Rabu, 08 Februari 2017

BUDIDAYA IKAN GABUS



BUDIDAYA IKAN GABUS

 
Berbadan seperti lele dan berkepala seperti ular. Seperti itulah gambaran Ikan gabus yang dianggap sebagai ikan buas karena mudah menggigit dengan giginya yang besar-besar dan tajam.  Ikan gabus memiliki banyak nama di berbagai daerah : ikan kutuk (Jawa), aruan, bogo, bayong, licingan (Banyumas), kabos (Minahasa), kocolan (Betawi) dan masih banyak lagi. Dalam bahasa Inggris pun, ikan yang berkepala mirip ular ini memiliki banyak nama, seperti ‘common snakehead’, ‘chevron snakehead’, ‘snakehead murrel’ atau ‘striped snakehead’.
Ikan bernama latin ‘Channa striata’ ini hidup di daerah air tawar seperti rawa-rawa, sungai atau danau serta bisa tumbuh besar hingga satu meter panjangnya. Hebatnya, ikan yang suka memangsa ikan kecil-kecil ini bisa hidup tanpa air hingga satu hari lamanya.
·      Cara Pembenihan Ikan Gabus
Ikan gabus ialah ikan yang memiliki rasa yang lezat. Ikan gabus merupakan salah satu ikan asli Indonesia yang memiliki tempat tinggal di rawa-rawa dan sungai. Namun untuk produksi ikan ini masih sangatlah rendah sehingga perlu dilakukan pengembangan. Hingga saat ini untuk jumlah produksi terbanyak  dari Kalimantan. Ikan gabus mempunyai keunggulan pada pembibitan. Ikan ini biasanya melakukan pemijahan di alam, walaupun sudah ada cara untuk melakukan pemijahan buatan. Pemijahan ikan ini dapat dilakukan pada bulan Oktober sampai November. Beberapa cara yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Memilih Indukan Jantan dan Betina
- Untuk ikan gabus jantan ditandai dengan kelamin dan memiliki bentuk kepala oval dan warna tubuh cukup gelap, untuk lubang urogenital berwarna merah dan  diurut bisa mengeluarkan cairan yang berwarna putih. Agar indukan bisa berkembangbiak jantan harus memiliki berat 1 kg.
-    Untuk betina memiliki ciri warna tubuh agak cerah, bentuk kepala agak bulat, perut agak besar dan agak lembek, apabila diurut mengeluarkan telur.
2. Proses Pemijahan Ikan Gabus
- Untuk pemijahan ikan gabus yang harus disiapkan ialah, fiberglass atau bak beton. Untuk ukuran bak beton ialah 7 x 4 x 2 m kemudian dikeringkan kurang lebih selama 3 -4 hari, selanjutnya isi beton dengan air sampai tinggi 50 cm dan selanjutnya biarkan air tetap mengalir ketika pemijahan.
-    Untuk menutup kolam dapat menggunkan enceng gondok. Kemudian isi kolam dengan indukan jantan sebanyak 30 dan indukan betina 30 selanjutnya biarkan pemijahan terjadi. Setelah ikan bertelur, telur bisa dibawa dapat menggunakan sekupnet yang halus. Dan untuk proses pemijahan diusahakan agar mengontrol kolam setiap hari, indukan betina dapat menghasilkan telur hingga 10.000 - 11.000 telur.
3. Proses Penetasan Telur
Proses penetasan dapat dilakukan di akuarium agar dapat lebih mudah untuk mengontrol kondisi telur. Akuarium memiliki ukuran 65 x 45 x 45 cm biarkan akuarium kering selama dua hari kemudian diisi dengan air sampai ketinggian 40 cm. Untuk proses penetasan dipasang 2 selang aerasi dan juga pemanas untuk menaikkan suhu hingga 28° C. Kepadatan telur ikan didalam akuarium sekitar 4 sampai 6 /cm. Selanjutnya biarkan telur menetas. Umumnya untuk menetas telur ikan gabus membutuhkan waktu 24 jam. Setelah benih ikan gabus selama 2 hari tidak perlu diberi pakan karena masih memiliki makanan cadangan.
4. Pemeliharaan Larva Ikan Gabus
Pemeliharaan larva antara umur 2 - 15 hari. Pemeliharaan dapat menggunakan akuarium dengan kepadatan 5 larva untuk 1 liter. Benih ikan berumur lebih dari 2 hari diberi nauplii artemia dan diberikan selama 3x sehari. Untuk larva umur 5 hari makanan ditambah daphnia 3x sehari. Untuk menjaga kualitas air dilakukan pergantian air sebanyak  50% air.

·      Tahapan Pembesaran Ikan Gabus
1.   Persiapan Kolam dan Air
Untuk pembesaran ikan gabus bisa menggunakan kolam beton yang berlantai tanah dengan ukuran 2 – 5 m, kolam dikeringkan kurang lebih selama 1 minggu, tanah dasar kolam diratakan kemudian tanah yang berasal dari kotoran hewan ditebar kurang lebih setinggi 30 cm, kemudian taburkan kapur dolomit dan diratakan di permukaan kolam yang telah diberi kompos, lalu dibiarkan selama 3 hari supaya pupuk kapur bisa larut di tanah karena kapur berfungsi ketika kolam sudah terisi air. Pupuk memiliki fungsi untuk menumbuhkan makanan alami seperti plankton dan juga kutu air. Air diisi dengan ketinggian 50 hingga 100 cm kemudian air didiamkan selama satu minggu.
2.  Tebar Benih
Pada penebaran bibit ikan gabus dapat dilakukan ketika umur ikan gabus 2 minggu pada kolam yang telah diisi air. Sebelum bibit ikan gabus dimasukkan, air dibiarkan selama satu minggu dan air tidak dialirkan. Selanjutnya untuk penebaran bibit dilakukan pada pagi hari dan jangan diberi pakan terlebih dahulu. Setelah dua hari baru ikan gabus diberi pakan tepung pellet.
3. Pakan
Untuk pellet ikan gabus diberikan dengan kandungan protein sebesar 15%, lemak 15% dan juga karbohidrat 10%, selanjutnya diberi makanan tambahan seperti, sisa ampas dapur, anak rayap, ikan teri, dan juga bisa membuat pellet buatan dengan cara dedak sebanyak 50%, teri 20% jagug 10% dan ampas tahu 10%. Bahan direbus terlebih dahulu kemudian bahan digiling menjadi satu lalu dijemur sampai kering hingga bahan siap untuk diberikan ke ikan.
4. Panen
Untuk panen ikan gabus dapat dilakukan dengan disesuaikan kebutuhan yang ada pada pasar, namun juga bisa dilakukan dengan pemanenan secara bertahap pada satu kolam. Untuk pemanenan ikan ini tidak sama dengan jenis ikan lain yang pemanenannya harus serempak seperti ikan mas yang apabila tidak dipanen secara serentak dapat berakibat pada stressnya ikan dan bisa membuat ikan mati. Tapi sangatlah berbeda dengan ikan gabus, karena ikan gabus mempunyai daya tahan tubuh yang sangat kuat apabila dibandingkan dengan ikan jenis lain yang memiliki daya tahan tubuh yang rendah sehingga bisa berakibat fatal jika salah dalam penanganannya.
5. Pemberian Pakan dan Seleksi
 Pemberian pakan pada ikan gabus sebaiknya jangan sampai terlambat karena ikan ini memiliki sifat kanibalisme. Jika terlambat makan ikan ini akan memangsa temnnya sendiri yang ada didekatnya. Untuk menjaga ikan ini sebaiknya dilakukan penyortiran atau seleksi pada ikan setiap       1 bulan sekali agar dapat menambah kualitas dan juga hasil yang memuaskan. Cara penyortiran sendiri bisa dengan membuat bak yang yang telah diberi lubang sesuai dengan kebutuhan.

·      Cara Menghilangkan Lendir dan Amis Ikan Gabus pada Saat Pengolahan
Ikan gabus memiliki daging yang legit dan sedap jika diolah menjadi masakan. Karena ikan masak lebih mudah tercium bau amisnya, maka perlu ditangani dengan tepat.
Pada masakan khas Bekasi, Jawa Barat, ikan gabus biasanya diolah menjadi gabus pucung. Menggunakan pucung atau kluwak sebagai rempah utama untuk memperkaya rasa dan memberikan warna hitam pada masakan layaknya rawon.
Selain penggunaan banyak rempah, ikan harus ditangani dengan bersih/higienis dan menghilangkan beberapa bagian yang membuatnya terasa amis. Lendir dan moncong ikan dibuang.
Untuk menghilangkan lendir ikan gabus dapat menggunakan abu gosok, dengan cara :  ikan dikerok menggunakan abu gosok sampai kesat lalu dicuci bersih (berdasarkan penjelasan pemilik RM “Gabus Pucung” saat Festival Kuliner Bekasi di Summarecon Mal Bekasi).
Untuk moncong ikan, hanya dibuang sedikit dengan cara memotong bagian moncongnya yang dapat membuat masakan menjadi amis saat dimasak. Sama halnya dengan membersihkan ikan pada umumnya, bagian isi perut ikan juga harus dibuang.

           

0 komentar:

Posting Komentar