Selasa, 27 Februari 2018

PENGAWETAN DENGAN BAHAN KIMIA



PENGAWETAN DENGAN BAHAN KIMIA

Banyak bahan kimia yang dapat membunuh mikroba atau mencegah pertumbuhannya, tetapi sebagian besar bahan-bahan tersebut tidak diijinkan digunakan dalam bahan pangan dengan alasan mengganggu kesehatan manusia. Beberapa bahan kimia yang diijinkan dalam jumlah sedikit adalah natrium benzoat, asam sorbat, natrium atau kalium propionat, etil format, sulfur oksida dll.

Bahan pengawet umumnya digunakan untuk mengawetkan pangan yang mempunyai sifat mudah rusak. Bahan ini dapat menghambat atau memperlambat proses fermentasi, pengasaman atau penguraian yang disebabkan oleh mikroba. Penggunaan pengawet dalam makanan harus tepat baik jnis maupun dosisnya. Suatu bahan pengawet mungkin efektif untuk mengawetkan bahan pangan tertentu, tetapi tidak efektif untuk jenis yang lainnya.

Di Amerika badan FDA (Food and Drug Administration) mengatur penggunaan bahan kimia untuk pengawet pangan. Penggunaan bahan kimia sebagai pengawet harus sesuai dengan peraturan FDA. Beberapa antibiotik yang digunakan dalam pengawetan bahan pangan antara lain penisilin, khlor tetrasiklin, oksi tetrasiklin, bacitrasin dan subtilin. Di AS khlor tetrasiklin dan oksi tetrasiklin diijinkan FDA untuk pengawet daging ayam yang belum dimasak. Di AS tidak ada antibiotik yang diijinkan langsung sebagai bahan pengawet pangan, tetapi antibiotika diijinkan untuk ditambahkan dalam makanan ternak.

A. Karbokdioksida
Karbondioksida dapat digunakan sebagai bahan preservatif untuk daging dan produk daging karena mempunyai pengaruh bakteriostatik dan fungistatik. Karbondioksida menghambat pertumbuhan beberapa bakteri anaerobik, ragi dan jamur. Bakteri fakultatif bisa juga dihambat oleh CO2 sedangkan bakteri asam laktat dan bakteri anaerobik tidak terpengaruh oleh CO2 .  Konsentrasi maksimum yang digunakan adalah 25%.

B. Ozon
Ozon merupakan substansi bakterisidal untuk mikroorganisme yang terdapat di udara atau yang terdapat pada cairan. Mikroorganisme aerobik secara relatif  lebih tahan terhadap ozon daripada bakteri fakultatif dan anaerobik. Makin rendah temperatur penyimpanan, makin besar keefektifan ozon. Ozon sangat toksik karena meningkatkan perkembangan ransiditas oksidatif seperti sinar ultra violet.
Proses  sterilisasi  pangan umumnya masih memanfaatkan panas atau suhu tinggi yang dapat merusak bahan baku. Apa yang tampak cantik di permukaan belum tentu cantik pula apa yang ada di dalamnya. Itu mungkin ungkapan yang tepat untuk menggambarkan buah-buahan atau sayuran yang tampak segar dengan warnanya yang cerah namun belum tentu berefek positif terhadap kesehatan. Katakanlah tomat. Buah yang satu ini selalu tampak terlihat segar dengan warnanya yang oranye kemerahan. Namun, tomat ini belum tentu aman. Agar tomat selalu bagus petani kerap menyemprotkan pestisida. Hama yang ditakutkan petani memang tidak bisa merusak tomat. Namun, sifat pestisida yang tidak bisa dibersihkan oleh air malah akan menimbulkan efek negatif bagi mereka yang mengonsumsinya. Lalu, bagaimana mengatasi masalah tersebut? Apa jaminan yang bisa dipegang oleh konsumen buah dan sayur bahwa makanan yang mereka konsumsi aman dari zat-zat berbahaya seperti pestisida?

Saat ini, telah dikembangkan suatu alat pengawet dengan menggunakan ozon. Alat ini selain membersihkan pestisida juga mampu menangkal bakteri atau virus yang dilakukan dalam proses pengawetan sayuran dan buah-buahan. Pada dasarnya, setiap makanan dapat terkontaminasi bakteri atau virus setelah melalui proses panjang, mulai dari pemilahan bahan baku, proses pemasakan, penyimpanan, kebersihan tempat pemrosesan, dan transportasi. Namun, proses sterilisasi pada bidang industri pangan umumnya masih berkisar pada pemanfaatan panas atau suhu tinggi, yang dalam beberapa proses pengolahan dapat merusak bahan baku. Telah ditemukan sebuah alat teknologi ozon yang memanfaatkan teknologi ozon pada proses sterilisasi dengan memanfaatkan air yang mengandung ozon. Menurut hasil penelitian, teknologi ozon dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengawet makanan yang aman. Teknologi ini bisa menggantikan formalin yang kerap digunakan pedagang.

Teknologi ozon yang dikembangkan menggunakan metode pengolahan sterilisasi dengan menggunakan air berozon. Ozon merupakan spesis aktif dari oksigen yang memiliki oksidasi potensial 2,07 V, lebih tinggi dibandingkan chlorine yang hanya memiliki oksidasi potensial 1,36 V. Dengan oksidasi potensial yang tinggi, ozon dapat dimanfaatkan untuk membunuh bakteri, menghilangkan warna, bau, dan menguraikan senyawa organik. ”Kelebihannya dibandingkan formalin, ozon langsung dapat menjadi oksigen. Tidak ada zat yang tertinggal di makanan,” cetus dia. Alat ini didesain dengan sederhana. Buah-buahan ataupun sayuran dimasukkan ke dalam sebuah kotak kaca lalu disemprot dengan menggunakan air berozon. Lama pencucian cara ini hanya sekitar 15 menit. Setelah pencucian, ozon tersebut akan bereaksi mengawetkan sayur atau buahan seperti tomat selama tiga pekan. Pengawetan ini tidak akan mengubah warna maupun kandungan gizi. Karena, kandungan ozonnya sendiri akan hilang dengan cara penguapan. Karenanya, jika ada minuman berozon maka itu artinya bukan makanan yang mengandung ozon namun minuman itu dibuat dengan menggunakan ozon. Sayangnya, sampai sekarang teknologi ini belum bisa digunakan untuk makanan olahan seperti tahu ataupun baso. Karena, karakter ozon pada makanan olahan akan bereaksi terlebih dahulu dengan olahan tersebut. Sejauh ini, bahan baku yang sudah diujicobakan adalah tomat, paprika, cabe, dan sejumlah jenis sayuran. Alat ini sudah digunakan di perkebunan Lembang dan Pangalengan. Penggunaan teknologi tersebut bisa mengurangi beban biaya produksi. Kini, alat yang digunakan memang masih sangat sederhana. Namun, dalam waktu dekat, desain alat akan diperbesar sehingga bisa digunakan untuk produksi sayuran dan buah-buahan dalam jumlah yang besar. Tempatnya berbentuk memanjang, seperti mesin-mesin di pabrik. Lalu tomat tersebut akan masuk dan disemprot air berozon.

Teknologi ini juga bagus digunakan untuk pengawetan ikan dan makanan tanpa olahan. Namun untuk ikan, pengawetan di tingkat petani akan sulit. Selama ini nelayan menggunakan pengawetan dengan cara menggunakan es. ”Saat ke laut, es nya sudah meleleh,” katanya. Untuk itu, sejauh ini pengawetan masih digunakan untuk sayuran dan buah-buahan. Rumah tangga pun bisa memiliki alat tersebut. Jika membuat sendiri maka hanya akan mengeluarkan sepertiga dari harga yang dipasarkan yaitu sebesar Rp 20 juta per unit. Ozon berasal dari oksigen yang dimasukkan ke listrik lalu keluar ozon (O3). Jika ozon terkena matahari akan menjadi oksigen lagi. Untuk bisa membunuh bakteri hanya diperlukan 0,1 gram ozon. Sedangkan alat tersebut sekali produksi bisa menghasilkan 20 liter air atau untuk 30 kg tomat. Iktisar:  a. Sampai sekarang teknologi ini belum bisa digunakan untuk makanan olahan seperti tahu ataupun baso. Karena, karakter ozon pada makanan olahan akan bereaksi terlebih dahulu dengan olahan tersebut.  b. Sejauh ini, bahan baku yang sudah diujicobakan adalah tomat, paprika, cabe, dan sejumlah jenis sayuran.

C. Asam
Mikroba sensitif terhadap asam karena dapat menyebabkan denaturasi protein bakteri. Asam yang dihasilkan oleh salah satu mikroba selama fermentasi biasanya akan menghambat perkembangbiakan mikroba lainnya. Oleh karena itu fermentasi dapat digunakan untuk mengawetkan bahan pangan dengan cara melawan bakteri proteolitik atau bakteri pembusuk lainnya.

Asam dalam bahan pangan dapat dihasilkan dengan menambahkan kultur pembentuk asam, atau menambahkan langsung asam sitrat atau asam fosfat. Beberapa makanan seperti tomat, air jeruk dan apel mengandung asam yang masing-masing mempunyai pengaruh yang berbeda-beda sebagai bahan pengawet. Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan derajat keasaman (pH). Asam yang dikombinasikan dengan panas akan menyebabkan panas tersebut lebih efektif terhadap mikroba. Karena pH berperan terhadap daya hambat pertumbuhan mikroba pembusuk, maka dibagi menurut tingkat keasamannya:
a.    bahan pangan berasam rendah (pH tinggi) dengan pH di atas 4,5
b.    bahan pangan asam mempunyai pH 4,0-4,5
c.    bahan pangan berasam tinggi (pH rendah) mempunyai pH dibawah 4,0
Mikroba berspora umumnya tidak dapat hidup dan berkembang biak pada pH lebih rendah dari 4,0 dan mikroba berspora seperti Clostridium botulinum tidak dapat hidup pada pH lebih rendah dari  4,6.

Asam yang biasa digunakan untuk pengawet antara lain:
a.    benzoat (dalam bentuk asam, garam kalium atau natrium benzoat), yaitu bahan yang digunakan untuk mengawetkan minuman ringan dan kecap (600 mg/kg) serta sari buah, saus tomat, saus sambal, jem, jelly, manisan, agar dan makanan lain ( 1 g / kg).
b.    Propionat (dalam bentuk asam, garam kalium atau natrium propionat) yaitu bahan pengawet untuk roti ( 2 g / kg ) dan keju olahan ( 3 g / kg ).
c.    Nitrit dan nitrat (dalam bentuk garam natrium atau kalium nitrit dan nitrat) yaitu bahan pengawet untuk daging olahan seperti sosis ( 125 mg nitrit/kg atau 500 mg nitrat/kg), corned dalam kaleng ( 50 mg nitrit/kg) atau keju (50 mg nitrat/kg)
d.    Sorbat (dalam bentuk garam kalium atau kalsium sorbat) yaitu bahan pengawet untuk margarin, pekatan sari buah dan keju ( 1 g/kg).
e.    Sulfit (dalam bentuk garam kalium atau natrium bisulfit atau metabisulfit) yaitu bahan pengawet untuk potongan kentang goreng (500 mg/kg), udang beku (100 mg/kg) dan pekatan sari nenas (500 mg/kg).

Pada saat ini masih banyak ditemukan penggunaan bahan pengawet yang dilarang dan berbahaya bagi kesehatan misalnya boraks dan formalin. Boraks banyak digunakan untuk baso, mie basah, oisang molen, kemoer, buras, siomay, lontong, ketupat dan pangsit. Selain bertujuan untuk mengawetkan juga dapat membuat makanan menjadi lebih kenyal teksturnya dan memperbaiki penampilan. Akan tetapi boraks sangat berbahaya bagi kesehatan, bersifat antiseptik, bakteriostatik, fungistatik.  Formalin juga banyak disalahgunakan untuk mengawetkan tahu dan mie basah. Formalin sebenarnya merupakan bahan untuk mengawetkan mayat dan organ tubuh dan sangat  berbahaya bagi kesehatan oleh karena itu dalam peraturan Menteri Kesehatan RI No 722/Menkes/Per/IX/88 formalin merupakan salah satu bahan yang dilarang digunakan sebagai BTP (Bahan Tambahan Pangan).

D. Gula
Rasa manis, seperti halnya rasa asin, merupakan rasa yang sangat dikenal. Rasa manis terutama disebabkan oleh gula, yaitu jenis dari karbohidrat dapat larut (dalam air) yang berukuran kecil, terdapat dalam buah-buahan, tanaman dan produk alam lainnya. Gula yang umum dijumpai adalah fruktosa (levulosa, gula buah), maltosa (gula malt), laktosa (gula susu), glukosa (dekstrosa) dan sakarosa (sukrosa, gula meja yang biasa kita kenal). Sakarosa terutama digunakan dalam berbagai makanan olahan. Gula ini bisa didapatkan dari tebu ataupun dari bit.
Gula tidak hanya digunakan dalam makanan karena rasanya yang manis, tetapi juga karena hasil reaksi yang terjadi selama pemanasan; berupa karamel dan produk Maillard. Karamel diperoleh dari pemanasan gula secara langsung tanpa adanya bahan tambahan ataupun air. Karamel yang dihasilkan berwarna coklat hingga hitam dan memiliki rasa yang lezat. Produk Maillard dihasilkan dari pemanasan gula dan protein. Ini merupakan reaksi yang sangat kompleks, menghasilkan berbagai cita rasa yang khas seperti flavor roti, cookies, popcorn, daging goreng, dll.

Gula dapat mengikat air secara efisien. Oleh karenanya penambahan gula ke dalam sebuah produk akan memberikan efek pengawetan karena air tidak lagi tersedia untuk pertumbuhan organisme pembusuk. Pengawetan buah-buahan ataupun produk-produk lainnya dengan gula (seperti selai) atau madu telah dipraktekkan selama lebih dari 2000 tahun. Gula merupakan bagian dasar yang penting pada berbagai makanan olahan. Permen tanpa gula akan kehilangan volumenya hingga 60%, sedangkan berbagai jenis cake akan kehilangan 15-30% volumenya tanpa adanya gula.

Ikan Dan Peranannya Dalam Gizi Manusia



Ikan Dan Peranannya Dalam Gizi Manusia

Pendahuluan

M alnutrition masih menjadi masalah di banyak negara. Defisiensi mikronutrien vitamin A, zat besi dan yodium juga menjadi perhatian kesehatan masyarakat di seluruh wilayah  negara berkembang. Akibat masalah ini menyebabkan kekurangan gizi, kemampuan belajar rendah , pertumbuhan yang buruk dan peningkatan penyakit  dan kematian. Pengembangan  program pertanian termasuk budidaya perikanan yang utama adalah supaya masalah gizi dapat dihilangkan dan mengurangi masalah gizi buruk di seluruh dunia.

Ikan membuat kontribusi penting untuk kelangsungan hidup dan kesehatan sebagian besar penduduk dunia. Ikan ini terutama penting di negara berkembang. Di beberapa negara termiskin di Asia (Bangladesh, Kamboja) asupan makan proteinnya sebanyak 75% berasal dari ikan. Seringkali ikan disebut sebagai "makanan kaya untuk orang miskin," ikan menyediakan nutrisi penting, terutama kualitas proteinnya dan lemak (macronutrients), vitamin dan mineral (zat gizi mikro). Kedua, bagi mereka yang terlibat dalam perikanan, budidaya dan perdagangan ikan, ikan merupakan sumber pendapatan yang dapat digunakan untuk membeli barang-barang lainnya makanan tambahan. Dapat dikatakan  ikan memberikan kontribusi terhadap ketahanan pangan sebagai bahan tambahan penting untuk makanan berbahan dasar padi di Asia dan makanan berbahan dasar jagung dan singkong di Afrika, meskipun konsumsi ikan di Afrika sana menurun.

Ikan dan Macronutrients

Protein
P roteins penting untuk pertumbuhan dan perkembangan, pemeliharaan tubuh dan memperbaiki jaringan yanbg rusak dan untuk produksi enzim dan hormon yang diperlukan untuk proses dalam tubuh. Pada dasarnya  bobot ikan segar, mengandung jumlah protein yang baik, sekitar 18 - 20%, dan berisi semua delapan asam amino esensial termasuk sulfur yang mengandung lisin, metionin, dan sistein.

Lemak
Kandungan lemak ikan bervariasi tergantung pada spesies serta musim tetapi secara umum, ikan memiliki lebih sedikit lemak daripada daging merah. Kandungan lemak berkisar dari 0,2% menjadi 25%. Namun, lemak dari spesies ikan berlemak mengandung asam lemak tak jenuh ganda (PUFA) yaitu EPA (eicosapentaenoic acid) dan DHA (docosahexaenoic acid) (omega 3 asam lemak) yang penting untuk pertumbuhan yang tepat dari anak-anak dan tidak berhubungan dengan terjadinya penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner. Pada wanita hamil, kehadiran PUFA dalam makanan mereka telah dikaitkan dengan perkembangan otak yang baik pada bayi yang belum lahir. Dalam penelitian lain, omega 3 asam lemak juga telah dikaitkan dengan penurunan risiko kelahiran prematur dan berat lahir rendah. Lemak juga berkontribusi terhadap pasokan energi dan membantu dalam penyerapan yang tepat dari vitamin larut lemak yaitu A, D, E, dan K.


Vitamin
Ikan merupakan sumber yang kaya vitamin, terutama vitamin A dan D dari spesies lemak, serta thiamin, riboflavin, dan niasin (vitamin B 1 , B 2 dan B 3 ). Vitamin A dari ikan yang lebih mudah tersedia untuk tubuh dibandingkan dari makanan nabati. Vitamin A diperlukan untuk penglihatan normal dan untuk pertumbuhan tulang. Lemak ikan mengandung lebih banyak vitamin A dibandingkan spesies lainnya. Penelitian telah menunjukkan bahwa angka kematian berkurang untuk anak-anak balita dengan vitamin A yang berkecukupan. Pengeringan matahari menghancurkan sebagian besar vitamin A yang tersedia metode pengolahan yang lebih baik diperlukan untuk melestarikan vitamin ini.

V itamin D hadir dalam hati ikan dan minyak sangat penting untuk pertumbuhan tulang karena penting untuk penyerapan dan metabolisme kalsium. Thiamin, niacin, dan riboflavin penting untuk metabolisme energi. Jika dimakan segar, ikan juga mengandung sejumlah kecil vitamin C yang penting untuk penyembuhan yang tepat dari luka, kesehatan normal jaringan tubuh dan membantu dalam penyerapan zat besi dalam tubuh manusia.

Bahan mineral
Bahan mineral yang ada dalam ikan termasuk besi, kalsium, seng, yodium (dari ikan laut), fosfor, selenium, dan fluor. Mineral ini sangat 'bioavailable' yang berarti bahwa mereka dapat dengan mudah diserap oleh tubuh. Besi sangat penting dalam sintesis hemoglobin dalam sel darah merah yang penting untuk mengangkut oksigen ke seluruh bagian tubuh. Kekurangan zat besi dikaitkan dengan anemia, gangguan fungsi otak dan pada bayi berhubungan dengan kemampuan belajar yang buruk dan perilaku yang buruk. Karena perannya dalam sistem kekebalan tubuh, kekurangan yang juga dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko infeksi.

Calcium diperlukan untuk tulang yang kuat (pembentukan dan mineralisasi) dan untuk fungsi normal dari otot dan sistem saraf. Hal ini juga penting dalam proses pembekuan darah. Vitamin D diperlukan untuk penyerapan yang tepat. Asupan kalsium, fosfor dan fluor yang tinggi ketika ikan kecil yang dimakan dengan tulang mereka daripada ketika tulang ikan dibuang. Kekurangan kalsium dapat berhubungan dengan rakhitis pada anak-anak dan osteomalacia (pelunakan tulang) pada orang dewasa dan orang tua. Fluor juga penting untuk tulang dan gigi yang kuat.

Z inc diperlukan untuk proses tubuh yang paling seperti itu terjadi bersama-sama dengan protein dalam enzim penting yang diperlukan untuk metabolisme. Seng berperan penting dalam pertumbuhan dan pengembangan serta dalam berfungsinya sistem kekebalan tubuh dan kulit yang sehat. Kekurangan zinc dikaitkan dengan pertumbuhan yang buruk, masalah kulit dan hilangnya rambut di antara masalah lain.

Zat iodine, hadir dalam makanan laut, adalah penting bagi hormon yang mengatur metabolisme tubuh dan pada anak-anak itu diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mental yang normal. Kekurangan yodium dapat menyebabkan gondok (pembesaran kelenjar tiroid) dan keterbelakangan mental pada anak-anak.

Ikan dan Makanan Generasi Muda
Ikan yang lembut, mudah untuk memasak dan lebih mudah dicerna daripada daging sehingga bahkan anak-anak bisa makan ikan, berkontribusi terhadap peningkatan  asupan gizi. Ikan juga dapat digunakan sebagai makanan pelengkap terutama dalam pasta atau bentuk bubuk. Produk ini dapat digunakan untuk memperkaya jagung dan bubur berbasis singkong yang biasanya dikonsumsi oleh anak-anak muda di masyarakat pedesaan, terutama di Afrika. Namun, tantangannya adalah untuk mengembangkan produk perikanan dapat diterima untuk digunakan sebagai makanan pelengkap untuk anak-anak sebagai upaya serupa gagal pada 1980-an dan 1990-an. Anak-anak dapat mengkonsumsi ikan tanpa masalah dan jika dimasak dengan baik mereka bisa mendapatkan keuntungan luar biasa dari ikan kecil yang seperti sumber yang sangat baik dari unsur kalsium dan fluor penting untuk perkembangan tulang dan gigi yang kuat pada yang muda.

IKAN DAN HIV / AIDS
Otoritas Kesehatan dunia memperkirakan bahwa orang yang hidup dengan HIV bertahan hingga delapan tahun lebih lama jika mereka memiliki pola makan, baik bervariasi. Tidak hanya kesehatan secara keseluruhan membaik, tetapi kemanjuran obat antiretroviral tampaknya ditingkatkan. Ikan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap perbaikan gizi mereka yang hidup dengan HIV terutama dalam hal protein berkualitas tinggi dan mikronutrien bahwa ikan memberikan dalam bentuk yang mudah ditemukan.


PEMILIHAN BAHAN PAKAN



PEMILIHAN BAHAN PAKAN

Pakan buatan yang diberikan pada  ikan/udang dalam pembuatannya perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Bahan baku tidak mengandung racun.
Bahan baku yang mengandung racun dapat menghambat pertumbuhan, ikan mabuk dan strtess bahkan dapat menyebabkan kematian ikan/udang yang diperihara secara masal.
2. Bahan baku pakan tidak boleh bersaing dengan bahan makanan manusia.
3. Bahan baku harus tersedia dalam waktu lama, atau tersedia secara kontinyu.
4. Harga bahan baku, walaupun dapat digunakan tetapi harganya mahal.
Sebenarnya murah atau mahalnya bahan baku harus dinilai dari manfaat bahan baku tersebut. Sebagai contoh tepung ikan harganya memang mahal tetapi bila dibandingkan dengan nilai kegunaannya terutama kandungan proteinnya yang tinggi dan kelengkapan asam aminonya maka penggunaan tepung ikan menjadi murah.
5. Kualitas gizi bahan baku, menjadi persyaratan penting, walaupun harganya murah, dan tersedia cukup melimpah tetapi kandungan gizinya buruk, maka bahan baku seperti ini tidak dapat digunakan.

Pakan untuk hewan air (ikan/udang), dapat dikategorikan menjadi :
1. Pakan alami, merupakan kelompok pakan yang tersedia secara alami maupun dari hasil kultur yang dikumpulkan. Contoh artemia, dapnia, cacing sutera.
Pakan alami yang berasal dari tumbuhan lumut sutera, plankton, dan daun talas untuk ikan gurami.
2. Pakan segar, yaitu berupa cincangan ikan rucah dan langsung diberikan pada ikan, pakan segar ini ketahanannya sangat rendah oleh karena itu perlu disimpan dalam freezer.

Pakan buatan, merupakan pakan berbentuk pelet, fleke dan crumble, pakan ini dalam kondisi kering sehingga daya tahannyaantara > 4 bulan, kandungan gizinya lengkap karena dibuat sesuai dengan kebutuhan. Jenis pakan inilah yang akan dikupas lebih mendalam.

Bahan Baku
Berdasarkan sifatnya maka bahan baku dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu bahan baku nabati dan bahan baku hewani. Sekitar 70-75 % bahan baku nabati merupakan bici-bijian dan hasil olahannya, 15 – 25% limbah industri makanan dan selebihnya berupa hijauan. Bahan pakan nabati sebagian merupakan sumber energi yang baik, dan sumber vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan ikan.
1. Bahan Baku Nabati.
a. Jagung Kuning.
Selain jagung kuning, ada jagung warna putih dan jagung merah. Diantara ke tiga warna tersebut yang banyak teredia dan diproduksi di Indonesia hanyalah jagung kuning. Jagung ini merupakan bahan baku pakan ternak dan ikan/udang, bahan baku jenis ini digunakan sebagai bahan baku pakan sumber energi, karena kadar proteinnya rendah ( 8.9%) bahkan desifisiensi terhadap asam amino penting terutama lysine dan triptofan.

Tabel 1. Kandungan Nutrisi jagung

Nutrisi                                        Kandungan

Bahan kering                                              75 – 90 %
Serat kasar                                                 2,0 %
Protein kasar                                              8,9 %
Lemak kasar                                               3,5 %
Energi gross                                               3918 Kkal/kg
Niacin                                                         6,3 mg/kg
Calsium                                                      0,02 %
Fosfor                                                         3000 IU/kg
Vitamin A                                                      -
Asam Pentotenat                                         3,9 mg/kg
Riboflavin                                                   1,3 mg/kg
Tiamin                                                         3,6 mg/kg

Jagung sebagai sumber energi dengan kandungan serat kasar yang rendah dan sumber Xantophyll, dan asam lemak yang baik jagung harus dilakukan uji labhoratorium .

b. Dedak halus.
Dedak merupakan limbah proses pengolahan gabah, dan tidak dikonsumsi manusia sehingga tidak bersaing dalam penggunaannya. Kandungan serat kasar dedak 13,6%, atau 6 kali lebih besar dari pada jagung kering, merupakan factor pembatas, sehingga dedak tidak dapat digunakan berlebihan.. Kandungan asam amino dedak,  walaupun lengkap tapi kuantitasnya tidak mencukupi kebutuhan ikan, demikian pula  dengan vitamin dan mineralnya.

Tabel 2. Kandungan Nutrisi Dedak
Nutrisi                                       Kandungan

Bahan kering                                             91 %
Serat kasar                                                13,5 %
Protein kasar                                             0,6 %
Lemak kasar                                              13,0 %
Energi metabolis                                       1890 kal/kg
Calsium                                                      0,1 %
Total Fosfor                                                17 %
Vitamin A                                                      -
Asam Pentotenat                                        22,0 mg/kg
Riboflavin                                                   3,0 mg/kg
Tiamin                                                         22,8 mg/kg


c. Bungkil kedelai.
Kacang kedelai mentah mengandung penghambat typsin, dan dapat lepas melalui pemanasan atau metoda lain, edangkan bungkil kacang kedelai merupakan limbah dari proses pembuatan minyak kedelai. Yang menjadi factor pembatas pada penggunaan kedelai hádala asam amino metionin
Tabel 3. Kandungan Nutrisi Bungkil kedelai
Nutrisi                                                   Kuantitas
Protein kasar                                       42 – 50 %
Energi metabolis                                 2825 – 2890 Kkal/kg
Serat kasar                                           6 %

d. Bungkil Kacang Tanah
Merupakan limbah dari pengolahan minyak kacang tanah atau loan lanilla. Koalitas bungkil kacang tanah ini tergantung pada proses pengolahan kacang tanah menjadi minyak. Disamping itu, proses pemanasan selama pengolahan berlangsung, juga menentukan koalitas bungkil ini, selain dari kualitas kacang tanah, pengolahan dan varietas kacang Sangay berpengaruh terhadap kandungan nutrisi. Kadar metionin, triptopan,treonin dan lysin bungkil kacang tanah juga mudah tercemar oleh Namun beracun (Aspergillus flavus )

Tabel 4. Kandungan Nutrisi Bungkil Kacdang Tanah
   
Nutrisi                                                Kuantitas
Bahan Kering                                      91,5 %
Protein kasar                                       47,0  %
Lemak kasar                                        12,0 %
Serat kasar                                           13,1 %
Energi metabolis                                 2200 kal/kg


e. Minyak Nabati.
Pengunaan minyak diperlukan pada pembuatan pakan ikan, terutama yang membutuhkan energi tinggi, yang hanya dapat diperoleh dari minyak. Minyak nabati yang dipergunakan hendaknya minyak nabati yang baik, tidak mudah tengik dan tidak mudah rusak. Penggunaan minyak nabati yang biasanya berasal dari kelapa atau sawit pada umumnya berkisar antara 2- 6 %

 
f. Hijauan.
Sebagai bahan campuran pakan, kini hijauan mulai dilirik kembali, karena ternyata sampai tertentu hijauan dengan protein tinggi dapat mensubstitusi tepun bagi ikan. Hijauan yang dimaksdu antara lain azola, turi dan daun talas, yang bila akan digunakan harus diolah terlebih dahulu, yaitu dikeringkan tetapi tidak sampai merusak warna, selanjutnya ditepungkan. Selain ketiga jenis daun tersebut
beberapa jenis hijauan yang lain seperti ; daun singkong, kacang, eceng gondok dapat digunakan sebagai bahan campuran pakan.


2. Bahan Baku Hewani.
a. Tepung ikan.
Tepung ikan, berasal dari ikan rucah, atau buangan yang tidak dikonsumsi oleh manusia, atau sisa pengolahan industri makanan ikan, sehingga kandungan nutrisinya Sangay beragam, tapi pada umumnya berkisar antara 60-70%. Tepung ikan merupakan pemasok lysin dan metionin yang baik, dimana hal ini tidak terdapat pada kebanyakan bahan baku nabati. Mineral kalsium dan fosfornya Sangay tinggi, karena beberapa keunggulan inilah maka tepung ikan menjadi mal.


Tabel .5 : Kandungan Nutrisi Tepung ikan.
   Nutrisi                                         Kandungan
Protein kasar                              60 – 70 %                 
Serat kasar                                  1,0 %
Kalsium                                       5,0 %
Fosfor                                          3,0 %


b.Tepung Darah.
Merupakan limbah dari rumah potong hewan, yang  banyak
dipergunakan oleh pabrik pakan, karena protein kasarnya tinggi. Walaupun demikian ada pembatas religi. BAik buruknya koalitas tepung darah ini Sangat tergantung pada penanganan dalam penampungan jangan sampai tercampur dengan kotoran.
Tabel 6. Kandungan Nutrisi tepung darah.
   Nutrisi                                         Kandungan
Protein kasar                              80 %
Serat kasar                                  1,6 %
Lemak kasarKalsium                1,6 %

Kelemahan dari tepung darah adalah miskin isoleusin , rendah kalsium dan fosfor pemakaian maksimum 5%.


c.Tepung Keong mas
Keong mas, merupakan bahan baku local yang digunakan sebagai bahan alternatif dalam mensubstitusi tepung ikan. Kandungan tepung ikan dan tepung keong mas seperti table berikut .

Tabel 7. Kandungan Nutrisi tepung Keong Mas.
     Nutrisi                                       Kandungan
Protein kasar                              57,76 %
Lemak                                          14,62 %
Abu                                              15,3 %
Karbohidrat                                 0,68 %
Kadar air                                      11,05 %

Sumber : Laboratorium Fisika Kimia BBPBAP Jepara
Daging keong mas mempunyai kandungan protein sekitar 60,9 %. Kadar  ini setara atau hampir sebanding dengan kadar protein yang dimiliki tepung ikan yaitu sekitar 65,65 %. Dari segi kandungan asam amino, tepung keong mas memilik kandungan asam amino yang tinggi sehingga tepung keong mas dapat dijadikan makanan dengan kualitas yang baik   dan mampu manggantikan tepung ikan.

d. Protein sel tunggal (Algae)
Sebagai sumber protein, sel tunggal dapat dijadikan sebagai alternatif . Sumber protein pengganti tepung ikan dalam formula pakan ikan. Kandungan proteinnya sangat beragam mulai dari 30 – 80%.