BUDIDAYA
IKAN CUPANG
Latar Belakang
Ikan ini mempunyai bentuk yang
kecil dengan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam mempertahankan
wilayahnya. Ikan ini sering kali digunakan
untuk cupang aduan, cupang hias dalam kalangan penggemar ikan hias.
Ikan cupang adalah ikan hias yang
sangat dikenal oleh masyarakat. Ikan ini mempunyai bentuk yang kecil dengan
karakter yang unik dan cenderung agresif dalam mempertahankan wilayahnya. Ikan ini sering kali digunakan
untuk cupang aduan, cupang hias dalam kalangan penggemar ikan hias. Ikan ini
juga sering disebut ikan laga dan nama latinnya adalah Betta splendens,
termasuk dalam famili Anabantidae (Labirynth
Fisher).
Keindahan
tubuh dan ciri-ciri yang spesifik yang dimiliki oleh setiap ikan hias serta
nilai ekonomis, adalah faktor utama yang harus diperhatikan dalam budidaya ikan
hias. Salah satu jenis ikan yang memiliki syarat-syarat tersebut adalah ikan
cupang hias.
1. Klasifikasi Ikan Cupang
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Superkelas : Gnathostomata
Kelas : Oesteochytes
Subkelas : Actinopterygii
Superordo : Achantopteri
Ordo : Perciformes
Subordo : Anabantoidei
Famili : Anabantidae
Subfamili : Ctenopinae
Genus : Betta
Spesies : Betta splendens
2. Morfologi Ikan Cupang
Ikan cupang
memiliki bentuk yang sangat langsing atau ramping, memiliki kepanjangan hingga
6-7 cm dan juga memiliki warna dasar kuning hingga sawo matang. Ikan ini
memiliki jenis dan juga varietes yang sangat berbeda- beda, karena banyaknya
persilangan. Ikan ini juga termasuk jenis famili ikan gurami, sepat dan juga
lainnya.
Ikan ini
memiliki sisik yang sangat halus, dan mengkilap. Sisik ikan ini memiliki bentuk
persegi dengan ukuran 0,2 – 0,3 mm bahkan lebih kecil tergantung dengan ukuran
tubuh dan varietesnya. Selain itu, memiliki tangkai dua di bagian depan
berwarna kemerahan, kekuningan dan juga lainnya yang berukuran antara 0.6-1 cm
tergantung pertumbuhan.
Ikan cupang
ini memiliki warna yang sangat bervariasi dan juga beragam mulai dari warna merah
pekat, warna kuning pekat, warna kebiruan dan juga warna lainnya. Namun, warna
ini tergantung jenis dan juga varietesnya. Ikan cupang juga memiliki sirip yang
sangat bervariasi dan juga beragam mulai dari sirip yang berbentuk bulan,
berbentuk kipas, berbentuk sisir dan juga ada yang berbentuk kain yang sangat
tebal. Hal ini yang membuat ikan ini sangat menarik dan juga memiliki daya jual
yang sangat tinggi.
Ikan cupang
ini memiliki sifat yang sangat sensitif terhadap sejenis terutamanya ikan
cupang jantan, berjumpa dengan ikan cupang jantan. Hal ini akan membuat ikan
bertarung dan juga berkelahi apalagi jika dalam satu wadah. Oleh karena itu
ikan ini sebaiknya di lakukan pemeliharaan dalam wadah terpisah.
3. Wadah Budidaya
Pada umumnya
wadah pemeliharaannya adalah bak semen atau akuarium yang ukurannya tidak perlu
besar yaitu cukup 1 x 2 m atau akuarium 100 x 40 x 50 cm, sedang wadah
perkawinannya lebih kecil dari wadah pembesaran, yang bisa digunakan antara
lain : baskom, akuarium kecil atau ember dapat dipakai untuk memijahkan ikan.
4.
Ciri-Ciri Induk Jantan dan Betina
4.1.
Ciri-ciri Induk Jantan
Ciri-ciri
khas yang dimiliki oleh ikan cupang hias jantan adalah selain warnanya yang
indah, siripnya pun panjang dan menyerupai sisir serit, sehingga sering disebut
cupang serit. Sedangkan ikan betina warnanya tidak menarik (kusam) dan bentuk
siripnya lebih pendek dari ikan jantan.
Ciri-ciri ikan jantan untuk
dipijahkan :
1) Umur ± 4 bulan
2) Bentuk badan dan siripnya panjang dan berwarna indah.
3) Gerakannya agresif dan lincah.
4) Kondisi badan sehat (tidak terjangkit penyakit).
Ciri-ciri ikan betina untuk
dipijahkan :
1) Umur telah mencapai +- 4 bulan
2) Bentuk badan membulat menandakan siap kawin.
3) Gerakannya lambat.
4) Sirip pendek dan warnanya tidak menarik.
5) Kondisi badan sehat.
5.
Teknik Pemijahan dan Produksi
Pada induk
jantan yang matang gonad warna siripnya lebih cerah sedang pada induk betina
perutnya membuncit dan secara transparan, telur pada saluran pengeluaran dapat
terlihat.
Pada
prinsipnya pemijahan dilakukan secara berpasangan dalam setiap wadah yang
terpisah (akuarium, ember atau dalam kotak-kotak yang ditempatkan didalam bak).
Sebelum dicampurkan induk betina dimasukkan dalam botol agar tidak mengganggu
jantan dalam membuat sarang busa. Sarang dibuat dengan cara mengambil gelembung
udara dari permukaan dan melepaskannya ke bawah permukaan daun atau tanaman air
yang mengapung dipermukaan air. Proses ini berlanjut berjam-jam dengan sesekali
berhenti untuk makan.
Bila sarang
telah siap, induk betina dikeluarkan dari botol, dicampurkan dengan jantan agar
dapat memulai pemijahan. Pada saat pemijahan tubuh jantan menyelubungi induk
betina membentuk huruf " U " dengan ventral saling berdekatan selama
+ 1 menit sampai mengeluarkan telur yang segera dibuahi sperma. Telur perlahan
tenggelam dan akan segera diambil oleh induk jantan dengan mulutnya untuk
selanjutnya diletakkan disarang busa. Proses pemijahan berlangsung selama + 1
jam dengan 20-25 tahap pemijahan yang sama.
Ketika aktifitas
pemijahan berakhir, induk betina dipindahkan dari tempat pemijahan untuk
dikembalikan ke tempat pemeliharaan induk, namun sebaiknya lebih dulu
dimasukkan dalam larutan metyline blue 2 mg/liter selama 24 jam untuk mengobati
luka yang mungkin ada setelah pemijahan. Sedang induk jantan tetap pada wadah
pemijahan untuk merawat dan menjaga telur sampai menetas. Dalam setiap kali
pemijahan diperoleh telur sebanyak 1000-1500 butir. Selanjutnya pemeliharaan
larva dan pendederan serta pembesaran dapat dilakukan pada wadah berupa bak
tembok dengan pakan berupa cacing tubifex sp. atau Chironomus sp. untuk siap
dipasarkan.
6.
Pembesaran Anak
1. Jika burayak ikan cupang sudah dapat berenang dan sudah habis
kuning telurnya, sudah harus disiapkan media yang lebih besar untuk tempat
pembesaran.
2. Pindahkan anakan bersama induk jantannya.
3. Kemudian benih ikan diberi makanan kutu air dan wadah ditutup.
4. Setelah sepuluh hari, anak ikan dipindahkan ke tempat lain.
5. Selanjutnya setiap satu minggu, ikan dipindahkan ke tempat lain
untuk lebih cepat tumbuh.
7.
Tahap Pemberian Makanan
Pada umumnya
pemberian makanan pada anakan yang berumur kurang dari 5 hari bisa dihilangkan,
karena anakan yang berumur kurang dari 5 hari tersebut masih mempunyai cadangan
makanan yang dihasilkan oleh kuning telur yang melindunginya. jadi mulai umur
5-10 hari anakan baru mulai diberi makanan berupa : roteria, infusaria, kuning
telor mentah dan setelah tahap kedua terlewati dengan lancar, masuklah ke dalam
tahap ke 3 dimana anakan berumur 10-17 hari, anakan ini bisa diberi makanan
berupa : kutu air yang disaring. Dan tahap terakhir bagi anakan yang berumur
lebih dari 17 hari, bisa diberi makanan berupa kutu air, cuk, cacing sutra .
·
Jadwal
pemberian makanan anakan:
- Hari 0-5 -----------> Tidak perlu diberi
apa apa
-
Hari 5-10 -----------> Diberi
Infusaria, Roteria, Kuning telor rebus
-
Hari 10-17 -----------> Diberi
kutu air yang telah disaring
-
Hari >17 ----------->
Diberi kutu air, cuk, cacing sutra
8.
Tahap Pemindahan Anakan
Setelah
melewati 4 tahap yang pertama mengenai cara pembarian pakan , sekarang yang
perlu dilakukan adalah memindahkan anakan ikan cupang tersebut ke dalam kolam
pendederan.
Tahapan
persiapan dan perlakuan lainnya selama berada di dalam bak pendederan harus
disesuaikan dengan jenis ikan hias yang dipijahkan. Wadah yang umum digunakan
yaitu: fiberglass, drum bekas, paso, ember atau bak semen. Demikian pula dengan
penempatannya, akan lebih baik bila ditempatkan ditempat yang terbuka dan cukup
mendapatkan sinar matahari yang cukup
1. Untuk mengurangi sinar matahari langsung , dapat menggunakan
tumbuhan enceng gondok sebagai tambahan.
2. Sebaiknya ukuran bak pendederan cukup besar, misalnya dengan
menggunakan bak fiberglass ukuran 1m x 1m x 0,5 m, sehingga burayak tersebut
dapat berkembang dengan baik. Ketinggian air adalah 3/4 dari tinggi bak.
3. Untuk menghindari penyakit, air yang digunakan dicampur dengan
rebusan daun ketapang dan sedikit garam, aduklah secara merata, dan endapkan
selama 1 hari. Cara pemindahan dapat dilakukan dengan memindahkan secara
langsung dari akuarium, tetapi jangan lupa untuk melakukan
"penyifonan" untuk membuang kotoran yang ada. Lamanya pemeliharaan di
kolam pendederan kira-kira 1 bulan.
4. Untuk pemberian pakan perlu diperhatikan berdasarkan umurnya, dan
jangan sampai berlebihan. Penyifonan dilakukan minimal 2 hari sekali untuk
menjaga kebersihan air.
9.
Pembesaran
Siapkan
akuarium dengan ukuran 20x20x15 atau stoples yang sebanding. Perlu diingat,
bahwa semakin besar semakin baik pula pertumbuhan tubuh dan siripnya(lebih
optiman). isi air dengan 3/4 dari tinggi wadah. Kualitas air yang digunakan
harus sama dengan air yang diberikan pada waktu pendederan, sehingga ikan cepat
beradaptasi. Jangan lupa memberi penyekat (berupa karton, kertas, dll) antara
akuarium. wadah lain yang perlu disiapkan adalah akuarium biasa yang kira-kira
bisa menampung 80-100 ekor anakan. Tujuannya agar proses penyortiran dapat
berjalan lebih mudah.
Ketika
burayak ikan cupang sudah dapat berenang dan sudah habis kuning telurnya, sudah
harus disiapkan media yang lebih besar untuk tempat pembesaran. Pindahkan
anakan bersama induk jantannya. Kemudian benih ikan diberi makanan kutu air dan
wadah ditutup. Sepuluh hari kemudian anak ikan dipindahkan ke tempat lain. Dan
selanjutnya setiap satu minggu, ikan dipindahkan ke tempat lain untuk lebih
cepat tumbuh.
10. Pemanenan dan Pasca Panen
Pasca panen
yaitu setelah ikan cupang hias mencapai 1 bulan sudah dapat dilakukan pemanenan
sekaligus dapat diseleksi atau dipilih. Ikan yang berkwalitas baik dan cupang
hasil seleksi dipisahkan dengan ditempatkan ke dalam botol-botol tersendiri
agar dapat berkembang dengan baik serta menghindari perkelahian. Setelah usia
1,5 sampai 2 bulan cupang hias mulai terlihat keindahannya dan dapat
dipasarkan.
0 komentar:
Posting Komentar