Sabtu, 18 Februari 2017

BUDIDAYA IKAN CUPANG



BUDIDAYA IKAN CUPANG

Latar Belakang
Ikan ini mempunyai bentuk yang kecil dengan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam mempertahankan wilayahnya. Ikan ini sering kali digunakan untuk cupang aduan, cupang hias dalam kalangan penggemar ikan hias.
Ikan cupang adalah ikan hias yang sangat dikenal oleh masyarakat. Ikan ini mempunyai bentuk yang kecil dengan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam mempertahankan wilayahnya. Ikan ini sering kali digunakan untuk cupang aduan, cupang hias dalam kalangan penggemar ikan hias. Ikan ini juga sering disebut ikan laga dan nama latinnya adalah Betta splendens, termasuk dalam famili Anabantidae (Labirynth Fisher).
Keindahan tubuh dan ciri-ciri yang spesifik yang dimiliki oleh setiap ikan hias serta nilai ekonomis, adalah faktor utama yang harus diperhatikan dalam budidaya ikan hias. Salah satu jenis ikan yang memiliki syarat-syarat tersebut adalah ikan cupang hias.

1. Klasifikasi Ikan Cupang
Kingdom         : Animalia
Filum              : Chordata
Subfilum         : Vertebrata
Superkelas     : Gnathostomata
Kelas               : Oesteochytes
Subkelas         : Actinopterygii
Superordo     : Achantopteri
Ordo               : Perciformes
Subordo         : Anabantoidei
Famili              : Anabantidae
Subfamili        : Ctenopinae
Genus                         : Betta
Spesies           : Betta splendens

2. Morfologi Ikan Cupang
Ikan cupang memiliki bentuk yang sangat langsing atau ramping, memiliki kepanjangan hingga 6-7 cm dan juga memiliki warna dasar kuning hingga sawo matang. Ikan ini memiliki jenis dan juga varietes yang sangat berbeda- beda, karena banyaknya persilangan. Ikan ini juga termasuk jenis famili ikan gurami, sepat dan juga lainnya.
Ikan ini memiliki sisik yang sangat halus, dan mengkilap. Sisik ikan ini memiliki bentuk persegi dengan ukuran 0,2 – 0,3 mm bahkan lebih kecil tergantung dengan ukuran tubuh dan varietesnya. Selain itu, memiliki tangkai dua di bagian depan berwarna kemerahan, kekuningan dan juga lainnya yang berukuran antara 0.6-1 cm tergantung pertumbuhan.
Ikan cupang ini memiliki warna yang sangat bervariasi dan juga beragam mulai dari warna merah pekat, warna kuning pekat, warna kebiruan dan juga warna lainnya. Namun, warna ini tergantung jenis dan juga varietesnya. Ikan cupang juga memiliki sirip yang sangat bervariasi dan juga beragam mulai dari sirip yang berbentuk bulan, berbentuk kipas, berbentuk sisir dan juga ada yang berbentuk kain yang sangat tebal. Hal ini yang membuat ikan ini sangat menarik dan juga memiliki daya jual yang sangat tinggi.
Ikan cupang ini memiliki sifat yang sangat sensitif terhadap sejenis terutamanya ikan cupang jantan, berjumpa dengan ikan cupang jantan. Hal ini akan membuat ikan bertarung dan juga berkelahi apalagi jika dalam satu wadah. Oleh karena itu ikan ini sebaiknya di lakukan pemeliharaan dalam wadah terpisah.

3. Wadah Budidaya
Pada umumnya wadah pemeliharaannya adalah bak semen atau akuarium yang ukurannya tidak perlu besar yaitu cukup 1 x 2 m atau akuarium 100 x 40 x 50 cm, sedang wadah perkawinannya lebih kecil dari wadah pembesaran, yang bisa digunakan antara lain : baskom, akuarium kecil atau ember dapat dipakai untuk memijahkan ikan.

4. Ciri-Ciri Induk Jantan dan Betina
4.1. Ciri-ciri Induk Jantan
Ciri-ciri khas yang dimiliki oleh ikan cupang hias jantan adalah selain warnanya yang indah, siripnya pun panjang dan menyerupai sisir serit, sehingga sering disebut cupang serit. Sedangkan ikan betina warnanya tidak menarik (kusam) dan bentuk siripnya lebih pendek dari ikan jantan.
Ciri-ciri ikan jantan untuk dipijahkan :
1) Umur ± 4 bulan
2)        Bentuk badan dan siripnya panjang dan berwarna indah.
3) Gerakannya agresif dan lincah.
4)        Kondisi badan sehat (tidak terjangkit penyakit).
Ciri-ciri ikan betina untuk dipijahkan :
1) Umur telah mencapai +- 4 bulan
2)        Bentuk badan membulat menandakan siap kawin.
3)        Gerakannya lambat.
4)        Sirip pendek dan warnanya tidak menarik.
5)  Kondisi badan sehat.

5. Teknik Pemijahan dan Produksi
Pada induk jantan yang matang gonad warna siripnya lebih cerah sedang pada induk betina perutnya membuncit dan secara transparan, telur pada saluran pengeluaran dapat terlihat.
Pada prinsipnya pemijahan dilakukan secara berpasangan dalam setiap wadah yang terpisah (akuarium, ember atau dalam kotak-kotak yang ditempatkan didalam bak). Sebelum dicampurkan induk betina dimasukkan dalam botol agar tidak mengganggu jantan dalam membuat sarang busa. Sarang dibuat dengan cara mengambil gelembung udara dari permukaan dan melepaskannya ke bawah permukaan daun atau tanaman air yang mengapung dipermukaan air. Proses ini berlanjut berjam-jam dengan sesekali berhenti untuk makan.
Bila sarang telah siap, induk betina dikeluarkan dari botol, dicampurkan dengan jantan agar dapat memulai pemijahan. Pada saat pemijahan tubuh jantan menyelubungi induk betina membentuk huruf " U " dengan ventral saling berdekatan selama + 1 menit sampai mengeluarkan telur yang segera dibuahi sperma. Telur perlahan tenggelam dan akan segera diambil oleh induk jantan dengan mulutnya untuk selanjutnya diletakkan disarang busa. Proses pemijahan berlangsung selama + 1 jam dengan 20-25 tahap pemijahan yang sama.
Ketika aktifitas pemijahan berakhir, induk betina dipindahkan dari tempat pemijahan untuk dikembalikan ke tempat pemeliharaan induk, namun sebaiknya lebih dulu dimasukkan dalam larutan metyline blue 2 mg/liter selama 24 jam untuk mengobati luka yang mungkin ada setelah pemijahan. Sedang induk jantan tetap pada wadah pemijahan untuk merawat dan menjaga telur sampai menetas. Dalam setiap kali pemijahan diperoleh telur sebanyak 1000-1500 butir. Selanjutnya pemeliharaan larva dan pendederan serta pembesaran dapat dilakukan pada wadah berupa bak tembok dengan pakan berupa cacing tubifex sp. atau Chironomus sp. untuk siap dipasarkan.

6. Pembesaran Anak
1.  Jika burayak ikan cupang sudah dapat berenang dan sudah habis kuning telurnya, sudah harus disiapkan media yang lebih besar untuk tempat pembesaran.
2.  Pindahkan anakan bersama induk jantannya.
3.  Kemudian benih ikan diberi makanan kutu air dan wadah ditutup.
4.  Setelah sepuluh hari, anak ikan dipindahkan ke tempat lain.
5.  Selanjutnya setiap satu minggu, ikan dipindahkan ke tempat lain untuk lebih cepat tumbuh.

7. Tahap Pemberian Makanan
Pada umumnya pemberian makanan pada anakan yang berumur kurang dari 5 hari bisa dihilangkan, karena anakan yang berumur kurang dari 5 hari tersebut masih mempunyai cadangan makanan yang dihasilkan oleh kuning telur yang melindunginya. jadi mulai umur 5-10 hari anakan baru mulai diberi makanan berupa : roteria, infusaria, kuning telor mentah dan setelah tahap kedua terlewati dengan lancar, masuklah ke dalam tahap ke 3 dimana anakan berumur 10-17 hari, anakan ini bisa diberi makanan berupa : kutu air yang disaring. Dan tahap terakhir bagi anakan yang berumur lebih dari 17 hari, bisa diberi makanan berupa kutu air, cuk, cacing sutra .
·      Jadwal pemberian makanan anakan:
-  Hari 0-5 -----------> Tidak perlu diberi apa apa
- Hari 5-10 -----------> Diberi Infusaria, Roteria, Kuning telor rebus
- Hari 10-17 -----------> Diberi kutu air yang telah disaring
- Hari >17 -----------> Diberi kutu air, cuk, cacing sutra

8. Tahap Pemindahan Anakan
Setelah melewati 4 tahap yang pertama mengenai cara pembarian pakan , sekarang yang perlu dilakukan adalah memindahkan anakan ikan cupang tersebut ke dalam kolam pendederan.
Tahapan persiapan dan perlakuan lainnya selama berada di dalam bak pendederan harus disesuaikan dengan jenis ikan hias yang dipijahkan. Wadah yang umum digunakan yaitu: fiberglass, drum bekas, paso, ember atau bak semen. Demikian pula dengan penempatannya, akan lebih baik bila ditempatkan ditempat yang terbuka dan cukup mendapatkan sinar matahari yang cukup
1.  Untuk mengurangi sinar matahari langsung , dapat menggunakan tumbuhan enceng gondok sebagai tambahan.
2.  Sebaiknya ukuran bak pendederan cukup besar, misalnya dengan menggunakan bak fiberglass ukuran 1m x 1m x 0,5 m, sehingga burayak tersebut dapat berkembang dengan baik. Ketinggian air adalah 3/4 dari tinggi bak.
3.  Untuk menghindari penyakit, air yang digunakan dicampur dengan rebusan daun ketapang dan sedikit garam, aduklah secara merata, dan endapkan selama 1 hari. Cara pemindahan dapat dilakukan dengan memindahkan secara langsung dari akuarium, tetapi jangan lupa untuk melakukan "penyifonan" untuk membuang kotoran yang ada. Lamanya pemeliharaan di kolam pendederan kira-kira 1 bulan.
4.  Untuk pemberian pakan perlu diperhatikan berdasarkan umurnya, dan jangan sampai berlebihan. Penyifonan dilakukan minimal 2 hari sekali untuk menjaga kebersihan air.

9. Pembesaran
Siapkan akuarium dengan ukuran 20x20x15 atau stoples yang sebanding. Perlu diingat, bahwa semakin besar semakin baik pula pertumbuhan tubuh dan siripnya(lebih optiman). isi air dengan 3/4 dari tinggi wadah. Kualitas air yang digunakan harus sama dengan air yang diberikan pada waktu pendederan, sehingga ikan cepat beradaptasi. Jangan lupa memberi penyekat (berupa karton, kertas, dll) antara akuarium. wadah lain yang perlu disiapkan adalah akuarium biasa yang kira-kira bisa menampung 80-100 ekor anakan. Tujuannya agar proses penyortiran dapat berjalan lebih mudah.
Ketika burayak ikan cupang sudah dapat berenang dan sudah habis kuning telurnya, sudah harus disiapkan media yang lebih besar untuk tempat pembesaran. Pindahkan anakan bersama induk jantannya. Kemudian benih ikan diberi makanan kutu air dan wadah ditutup. Sepuluh hari kemudian anak ikan dipindahkan ke tempat lain. Dan selanjutnya setiap satu minggu, ikan dipindahkan ke tempat lain untuk lebih cepat tumbuh.

10. Pemanenan dan Pasca Panen
Pasca panen yaitu setelah ikan cupang hias mencapai 1 bulan sudah dapat dilakukan pemanenan sekaligus dapat diseleksi atau dipilih. Ikan yang berkwalitas baik dan cupang hasil seleksi dipisahkan dengan ditempatkan ke dalam botol-botol tersendiri agar dapat berkembang dengan baik serta menghindari perkelahian. Setelah usia 1,5 sampai 2 bulan cupang hias mulai terlihat keindahannya dan dapat dipasarkan.



0 komentar:

Posting Komentar