Senin, 25 April 2016

PAKAN ALTERNATIF UNTUK IKAN NILA




Ikan nila termasuk kelompok ikan pemakan segala jenis makanan (omnivore), pada masa benih memakan zooplankton dan setelah tumbuh lebih besar ikan nila mulai berkelakuan sebagai ikan pemakan. Jasad-jasad air yang hidup didasar perairan (bentos) seperti larva chironomus, cacing oligochaeta, tubifex, dan berbagai jenis moluska. Larva ikan nila ini mulai kehabisan kuning telor setelah berumur 2-4 hari. Ikan nila juga sangat responsive dengan pakan buatan dengan kadar protein 25-30%.

Mencari alternatif pakan ikan nila murah, tanpa mengesampingkan kualitas dan kuantitas akan semakin jauh dari para petani, sejalan dengan melambungnya harga dasar semua bahan baku pakan, sementara para pembudidaya ikan nila harus berhadapan dengan biaya operasional pakan yang sangat besar yaitu sekitar 60-70% (Yanuartin, C. 2004), oleh karena itu upaya yang harus dilakukan adalah bagaimana mencarikan jalan keluarnya.

Pakan memiliki peranan penting sebagai sumber energi untuk pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan perkembangbiakan. Ada beberapa factor yang harus diperhatikan agar ikan nila bisa dipanen pada umur empat bulan sejak tebar bibit. Factor-faktor tersebut berhubungan dengan pakan ikan nila, pemberian suplemen, pola pemberian pakan, pengontrolan, dan kebersihan air.

JENIS PAKAN ALTERNATIF/TAMBahaN UNTUK IKAN NILA
Usaha pembesaran, biasanya pembudidaya memberikan dua jenis pakan, yaitu makanan pokok berupa pelet ikan tipe FF999, 781-SP, 781-2, dan 781 serta pakan alternatif atau tambahan. Pemberian pakan alternatif atau tambahan dilakukan pada benih ikan nila yang berumur setelah 1 bulan dari larva. Pasalnya, kalau ikannya masih kecil belum mampu memakannya. Cara pemberiannya, cukup disebarkan di atas permukaan kolam untuk dibiarkan dimakan oleh benih ikan nila.

Pemberian pakan tambahan selain bertujuan untuk menghemat biaya pakan, juga untuk menggenjot pertumbuhan ikan nila.
Pakan tambahan tersebut bisa berupa :
1. Azzola
Azolla juga lebih efisien untuk alternatif pakan nila dengan menggunakan tumbuhan Azolla sebagai pakan benih ikan nila, biaya pakan bisa ditekan hingga 20 %. FCR (feed convertion ratio/rasio konversi pakan) dengan lama pemeliharaan sekitar 120 hari dari ukuran benih 1 kg berisi 50 ekor nila bisa mencapai 0,9. Jika tidak menggunakan tumbuhan Azolla dan murni hanya memakai pelet, FCR bisa mencapai 1,2. Ia menghitung jika menggunakan pakan pelet saja yang mengandung protein sekitar 30 % maka dibutuhkan biaya pakan saja sekitar Rp 11 ribu per kg ikan nila.
Namun jika memanfaatkan tumbuhan Azolla biaya pakan bisa ditekan menjadi Rp 9 ribu per kg ikan nila. Dengan harga jual ikan nila ukuran konsumsi Rp 17 ribu per kg saat ini maka keuntungan bisa lebih besar lagi.

Jika untuk hitungan ikan nila yang lebih besar ukurannya,penggunaan tumbuhan Azolla bisa menekan biaya pakan sekitar 25 – 30 %. Dengan rincian untuk 1 kg ikan nila dibutuhkan pakan pelet 1 kg dan pakan tumbuhan Azolla 1 kg. Dari 1 kg benih nila berisi 70 ekor dan dipelihara selama 4-5 bulan bisa dipanen menjadi 4 ekor per kg dengan menekan biaya pakan sampai 30 %.

Dengan harga jual ikan nila ukuran konsumsi yang ukur besar sekitar 20.000 per kg sementara HPP (harga pokok produksi) berada dikisaran Rp 11 ribu per kg sehingga di harapkan bisa meraup untung sekitar Rp 9 ribu per kg. dengan menggunakan pakan pelet dengan protein terendah 13 % dengan harga Rp 5.500 per kg sehingga bisa meningkatkan pendapatan.

2.Ampas kelapa (serutan buah kelapa yang biasa sisa buat masak)
Untuk meningkatkan produksi hasil perikanan, perlu penyediaan pakan berkualitas, terutama pakan yang mengandung nutrisi dasar protein. Ampas kelapa adalah salah satu jenis limbah rumah tangga yang masih memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi terutama protein dan berpotensi untuk diolah menjadi bahan pembuatan pakan ikan,pemberian ampas kelapa utuk ikan nila dapat di campurkan waktu pembuatan pelet atau bisa di tebar secara langsung atau juaga bisa di fermentasikan terlebih dahulu.

3. Daun daun/sayuran yang untuk masak yang bertekstur lembut seperti kangkung, bayam, sawi atau juga kol tentunya dengan di cincang sesuai besar ikan nila. Limbah sayuran yang tidak diolah terlebih dahulu sebelum penepungan mempunyai protein paling tinggi dan penggunaan tepung limbah sayuran tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan mutlak ikan nila. Dengan demikian limbah sayuran dapat digunakan dalam pakan ikan nila sampai 20%.

4. Lorotan atau roti yang sudah kadaluwarsa
Memanfaatkan makanan sisa dan roti kadaluarsa. Makanan sisa merupakan sisa limbah rumah makan,rumah tangga yang tidak habis dimakan manusia. Pemanfaatan limbah tersebut sangat menguntungkan bagi pembudidaya. Sekarung sisa makanan cukup untuk memberi makan satu kolam berisi benih ikan nila ukuran 40 ekor per kg selama dua tiga hari, tergantung kondisi fisik pakan. pemberian pakan berupa lorotan dan roti kadaluarsa untuk ikan semacam nila mulai marak pada beberapa tahun terakhir. Lorotan adalah sisa makanan restoran atau warung makan. Harga nasi lorotan saat ini Rp500 per kg. Para pembudidaya tersebut memperoleh lorotan sekaligus roti bekas dari pengepul. Campuran lorotan dan roti kadaluarsa dijual Rp50.000 per karung isi    50 kg.
Hanya saja syarat mutlak penggunaan campuran lorotan ini adalah kolam dengan air mengalir. Jika air tidak mengalir ikan nila bisa mati semua. Ini disebabkan karena adanya lapisan minyak yang timbul dari lorotan. Bila air kolam mengalir, lapisan minyak ini akan hilang dari permukaan air. Apabila air menggenang, minyak bisa saja menyangkut di insang sehingga ikan nila mati.

Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari, pukul 09.00—10.00 dan 14.00—15.00. Pemberian pakan saat cuaca relatif panas ini bertujuan agar si ikan nila aktif bergerak karena suhu airnya telah hangat. Keaktifan gerak ini menyebabkan nafsu makan akan meningkat. Karena itu kolam sebaiknya tidak terhalang dari sinar matahari.

Pemberian Suplemen
Sama seperti pada usaha pem benih an, usaha pembesaran ikan nila juga memerlukan suplemen untuk meningkatkan selera makan ikan nila. Suplemen yang digunakan berupa gula, susu, atau madu yang dicampurkan dengan pelet. Takarannya, sama dengan suplemen yang diberikan pada pakan benih, yaitu 1 sdm gula, 1 sdm madu, atau susu kental manis untuk 1 kg pelet.

Untuk satu kali masa produksi ikan nila konsumsi dari 10.000 ekor benih yang setara 1 ton ikan nila, susu yang terpakai hanya dua kaleng. Sementara itu, madu sebanyak 1 botol dan gula pasir hanya butuh 1,5kg. pemberian suplemen harus diselang-seling, kadang diberi kadang tidak.tergantung pada Anda. Jika Anda ingin cepat, siplemen harus diberikan setiap hari.

Pola Pemberian Pakan
Pada dasarnya pola pemberian pakan usaha pembesaran ikan nila sama dengan pola pemberian pakan pada usaha pem benih an. Namun, jenis pakan dan porsinya yang berubah karena disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan ikan nila. Makin besar ikan nila, makin banyak pakan yang dibutuhkan. Umumnya ikan nila cukup diberi makan 3-4 kali sehari, yakni pada pagi (0.00-09.00), sore (16.00-17.00), dan malam hari (20.00-22.00).

Jumlah Pakan Yang Diberikan
Tidak ada petunjuk yang jelas mengenai berapa banyak makanan yang harus diberikan untuk seekor ikan nila dalam satu hari. Namun, pakan yang diberikan tidak boleh kurang dari 5% berat tubuh ikan. Bila kita bicara pembesaran ikan nila, semakin sering diberi makan, secara logika ikan nila akan semakin cepat besar. Artinya pemberian pakan harus sesering mungkin, tetapi jangan berlebihan. Pemberian pakan yang terlalu sering berisiko terhadap kecepatan keruhnya air. Akibatnya, kolam harus sering dikuras dengan mengganti sebagian air. Namun, jika sumber air berasal dari saluran irigasi yang dialirkan melalui pipa ke dalam kolam terpal, airnya tidak perlu diganti hingga panen.

Pengontrolan
Pengontrolan dalam usaha pembesaran ikan nila sama fungsinya dengan pengontrolan yang dilakukan dalam usaha pem benih an, yaitu untuk memastikan apakah usaha pembesaran ikan nila yang kita lakukan berjalan sesuai dengan rencana atau tidak. Ada kendala dan masalah atau tidak. Jika ada masalah, baik itu menyangkut ikan, pakan, air, dan kolam, tindakan apa yang harus kita lakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Pengontrolan bersifat wajib jika kita menginginkan usaha yang sukses. Jangan berharap untung besar, jika ikan nila kekurangan pakan, airnya kotor, atau kolam bocor. Ketekunan Anda sangat dibutuhkan dalam usaha budidaya ini.

Pengurasan Kolam
Pengurasan tidak perlu dilakukan setiap hari, cukup setiap 3-5 hari sekali hingga waktu panen, karena secara fisik ikan nila sudah kuat dan mempunyai daya tahan yang tinggi. Tahapan kerja dalam pengurasan kolam pembesaran sama halnya dengan tahapan pengurasan kolam pada usaha pem benih an.

Penyortiran Memilih Benih Nila
Yang selalu menjadi kendala ikan nila yang belum siap panen, di kolam pembesaran sudah beranak.biasaya larva ikan nila mengumpul sendiri/larva ikan nila terpisah dengan indukan,dengan demikian hal ini memudahkan petani benih nila untuk menjaring larva ikan nila agar bisa ter sortir dan mudah memberikan pakan  serta benih benih nila dapat di manfaatkan untuk di jual dengan ukuran larva atau benih.

Sumber : Dari berbagai sumber

Selasa, 19 April 2016

CARA MENGATASI PENYAKIT AMYLOODINIUM OCELLATUM PADA IKAN



CARA MENGATASI PENYAKIT AMYLOODINIUM OCELLATUM
PADA IKAN

Protozoa adalah organisme eukaryot uniselular berukuran mikroskopis yang umumnya memiliki inti yang jelas. Parasit ini memiliki bebarapa kelompok yang parasit pada ikan. Pada kondisi budidaya, spesies protozoa tertentu dapat menyebabkan penyakit yang menghasilkan mortalitas tinggi yang bedampak pada kerugian ekonomi yang cukup besar pada ikan air tawar maupun ikan air laut.

Diantara golongan parasit pada ikan air tawar, Ichthopthirius multifilis telah menyebabkan banyak masalah dalam budidaya ikan air tawar. Pada ikan air laut parasit Cryptocaryon irritans dan Amyloodinium ocellatum adalah parasit protozoa yang telah menimbulkan masalah masing-masing pada ikan kerapu dan ikan-ikan konsumsi maupun ikan akuarium air laut.
·       Organ yang diserang adalah insang dan kulit. Ikan yang terinfeksi oleh parasit ini menunjukkan gejala berenang megap-megap di permukaan, muncul warna merah di sekeliling mulut, dan gejala anemia. Bahkan, jika terinfeksi berat, dapat berakibat kematian pada ikan.
·       Pencegahan dan pengobatan
yaitu dilakukan perendaman dengan formalin 200 ppm selama satu jam disertai aerasi kuat. 
·       Hal ini disebabkan penggunaan formalin dengan dosis tinggi dapat menurunkan kadar oksigen terlarut dalam air, selain ikan sangat sensitif terhadap formalin.

·       Phylum Sarcomastigophora 
Beberapa jenis parasit yang termasuk ke dalam phylum sarcomastogophora ordo dinoflagellida terlah menimbulkan masalah pada budidaya ikan, yaitu Amyloodinium ocellatum, Piscinoodinium, Crepidoodinium, Ichthyodinium dan Oodinioides. Umumnya parasit dinoflagellida ditemukan pada ekosistem akuatik dan banyak diantaranya merupakan endosymbiont pada pada invertebrata. Banyak dinoflagellata menghasilkan ichthyotoksin, yang dapat menyebabkan kematian massal pada ikan liar maupun ikan budidaya. 

1. Amyloodinium ocellatum 
Parasit ini adalah golongan dinoflagellata yang paling umum dan paling penting sebagai parasit pada ikan. Dapat menyebabkan morbid atau mortality pada ikan air laut maupun ikan air payau yang dibudidayakan di seluruh dunia. Parasit ini telah dilaporkan menyebabkan kematian sekitar 70 – 80% stok juvenil ikan striped bass di Missisipi, USA, dalam waktu kurang dari satu minggu. Parasit ini juga dikenal sebagai momok pada ikan-ikan akuarium air laut.


Parasit ini dapat menginfeksi ikan elasmobranch dan teleost. Saat ini telah dilaporkan lebih dari 100 spesies ikan telah terinfeksi. Ikan euryhaline seperti tilapia juga rentan terhadap parasit ini ketika dipelihara pada lingkungan payau. Parasit ini menyebabkan penyakit yang disebut Amyloodiniasis atau penyakit velvet.

Agen penyebab penyakit adalah Amyloodinium ocellatum. Parasit ini melekat pada jaringan inang dengan menggunakan stalk atau peduncle yang pendek dan pada bagian ujungnya terdapat rhizoid dan stomopode mirip tentakel yang dapat bergerak. Tropon dewasa dapat mencapai ukuran diameter 120 um.

Tanda-tanda klinis Amyloodinium ocellatum 
Ikan yang terinfeksi berat tampak keruh bagian sisiknya (velvet) yang ditandai dengan adanya produksi mukus berlebihan. Parasit juga ditemukan pada bagian insang. Ikan terinfeksi kadang-kadang menggosokkan badannya pada benda yang ada dalam wadah. Selain itu ikan juga berenang pada permukaan air dan tingkah laku berenang yang tidak normal serta malas bergerak meskipun dikagetkan.

Efek pada Inang Amyloodinium ocellatum 
Parasit dapat menyebabkan morbidity dan mortality pada inang ikan air laut maupun ikan air payau. Infeksi berat dapat menyebabkan kematian dalam waktu setengah hari.
Perubahan histopathology yang tampak pada insang terinfeksi adalah terjadinya disintegrasi pada insang, hyperlasia epithel insang yang berat dan sel mukus berkurang atau tidak ada sama sekali. Efek pada inang kemungkinan diperparah oleh adanya toksin yang dapat dikeluarkan oleh golongan parasit ini.

Morphology parasit dan siklus hidup Amyloodinium ocellatum 
Bentuk dewasa parasit ini adalah trophont pada kulit atau epithelium insang. Trophont memiliki stalk yang menonjol yang dilengkapi dengan holdfast yang membuat parasit dapat melekat pada jaringan inang dan menyerap nutrient dari inangnya. Trophont berbentuk seperti buah pear atau lonjong dan panjangnya bisa mencapai 350 µm, dindingnya terdiri atas selulosa yang mengandung theca.

Pada ujung bagian bawah mengandung alat melekat yang mengandung banyak rhizoid berbentuk fili, serta stomopode yang berfungsi untuk menyerap makanan. Setelah makan, trophont terlepas dari jaringan inang, melepaskan stomopode dan rhizoidnya membentuk tomon.

Pembelahan yang terjadi pada cysta tomon menghasilkan dinospore yang jumlahnya bisa mencapai 256. Dinospore memiliki panjang 8-13.5 µm dan lebar 10 – 12.5 µm. Dinospore memiliki flagella dan merupakan fase berenang aktif dari Amyloodnium. Setelah mencapai inang akan berubah menjadi fase trophont.


Parasit Nutrisi dan physiology Amyloodinium ocellatum 
Parasit memiliki rhizoid sebagai alat untuk melekat pada inang tetapi tidak berfungsi untuk menyerap makanan. Stomopode mungkin sebagai sumber enzim pencernaan yang diinjeksikan pada sel inang atau dapat berfungsi sebagai tentake makanan yang mengumpulkan fragmen-fragmen sel yang menjadi rusak akibat aktivitas pergerakan dari rhizoid.

Parasit juga dapat menyerap nutrien dari lingkungannya. Untuk mempertahankan kehidupannya pada inang, parasit melakukan regulasi terhadap pertukaran ion dengan lingkungan, terutama ion K+ dan Na+.

Diagnosis Amyloodinium ocellatum 
Pemeriksaan dengan mikroskop terhadap insang dan kulit ikan akan nampak adanya parasit yang berbentuk seperti buah pear.

Pencegahan dan kontrol Amyloodinium ocellatum 
Siklus hidup parasit ini memerlukan waktu satu minggu, dengan kapasitas reproduksi yang sangat tinggi, sehingga control terhadap parasit ini harus sesegera mungkin. Trophont dan tomon merupakan fase yang sangat resistant terhadap berbagai jenis obat-obatan dan bahan kimia.

Berikut cara pencegahan yang dapat dilakukan; gunakan saringan pasir dan radiasi ultraviolet sebelum air digunakan, lakukan disinfeksi terhadap fasilitas budidaya dengan pengapuran, lakukan karantina terhadap ikan baru, memandikan ikan terinfeksi pada air tawar, memberikan CuSO4 0.75 ppm selama 5 – 6 hari, formalin 25 ppm ditambah 0.1 ppm malachit green selam 1 hari, formalin 100 – 300 ppm selama 10 menit.

2. Piscinoodinium sp 
Morphology dan siklus hidup Piscinoodinium sp 
Parasit ini memiliki kekerabatan yang sangat dekat dengan Amyloodinium sp. Menimbulkan masalah pada ikan air tawar. Banyak ikan-ikan tropis sangat rentan terhadap parasit ini, dimana ikan anabantin, cyprinid dan cyprinodontid seringkali terinfeksi. Bentuk tropohont parasit ini mirip dengan trophont pada Amyloodinium, berwarna kuning kehijauan, pyriform dan berukuran 12 X 96 µm. Berbentuk bulat saat dewasa.  Siklus hidup parasit ini mirip dengan Amyloodinium, kecuali waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya lebih lama yaitu berkisar 10 – 14 hari pada kondisi optimal. 

Tanda-tanda klinis Piscinoodinium sp 
Menyebabkan penyakit yang disebut velvet air tawar, rust disease, gold dust disease, pillularis disease dan penyakit Oodinium air tawar. Menginfeksi bagian kulit dan insang, tanda-tanda klinis sama dengan Amyloodiniosis, kecuali bahwa ikan dapat menahan infeksi yang lebih berat. Parasit lebih pathogen pada ikan kecil, dan dapat masti dalam waktu 1 – 2 minggu, sedangkan ikan besar dapat menahan infeksi selama berbulan-bulan. Infeksi berat menyebabkan produksi mukus berlebihan, warna kulit menjadi gelap, dyspnoea, anorexia dan depresi. Secara histopathology tampak adanya kerusakan pada epithelium dan hyperplasia berat pada filamen insang. Degenerasi dan nekrosis mungkin terjadi. 

Nutrisi dan physiology Piscinoodinium sp 
Adanya chloproplast dan tidak adanya vakuola makanan pada parasit menunjukkan bahwa nutrisi parasit ini diperoleh dari proses photosyntesis. Namun demikian adanya organel pelekatan pada inang juga menunjukkan bahwa parasit ini dapat memperoleh nutrisi dari inangnya, dengan cara osmotrophy melalui rhizocyst. 
                             
Diagnosis Piscinoodinium sp 
Parasit pada kulit ikan dapat dilihat secara visual dengan memberikan pencahayaan tidak langsung yaitu cara menyalakan lampu pada bagian atas ikan dalam ruang gelap, atau mengamati ikan dengan latar belakang yang berwarna gelap. Pengamatan secara klinis dapat dilihat dengan adanya velvet, pengamatan mikroskopis untuk melihat adanya trophont atau tomont. 

Pencegahan Piscinoodinium sp 
 Menaikkan suhu mencapai 33 – 34 oC dapat mengatasi perkembangan parasit, merendam dalam larutan methylene blue 3 ppm selama 10 hari. 

3. Ichthyobodoosis
Ichthyobodoosis pada ikan air tawar 

Agen penyebab Ichthyobodoosis pada ikan air tawar 
Agen penyebab adalah ektoparasit Ichthyobodo necator (synonim Costia necatrix). Penyakit ini dulu dikenal dengan nama costiasis. Parasit ini menginfeksi sirip punggung dan ujung lamella sekunder insang. 
                                   
Distribusi geografis dan kisaran inang Ichthyobodoosis pada ikan air tawar 
Parasit menyebar di seluruh dunia dan tidak memiliki inang spesifik. Parasit ini merupakan parasit penting pada ikan salmon dan ikan mas (cyprinid) di pembenihan ketika ikan dipelihara dalam jumlah yang besar. 

Morphology dan siklus hidup Ichthyobodoosis pada ikan air tawar 
Tahap berenang bebas parasit berbentuk lonjong atau bulat dan berukuran 5 – 18 µm X 3 – 8 µm. Berkembang dengan cara pembelahan biner dan memiliki 4 buah flagella. Melekat pada sel inang dengan bagian tubuhnya yang runcing dan memakan seldebris dan mukus inang. Infeksi terjadi ketika parasit yang berenang bebas mencapai inang.

Flagella berfungsi untuk seleksi lokasi infeksi dan ventral flat disc untuk melekat. Parasit berkembang dengan cara pembelahan biner longitudinal. Fase berenang bebas parasit umum ditemukan pada perairan dan jumlahnya dapat menjadi banyak jika kondisi lingkungan memungkinkan dan ikan bisa terinfeksi berat 1 – 2 minggu setelah infeksi. Bentuk berenang bebas dan parasit diduga membentuk cysta pada kondisi lingkungan yang jelek dan cysta pada air dapat menjadi sumber infeksi. 

Efek pada inang Ichthyobodoosis pada ikan air tawar 
Parasit tidak memiliki inang spesifik, ikan yang kurang mendapatkan makanan dan ikan kecil lebih rentan dibanding ikan dewasa yang sehat. Kematian dapat mencapai 73% akibat infeksi. Outbreak dan infeksi pada cyprinid menjadi jauh lebih buruk ketika ikan terinfeksi dari tanki outdoor dipindahkan ke tanki indoor, akibat stress dan suhu tinggi pada indoor yang memudahkan parasit berkembang dengan cepat. 

Tanda-tanda klinis Ichthyobodoosis pada ikan air tawar 
Ikan yang terinfeksi ringan kemungkinan akan berguling di dala air dan menggosokkan badannya pada benda atau dinding kolam, akibat adanya iritasi pada organ terinfeksi. Ikan terinfeksi berat biasanya mengalami anorexic, dan malas.

Tampakadanya bintik pada bagian tubuh dan bintik ini bergabung membentuk lapisan tipis berwarna abu-abu pada sirip dan permukaan tubuh. Biasanya insang membengkak dan terjadinya produksi mukus berlebihan dan sirip rusak. Sel goblet pada epidermis insang seringkali tidak nampak pada inang yang terinfeksi berat. 

Diagnosis Ichthyobodoosis pada ikan air tawar 
Infeksi oleh parasit ini dikonfirmasi dengan memeriksa mukus dari insang dan permukaan tubuh untuk mengetahui ada tidaknya flagellata pada mikroskop. Parasit agak mudah rusak dan seringkali hancur saat pewarnaan. debris dan mukus inang. Infeksi terjadi ketika parasit yang berenang bebas mencapai inang.

Flagella berfungsi untuk seleksi lokasi infeksi dan ventral flat disc untuk melekat. Parasit berkembang dengan cara pembelahan biner longitudinal. Fase berenang bebas parasit umum ditemukan pada perairan dan jumlahnya dapat menjadi banyak jika kondisi lingkungan memungkinkan dan ikan bisa terinfeksi berat 1 – 2 minggu setelah infeksi. Bentuk berenang bebas dan parasit diduga membentuk cysta pada kondisi lingkungan yang jelek dan cysta pada air dapat menjadi sumber infeksi. 

Efek pada inang Ichthyobodoosis pada ikan air tawar 
Parasit tidak memiliki inang spesifik, ikan yang kurang mendapatkan makanan dan ikan kecil lebih rentan dibanding ikan dewasa yang sehat. Kematian dapat mencapai 73% akibat infeksi. Outbreak dan infeksi pada cyprinid menjadi jauh lebih buruk ketika ikan terinfeksi dari tanki outdoor dipindahkan ke tanki indoor, akibat stress dan suhu tinggi pada indoor yang memudahkan parasit berkembang dengan cepat. 
Tanda-tanda klinis Ichthyobodoosis pada ikan air tawar 
Ikan yang terinfeksi ringan kemungkinan akan berguling di dala air dan menggosokkan badannya pada benda atau dinding kolam, akibat adanya iritasi pada organ terinfeksi. Ikan terinfeksi berat biasanya mengalami anorexic, dan malas.

Tampak adanya bintik pada bagian tubuh dan bintik ini bergabung membentuk lapisan tipis berwarna abu-abu pada sirip dan permukaan tubuh. Biasanya insang membengkak dan terjadinya produksi mukus berlebihan dan sirip rusak. Sel goblet pada epidermis insang seringkali tidak nampak pada inang yang terinfeksi berat. 

Diagnosis Ichthyobodoosis pada ikan air tawar 
Infeksi oleh parasit ini dikonfirmasi dengan memeriksa mukus dari insang dan permukaan tubuh untuk mengetahui ada tidaknya flagellata pada mikroskop. Parasit agak mudah rusak dan seringkali hancur saat pewarnaan.

Kontrol parasit Ichthyobodoosis pada ikan air tawar 
Parasit dapat dikontrol dengan menggunakan formalin dengan cara pembilasan 166 ppm selama 1 jam. Treatmen pada formalin (1 : 6000) selama 1 jam sangat efektif. Malachete green (1 : 300.000 sampai 1 : 400.000) selama 40 – 60 menit juga dapat diterapkan.

4. Cryptobiosis pada ikan air tawar 
C. branchialis, C. Iubilans, C. salmositica dan C. borreli adalah pathogen pada ikan air tawar. C. branchialis adalah ektoparasit, sedangkan C. iubilans hidup pada rongga pencernaan. Kedua patogen in menyebar secara langsung antara ikan. C. salmositica tidak hanya dapat menyebar secara tidak langsung melalui lintah, tetapi juga dapat menyebar tanpa perantaraan lintah. C. borreli memerlukan lintah untuk penyebaran secara tidak langsung.

Morphology parasit Cryptobiosis pada ikan air tawar 
C. branchialis berukuran panjang 14 – 23 µm dan lebar 3.5 – 6.0 µm, flagellum anterior 7.7 – 11 µm, flagellum posterior 10 – 15 µm. Tahap extracelular C. iubilans berbentuk oval sampai memanjang, panjang 5.5 – 12.5 µm, lebar 3.5 – 5.5 µm. C. salmositica memanjang, panjang 14.9 (6.0 – 25.0) µm, lebar 2.5 (1.3 – 4.0) µm. 

Penyebaran parasit Cryptobiosis pada ikan air tawar 
Secara langsung 
Ektoparasit C. branchialis terlepas dari insang ikan dan menjadi bebas dalam kolom air, kemudian terbawa air melalui mulut dan parasit ini melengket pada filamen insang.  C. salmositica tidak hanya menyebar melalui lintah tetapi juga dapat menyebar tanpa perantaraan lintah. Penyebaran dapat terjadi secara langsung melalui kontak antar ikan, atau mukus yang mengandung parasit dan terlepas ke dalam kolom air dapat menyebar ke ikan lainnnya bila bersentuhan dengan mukus tersebut. Parasit masuk ke dalam tubuh inang melalui lukan atau secara aktif melakukan penetrasi terhadap epithel insang. 

Secara tidak langsung 
Parasit berkembang biak dalam tubuh lintah dan parasit pada lintah bersifat infektif pada ikan. Sejumlah besar parasit terakumulasi dalam tubuh lintah dan disebarkan pada inang ketika lintah makan/mengisap darah inang.

Diagnosis Cryptobiosis pada ikan air tawar 
Tanda-tanda klinis seperti anorexia, exopthalmia, pembengkakan perut dapat digunakan sebagai diagnosa awal. Parasit dapat dideteksi dengan mudah dengan teknik siapan basah (wet mount) pada infeksi akut. Sampel segar diambil dari insang, mukus, organ dalam, darah diambil dari ikan hidup atau baru mati dan diperiksa dibawah mikroskop medan terang atau phase kontras. Untuk konfirmasi identifikasi, smear kering udara parasit difiksasi pada ethanol 100% dan pada buffered formalin, diwarnai dengan pewarnaan giemsa dan diperiksa di bawah mikroskop menggunakan oil immersi. 

5. Cryptobiosis pada ikan air laut 
C. bullocki menyebabkan penyakit dan kematian pada ikan air laut. Parasit menyebar melalui lintah. Prosedur diagnosa untuk deteksi yang digunakan pada C. salmositica dapat digunakan untuk C. bullocki. 

Morphology parasit Cryptobiosis pada ikan air laut 
Spesimen kering udara C. bullocki memiliki panjang 17.6 (12.5 – 23.1) µm, lebar 2.7 (1.2 – 4.5) µm. Flagellum anterior 13.1 (8.3 – 19.1) µm, flagellum posterior 8.5 (4.4 – 15.7) µm. 

Tanda klinis dan pathology Cryptobiosis pada ikan air laut 
Tanda klinis seperti anaemia, exopthalmia, pembesaran perut, lambat bergerak. Terjadi nekrosis pada hati dan limpa ikan. Terjadi luka-luka ulcer dan hemarhage pada rongga perut, oedema, haemorhage dan nekrosis pada usus dan juga oedema pada lambung. Terjadi kerusakan pada glomeruli dan ada luka pada ginjal ikan.

6. TRYPANOSOMOSIS 
Trypanosoma adalah haemoflagellata dan biasanya memiliki flagellum bebas pada ujung bagian anterior. Parasit ini selalu menyebar lewat perantaraan lintah. Parasit tidak bersifat inang spesifik.