Senin, 27 Maret 2017

MENGENAL IKAN SIDAT





Kalau dilihat ikan Sidat ini bentuknya sekilas mirip dengan belut namun sebenarnya Sidat ini berbeda dengan belut, Sidat memiliki sirip dada, sirip punggung, dan sirip dubur yang sempurna, sehingga orang menduga sirip itu adalah “daun bertelinga” sehingga dinamakan pula “belut bertelinga”.

Sidat tumbuh besar di perairan tawar, setelah dewasa kembali ke laut untuk berpijah. Dalam siklus hidupnya, setelah tumbuh dan berkembang dalam waktu yang panjang di perairan tawar, Sidat dewasa yang lebih dikenal dengan yellow eel berkembang menjadi silver eel (matang gonad) yang akan bermigrasi ke laut untuk memijah. Setelah memijah, induk akan mati.

Indonesia paling sedikit memiliki enam jenis ikan sidat yakni: Anguilla marmorata, A. celebensis, A. ancentralis, A. borneensis, A. bicolor bicolor dan A. bicolor pacifica. Di Jepang, laboratorium penelitian Sidat, berusaha untuk menemukan teknik pemijahan secara buatan seperti halnya kita memijahkan ikan mas, lele dan udang.
Ikan Sidat yang ditangkap dari alam khususnya A. bicolor termasuk ikan berlemak rendah dan sedang dengan kadar protein yang tinggi. Salah satu penelitian menghasilkan protein berkisar 17,5- 21,5%, air 71,5-75,9%, lemak 3,3-9,5% dan abu 1,0-1,6%.
Ikan Sidat merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki prospek karena sangat laku di pasar internasional seperti: Jepang, Hongkong, Belanda, Jerman, Italia dan beberapa negara lain; dengan demikian ikan Sidat ini memiliki potensi sebagai komoditas ekspor. Di Indonesia, Sidat banyak ditemukan di daerah-daerah yang berbatasan dengan laut dalam seperti pantai selatan Pulau Jawa, pantai barat Sumatera, pantai timur Kalimantan, pantai Sulawesi, pantai kepulauan Maluku dan Irian Barat.
 
Berbeda halnya di negara lain (seperti Jepang dan negara-negara Eropa), di Indonesia sumberdaya ikan sidat belum begitu banyak dimanfaatkan, padahal ikan liar ini baik dalam ukuran benih maupun ukuran konsumsi jumlahnya cukup melimpah. Tingkat pemanfaatan Sidat secara lokal (dalam negeri) masih sangat rendah, akibat belum banyak dikenalnya ikan ini, sehingga kebanyakan penduduk Indonesia belum familiar untuk mengkonsumsi sidat. Demikian pula pemanfaatan Sidat untuk tujuan ekspor masih sangat terbatas. Agar sumberdaya ikan Sidat yang keberadaannya cukup melimpah ini dapat dimanfaatkan secara optimal, maka perlu dilakukan langkah-langkah strategis yang diawali dengan mengenali daerah di sekitar kita yang memiliki potensi sumberdaya ikan Sidat mulai dari benih dan ukuran konsumsi yang kemudian dilanjutkan dengan upaya pemanfaatannya baik untuk konsumsi lokal maupun untuk tujuan ekspor. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan konsumen di Jepang yang sangat besar, yaitu ikan Sidat (Unagi atau Udanon, Jepang) yang banyak hidup di perairan Indonesia. Selain digemari karena kandungan gizi yang tinggi, harga Sidat sangatlah fantastis.

KARAKTERISTIK
Dalam ilmu taksonomi hewan, ikan Sidat diklasifikasikan sebagai berikut:
Filum         : Chordata
Kelas          : Actinopterygii
Subkelas   : Neopterygii
Division     : Teleostei (Ikan bertulang belakang)
Ordo          : Anguilliformes (Sidat)
Famili        : Anguillidae
Genus        : Anguilla
Species      : Anguilla spp.

Tubuh Sidat bersisik kecil-kecil membujur, berkumpul dalam kumpulan-kumpulan kecil yang masing-masing kumpulan terletak miring pada sudut siku terhadap kumpulan-kumpulan di sampingnya. Bentuk tubuh yang memanjang seperti ular memudahkan bagi Sidat untuk berenang di antara celah-celah sempit dan lubang di dasar perairan. Warna tubuh abu-abu gelap di punggung, di bagian dada/perut berwarna keputihan.
Panjang tubuh ikan Sidat bervariasi tergantung jenisnya yaitu antara 50-125 cm. Ketiga siripnya yang meliputi sirip punggung, sirip dubur dan sirip ekor menyatu. Selain itu terdapat sisik sangat kecil yang terletak di bawah kulit pada sisi lateral. Perbedaan di antara jenis ikan Sidat dapat dilihat antara lain dari perbandingan antara panjang preanal (sebelum sirip dubur) dan predorsal (sebelum sirip punggung), struktur gigi pada rahang atas, bentuk kepala dan jumlah tulang belakang.

Sidat termasuk ikan karnivora (pemakan daging). Sama halnya dengan belut sawah (Monoterus albus/Fluta alba), lele (Clarias batracus), dan gabus (Ophiocephalus striatus). Di alam aslinya, Sidat memangsa ikan, kodok, udang, dan juga sesama Sidat (kanibalisme). Kanibalisme akan terjadi apabila populasi Sidat dalam satu koloni sangat besar, tetapi volume pakan kurang.

SIKLUS HIDUP
Sidat merupakan ikan catadromous, yakni ikan yang hidupnya di perairan air tawar di pedalaman. Baik berupa sungai besar, danau, waduk atau rawa, tetapi berkembang biak di laut. Indonesia paling sedikit memiliki enam jenis ikan Sidat yakni: Anguilla marmorata, A. celebensis, A. ancentralis, A. borneensis, A. bicolor bicolor dan A. bicolor pacifica. Jenis-jenis ikan tersebut menyebar di daerah-daerah yang berbatasan dengan laut dalam. Di perairan daratan (inland water) ikan sidat hidup di perairan estuaria (laguna) dan perairan tawar (sungai, rawa dan danau) dataran rendah hingga dataran tinggi.
Jenis Sidat yang sering ditangkap nelayan hanya dua yaitu sidat kembang (A. mauritiana) dan sidat anjing (A. bicolor). Kedua jenis ini berdiam dalam lubang pada cadas-cadas atau di antara sela-sela batu, dan yang disukai masyarakat adalah Sidat kembang. Sidat anjing kurang disukai, bahkan ditolak untuk menyantap dagingnya karena namanya yang diembel-embeli "anjing".

Sidat Indonesia A. bicolor bicolor, A. marmorata, maupun A. celebensis, populasinya sangat mengkhawatirkan. Sidat Sulawesi, A. celebensis yang terdapat di danau Poso, Sulawesi Tengah, malahan sudah sangat kritis keadaannya. Sebab Sidat ini hanya endemik di pulau Sulawesi. Beda dengan A. bicolor bicolor dan A. marmorata yang meskipun diberi nama Indonesia, sebaran habitatnya mulai dari Madagaskar sampai ke Pasifik. Meskipun populasi A. bicolor bicolor, dan A. marmorata masih tidak sekritis A. celebensis, namun penelitian untuk budidaya secara intensif sudah sangat mendesak. Budidaya ikan Sidat bukan sekadar usaha peternakan, melainkan sebuah mata rantai agroindustri yang satu sama lain saling terikat.

Pada stadium larva, Sidat hidup di laut. Bentuknya seperti daun lebar, tembus cahaya, dan dikenal dengan sebutan leptocephalus. Larva ini hidup terapung-apung di tengah samudera. Leptocephalus hidup sebagai plankton terbawa arus samudera mendekati daerah pantai. Pada stadium elver, Sidat banyak ditemukan di pantai atau muara sungai.

Panjang tubuh 5-7 cm, tembus cahaya. Burayak (anak ikan/impun) akan hidup di air payau sampai umur satu tahun. Ketika itulah Sidat akan berenang melawan arus menuju hulu sungai. Setelah bertemu dengan perairan yang dalam dan luas, misalnya lubuk, bendungan, rawa atau danau, Sidat akan menetap dan tumbuh menjadi ikan buas dan liar. Impun dewasa inilah yang selanjutnya dikenal sebagai Sidat. Ketika itulah dia akan kembali ke laut lepas untuk kawin dan berkembang biak. Setelah berpijah, induk akan mati. Pola hidup Sidat bertolak belakang dengan ikan salmon (Salmonidae). Salmon justru hidup di laut, tetapi kawin dan berkembang biak di air tawar di pedalaman. Perilaku catadromous, tidak hanya terjadi pada Sidat, melainkan juga udang galah.

JENIS-JENIS SIDAT
Sidat (eels) adalah ikan dari famili Anguillidae. Ada sekitar 16-20 spesies Sidat, yang kesemuanya merupakan genus Anguilla. Di antaranya adalah Sidat: Eropa (A. anguilla), Jepang (A. japonica),  Amerika (A. rostrata),  sirip pendek (A. australis),  putih (A. marmorata),  loreng (A. nebulosa),  loreng India (A. bengalensis bengalensis),  loreng Afrika (A. bengalensis labiata),  sirip pendek Indonesia (A. bicolor bicolor),  sirip pendek India (A. bicolor pacifica),  sirip panjang Indonesia (A. malgumora),  sirip panjang Sulawesi (A. celebensis),  sirip panjang Selandia Baru (A. dieffenbachii),  sirip panjang dataran tinggi (A. interioris),  sirip panjang Polynesia (A. megastoma),  sirip panjang Afrika (A. mossambica),  sirip pendek pasifik atau s pasifik selatan (A. obscura),  bintik sirip panjang atau sirip panjang Australia (A. reinhardtii).



Sabtu, 25 Maret 2017

KANDUNGAN GIZI BELUT DAN NILA



KANDUNGAN GIZI BELUT DAN NILA


1. Belut (Monopterus albus)
Belut merupakan ikan yang tidak mempunyai sirip atau anggota badan lain untuk bergerak. Bentuknya yang menyerupai ular dan sangat licin, kadang-kadang membuat sebagian orang enggan untuk mengkonsumsinya. Namun ternyata, daging belut ini dapat diolah menjadi berbagai macam jenis makanan dan mempunyai kandungan gizi yang sangat bermanfaat terhadap kesehatan.

Belut mempunyai Berat Dapat Dimakan (BDD) sebesar 100% artinya semua bagian dari belut tersebut seluruhnya dapat dimakan. Kandungan gizi dari 100 gr BDD antara adalah energi 82 kkal, protein 6,7 gr, lemak 1,0 gr dan karbohidrat 10,9 gr.

Berdasarkan komposisi gizinya belut mempunyai nilai energi yang cukup tinggi, sehingga belut sangat baik untuk digunakan sebagai sumber energi. Kandungan protein belut juga cukup tinggi dan ditambah dengan nilai cerna protein yang cukup baik sehingga sangat cocok untuk dijadikan sumber protein bagi semua kelompok usia.

Protein belut juga kaya akan beberapa asam amino esensial yang memiliki kualitas cukup baik, yaitu Asam linotenat, EPA, DHA, leusin, Isoleusin, lisin, asam aspartat, dan asam glutamat. Leusin dan isoleusin merupakan asam amino esensial yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak-anak dan menjaga keseimbangan nitrogen pada orang dewasa. Disamping itu, leusin juga berguna untuk perombakan dan pembentukan protein otot.

Kandungan asam glutamat yang tinggi pada belut menyebabkan daging belut terasa enak dan gurih. Asam glutamat berfungsi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sedangkan asam aspartat bermanfaat untuk membantu kerja neurotransmitter.

Belut juga mengandung arginin (asam amino non esensial) yang dapat bermanfaat untuk mempengaruhi produksi Human Growth Hormone (HGH). Hormon HGH berperan dalam membantu meningkatkan kesehatan otot dan mengurangi penumpukan lemak di tubuh. Hasil uji laboratorium juga menunjukkan bahwa arginin berfungsi menghambat pertumbuhan sel-sel kanker payudara.

Belut termasuk jenis ikan yang tergolong tinggi kandungan mineralnya seperti kalsium, phospor dan zat besi. Pada 100 gram belut mengandung 840 mg kalsium, atau lebih tinggi bila  dibandingkan dengan 100 gram keju yang hanya mengandung 770 mg kalsium. Di samping kalsium, belut juga mengandung hormon kalsitonin. Kalsium dan kalsitonin berfungsi untuk menjaga kesehatan tulang.

Pada 100 gram belut mengandung 4,9 mg zat besi, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 100 telur ayam yang hanya mengandung 2,7 mg. Kebutuhan tubuh akan zat besi secara ideal adalah sebesar 25 mg/hari, sehingga dengan mengkonsumsi 250 gram belut setiap hari maka telah memenuhi setengah kebutuhan zat besi. Zat besi sangat diperlukan tubuh untuk mencegah anemia gizi, yang ditandai oleh tubuh yang mudah lemah, letih, dan lesu. Zat besi berguna meningkatkan kekebalan tubuh dan membentuk hemoglobin darah yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh sehingga memperlancar oksidasi karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi untuk aktivitas tubuh. Oleh karena itu, saat ini belut sering digunakan sebagai obat/jamu untuk meningkatkan vitalitas tubuh.

Pada 100 gram belut segar terkandung 533 mg fosfor, sedangkan 100 gram belut goreng mengandung 872 mg. Kandungan fosfor pada belut segar hampir sama dengan kuning telur ayam hanya mengandung fosfor sebesar 586 mg dan jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan dendeng daging sapi yang hanya mengandung 370 mg. Fosfor berfungsi untuk membentuk massa tulang. Fungsi utama fosfor adalah sebagai pemberi energi dan kekuatan pada metabolisme lemak dan karbohidrat, sebagai penunjang kesehatan gigi dan gusi, sintesis DNA serta penyerapan dan pemakaian kalsium. Oleh karena itu konsumsi fosfor harus diimbangi dengan kalsium dan protein sehingga dapat membuat tulang menjadi kokoh dan kuat, sehingga terbebas dari osteoporosis.

Siapa sangka belut yang bentuknya seperti ular, licin dan tidak menarik ternyata menyimpan banyak manfaat karena kandungan berbagai macam nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan dan kecerdasan. Jadi jangan ragu lagi untuk mengkonsumsi belut, apalagi saat ini sudah tersedia berbagai macam olahan belut yang lezat dan gizinya bermanfaat

2.  Nila  
Ikan nila mengandung pro­tein, selenium, vitamin B12, niacin, fosfor dan kalium. Selenium merupakan mineral penting yang sangat dibutuhkan oleh tubuh sebagai anti­oksidan untuk meredam aktivitas radikal bebas. Selenium tidak diproduksi oleh tubuh, tetapi diperoleh dari konsumsi makanan sehari-hari antara lain dari tumbuh-tumbuhan dan makanan laut. Orang dewasa dianjurkan untuk mengkonsumsi, 55 mikrogram (mcg) se­lenium setiap hari. Namun perempuan dewasa yang sedang hamil dianjurkan meningkatkan asupan selenium menjadi 60 mcg per hari. Kebutuhan tersebut akan meningkat saat seorang ibu harus menyusui, menjadi sebesar 70 mcg per hari.

Vitamin B12 atau dikenal juga dengan kobalamin adalah vitamin yang bertugas memban­tu darah membawa oksigen ke seluruh tubuh, pembentuk sel darah merah, serta mencegah kerusakan sistem saraf dengan membantu pembentukan mielin (lapisan pembungkus serabut saraf). Karena peranannya dalam pembentukan sel, defisiensi kobalamin bisa mengganggu pembentukan sel darah merah, sehingga menimbulkan berkurangnya jumlah sel darah merah. Akibatnya, terjadi anemia. Gejalanya meliputi kelelahan, kehilangan nafsu makan, diare, dan murung. Meski dibutuhkan dalam jumlah kecil (pada orang dewasa dibutuhkan 2 mikrogram per hari), namun vitamin ini tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh. Karena itu menu harian Anda sebaiknya bisa memenuhi kebutuhan vitamin dan zat gizi penting lainnya. Saat ini me­mang banyak tersedia suplemen vitamin yang mengandung B12, namun karena tubuh hanya membutuhkannya dalam jumlah sangat sedikit, jauh lebih baik mendapatkan vitamin ini dari makanan segar. Bagi Anda yang terbiasa mengonsumsi vitamin C dosis tinggi perlu waspada. Pasalnya vitamin C dalam dosis tinggi bisa mengubah sejumlah B12 menjadi antivitamin B12. Jika dibiarkan berlarut-larut akan menyebabkan defisiensi vitamin B12. Pada mereka yang “alergi” makanan hewani, yang notabene merupakan sumber kobalamin (nama lain vitamin B12) dan pola makan vegetarian (hanya makan dari sumber nabati) juga dapat menjadi faktor penyebab kekurangan vitamin ini.

Niasin berperan merangsang pembentukan prostaglandin I2, suatu hormon yang membantu mencegah pengumpulan keping darah. Oleh karena itu niasin dapat memperkecil proses aterosklerosis yang pada akhirnya dapat memperkecil resiko serangan jantung. Niasin juga terbukti mencegah berulangnya proses pengapuran pasca operasi bypass jantung koroner.

Peranan mineral fosfor menempati urutan kedua setelah kalsium dalam total kandungan tubuh. Fosfor yang berbentuk kristal kalsium fosfat yang terdapat dalam tubuh sebanyak 80% berada dalam tulang dan gigi. Fungsi utamanya sebagai pemberi energi dan kekua­tan untuk metabolisme lemak dan pati, seba­gai penunjang kesehatan gigi dan gusi, untuk sintesa DNA serta penyerapan dam pemakaian kalsium.

Kalium (K) adalah sebuah mineral yang mempunyai banyak fungsi bagi tubuh kita. Kalium dimanfaatkan oleh sistem syaraf otonom (SSO) untuk mengontrol detak jan­tung, fungsi otak, dan proses fisiologi penting lainnya. Kalium juga terbukti membantu menurunkan tekanan darah, membantu men­gatur keseimbangan cairan tubuh dan juga dibutuhkan dalam proses sintesa protein dari makanan. Kadar kalium yang stabil juga menghindarkan tubuh dari munculnya penya­kit diabetes tipe 2. Orang-orang yang paling membutuhkan suplemen kalium adalah mer­eka yang kelebihan berat badan atau obesitas dan para olahragawan. Mengkonsumsi terlalu banyak kalium menimbulkan efek samping seperti masalah perut, meningkatnya gas dalam lambung, nyeri abdomen, diare, mual dan bersendawa. Jumlah kalium yang terlalu ban­yak dapat mengakibatkan serangan jantung. Dengan kandungan dan kebutuhan yang tercantum di atas, nampaknya tilapia dapat me­menuhi kebutuhan harian gizi anda.


Kandungan Nutrisi Tilapia
Kalori
128 kcal
Protein
26 gram
Karbohidrat
0 gram
Lemak total
3 gram
Lemak Jenuh
1 gram
Lemak Tak Jenuh
2 gram
Transfat
0 gram
Kolesterol
57 mg
Serat
0 gram
Selenium
54,4 mcg (78% AKG*)
Vitamin B12
1,86 mcg (31% AKG*)
Niacin
4,74 mg (24% AKG*)
Fosfor
204 mg (20% AKG*)
Kalium
380 mg (11% AKG*)
Sumber: www.aquaticcommunity.com



Keterangan: * persen AKG didasarkan pada 2000 kalori diet.AKG mungkin lebih tinggi atau lebih rendah tergantung dari kebutuhan kalori setiap orang

Data di atas memperlihatkan pula bahwa tilapia juga merupakan sumber utama selenium, vitamin B12, niasin, fosfor dan kalium.




Rabu, 15 Maret 2017

PEMBENIHAN IKAN BLACK GHOST (Afteronotus albifrons, Linneaus)



PEMBENIHAN IKAN BLACK GHOST (Afteronotus albifrons, Linneaus)


Ikan Black ghost (Afteronotus albifrons, Linneaus) merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai peluang bisnis yang potensial. Ikan jenis ini belum banyak dikenal oleh masyarakat tetapi saat ini beberapa pengusaha ikan hias memproduksi benih sebagai komoditas lokal maupun ekspor.
Ikan Black ghost (Afteronotus albifrons, Linneaus) berasal dari sungai Amazon, Amerika Selatan merupakan ikan pendamai, yang ukurannya dapat mencapai 50 cm, tubuhnya memanjang dan pipih dengan warna tubuh hitam. Ikan ini digolongkan kedalam ikan pisau (Knifefishes), karena secara keseluruhan bentuk tubuhnya menyerupai pisau melebar dari bagian kepala dan badan kemudian melancip dibagian perut.
Persyaratan kualitas air media yang dikehendaki ikan Black ghost yaitu Soft  (lunak) dan cenderung asam, walaupun demikian ikan Black ghost relatif dapat hidup pada kondisi air yang bervariasi. Ikan Black ghost juga memilih makanan jenis tertentu, dapat memakan pakan kering, beku maupun makanan hidup, walaupun demikian lebih suka jika diberi pakan cacing rambut.
Aktivitas ikan ini lebih banyak dilakukan di malam hari (nokturnal), sehingga pada siang hari ikan ini lebih suka bersembunyi di bebatuan, daun-daun, akar tanaman, atau benda lainnya di dasar sungai. Dilihat dari kebiasaan berenangnya, ikan ini cenderung lebih banyak menghabiskan waktunya di dasar sungai. Namun yang masih kecil akan berenang ke atas dan ke bawah perairan dengan lincahnya.

PEMBENIHAN IKAN BLACK GHOST
1. Klasifikasi Ikan Black Ghost
            Menurut Bernhard Grzimek (1973) dalam Yovita H.I dan Mahmud Amin,sistematika ikan black ghost adalah sebagai berikut :
Kingdom        : Pisces
Filum              : Chordata
Subfilum        : Vertebrata
Superklas      : Agnatha (jawless fishes)
Kelas              : Osteichthyes (bony/teleost fishes)
Subklas         : Actinopterygii (spiny-rayed fishes)
Super Ordo   : Teleostei
Ordo               : Cypriniformes (Carp)
Sub Ordo       : gymnotoidei (electric eels)
Famili             : Ateronotidae
Genus                        : Apteronotus
Species          : Apteronotus albifons (black ghost kifes fishes)
2. Penentuan Lokasi
Setiap makhluk hidup akan dapat berkembang baik bila berada dilingkungan yang sesuai. demikian pula dengan ikan black ghost,faktor lingkungan sangat mempengaruhi kehidupannya. Adapun faktor lingkungan yang sangat berpengaruh diantaranya; parameter air dan wadah budidaya.
Parameter air yang biasa diukur yaitu pH, 0dH dan suhu. Keasaman (ph) air yang cocok untuk ikan black ghost berkisar antara 6,6 – 7. Untuk 0dH (degrees of German hardness) atau kekerasan air yang berhubungan dengan jumlah kalsum dan magnesium dalam air.Dasar pengukurannya adalah mg kalsium karbonat (CaCO3) per liter air.semakin kecil ukuran 0dH maka semakin lembut air tersebut. Ikan black ghost ini akan berkembag baik pada kisaran suhu air 260 C.
Pada umumnya untuk pembudidayaan (pembenihan ataupun pemelharaan) ikan black ghost ini dilakukan dengan menggunakan media bak/kolam permanen dan akuarium.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka didalam usaha pembudidayaan  ikan black ghost ini harus memperhatikan kriteria-kriteria Penentuan lokasi lahan budidaya agar tujuan dari budidaya itu sendiri dapat tercapai. Untuk lebih jelasnya tentang pemaparan diatas, maka akan dibahas pada pembahasan selanjutnya.
3. Pemilihan Sarana dan Prasarana
Persiapan sarana dan prasarana pemijahan akan sangat mendukung keberhasilan kegiatan pemijahan.  Beberapa hal yang perlu dipersiapkan adalah kolam dan perlengkapannya serta air pemeliharaannya.
a.  Memilih Kolam Pemijahan
Kolam untuk pemijahan dapat berupa kolam permanen, yaitu kolam yang disemen atau kolam yang dibuat dari bak fiber.  Kolam dari bahan fiber mempunyai kelebihan yaitu dapat menjaga atau menstabilkan suhu.  Oleh karena kelebihan itu maka kelebihan air dalam fiber akan lebih hangat dibandingkan dengan air dalam kolam semen atau beton.  Kolam yang dibuat dari semen atau beton lebih cepat memberi perubahan suhu air.
Ukuran kolam pemijahan tidak ada standarnya, yang terpenting blackghost dapat bergerak bebas.   Sebagai contoh ukuran kolam pemijahan yang dapat digunakan adalah 2,5 m x 1,5 m x 0,5 m.  Dengan ukuran tersebut kolam pemijahan dapat diisi induk Black ghost sebanyak 20 ekor.
Kolam sebaiknya ditempatkan ditempat yang tidak mudah goyah.  Hal ini diperlukan mengingat ikan membutuhkan kenyamanan saat bertelur.  Kolam yang terbuat dari semen atau beton jelas tidak mudah goyah.  Lain halnya dengan kolam yang terbuat dari fiber.  Agar tidak mudah goyah, kolam fiber ebaiknya diletakan ditempat yang relatif datar. Agar tidak mudah goyah, kolam fiber sebaiknya diletakkan ditemapat yang relatif datar dengan kemiringan sedikit di tempat pembuangan air.  Lantai atau alas fiber dapat langsung dari semen atau dari tanah.
Rasa nyaman bagi ikan tidak hanya didukung oleh letak kolam yang stabil, tetapi juga tata letak kolam.  Kolam yang jauh dari keramain dan berada di tempat yang tertutup serta agak gelap dapat membuat ikan merasa nyaman dan dapat berkembang biak dengan baik.
b.  Menyiapkan air pemeliharaan
Air merupakan faktor vital dalam pemijahan ikan Black ghost sehingga sumber dan kualitas air menjadi pertimbangan penting bila akan membuka usaha pemijahan ikan Black ghost.  Saat memilih lokasi perlu dicari ketersediaan sumber air yang alami, seperi sumur atau air tanah.  Apabila terdapat sumber air maka sebaiknya segera diperiksa kualitas airnya (pH) dari air tersebut.  Untuk back ghost, pH ideal sekitar 6,6, tetapi ikan ini masih berkembang dengan baik pada pH 6-7.  Apabila air yang telah tersedia sudah memenuhi persyaratan maka dapat segera mendirikan usaha pemijahan Black ghost.
c.  Perlengkapan lain
Beberapa perlengkapan utama yang perlu disediakan untuk memijahkan ikan Black ghost adalah tempat persembunyian, aerator, filter dan lain-lain.
1.  Tempat Persembunyian
Tempat persembunyian merupakan salah satu perlengkapan penting yang dibutuhkan dalam usaha pemijahan ikan Black ghost.  Hal ini berkaitan dengan kebiasaan ikan Black ghost yang menyukai suasana gelap.  Tempat persembunyian akan penuh dengan Black ghost pada saat siang hari.  Sebaiknya pada malam har, ikan Black ghost akan keluar dari tempat persembunyiannya dan melakukan aktivitas.
Ukuran tempat persembunyian sebaiknya dsesuaikan dengan ukuran induk ikan Black ghost.  Seperti halnya di akuarium, untuk tempat persembunyian dapat digunakan paralon yang berukuran besar.  Namun tempat persembunyian dari paralon harganya cukup mahal.  Untuk menggantikannya dapat menggunakan tumpukan batu bata dan genting.   Tempat persembunyian dibuat dengan meletakkan batu bata secara berderet dengan jarak kira-kira 20 cm dan di atasnya ditutup dengan genting.  Selanjutnya di sisi kiri dan kanan batu bata disandar genting sehingga rangkaian tersebut membentuk suatu lorong.
2.  Aerator
Penggunaan aerator adalah untuk menambah ketersediaan oksigen didalam air. Penambahan oksigen ini penting dilakukan karena jika hanya mengandalkan ketersediaan oksigen di air maka tidak akan mencukupi.
Apabila usaha pemijahan masih berskala kecil dapat dipilih aerator seperti yang digunakan untuk pemeliharaan ikan black ghost di akuarium. Namun bila skala usahanya sudah tergolong besar, maka sebaiknya aerator dibuat secara parallel untuk efisiensi biaya produksi. Aertor ini bersumber dari blower dan udara yang dihasilkan disalurkan lewat paralon yang bercabang-cabang. Paralon dilubangi dan disambung dengan selang sesuai dengan jarak media budidaya.
3.  Filter
Filter berguna untuk menyaring air dikolam atau benda lain yang yang tidak diinginkan. Pda pemijahan skala besar membutuhkan banyak filter karena setiap kolam membutuhkan filter.
4.  Tempat untuk bertelur (substrat)
Untuk tempat menempelnya telur, digunakan bahan pakis atau ijuk yang telah ditata rapih (kakaban). kakaban diletakan di antara dua keramik. di antara kakaban dan keramik diberi batu agar telu-telur dapat masuk ke sela-sela pakis dan dapat terhindar dari mangsa induk jantan.


Sarana dan bahan yang diperlukan untuk memproduksi ikan Black ghost adalah:
·      Akuarium ukuran ( 40 x 40 x 80 ) cm sebagai tempat pemeliharaan induk dan sekaligus tempat pemijahan dilengkapi dengan tempat penempelan telur berupa baki plastik yang diisi dengan batu, atau batang pohon, pakis.
·      Akuarium ukuran ( 60 x 40 x 40 ) cm sebagai tempat penetasan telur.
·      Instalasi aerasi berupa blower, selang airasi dan batu aerasi.
·      Peralatan lain seperti selang untuk mengganti air, scope net dan alat-alat pembersih akuarium (sikat. dan lain-lainya)­.
 
4.  Pengadaan Induk
a. Seleksi Induk
Induk yang baik untuk dipijahkan adalah ikan yang sehat dan sudah dewasa, berumur kurang lebih 1,5 tahun dengan ukuran panjang badan antara 7-8 inchi (20-30 cm).  Induk yang sehat dapat ditandai dengan warna tubuh yang cerah, bersih, tidak cacat serta gerakannya lincah (aktif).
b.  Perbedaan jantan dan betina
·      Induk betina
·      Ikan betina mempunyai dagu pendek, badannya gemuk dan lebih bear dengan ukuran lebih pendek daripada ikan jantan.
·      Induk jantan
·      Ikan jantan mempunyai dagu panjang dan rata (lurus) dengan badan panjang dan lurus.

5. Pematangan Gonad
Perbedaan jantan dan betina ikan dewasa terutama dapat dilihat dari panjang dagunya (jarak antara ujung mulut dengan tutup insang). Pada ikan jantan, dagunya relatif lebih panjang dibandingkan dengan ikan betina. Ikan jantan relatif lebih langsing dibandingkan dengan ikan betina yang mempunyai bentuk perut yang gendut. Pada induk jantan dewasa, terdapat cairan putih (sperma) apabila diurut bagian perutnya. Induk Black ghost dapat matang telur setelah berumur sekitar satu tahun dengan panjang + 15 cm.

A.   Perawatan Induk
-    Induk betina dan jantan dipelihara dalam satu wadah berupa akuarium berukuran      ( 80 x 40 x 50 ) cm, yang dilengkapi dengan instalasi aerasi dengan pakan berupa 'Blood Warm' yang diberikan dengan frekuensi 3 kali/hari secara (ad libitum).
-    Pergantian air harus dilakukan setiap hari untuk membuang kotoran-kotoran yang terdapat di dasar akuarium dan menjaga kualitas media pemeliharaan.
-    Black ghost hidup pada selang suhu 23 - 28 °C , pH 6. 5 - 7.5, dan kesadahan GH 5 - 15 (lunak).   Meskipun demikian secara umum  Black ghost dapat hidup pada berbagai kondisi air yang bervariasi. 
-    Black ghost merupakan karnivora,  makanan utamanya adalah pakan hidup, terutama cacing rambut.  Cacing  dapat pula diberikan dalam bentuk beku. Sampai tahap tertentu dapat pula menerima pakan kering.  
Secara umum Black ghost  merupakan ikan pemalu dan dianjurkan untuk dipelihara dalam akuarium gelap dengan banyak tempat persembunyian seperti akar, kayu, atau bebatuan. Dianjurkan pula untuk memberikan dasar berpasir halus dengan banyak tanaman. 
Suhu air selama masa pemijahan harus selalu dipertahankan yaitu berkisar antara 26-28o dengan kisaran pH antara 6-7. Jenis pakan yang diberikan untuk induk ikan Black ghost adalah cacing darah (blood worm) dan jentik nyamuk (larva nyamuk). Cacing darah dapat diberikan dalam keadaan hidup atau beku. Sementara pemberian jentik nyamuk berfungsi untuk mempercepat penuaan sel telur.  Saat proses pemijahan sebaiknya Black ghos jangan debri cacing sutera karena kadar lemaknya tinggi.  Jumlah pakan yang diberikan 3-4%.  Pergantian air di akuarium atau bak pemijahan dilakukan dengan cara disiphon/disedot sebanyak 1/3 bagian dari jumlah air keseluruhan.
B.   Penyediaan Pakan
Pakan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam pembenihan ikan baik itu ikan hias maupun ikan konsumsi. Karena tingkat produktivitas yang tinggi salah satunya ditentukan oleh ketersediaan pakan selam proses usaha pembenihan berlangsung.  Pakan yang diberikan untuk balck ghos yang memijah adalah cacing darah (blood worm) dan jentik nyamuk (larva nyamuk).  Sedangkan untuk larvanya pakan yang paling cocok untuk bukaan mulutnya adalah artemia.  Pakan-pakan tersebut bisa dibeli dipasaran tetapi bisa juga di kultur sendiri oleh pengusaha pembenihan.
1.  Cacing Rambut
Cacing rambut sering ditemukan di selokan-selokan atau sungai-sungai yang airnya banyak mangandung bahan organik. Sebelum diberikan pada ikan, cacing rambut tersebut perlu dicuci bersih dan ditampung sementara selama 1 - 2 hari. Salah satu bentuk wadah penampungan cacing rambut dapat dilihat pada Gambar 10. Bak penampungan cacing diberi air mengalir dan diaerasi. Bilajumlah cacing rambut terlalu banyak, maka sisanya dapat dimasukkan dalam kantong plastik dan dibekukan di freezer. Cacing yang dibekukan harus diberikan pada ikan pada kondisi masih beku.

2.  Artemia
Artemia merupakan pakan alami yang diberikan pada larva ikan Black ghost yang telah habis masa kuning telurnya yaitu setelah berumur 3 hari.  Pakan artemia diberikan karena merupakan pakan yang sesuai dengan bukaan mulutnya dan kandungan nutrisi artemia yang tinggi.
Kandungan nutrisi artemia terdiri dari protein, karbohidrat, lemak, air, dan abu. Protein merupakan kandungan terbesar, yaitu antara 40 – 60 %.
Adapun komposisi kandungan nutrisi artemia selengkapnya disajikan pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Komposisi Kandungan Nutrisi Artemia
Jenis nutrisi
Komposisi
Protein
Karbohidrat
Lemak
Air
abu
40 – 60
15 – 20
15 – 20
1 – 10
3 – 4

Kandungan protein yang tinggi inilah yang menyebabkan artemia digunakan sebagai pakan alami yang sulk diganrikan dengan pakan yang lain. Menurut hasil penelitian Fakultas Peternakan IPB (1994), kandungan protein di dalam artemia dapat mencapai 58,58 %. Dalam penelitian yang sama kandungan nutrisi lainnya adalah lemak 6,15 %, karbohidrat 30,15 %, abu 5,12 %, dan kandungan energi 5,02 kkal/g.
Komposisi kandungan nutrisi artemia ini cukup bervariasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan komposisi kandungan nutrisi tersebut di antaranya strain, kualitas dan ketersediaan makanan, serta kondisi media tempat artemia hidup. Sementara itu terdapat perbedaan kandungan lemak dari artemia  yang berasal dari danau yang bergaram dan dari air laut. Artemia yang berasal dari danau yang bergaram kaya akan asam linoleat, sedangkan yang berasal dari air laut kaya akan (kelompok asam lemak erusit). Berikut ini kandungan asam lemak esensial pada artemia berdasarkan dua hasil penelitian.
Tabel 2. Komposisi Asam Lemak Esensial Artemia
Asam Lemak
Hasil analisis TIM IPB (1994)
Hasil analisis watanabe dkk.
Laurat
Miristat
Pentalekanot
Palmitat
Hantaletanoat
Stearat
Oleat
Linoleat
linolenat
-
0,54
-
8,52
1,17
3,40
19,96
5,86
22.03
-
0,60
-
11,00
-
3,30
26,70
8,90
27,60
Artemia dikenal juga sebagai udang renik air asin dan dijual di pasaran berupa telur (kiste) yang dikemas dalam kaleng (gambar 4). Kiste tersebut ditetaskan menjadi nauplii untuk diberikan pada larva ikan. Penetasan kiste artemia menggunakan wadah dari botol (gallon) air minum bekas atau dari fiber yang berbentuk corong (Gambar 4). Wadah penetasan tersebut diisi air sebanyak 5 - 10 liter yang dicampur dengan garam dapur sebanyak 150 - 300 g (30 ppt). Setelah garam larut, kiste Artemia ditebarkan secukupnya. Untuk mempercepat penetasan, wadah penetasan dilengkapi dengan aerator agar sirkulasi udara dalam wadah dapat berjalan dengan lancar.
Penetasan kiste Artemia dapat juga dilakukan dengan proses dekapsulasi, yakni menipiskan cangkang kiste sebelum ditetaskan sehingga kualitas dan kuantitas nauplii akan lebih tinggi. Dekapsulasi dilakukan dengan cara merendam kiste dalam larutan klorin (NaOCI) 40 % atau kaporit (Ca(Ocl2)) dan NaOH sebanyak 15 g/liter air. Selama perendaman, kiste terus-menerus diaduk hingga terjadi perubahan wama menjadi merah oranye dan tidak licin. Selanjutnya, kiste disaring dengan saringan halus dan dibilas dengan air tawar kemudian dilanjutkan dengan proses penetasan seperti biasa.
Dalam waktu 24 jam, kiste Artemia akan menetas menjadi nauplii dan dapat diberikan pada larva ikan, tetapi air penetasan jangan terlalu banyak yang terambil. Agar air garam tidak banyak yang terambil, beberapa menit sebelum dilakukan pemanenan, aerasi dimatikan sehingga nauplii akan berkumpul di dasar wadah dan bisa disipon keluar kemudian disaring dan dicuci dengan air bersih. Kiste yang tidak menetas sebaiknya tidak tercampur dengan larva karena tidak dapat dicema oleh larva.
Dalam prakteknya, penyediaan pakan hidup Artemia harus melalui proses dekapsulasi terlebih dahulu, karena akan diperoleh beberapa keuntungan, yaitu :
1) Tidak perlu adanya pemisahan nauplius dari cangkang, karena chorion cyst sudah dihilangkan.
2)         Kandungan energi lebih tinggi karena tidak dipakai untuk proses penetasan.
3)         Cyst telah disuci-hamakan melalui larutan hipokhlorit.
4) Dapat langsung digunakan untuk makanan larva.
5) Mengurangi jumlah tenaga kerja.

Adapun langkah-langkah prosedur dekapsulasi kista artemia adalah sebagai berikut :
1)         Hidrasi cyst
Penghilangan lapisan khorion yang sempuma hanya dapat dilakukan jika cyst berbentuk bulat. Untuk mendapatkan keadaan itu, cyst harus dibiarkan menggembung dengan cara hidrasi. Umumnya hidrasi penuh dapat tercapai setelah 1 - 2 jam dengan air tawar atau air laut (maksimal 35 permil) pada suhu 25°C.
2) Perlakuan dalam larutan hipokhlorit
Untuk perlakuan dekapsulasi, dapat digunakan larutan NaOCI atau Ca (OCl)2 yang lebih dikenal dengan kaporit. Jika NaOCI yang digunakan, maka Natrium dan OCl terionisasi dalam larutan dan terbentuk HOCl dalam air, sedangkan jika Ca (OCl)2 yang digunakan akan dihasilkan 2 ion OCl untuk setiap molekul hipokhlorit. Dapat dikatakan bahwa OCl berperan dalam khorion, tetapi hal ini masih belum pasti. Aktivitas dan konsentrasi maksimal adalah pada PH 10, dibandingkan pada PH rendah. 0,5 gram bahan aktifdan 14 ml larutan dekapsulasi diperlukan untuk dekapsulasi 1 gram cyst. Di banyak negara, Ca (OCl)2, lebih murah sebagai sumber khiorin aktifdaripada Na Ocl2 Ca (OCl)2 merupakan produk yang lebih stabil daripada Na OCl dan dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Aktivitas Ca (OCl)2 biasanya tepat seperti yang dinyatakan dalam label dari produk komersial (umumnya 70 % bahan aktif).

Aktivitas larutan Na OCl dapat ditentukan dengan mengukur indeks refraktif pada refraktometer. Nilainya adalah :
Y = 3000 X-4003
Y = Aktivitas Na OCl dalam gram per liter
X = Indeks refraktif.
Dengan Na OCl, 0, 15 gram NaOH teknis (0,33 ml, 40 % larutan) harus ditambahkan dalam tiap gram cyst untuk meningkatkan PH larutan dekapsulasi sampai sekitar 10. Jika yang digunakan Ca(OCl)2 maka 0,67 gram Na2CO3 atau 0,4 gram CaO harus dibuat dengan air laut 35 permil. Untuk Ca (OCl)2, yang digunakan adalah cairannya saja, dengan cara mencampurkannya dengan air laut, volume telah ditentukan dan diaerasi kuat selama sekitar 10 menit. Selanjutnya aerasi dimatikan dan suspensi dibiarkan mengendap serta cairan yang mengandung larutan Ca (OCl)2, dapat digunakan untuk dekapsulasi.

Setelah pemindahan cyst dalam larutan dekapsulasi, maka harus dipertahankan dalam keadaan suspensi dengan aerasi secara kontinu. Dalam beberapa menit mulai terjadi reaksi oksidasi eksotermik dan tumbuh busa. Sejalan dengan larutnya khorion, terjadi perubahan warna cyst, yaitu dari coklat tua ke abu-abu, kemudian oranye. Selama dekapsulasi, temperatur harus diperiksa secara teratur dan es harus ditambahkan untuk mencegah peningkatan temperatur di atas 40°C. Jika cyst dipertahankan dalam larutan dekapsulasi, akan membunuh embrio. Oleh karena itu, cyst harus dipindahkan segera dari larutan setelah proses selesai. Penyelesaian proses dapat dilakukan dengan pengamatan secara periodik setelah adanya perubahan warna dari cyst yang didekapsulasi.

3)    Pencucian dan Diaktivasi Residu Khiorin
Selama perlakuan, larutan dekapsulasi bereaksi terhadap khorion cyst. Akibat reaksi tersebut, terbentuk beberapa senyawa organokhiorin yang melekat pada cyst hasil dekapsulasi yang dapat mengurangi kualitas dan kegunaan cyst yang didekapsulasi. Oleh karena itu, setelah pencucian dapat ditambahkan 1 % Na2S203, sebanyak 0,5 ml/gram cyst sehingga membentuk persenyawaan yang larut dengan persenyawaan organokhlorin. Dengan demikian dapat menghilangkan sisa-sisa larutan dekapsulasi pada cyst tersebut dapat digunakan secara langsung sebagai makanan atau didehidrasi untuk penyimpanan.
6.    Pemijahan
Pemijahan ikan black ghost dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu set pasang dan set massal.
Pemijahan dengan cara set pasang dilakukan di akuarium dengan ukuran 100 x 50 x 40 cm dapat diisi dengan 7 ekor induk dengan perbandingan 3 ekor induk jantan 4 ekor induk betina
Pemijahan dilakukan secara masal di dalam akuarium yang sekaligus sebagai tempat pemeliharaan induk. Perbandingan induk betina dan jantan adalah 2 : 1. Pada wadah pemijahan tersebut, ditempatkan baki plastik berukuran ( 3pada bagian tengah baki ditutup dengan baki berlubang (20x15x10) cm untuk melindungi telur dari pemangsaan induknya sendiri. Untuk akuarium ukuran (80 x 60 x 50 ) cm dapat dipelihara 10 ekor induk betina dan paling sedikit 5 ekor jantan. Lingkungan tempat pemeliharaan dan pemijahan ikan Black ghost biasanya dibuat relatif gelap, dan ikan ini memijah pada malam hari.
7. Penetasan Telur
Dalam waktu 3-4 hari telur black ghost akan menetas. namun, hanya telur fertile ini saja yang akan menetas. telur yang fertile ditandai dari warnanya yang kuning cerah dan diliputi lender. sementara telur steril yang berwarna putih susu tidak akan menetas.
Selain merupakan telur steril, telur tidak mau menetas karena ada dua kemungkinan berikut :
1) Kualitas telur jelek. faktor ini biasanya disebabkan oleh pemberian pakan yang kurang bagus atau telur tersebut dihasilkan oleh induk induk yang baru pertama kali bertelur.
2) Penggunaan obat penetas (metil biru) yang berlebihan sehingga telur menjadi gosong. Telur yang tidak menetas atau membusuk sebaiknya segera diangkat atau dibuang agar tidak mengganggu kelangsungan hidup ikan yang baru menetas. telur yang membusuk juga dapat menurunkan kualitas air untuk mengurangi persentase telur yang tidak menetas maka dapat dilakukan pemberian umpan berupa jentik nyamuk pada induk black ghost. Anak black ghost yang keluar dari telur mula-mula berwarna putih atau seperti berlendir. dengan bertambahnya umur, anak black ghost berubah warna dari putih menjadi hitam. perubahan warna ini juga diikuti dengan menghilangnya lender dari tubuhnya. setelah berumur satu minggu, anak black ghost yang masih berukuran kecil ini diberi pakan kutu air dan artemia.

8. Perawatan larva
Anak-anak black ghost yang lahir perlu mendapatkan perawatan yang memadai agar cepat besar. bagi pembudidaya yang mengusahakan pembesaran black ghost upaya perawatan yang sungguh-sungguh merupakan hal penting yang harus dilakukan. beberapa bentuk perawatan yang diterapkan pada pembesaran black ghost adalah persiapan akuarium, air, dan prlengkapannya; pemberian pakan; pembersihan air dan akuarium; dan seleksi anakan.
Akuarium merupakan wadah pembesaran black ghost yang umum digunakan oleh pembudidaya. Sebaga tempat pembesaran tidak ada aturan baku ukuran akuarium yang digunakan. Namun, sebaiknya ukuran akuarium disesuaikan dengan jumlah dan ukuran anak black ghost yang akan dibesarkan. Sebagai contoh akuarium yang berukuran 100cm x 35cm x 50cm dapat diisi anak black ghost yang baru menetas 3-4 hari sebanyak 200-250 ekor.
Selain ukuran akuarium, hal lain yang perlu diperhatikan adalah kualitas air sebagai media pemeliharaan. Kualitas air untuk pembesaran black ghost sama seperti air yang digunakan untuk pemijahan, yaitu dengan pH 6-7 dan 0dh 7.
Air yang digunakan untuk pembesaran black ghost sebaiknya merupakan air bersih yang telah diendapkan selama 24 jam dan diberi aerator (pada saat pengendapannya). Untuk mengetahui kesiapan air yang akan digunakan untuk pembesaran black ghost maka dapat diuji dengan melihat reaksi ikan. Caranya, masukkan 1-3 ekor black ghost ke dalam akuarium yang telah diisi air. Apabial black ghost langsung bersembunyi berarti air tersebut telah dapat digunakan. Namun, bila black ghost naik ke permukaan dan terlihat lemas berarti air tersebut belum digunakan.
Untuk mengatasi air yang belum siap digunakan, ditambahkan metil biru ke dalam air tersebut. Pemberian metil biru ini terutama dilakukan pada air yang digunakan untuk pemeliharaan anak black ghost yang masih berukuran kecil dan baru pindah tempat (baru dibeli). Tujuan pemberian metil biru ini adalah agar anak black ghost tetap sehat karena metil biru mengandung antibiotik. Selai tiu, dengan berubahnya warna air yang menjadi kebiruan karena pemberian metil biru merupakan kondisi yang lebih disukai black ghost sehingga ikan tidak akan stress ketika dipindahkan. Banyaknya metil biru yang diberikan sekitar 1%.
Selain dengan pemberian metil biru, untuk memudarkan warna air yang bening dapat dilakukan dengan memasukkan daun bacang atau daun ketapang kering. Fungsi lain dari pemberian daun-daun tersebut adalah sebagai tempat persembunyian.
Perlengkapan utama yang harus ada dalam dalam akuarium pembesaran black ghost adalah aerator dan tempat persembunyian. aerator yang digunakan.
9.  Panen dan Pasca Panen
Usaha ternak black ghost ada dua macam, yaitu usaha pemijahan dan usaha pembesaran. dalam usaha pamijahan, peternak hanya melakukan pemijahan hingga telur menetas. anakan yang baru menetas dijual kepada peternak yang mengusahakan pembesaran. Dalam usaha pembesaran anak black ghost yang baru menetas hingga berukuran kira-kira 3 inci atau lebih tergantung pada permintaan. umumnya, eksportir dan penjual ikan meminta black ghost yang berukuran 2-3 inci.
Black ghost yang di usahakan, baik pemijahan atau pembesaran masih melewati proses panen dan pascapanen sebelumnya  sampai ke konsumen. untuk mengurangi tingkat kematian black ghost yang akan dijual maka panen dan pascapanennya harus dilakukan secara benar dan hati-hati.
A.  Panen dan Pascapanen Usaha Pemijahan
Waktu panen anak black ghost hasil pemijahan ditentukan oleh permintaan. dari usaha pemijahan, anak black ghost yang berumur 3 hari sudah dapat dijual. Pada umumnya, pembeli anak hasil pemijahan adalah peternak yang akan mengusahakan pembesaran black ghost. oleh karenanya, Pembelian anak black ghost ini biasanya dalam jumlah banyak, misalnya 500 ekor atau bahkan 2.000 ekor. Di akhir tahun 1999 harga jual anak black ghost yang berumur kira-kira 3 hari adalah Rp. 600,00/ekor.
Anak black ghost yang berumur 3 hari ukurannya masih sangat kecil sehingga pengambilannya harus dilakukan dengan hati-hati. Anak black ghost tersebut diambil dengan sendok besar, dihitung jumlahnya, dan ditempatkan ke suatu wadah. Apabila jumlahnya belum sesuai permitaan, anak ikan diambil lagi dengan cara yang sama. Setelah jumlahnya sesuai, anak black ghost berikut airnya dimasukan kedalam kemasan plastic. Air yang diisikan cukup sekitar 1/3 dari volume plastik. Selanjutnya kedalam kemasan plastic tersebut dimasukan Oksigen. Pengangkutan anak ikan dengan penambahan oksigen dapat bertahandalam waktu 24 jam.
Kemasan plastik yang berisi anak ikan tersebut siap diangkut dengan dimasukan ke dalam kardus atau wadah pengangkutan ikan lain. Cara pengangkutan sederhana ini dilakukan untuk jarak tempuh yang tidak terlalu jauh. Apabila jarak tempuhnya terlalu jauh atau membutuhkan waktu lebih dari 24 jam sebaiknya dipilih anak ikan yang berukuran 1-2 inci.
B. Panen dan Pasca Panen Usaha Pendederan
Dari usaha pendederan, Black ghost biasanya dipanen saat mencapai ukuran 1-3 inchi. Ukuran tersebut dapat dicapai dalam masa pemeliharaan sekitar 3 bulan. Pada akhir tahun 1999, harga black ghost ukuran 2-3 inci sekitar Rp. 6000,00. Namun, ada pula pembeli yang menginginkan anak black ghost denga ukuran yang lebih besar tentunya harganya lebih mahal karena waktu pemeliharaannya lebih lama.
Pengambilan anak black ghost yang berukuran 1-3 inci lebih mudah dilakukan, yaitu dengan bantuan serok. Setelah dipilih dengan ukuran yang sama, black ghost ditempatkan ke suatu wadah sebelum dimasukan kedalam kemasan.
Kemasan untuk mengangkut ikan umunnya digunakan plastic polietilin (PE) yang dirangkap dan bagian bawahnya dengan karet agar tidak terbentuk sudut untuk menghindari kebocoran. Selain dengan kantong plastic yang harus diikat bawahnya, ada kantong plastic khusus untuk mengemas black ghost. Bagian bawah kantong plastic tersebut berbentuk segi empat dan tidak membentuk sudut sehingga langsung dapat digunakan.
Kantong plastik yang berisi air dan ikan tersebut nantinya dikemas lagi dalam kardus. Sebelum kantong plastic dimasukan, kedalam kantong plastic tersebut dimasukan Styrofoam yang berfungsi untuk menahan cuaca dari luar sehingga kondisi didalamnya dapat dipertahankan. Dibagian luar kardus perlu dituliskan nama dan alat importir serta eksportir dan spesifikasi ikan yang diangkut.
Perjalanan yang sangat jauh mempengaruhi kondisi ikan yang diangkut. tak jarang selama perjalanan ikan mengalami stress dan kehilangan banyak energy sehingga menjadi lemah dan akhirnya mati. Untuk menghindari hal itu maka perlu melakukan pengamanan terhadap turunnya kualitas air dan menjaga ikan tidak stress. Kualitas air yang perlu dijaga yaitu stabilitas suhu dan kebersihan air media.
1. Menjaga Stabilitas Suhu
Suhu Negara-negara tujuan ekspor cukup bervariasi. Ada Negara tujuan yang suhunya lebih tinggi dibandingkan Indonesia dan ada pula yang lebih rendah. Untuk itu, perlu dilakukan usaha untuk menstabilkan suhu dalam kardus. Apabila negara tujuan ekspor sedang mengalami musim dingin, penutup Styrofoam dapat diikatkan media penghangat (heat pack) yang terdiri dari berbagai senyawa kimia yang dapat mengeluarka panas. Panas yang dikeluarkan oleh media penghangat tersebut rata-rata 210 C dan maksimum 430 C. Panas ini dapat bertahan selama 60 jam.
Apabila Negara tujuan ekspor mempunyai suhu lebih panas dibandingkan Indonesia, maka untuk menurunkan suhu diperlukan es batu. Dalam satu kemasan kardus dapat diberi 3-4 bunkus es batu. Agar embun yang dihasilkan es batu tidak menetes, kantong es dapat dibungkus dengan Koran.
2.  Menjaga Kebersihan Air Media
Air media pengangkut biasanya akan kotor karena adanya sekresi ikan yang berupa lender dan kotoran. Sekresi ini perlu dikurangi karena menimbulkan amoniak yang dapat mematikan apabila berbentuk nitrit (NO2). Untuk mengurangi kotoran ikan yang keluar selama dalam pengangkutan maka sebelum diangkut ikan dipuasakan dulu selama 2 hari. Sementara untuk menetralisir amoniak yang dihasilkan dari sekresi ikan dapat dilakukan pemberian antiamonia (ammonia chloramines chlorine) dalam air media pengangkutan. Dosis yang digunakan adalah 5 ml/ 3,7 l air.
Untuk mencegah agar ikan  tidak stress dapat dilakukan dengan member obat antistress (protective slime coating and electrolytes). Obat ini dapat menggantikan garam atau mineral yang hilang dan mempertahankan kualitas air. Dosis yang digunakan adalah 5 ml/ 3.7 l air.




DAFTAR PUSTAKA
Mudjiman, A., Udang Renik Air Asin (Artemia salina). Jakarta: Penerbit Bhratara, 1989.
Mudjiman, A. 1985. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Yovita H.I dan Mahmud  Amin. (2001). Ikan Hias Air Tawar, Black Ghost. Penebar Swadaya Jakarta.