Rabu, 25 April 2018

PEMILIHAN LOKASI PEMBUATAN TAMBAK GARAM


PEMILIHAN LOKASI PEMBUATAN TAMBAK GARAM

PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Kawasan pesisir dan laut mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk dikembangkan, oleh karena itu dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan kawasan pesisir dan laut perlu direncanakan dengan cermat dan sesuai dengan karakteristik wilayahnya. Pada pembangunan yang akan datang pemanfaatan sumber daya kelautan harus dijadikan prioritas, mengingat sumber daya alam kelautan dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi domestik dan penghasil devisa negara. Namun sebagian besar potensi tersebut masih belum dimanfaatkan dan dikelola secara optimal, sehingga masih belum bisa meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir secara maksimal.
Garam merupakan salah satu sumberdaya pesisir yang sangat potensial untuk dimanfaatkan. Banyak wilayah di Kabupaten Pati yang potensial untuk dikembangkan menjadi tambak garam.Pemilihan lokasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam keberhasilan tambak garam.

ASPEK EKOLOGIS
Ada beberapa factor yang perlu dipertimbangkan menentukan tingkat kesesuaian lokasi tambak garam dilihat dari aspek ekologis yaitu :
SUMBER DAYA AIR LAUT
            Air laut merupakan bahan utama yan digunakan untuk membuat garam. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan kaitannya dengan sumber daya air laut yaitu :
1.    Kadar Garam
Perairan Laut Indonesia secara umum memiliki kadar garam rata-rata 3 – 3,5 Be dengan  spesifik Gravity 1,0258. Pengukuran kadar garam alir laut dapat dilakukan dengan Baumemeter/Hydrometer menunjukan persentase zat terlarut Derajat Beaume Makin besar zat terlarut makin pendek yang terendam cairan.

2.    Bersih
Untuk menjamin keberhasilan tambak perairan harus bersih, tidak terdapat sampah, jernih dan tidak terlalu banyak mengandung suspresi zat padat. Perairan pantai di sekitar muara sungai umumnya sangat keruh dan bersalinitas rendah. Oleh karena itu areal pegaraman yang terletak didekat muara sangat pasok air ain harus diabaikan. Beberapa criteria lokasi kaitannya dengan sumber air laut yaitu :
-       Berdekatan muara sungai          :  Mutu air laut rendah
-       Pada teluk tertutup                       :  Mutu baik
-       Pengaruh pasang surut                 :  Bila tajam beda pasang surut berpengaruh kurang  baik
-       Pengaruh polusi yang lain            :  Zat kimia atau lumpur

3.    Derajat Keasaman (pH)
Agar proses pembentukan garam mineral yang terjadi di dalam tambak garam dapat berjalan dengan cepat dan lancar, air yang digunakan sebaiknya bersifat alkalis (basa) dan mantap (goncangan PH tidak terlalu besar). pH yang ideal berkisar antara 7 – 8.

4.    Polusi Air.
Untuk menghindari pencemaran air, lahan pegaraman sebaiknya terletak cukup jauh dari daerah industri, pelabuhan, pemukiman, pertanian maupun kota – kota besar.

B.  PASANG SURUT AIR LAUT
Fenomena pasang surut diartikan sebagai naik turunnya muka laut secara berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari dan bulan terhadap massa air di bumi. Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut berdasarkan  teori kesetimbangan adalah rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap matahari, revolusi bumi terhadap matahari. Sedangkan berdasarkan teori dinamis adalah kedalaman dan luas perairan, pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis), dan gesekan dasar. Selain itu juga terdapat beberapa faktor lokal yang dapat mempengaruhi pasut disuatu perairan seperti, topogafi dasar laut, lebar selat, bentuk teluk, dan sebagainya, sehingga berbagai lokasi memiliki ciri pasang surut yang berlainan.

Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal.  Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak.  Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi.  Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut.  Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, yaitu sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari.

Bulan dan matahari keduanya memberikan gaya gravitasi tarikan terhadap bumi yang besarnya tergantung kepada besarnya masa benda yang saling tarik menarik tersebut. Bulan memberikan gaya tarik (gravitasi) yang lebih besar dibanding matahari.  Hal ini disebabkan karena walaupun masa bulan lebih kecil dari matahari, tetapi posisinya lebih dekat ke bumi. Gaya-gaya ini mengakibatkan air laut, yang menyusun 71% permukaan bumi, menggelembung pada sumbu yang menghadap ke bulan.  Pasang surut terbentuk karena rotasi bumi yang berada di bawah muka air yang menggelembung ini, yang mengakibatkan kenaikan dan penurunan permukaan laut di wilayah pesisir secara periodik.  Gaya tarik gravitasi matahari juga memiliki efek yang sama namun dengan derajat yang lebih kecil. Daerah-daerah pesisir mengalami dua kali pasang dan dua kali surut selama periode sedikit di atas 24 jam.

Faktor non astronomi yang mempengaruhi pasut terutama di perairan semi tertutup seperti teluk adalah bentuk garis pantai dan topografi dasar perairan. Puncak gelombang disebut pasang tinggi dan lembah gelombang disebut pasang rendah. Perbedaan vertikal antara pasang tinggi dan pasang rendah disebut rentang pasang surut (tidal range). Periode pasang surut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya. Harga periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit.

Pasang purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang sangat tinggi dan pasang rendah yang sangat rendah. Pasang surut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama.

Pasang perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang rendah dan pasang rendah yang tinggi. Pasang surut perbani ini terjadi pasa saat bulan 1/4 dan 3/4.

Tipe pasut ditentukan oleh frekuensi air pasang dengan surut setiap harinya. Hal ini disebabkan karena perbedaan respon setiap lokasi terhadap gaya pembangkit pasang surut. Jika suatu perairan mengalami satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu hari, maka kawasan tersebut dikatakan bertipe pasut harian tunggal (diurnal tides), namun jika terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari, maka tipe pasutnya disebut tipe harian ganda (semidiurnal tides). Tipe pasut lainnya merupakan peralihan antara tipe tunggal dan ganda disebut dengan tipe campuran (mixed tides) dan tipe pasut ini digolongkan menjadi dua bagian yaitu tipe campuran dominasi ganda dan tipe campuran dominasi tunggal.



0 komentar:

Posting Komentar