BUDIDAYA IKAN GABUS
Berbadan seperti lele dan
berkepala seperti ular. Seperti
itulah gambaran Ikan gabus yang
dianggap sebagai ikan buas karena mudah menggigit dengan giginya yang
besar-besar dan tajam. Ikan gabus memiliki banyak nama di berbagai daerah : ikan kutuk (Jawa), aruan, bogo,
bayong, licingan (Banyumas), kabos (Minahasa), kocolan (Betawi) dan masih
banyak lagi. Dalam bahasa Inggris pun, ikan yang berkepala mirip ular ini
memiliki banyak nama, seperti ‘common snakehead’, ‘chevron snakehead’,
‘snakehead murrel’ atau ‘striped snakehead’.
Ikan bernama latin ‘Channa striata’ ini hidup di daerah air
tawar seperti rawa-rawa, sungai atau danau serta bisa tumbuh besar hingga satu meter panjangnya. Hebatnya,
ikan yang suka memangsa ikan kecil-kecil ini bisa hidup tanpa air hingga satu
hari lamanya.
·
Cara Pembenihan Ikan Gabus
Ikan gabus ialah ikan yang
memiliki rasa yang lezat. Ikan gabus merupakan salah satu ikan asli Indonesia
yang memiliki tempat tinggal di rawa-rawa dan sungai. Namun untuk produksi ikan
ini masih sangatlah rendah sehingga perlu dilakukan pengembangan. Hingga saat
ini untuk jumlah produksi terbanyak dari
Kalimantan. Ikan gabus mempunyai keunggulan pada pembibitan. Ikan ini biasanya
melakukan pemijahan di alam, walaupun sudah ada cara untuk melakukan pemijahan
buatan. Pemijahan ikan ini dapat dilakukan pada bulan Oktober sampai November. Beberapa
cara yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Memilih Indukan Jantan
dan Betina
-
Untuk ikan gabus jantan ditandai dengan kelamin dan memiliki bentuk kepala oval
dan warna tubuh cukup gelap, untuk lubang urogenital berwarna merah dan diurut bisa mengeluarkan cairan yang berwarna
putih. Agar indukan bisa berkembangbiak jantan harus memiliki berat 1 kg.
-
Untuk betina memiliki ciri warna tubuh
agak cerah, bentuk kepala agak bulat, perut agak besar dan agak lembek, apabila
diurut mengeluarkan telur.
2. Proses Pemijahan Ikan
Gabus
-
Untuk pemijahan ikan gabus yang harus disiapkan ialah, fiberglass atau bak
beton. Untuk ukuran bak beton ialah 7 x 4 x 2 m kemudian dikeringkan kurang
lebih selama 3 -4 hari, selanjutnya isi beton dengan air sampai tinggi 50 cm
dan selanjutnya biarkan air tetap mengalir ketika pemijahan.
-
Untuk menutup kolam dapat menggunkan
enceng gondok. Kemudian isi kolam dengan indukan jantan sebanyak 30 dan indukan
betina 30 selanjutnya biarkan pemijahan terjadi. Setelah ikan bertelur, telur
bisa dibawa dapat menggunakan sekupnet yang halus. Dan untuk proses pemijahan
diusahakan agar mengontrol kolam setiap hari, indukan betina dapat menghasilkan
telur hingga 10.000 - 11.000 telur.
3. Proses Penetasan Telur
Proses penetasan dapat dilakukan
di akuarium agar dapat lebih mudah untuk mengontrol kondisi telur. Akuarium
memiliki ukuran 65 x 45 x 45 cm biarkan akuarium kering selama dua hari
kemudian diisi dengan air sampai ketinggian 40 cm. Untuk proses penetasan
dipasang 2 selang aerasi dan juga pemanas untuk menaikkan suhu hingga 28° C. Kepadatan
telur ikan didalam akuarium sekitar 4 sampai 6 /cm. Selanjutnya biarkan telur
menetas. Umumnya untuk menetas telur ikan gabus membutuhkan waktu 24 jam.
Setelah benih ikan gabus selama 2 hari tidak perlu diberi pakan karena masih
memiliki makanan cadangan.
4. Pemeliharaan Larva Ikan
Gabus
Pemeliharaan larva antara
umur 2 - 15 hari. Pemeliharaan dapat menggunakan akuarium dengan kepadatan 5
larva untuk 1 liter. Benih ikan berumur lebih dari 2 hari diberi nauplii
artemia dan diberikan selama 3x sehari. Untuk larva umur 5 hari makanan
ditambah daphnia 3x sehari. Untuk menjaga kualitas air dilakukan pergantian air
sebanyak 50% air.
· Tahapan Pembesaran Ikan
Gabus
1. Persiapan
Kolam dan
Air
Untuk pembesaran ikan gabus
bisa menggunakan kolam beton yang berlantai tanah dengan ukuran 2 – 5 m, kolam
dikeringkan kurang lebih selama 1 minggu, tanah dasar kolam diratakan kemudian
tanah yang berasal dari kotoran hewan ditebar kurang lebih setinggi 30 cm,
kemudian taburkan kapur dolomit dan diratakan di permukaan kolam yang telah
diberi kompos, lalu dibiarkan selama 3 hari supaya pupuk kapur bisa larut di tanah
karena kapur berfungsi ketika kolam sudah terisi air. Pupuk memiliki fungsi
untuk menumbuhkan makanan alami seperti plankton dan juga kutu air. Air diisi
dengan ketinggian 50 hingga 100 cm kemudian air didiamkan selama satu minggu.
2. Tebar Benih
Pada penebaran bibit ikan
gabus dapat dilakukan ketika umur ikan gabus 2 minggu pada kolam yang telah
diisi air. Sebelum bibit ikan gabus dimasukkan, air dibiarkan selama satu
minggu dan air tidak dialirkan. Selanjutnya untuk penebaran bibit dilakukan
pada pagi hari dan jangan diberi pakan terlebih dahulu. Setelah dua hari baru
ikan gabus diberi pakan tepung pellet.
3. Pakan
Untuk pellet ikan gabus
diberikan dengan kandungan protein sebesar 15%, lemak 15% dan juga karbohidrat
10%, selanjutnya diberi makanan tambahan seperti, sisa ampas dapur, anak rayap,
ikan teri, dan juga bisa membuat pellet buatan dengan cara dedak sebanyak 50%,
teri 20% jagug 10% dan ampas tahu 10%. Bahan direbus terlebih dahulu kemudian
bahan digiling menjadi satu lalu dijemur sampai kering hingga bahan siap untuk
diberikan ke ikan.
4. Panen
Untuk panen ikan gabus
dapat dilakukan dengan disesuaikan kebutuhan yang ada pada pasar, namun juga
bisa dilakukan dengan pemanenan secara bertahap pada satu kolam. Untuk
pemanenan ikan ini tidak sama dengan jenis ikan lain yang pemanenannya harus
serempak seperti ikan mas yang apabila tidak dipanen secara serentak dapat
berakibat pada stressnya ikan dan bisa membuat ikan mati. Tapi sangatlah
berbeda dengan ikan gabus, karena ikan gabus mempunyai daya tahan tubuh yang
sangat kuat apabila dibandingkan dengan ikan jenis lain yang memiliki daya
tahan tubuh yang rendah sehingga bisa berakibat fatal jika salah dalam
penanganannya.
5. Pemberian Pakan dan
Seleksi
Pemberian pakan pada ikan gabus sebaiknya
jangan sampai terlambat karena ikan ini memiliki sifat kanibalisme. Jika
terlambat makan ikan ini akan memangsa temnnya sendiri yang ada didekatnya. Untuk
menjaga ikan ini sebaiknya dilakukan penyortiran atau seleksi pada ikan setiap 1 bulan
sekali agar dapat menambah kualitas dan juga hasil yang memuaskan. Cara
penyortiran sendiri bisa dengan membuat bak yang yang telah diberi lubang
sesuai dengan kebutuhan.
· Cara Menghilangkan Lendir dan Amis Ikan Gabus pada Saat
Pengolahan
Ikan
gabus memiliki daging yang legit dan sedap jika diolah menjadi masakan. Karena
ikan masak lebih mudah tercium bau amisnya, maka perlu ditangani dengan tepat.
Pada
masakan khas Bekasi, Jawa Barat, ikan gabus biasanya diolah menjadi gabus
pucung. Menggunakan pucung atau kluwak sebagai rempah utama untuk memperkaya
rasa dan memberikan warna hitam pada masakan layaknya rawon.
Selain
penggunaan banyak rempah, ikan harus ditangani dengan bersih/higienis dan
menghilangkan beberapa bagian yang membuatnya terasa amis. Lendir dan moncong
ikan dibuang.
Untuk
menghilangkan lendir ikan gabus dapat menggunakan abu gosok, dengan cara : ikan dikerok menggunakan abu gosok sampai
kesat lalu dicuci bersih (berdasarkan penjelasan pemilik RM “Gabus Pucung” saat
Festival Kuliner Bekasi di Summarecon Mal Bekasi).
Untuk moncong ikan, hanya dibuang sedikit dengan cara memotong
bagian moncongnya yang dapat membuat masakan menjadi amis saat dimasak. Sama
halnya dengan membersihkan ikan pada umumnya, bagian isi perut ikan juga harus
dibuang.
0 komentar:
Posting Komentar