BUDIDAYA
IKAN NILA
1.
Persiapan
Kolam Budidaya
Budidaya
ikan nila bisa menggunakan berbagai jenis kolam, mulai dari kolam tanah,
kolam semen, kolam terpal, jaring terapung hingga tambak air payau. Dari sekian
jenis kolam tersebut, kolam tanah paling banyak digunakan karena cara
membuatnya cukup mudah dan biaya konstruksinya murah.
Keunggulan
lain kolam tanah adalah bisa menjadi tempat tumbuh berbagai tumbuhan dan hewan
yang bermanfaat sebagai pakan alami bagi ikan. Sehingga bisa mengurangi biaya
pembelian pakan buatan atau pelet. Untuk
memulai budidaya ikan nila di kolam tanah, perlu langkah-langkah persiapan
pengolahan tanah. Mulai dari penjemuran, pembajakan tanah, pengapuran,
pemupukan hingga pengairan. Berikut langkah-langkahnya :
·
Langkah
pertama adalah pengeringan dasar kolam. Kolam dikeringkan dengan cara
dijemur. Penjemuran biasanya berlangsung selama 3-7 hari, tergantung kondisi
cuaca. Sebagai patokan, penjemuran sudah cukup bila permukaan tanah terlihat
retak-retak, namun tidak sampai membatu. Bila diinjak masih meninggalkan jejak
kaki sedalam 1-2 cm.
·
Selanjutnya,
permukaan tanah dibajak atau dicangkul sedalam kurang lebih 10 cm. Sampah,
kerikil dan kotoran lainnya dibersihkan dari dasar kolam. Bersihkan
juga lumpur hitam yang berbau busuk, biasanya berasal dari sisa pakan yang
tidak habis.
·
Kolam
yang telah dipakai biasanya memiliki tingkat keasaman tinggi (pH rendah),
kurang dari 6. Padahal kondisi pH optimal untuk budidaya ikan nila ada pada
kisaran 7-8. Untuk menetralkannya lakukan pengapuran dengan dolomit atau kapur
pertanian. Dosis pengapuran disesuaikan dengan keasaman tanah. Untuk pH tanah 6
sebanyak 500 kg/ha, untuk pH tanah 5-6 sebanyak 500-1500 kg/ha, untuk pH tanah
4-5 sebanyak 1-3 ton/ha. Kapur diaduk secara merata. Usahakan agar kapur bisa
masuk ke dalam permukaan tanah sedalam 10 cm. Kemudian diamkan selama 2-3 hari.
·
Setelah itu
lakukan pemupukan. Gunakan pupuk organik
sebagai pupuk dasar. Jenisnya bisa pupuk kompos atau pupuk kandang. Pemberian pupuk organik berguna untuk
mengembalikan kesuburan tanah. Dosisnya sebanyak 1-2 ton per hektar. Pupuk
ditebar merata di dasar kolam. Biarkan selama 1-2 minggu. Setelah itu, bila
dipandang perlu bisa ditambahkan pupuk kimia berupa urea 50-70 kg/ha dan TSP
25-30 kg/ha, diamkan 1-2 hari. Tujuan pemupukan untuk memberikan nutrisi bagi
hewan dan tumbuhan renik yang ada di lingkungan kolam. Sehingga hewan atau
tumbuhan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai pakan alami ikan.
·
Langkah
selanjutnya, kolam digenangi dengan air. Pengairan dilakukan secara bertahap.
Pertama, alirkan air ke dalam kolam sedalam 10-20 cm. Diamkan selama 3-5 hari.
Biarkan sinar matahari menembus dasar kolam dengan sempurna, untuk
memberikan kesempatan pada ganggag atau organisme air lainnya tumbuh. Setelah
itu isi kolam hingga ketinggian air mencapai 60-75 cm.
Pengelolaan
air
Agar
pertumbuhan budidaya ikan nila maksimal, pantau kualitas air kolam. Parameter
penentu kualitas air adalah kandungan oksigen dan pH air. Bisa juga dilakukan
pemantauan kadar CO2, NH3 dan H2S bila memungkinkan. Bila kandungan oksigen
dalam kolam menurun, perderas sirkulasi air dengan memperbesar aliran debit
air. Bila kolam sudah banyak mengandung NH3 dan H2S yang ditandai dengan bau
busuk, segera lakukan penggantian air. Caranya dengan mengeluarkan air kotor
sebesar ⅓ nya, kemudian menambahkan air baru. Dalam keadaan normal,cpada kolam
seluas 100 m2 atur debit air sebesar 1 liter/detik.
Memilih benih ikan nila
Pemilihan
benih merupakan faktor penting yang menentukan tingkat keberhasilan
budidaya ikan nila. Untuk hasil maksimal sebaiknya gunakan benih ikan berjenis
kelamin jantan. Karena pertumbuhan ikan nila jantan 40% lebih cepat dari pada ikan nila betina. Budidaya ikan
nila secara monosex (berkelamin
jantan semua) lebih produktif dibanding campuran. Karena ikan nila mempunyai
sifat gampang memijah (melakukan perkawinan). Sehingga bila budidaya dilakukan
secara campuran, energi ikan akan habis untuk memijah dan pertumbuhan bobot
ikan sedikit terhambat. Saat ini banyak yang menyediakan bibit ikan nila monosex.
Penebaran
benih ikan nila
Kolam
yang telah terisi air sedalam 60-75 cm siap untuk ditebari benih ikan nila.
Padat tebar kolam tanah untuk budidaya ikan nila sebanyak 15-30 ekor/m2. Dengan
asumsi, ukuran benih sebesar 10-20 gram/ekor dan akan dipanen dengan ukuran 300
gram/ekor. Sebelum benih ditebar, hendaknya melewati tahap adaptasi terlebih
dahulu. Gunanya agar benih ikan terbiasa dengan kondisi kolam, sehingga resiko
kematian benih bisa ditekan. Caranya, masukkan wadah yang berisi benih ikan
nila ke dalam air kolam. Biarkan selama 15 menit. Kemudian miringkan atau buka
wadah tersebut. Biarkan ikan keluar dan lepas dengan sendirinya.
Pemeliharaan
ikan nila
Setelah
semua persiapan selesai dilakukan dan benih sudah ditebarkan ke dalam kolam,
langkah selanjutnya adalah merawat ikan hingga usia panen. Budidaya
ikan nila tidaklah sulit. Ikan nila masih satu kerabat dengan ikan mujair.
Kedua ikan ini mempunyai kemiripan sifat. Mudah berkembang biak dan mempunyai
kemampuan adaptasi yang baik.
Di
alam bebas, ikan nila banyak ditemukan di perairan air tawar
seperti sungai, danau, waduk dan rawa. Suhu optimal bagi pertumbuhan ikan nila
berkisar 25-30oC dengan pH air 7-8. Ikan nila termasuk hewan pemakan
segala atau omnivora. Makanan alaminya plankton, plankton, tumbuhan air dan
berbagai hewan air lainnya. Pakan buatan untuk budidaya ikan nila sebaiknya
berkadar protein sekitar 25%. Biaya pakan untuk budidaya ikan nila
relatif lebih murah. Tidak seperti budidaya ikan mas atau ikan lele yang membutuhkan pakan dengan kadar protein
tinggi, sekitar 30-45%.
Untuk
memulai budidaya ikan nila ada beberapa faktor penting yang harus
diperhatikan, yakni pemilihan benih, persiapan kolam, pemberian pakan,
hingga penanganan penyakit.
Pemberian
pakan
Pengelolaan
pakan sangat penting dalam budidaya ikan nila. Biaya pakan merupakan komponen
biaya paling besar dalam budidaya ikan nila. Berikan pakan berupa pelet dengan
kadar protein 20-30%. Ikan nila membutuhkan pakan sebanyak 3% dari bobot
tubuhnya setiap hari. Pemberian pakan bisa dilakukan pada pagi dan sore hari.
Setiap dua minggu sekali, ambil sampel ikan nila secara acak kemudian timbang
bobotnya. Lalu sesuaikan jumlah pakan yang harus diberikan.
Perhitungan dosis pakan budidaya ikan
nila:
Dalam
satu kolam terdapat 1500 ekor ikan nila berukuran 10-20 gram/ekor.
Rata-rata
bobot ikan → (10+20)/2 = 15 gram/ekor.
Perhitungan
pakannya → 15 x 1500 x 3% = 675 gram = 6,75 kg per hari
Cek
bobot ikan setiap dua minggu untuk menyesuaikan jumlah pakan.
Pengendalian
hama dan penyakit
Seperti
telah disebutkan sebelumnya, ikan nila merupakan ikan yang tahan banting. Pada
situasi normal, penyakit ikan nila tidak banyak mengkhawatirkan. Namun bila
budidaya ikan nila sudah dilakukan secara intensif dan massal, resiko serangan
penyakit harus diwaspadai. Penyebaran penyakit ikan sangat cepat, khususnya
untuk jenis penyakit infeksi yang menular. Media penularan biasanya melewati
air. Jadi bisa menjangkau satu atau lebih kawasan kolam.
Pemanenan
ikan nila
Waktu
yang diperlukan untuk budidaya ikan nila mulai dari penebaran benih hingga
panen mengacu pada kebutuhan pasar. Ukuran ikan nila untuk pasar
domestik berkisar 300-500 gram/ekor. Untuk memelihara ikan nila dari ukuran
10-20 gram hingga menjadi 300-500 gram dibutuhkan waktu sekitar 4-6 bulan.
0 komentar:
Posting Komentar