PEMILIHAN
LOKASI PEMBUATAN TAMBAK GARAM
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kawasan pesisir dan laut mempunyai potensi yang sangat
tinggi untuk dikembangkan, oleh karena itu dalam pengelolaan sumberdaya
kelautan dan perikanan kawasan pesisir dan laut perlu direncanakan dengan
cermat dan sesuai dengan karakteristik wilayahnya. Pada pembangunan yang akan
datang pemanfaatan sumber daya kelautan harus dijadikan prioritas, mengingat
sumber daya alam kelautan dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi domestik
dan penghasil devisa negara. Namun sebagian besar potensi tersebut masih belum
dimanfaatkan dan dikelola secara optimal, sehingga masih belum bisa
meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir secara maksimal.
Garam
merupakan salah satu sumberdaya pesisir yang sangat potensial untuk
dimanfaatkan. Banyak wilayah di Kabupaten Pati yang potensial untuk
dikembangkan menjadi tambak garam.Pemilihan lokasi mempunyai peranan yang
sangat penting dalam keberhasilan tambak garam.
ASPEK
EKOLOGIS
Ada
beberapa factor yang perlu dipertimbangkan menentukan tingkat kesesuaian lokasi
tambak garam dilihat dari aspek ekologis yaitu :
SUMBER DAYA
AIR LAUT
Air laut merupakan bahan utama yan digunakan untuk membuat garam. Beberapa hal
yang perlu dipertimbangkan kaitannya dengan sumber daya air laut yaitu :
1. Kadar Garam
Perairan Laut
Indonesia secara umum memiliki kadar garam rata-rata 3 – 3,5 Be dengan
spesifik Gravity 1,0258. Pengukuran kadar garam alir laut dapat dilakukan
dengan Baumemeter/Hydrometer menunjukan persentase zat terlarut Derajat Beaume
Makin besar zat terlarut makin pendek yang terendam cairan.
2. Bersih
Untuk
menjamin keberhasilan tambak perairan harus bersih, tidak terdapat sampah,
jernih dan tidak terlalu banyak mengandung suspresi zat padat. Perairan pantai
di sekitar muara sungai umumnya sangat keruh dan bersalinitas rendah. Oleh
karena itu areal pegaraman yang terletak didekat muara sangat pasok air ain
harus diabaikan. Beberapa criteria lokasi kaitannya dengan sumber air laut yaitu
:
- Berdekatan
muara sungai : Mutu air
laut rendah
- Pada teluk
tertutup
: Mutu baik
- Pengaruh
pasang
surut
: Bila tajam beda pasang surut berpengaruh kurang
baik
- Pengaruh
polusi yang lain : Zat kimia atau lumpur
3. Derajat Keasaman (pH)
Agar proses
pembentukan garam mineral yang terjadi di dalam tambak garam dapat berjalan
dengan cepat dan lancar, air yang digunakan sebaiknya bersifat alkalis (basa)
dan mantap (goncangan PH tidak terlalu besar). pH yang ideal berkisar antara 7
– 8.
4. Polusi Air.
Untuk
menghindari pencemaran air, lahan pegaraman sebaiknya terletak cukup jauh dari
daerah industri, pelabuhan, pemukiman, pertanian maupun kota – kota besar.
B. PASANG
SURUT AIR LAUT
Fenomena
pasang surut diartikan sebagai naik turunnya muka laut secara berkala akibat
adanya gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari dan bulan terhadap
massa air di bumi. Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik
turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya
gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh
matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena
jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil.
Faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya pasang surut berdasarkan teori kesetimbangan
adalah rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap matahari, revolusi
bumi terhadap matahari. Sedangkan berdasarkan teori dinamis adalah kedalaman
dan luas perairan, pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis), dan gesekan dasar.
Selain itu juga terdapat beberapa faktor lokal yang dapat mempengaruhi pasut
disuatu perairan seperti, topogafi dasar laut, lebar selat, bentuk teluk, dan
sebagainya, sehingga berbagai lokasi memiliki ciri pasang surut yang berlainan.
Pasang
surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek
sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi.
Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik
terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya
tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam
membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak
matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan
matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di
laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, yaitu
sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari.
Bulan
dan matahari keduanya memberikan gaya gravitasi tarikan terhadap bumi yang
besarnya tergantung kepada besarnya masa benda yang saling tarik menarik
tersebut. Bulan memberikan gaya tarik (gravitasi) yang lebih besar dibanding
matahari. Hal ini disebabkan karena walaupun masa bulan lebih kecil dari
matahari, tetapi posisinya lebih dekat ke bumi. Gaya-gaya ini mengakibatkan air
laut, yang menyusun 71% permukaan bumi, menggelembung pada sumbu yang menghadap
ke bulan. Pasang surut terbentuk karena rotasi bumi yang berada di bawah
muka air yang menggelembung ini, yang mengakibatkan kenaikan dan penurunan
permukaan laut di wilayah pesisir secara periodik. Gaya tarik gravitasi
matahari juga memiliki efek yang sama namun dengan derajat yang lebih kecil.
Daerah-daerah pesisir mengalami dua kali pasang dan dua kali surut selama
periode sedikit di atas 24 jam.
Faktor
non astronomi yang mempengaruhi pasut terutama di perairan semi tertutup
seperti teluk adalah bentuk garis pantai dan topografi dasar perairan. Puncak
gelombang disebut pasang tinggi dan lembah gelombang disebut pasang rendah.
Perbedaan vertikal antara pasang tinggi dan pasang rendah disebut rentang
pasang surut (tidal range). Periode pasang surut adalah waktu antara puncak
atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya. Harga periode
pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit.
Pasang purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan
matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang
tinggi yang sangat tinggi dan pasang rendah yang sangat rendah. Pasang surut
purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama.
Pasang perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan
matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang
tinggi yang rendah dan pasang rendah yang tinggi. Pasang surut perbani ini
terjadi pasa saat bulan 1/4 dan 3/4.
Tipe
pasut ditentukan oleh frekuensi air pasang dengan surut setiap harinya. Hal ini
disebabkan karena perbedaan respon setiap lokasi terhadap gaya pembangkit
pasang surut. Jika suatu perairan mengalami satu kali pasang dan satu kali
surut dalam satu hari, maka kawasan tersebut dikatakan bertipe pasut harian
tunggal (diurnal tides), namun jika terjadi dua kali pasang dan dua kali surut
dalam sehari, maka tipe pasutnya disebut tipe harian ganda (semidiurnal tides).
Tipe pasut lainnya merupakan peralihan antara tipe tunggal dan ganda disebut
dengan tipe campuran (mixed tides) dan tipe pasut ini digolongkan menjadi dua
bagian yaitu tipe campuran dominasi ganda dan tipe campuran dominasi tunggal.
0 komentar:
Posting Komentar