutlak ikan nila. Dengan demikian limbah sayuran dapat
digunakan dalam pakan ikan nila sampai 20%.
4. Lorotan atau roti yang sudah
kadaluwarsa
Memanfaatkan
makanan sisa dan roti kadaluarsa. Makanan sisa merupakan sisa limbah rumah
makan,rumah tangga yang tidak habis dimakan manusia. Pemanfaatan limbah
tersebut sangat menguntungkan bagi pembudidaya. Sekarung sisa makanan cukup
untuk memberi makan satu kolam berisi benih ikan nila ukuran 40 ekor per kg
selama dua tiga hari, tergantung kondisi fisik pakan. pemberian pakan berupa
lorotan dan roti kadaluarsa untuk ikan semacam nila mulai marak pada beberapa
tahun terakhir. Lorotan adalah sisa makanan restoran atau warung makan. Harga
nasi lorotan saat ini Rp500 per kg. Para pembudidaya tersebut memperoleh
lorotan sekaligus roti bekas dari pengepul. Campuran lorotan dan roti
kadaluarsa dijual Rp50.000 per karung isi 50 kg.
Hanya saja syarat mutlak penggunaan campuran lorotan
ini adalah kolam dengan air mengalir. Jika air tidak mengalir ikan nila bisa
mati semua. Ini disebabkan karena adanya lapisan minyak yang timbul dari
lorotan. Bila air kolam mengalir, lapisan minyak ini akan hilang dari permukaan
air. Apabila air menggenang, minyak bisa saja menyangkut di insang sehingga
ikan nila mati.
Pemberian
pakan dilakukan dua kali sehari, pukul 09.00—10.00 dan 14.00—15.00. Pemberian
pakan saat cuaca relatif panas ini bertujuan agar si ikan nila aktif bergerak
karena suhu airnya telah hangat. Keaktifan gerak ini menyebabkan nafsu makan
akan meningkat. Karena itu kolam sebaiknya tidak terhalang dari sinar matahari.
Pemberian Suplemen
Sama
seperti pada usaha pem benih an, usaha pembesaran ikan nila juga memerlukan suplemen
untuk meningkatkan selera makan ikan nila. Suplemen yang digunakan berupa gula,
susu, atau madu yang dicampurkan dengan pelet. Takarannya, sama dengan suplemen
yang diberikan pada pakan benih, yaitu 1 sdm gula, 1 sdm madu, atau susu kental
manis untuk 1 kg pelet.
Untuk satu kali masa produksi ikan nila konsumsi dari 10.000 ekor benih yang setara 1 ton ikan nila, susu yang terpakai hanya dua kaleng. Sementara itu, madu sebanyak 1 botol dan gula pasir hanya butuh 1,5kg. pemberian suplemen harus diselang-seling, kadang diberi kadang tidak.tergantung pada Anda. Jika Anda ingin cepat, siplemen harus diberikan setiap hari.
Pola Pemberian Pakan
Pada
dasarnya pola pemberian pakan usaha pembesaran ikan nila sama dengan pola
pemberian pakan pada usaha pem benih an. Namun, jenis pakan dan porsinya yang
berubah karena disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan ikan nila. Makin besar
ikan nila, makin banyak pakan yang dibutuhkan. Umumnya ikan nila cukup diberi
makan 3-4 kali sehari, yakni pada pagi (0.00-09.00), sore (16.00-17.00), dan
malam hari (20.00-22.00).
Jumlah Pakan Yang Diberikan
Tidak
ada petunjuk yang jelas mengenai berapa banyak makanan yang harus diberikan
untuk seekor ikan nila dalam satu hari. Namun, pakan yang diberikan tidak boleh
kurang dari 5% berat tubuh ikan. Bila kita bicara pembesaran ikan nila, semakin
sering diberi makan, secara logika ikan nila akan semakin cepat besar. Artinya
pemberian pakan harus sesering mungkin, tetapi jangan berlebihan. Pemberian
pakan yang terlalu sering berisiko terhadap kecepatan keruhnya air. Akibatnya,
kolam harus sering dikuras dengan mengganti sebagian air. Namun, jika sumber
air berasal dari saluran irigasi yang dialirkan melalui pipa ke dalam kolam
terpal, airnya tidak perlu diganti hingga panen.
Pengontrolan
Pengontrolan
dalam usaha pembesaran ikan nila sama fungsinya dengan pengontrolan yang
dilakukan dalam usaha pem benih an, yaitu untuk memastikan apakah usaha
pembesaran ikan nila yang kita lakukan berjalan sesuai dengan rencana atau
tidak. Ada kendala dan masalah atau tidak. Jika ada masalah, baik itu
menyangkut ikan, pakan, air, dan kolam, tindakan apa yang harus kita lakukan
untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Pengontrolan
bersifat wajib jika kita menginginkan usaha yang sukses. Jangan berharap untung
besar, jika ikan nila kekurangan pakan, airnya kotor, atau kolam bocor.
Ketekunan Anda sangat dibutuhkan dalam usaha budidaya ini.
Pengurasan Kolam
Pengurasan
tidak perlu dilakukan setiap hari, cukup setiap 3-5 hari sekali hingga waktu
panen, karena secara fisik ikan nila sudah kuat dan mempunyai daya tahan yang
tinggi. Tahapan kerja dalam pengurasan kolam pembesaran sama halnya dengan
tahapan pengurasan kolam pada usaha pem benih an.
Penyortiran Memilih Benih Nila
Yang
selalu menjadi kendala ikan nila yang belum siap panen, di kolam pembesaran
sudah beranak.biasaya larva ikan nila mengumpul sendiri/larva ikan nila
terpisah dengan indukan,dengan demikian hal ini memudahkan petani benih nila
untuk menjaring larva ikan nila agar bisa ter sortir dan mudah memberikan
pakan serta benih benih nila dapat di manfaatkan untuk di jual dengan
ukuran larva atau benih.
Sumber
: Dari berbagai sumber