KANDUNGAN
GIZI CACING TUBIFEX SEBAGAI PAKAN ALAMI
Cacing
sutra atau cacing rambut (Tubifex sp) adalah pakan alami yang penting
dalam kegiatan pembenihan ikan. Pakan yang dibutuhkan dalam pembenihan selain
dapat memenuhi kebutuhan gizi untuk hidup dan tumbuh, juga untuk memenuhi
kebutuhan pigmen warna dalam tubuh bagi ikan hias.
Secara
umum cacing sutra atau cacing rambut terdiri atas dua lapisan otot yang
membujur dan melingkar sepanjang tubuhnya. Panjangnya 10–30 mm dengan warna
tubuh kemerahan, saluran pencernaannya berupa celah kecil mulai dari mulut
sampai anus. Spesies ini mempunyai saluran pencernaan berupa celah kecil mulai
dari mulut sampai anus. Cacing sutra (Tubifex sp) ini hidup berkoloni bagian
ekornya berada dipermukaan dan berfungsi sebagai alat bernafas dengan cara
difusi langsung dari udara.
Nilai
gizi cacing tubifex
Protein
|
Lemak
|
Serat Kasar
|
Kadar Abu
|
Air
|
57%
|
13,3%
|
2,04%
|
3,6%
|
87,7%
|
Keadaan habitat cacing tubifex
Suhu
|
||
28-30 °C
|
2,75-5
|
6-8
|
Reproduksi cacing tubifex
Jumlah telur
|
Panen pertama
|
Panen Kedua
|
Cacing
|
|
6-8
|
>65 hari
|
>12 hari
|
Jangka Panjang
|
Dari tabel diatas kandungan protein cacing sutra sangat baik untuk pakan alami ikan, walaupun mempunyai kadar nilai tinggi tetapi cacing tubifex merupakan pakan yang hanya dapat ditempatkan pada dasar perairan. Sehingga sering dijumpai ikan yang berada dipermukaan air tidak makan cacing tersebut. Sehingga menyebabkan perbedaan pertumbuhan larva ikan yang berada di dasar perairan dan permukaan air.
1. Biologi dan Morfologi Cacing Sutra
(Tubifex sp)
Cacing
sutra atau cacing rambut termasuk kedalam kelompok cacing–cacingan (Tubifex
sp). Dalam ilmu taksonomi hewan, cacing sutra digolongkan kedalam kelompok
Nematoda. Embel–embel sutra diberikan karena cacing ini memiliki tubuh yang
lunak dan sangat lembut seperti halnya sutra. Sementara itu julukan cacing
rambut diberikan lantaran bentuk tubuhnya yang panjang dan sangat halus tak
bedanya seperti rambut .
Cacing sutra (Tubifex sp)
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Phylum
: Annelida
Class
: Oligochaeta
Ordo
: Haplotaxida
Famili
: Tubificidae
Genus
: Tubifex
Spesies
: Tubifex sp
Cacing
sutra (Tubifex sp) tidak mempunyai insang dan bentuk tubuh yang kecil dan
tipis. Karena bentuk tubuhnya kecil dan tipis, pertukaran oksigen dan
karbondioksida sering terjadi pada permukaan tubuhnya yang banyak mengandung
pembuluh darah. Kebanyakan Tubifex membuat tabung pada lumpur di dasar
perairan, di mana bagian akhir posterior tubuhnya menonjol keluar dari tabung
bergerak bolak-balik sambil melambai-lambai secara aktif di dalam air, sehingga
terjadi sirkulasi air dan cacing akan memperoleh oksigen melalui permukaan
tubuhnya. Getaran pada bagian posterior tubuh dari Tubifex dapat membantu
fungsi pernafasan.
Hampir semua oligochaeta bernafas dengan cara difusi melalui seluruh permukaan tubuh. Hanya beberapa yang bernafas dengan insang. Cacing sutra ini bisa hidup diperairan yang berkadar oksigen rendah, bahkan beberapa jenis dapat bertahan dalam kondisi yang tanpa oksigen untuk jangka waktu yang pendek. Cacing sutra dapat mengeluarkan bagian posteriornya dari tabung, guna mendapatkan oksigen lebih banyak, apabila kandungan oksigen dalam air sangat sedikit.
Sekitar
90% Tubifex menempati daerah permukaan hingga kedalaman 4 cm, dengan
perincian sebagai berikut : juvenile (dengan bobot kurang dari 0,1 mg)
pada kedalaman 0-2 cm, immature (0,1-5,0 mg) pada kedalaman 0-4 cm, mature
(lebih dari 5 mg) pada kedalaman 2-4 cm.
2. Ekologi Cacing Sutra (Tubifex sp)
Cacing
sutra (Tubifex sp) umumnya ditemukan pada daerah air perbatasan seperti daerah
yang terjadi polusi zat organik secara berat, daerah endapan sedimen dan
perairan oligotropis. Ditambahkan bahwa spesies cacing Tubifex sp ini bisa
mentolerir perairan dengan salinitas 10 ppt. Kemudian oleh Chumaidi (1986),
dikatakan bahwa dua faktor yang mendukung habitat hidup cacing sutra (Tubifex
sp) ialah endapan lumpur dan tumpukan bahan organik yang banyak.
Sedangkan dari
setiap tubuh cacing sutra (Tubifex sp) pada bagian punggung dan
perut kekar serta ujung bercabang dua tanpa rambut. Sementara sifat hidup
cacing sutra (Tubifex sp) menunjukan organisme dasar yang suka membenamkan diri
dalam lumpur seperti benang kusut dan kepala terkubur serta ekornya
melambai-lambai dalam air kemudian bergerak berputar-putar.
3. Perkembangbiakan Cacing Sutra
(Tubifex sp)
Cacing
sutra (Tubifex sp) adalah termasuk organisme hermaprodit. Pada satu individu
organisme ini terdapat 2 (dua) alat kelamin dan berkembangbiak dengan cara
bertelur dari betina yang telah matang telur.
Sedangkan telur cacing sutra (Tubifex sp) terjadi didalam kokon yaitu suatu bangunan berbentuk bangunan bulat telur, panjang 1 mm dan diameter 0,7 mm yang dihasilkan oleh kelenjar epidermis dari salah satu segmen tubuh yang disebut kitelum. Tubuhnya sepanjang 1-2 cm, terdiri dari 30-60 segmen atau ruas. Telur yang ada didalam tubuh mengalami pembelahan, selanjutnya berkembang membentuk segmen-segmen. Setelah beberapa hari embrio cacing sutra (Tubifex sp) akan keluar dari kokon.
Induk
yang dapat menghasilkan kokon dan mengeluarkan telur yang menetas menjadi
tubifex mempunyai usia sekitar 40-45 hari. Jumlah telur dalam setiap kokon
berkisar antara 4-5 butir. Waktu yang dibutuhkan untuk proses perkembangbiakan
telur di dalam kokon sampai menetas menjadi embrio tubifex membutuhkan waktu
sekitar 10-12 hari. Daur hidup cacing sutra dari telur, menetas hingga menjadi
dewasa serta mengeluarkan kokon dibutuhkan waktu sekitar 50-57 hari.
4. Habitat dan Penyebaran Cacing Sutra
(tubifex sp)
Habitat
dan penyebaran cacing sutra (Tubifex sp) umumnya berada di daerah tropis.
Umumnya berada disaluran air atau kubangan dangkal berlumpur yang airnya
mengalir perlahan, misalnya selokan tempat mengalirnya limbah dan pemukiman
penduduk atau saluran pembuangan limbah peternakan. Selain itu, cacing sutra
juga ditemukan di saluran pembuangan kolam, saluran pembuangan limbah sumur
atau limbah rumah tangga umumnya kaya akan bahan organik karena bahan organik
ini merupakan suplai makanan terbesar bagi cacing sutra (Tubifex sp).
5. Pakan dan kebiasaan Makan Cacing
Sutra (Tubifex sp)
Makanan
oligochaeta akuatik sebagian besar terdiri dari ganggang berfilament, diatom dan detritus
berbagai tanaman dan hewan. Sebagian besar oligochaeta memperoleh makanan
dengan menyaring substrat seperti kebiasaan cacing yang lain. Komponen organik
pada substrat ditelan melalui saluran pencernaan. Cacing ini memperoleh makanan
pada kedalaman 2-3 cm dari permukaan substrat. Cacing sutra mencari makan
dengan cara masuk ke dalam sedimen, beberapa sentimeter di bawah permukaan
sedimen dan memilih bahan makanan yang kecil serta lembek .
Jumlah
makanan yang dikonsumsi sehari-hari oleh cacing sutra (Tubifex sp) adalah 2-8
kali bobot tubuh . Cacing tersebut hanya makan pada lapisan tipis di bawah
permukaan pada kedalaman 2cm-5cm. Dijelaskan pula bahwa pada lapisan
tersebut banyak zat-zat makanan yang tertimbun akibat dekomposisi anaerobik.
Selain
makanan, pertumbuhan populasi cacing sutra juga ditentukan oleh faktor–faktor
lain seperti ruang (tempat) dan lingkungan. Tubificidae memperoleh
makanan pada kedalaman 2-3 cm dari permukaan substrat.
0 komentar:
Posting Komentar