MENJAGA KUALITAS AIR TETAP OPTIMUM
DALAM BUDIDAYA IKAN HIAS
Latar Belakang
Salah satu alternatif yang bisa
dipakai agar dapat menggunakan air secara efisien dan efektif untuk budididaya
ikan adalah dengan sistem resirkulasi. Sistem resirkulasi merupakan salah satu
jawaban yang bisa digunakan dalam memperbaiki mutu air sehingga dapat digunakan
secara terus menerus. Sistem ini menggunakan system aliran tertutup dimana air
yang digunakan untuk budidaya ikan akan mengalir terus kemudian diputar ke
tempat penyaringan dan diteruskan ke tempat budidaya untuk digunakan lagi
begitu seterusnya.
Sistem resirkulasi dibuat
bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan yang stabil selama pemeliharaan ikan.
Spesies air laut yang bisa dikultur dalam resirkulasi aliran tertutup adalah ;
kakap, kerapu, sidat sedangkan untuk jenis ikan hias sebagian besar bisa
dibudidayakan dalam sistem ini seperti : koki, koi, discus, arwana, black gost
dll. Pada prinsipnya sistem resirkulasi sangat simple karena memerlukan tempat
yang kecil dengan padat tebar yang tinggi tentunya hasil yang diperoleh akan
tinggi.
Ø Bahan Organik
Sebelum kita berbicara biofilter
dalam sistem resirkulasi kita harus tahu dulu, apa yang menyebabkan kualitas
air menurun selama kegiatan budidaya ikan. Bahan organik terdiri
atas karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen. Unsur-unsur lain yang
kadang terdapat adalah sulfur, fospor dan besi. Pada tingkat pencemaran limbah
yang sedang, 75% dari bahan padat tersuspensi dan 40% dari yang lolos dari
penyaringan terdiri atas bahan organik. Air limbah yang stagnan diperkirakan
terdiri atas 50% karbon dan 35-50% nitrogen dalam bentuk larutan. Dari ¾ bagian
karbon terdiri atas komponen utama bahan organik dalam bentuk karbohidrat,
lemak, protein, asam lemak dan asam folatil. Sedangkan bagian lainnya seperti
hormon, vitamin, surfaktan, antibiotik, hormon kontrasepsi, purin, pestisida,
hidrokarbon dan pigmen. Sebagian besar bahan organik sintetik masuk
dalam golongan yang tidak bisa biodegradasi sedangkan bagian kecil lainnya akan
mengalami laju dekomposisi biologi yang sangat lambat (Gray, 2004).
Nitrogen dan fospor merupakan
nutrien esensial untuk pertumbuhan tanaman. Nitrogen sangat esensial bagi
sintesis protein dan pertumbuhan biologis. Nitrogen yang terkandung
pada air limbah segar (baru), tersaji dalam bentuk bahan protein dan
urea. Bahan organik nitrogen ini mengalami dekomposisi secara cepat oleh
bakteri dalam proses protein atau hidrolisis saat mengubah urea ke
amoniak. Amoniak di air dalam bentuk ion amonium (NH4+)
dan amoniak (NH3), yang keberadaannya tergantung dari pH air limbah.
Saat nilai pH 7, reaksi kesetimbangan di air limbah sebagai berikut :
NH3 + H2O NH4+ + OH-
Saat
nilai pH > 7 maka reaksi bergeser ke arah kiri sehingga amoniak akan
dominan, begitu pula sebaliknya saat nilai pH < 7. Fospor dalam air limbah
terdiri atas 3 bentuk yaitu ortofospat, polifospat dan organik fospat. Sekitar
25% dari total fospor pada air limbah terdiri atas ortofospat, seperti PO43+,
HPO42-, H2PO4-, H3PO4 yang
keberadaannya dibutuhkan untuk proses metabolisme makhluk hidup. Ryadi (1984)
menyatakan bahwa proses pemusnahan bahan-bahan organik secara alamiah pada
umumnya lebih mudah daripada bahan-bahan anorganik maupun sintetis lainnya,
dimana proses penguraian tersebut sangat dipengaruhi oleh ada/tidaknya oksigen.
Ø Bahan Anorganik
Bahan anorganik yang biasa dijumpai dalam air
limbah adalah sodium, kalsium, potasium, magnesium, klorin, sulfur (sulfat dan
bentuk lainnya), fospat, bikarbonat dan amoniak. Ketika elemen-element tersebut
terbatas jumlahnya dalam air limbah (seperti Ca, Mg, Fe) maka efisiensi
pengolahan secara biologi juga berkurang. Klorida secara alamiah ditemukan
dalam larutan, dan dapat bersumber dari pertanian, limbah industri dan rumah
tangga. Limbah feses manusia menghasilkan 6 g Cl per hari/kapita sedangkan urin
sebesar 1% Cl. Bahan anorganik lainnya yang berbahaya dan dijumpai dalam air
limbah adalah logam berat (Gray, 2004). Sulfur merupakan elemen esensial
lainnya yang dibutuhkan semua mahluk hidup untuk proses metabolisme. Jumlah
sulfur yang digunakan mikroorganisme sangat sedikit untuk sintesis asam amino
metionin dan sistein. Sedangkan logam berat yang biasanya terdapat pada air
limbah adalah nikel, timbal, kromium, kadmium, seng dan tembaga yang bersifat
toksik pada konsentrasi tertentu.
Ø Sumber Air Limbah Lain
Sumber air limbah yang kaya akan bahan organik
biasanya dapat dibiodegradasi. Air limbah tersebut biasanya bersumber dari
peternakan, perikanan, produksi pakan ternak, pengolahan makanan dan pabrik
susu (Gray, 2004).
Ø Mikroorganisme dan Pengendalian Pencemaran
Mikroorganisme mempunyai peranan yang sangat
penting dalam pengendalian pencemaran, karena merupakan komponen ekosistem
perairan yang dapat melakukan self-purifikasi di perairan melalui respon terhadap
pencemaran organik dengan melakukan peningkatan pertumbuhan dan metabolisme.. Mikroorganisme menggunakan bahan
organik untuk menghasilkan energi dengan melakukan respirasi sel dan untuk
sintesis protein serta komponen sel lainnya dalam pembentukan sel-sel baru.
Reaksi yang terjadi di perairan adalah sebagai berikut :
Bahan organik + O2 + NH42+ + P ------->
Sel-sel baru + CO2 + H2O
Gray (2004)
mengemukakan bahwa kultur mikroorganisme dapat digunakan untuk penilaian air
limbah dengan menggunakan tes Biochemical Oxygen Demand (BOD5).
Banyak penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme yang ada di air limbah dan biasanya bersifat patogen. Penggunaan
mikroorganisme, seperti Escherichia colisangat berguna sebagai
indikator organisme untuk menilai kualitas mikrobiologi air untuk air minum,
rekreasi dan industri. Hal ini sama pentingnya dalam penilaian efisiensi
pengolahan air limbah, sehingga mikroorganisme merupakan alat yang penting
dalam pengendalian pencemaran.
Mikroorganisme
yang mempunyai kemampuan metabolisme yang paling tinggi adalah bakteri, diikuti
oleh eumycetes dan protozoa. Mikroorganisme
tersebut mempunyai ukuran yang sangat kecil tetapi kemampuan metabolismenya
sangat tinggi. Bakteri adalah mikroorganisme kecil yang pada umumnya bersel
satu, tidak berklorofil, berkembang biak dengan pembelahan secara
biner serta hidup bebas secara kosmopolitan, khususnya di udara, di
dalam tanah, air, bahan pangan, tubuh manusia, hewan ataupun tanaman
(Dwijoseputro, 1986).
Kehidupan bakteri
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu, kelembaban, konsentrasi
oksigen, kondisi nutrisi, ketersediaan air dan keasaman (Lay dan Hastowo,
1992). Bakteri merupakan kelompok mikroorganisme terpenting di dalam limbah
karena banyak diantaranya dapat digunakan untuk menghilangkan bahan-bahan
tertentu yang tidak diinginkan, namun banyak juga yang memperburuk keadaan
limbah tersebut, seperti bakteri filamen.
Ø Komponen
Sistem Resirkulasi
Resirkulasi untuk budidaya ikan merupakan
rangkaian beberapa komponen yang diperlukan dalam suatu kesatuan. Di
dalamnya terdapat beberapa komponen yang akan diterangkan sbb:
-
Bangunan
Bangunan
instalasi berguna dalam mengamankan resirkulasi dari gangguan terutama
perubahan iklim dari luar. Ikan Budidaya akan selalu terjaga selama dalam
pemeliharaan dan perawatan
-
Pompa
Pompa
digunakan untuk memindahkan air dan system aerasi. Ini sangat diperlukan
didalam menjaga kesediaan air yang akan digunakan di dalam system resirkulai
yang bekerja.
-
Generator Cadangan
Generator
cadangan diperlukan saat aliran listrik mati karena kelebihan beban atau dalam
perbaikan.
-
Sistem Komponen
Komponen
system didalamnya peralatan yang akan digunakan untuk kegiatan budidaya ikan
tanpa resirkulasi. Komponen utama yang terakit adalah :
-
Generator/pompa oksigen
Ikan
membutuhkan oksigen untuk hidup. Kebutuhan oksigen untuk budidaya ikan dalam
tangki/akuarium dengan kepadatan tinggi menggunakan aerasi sederhana dan
menggunakan aerasi mekanik tidak efisien. Oksigen bisa diperoleh melalui oksigen
cair atau pompa oksigen, selama perawatan ikan kepadatan yang tinggi.
-
Filter
Filter
biasa digunakan sebagai alat untuk menyaring atau membersihkan air dari sampah
dan kotoran. Berbagai macam sampah berupa limbah yang dihasilkan oleh industri,
pertanian dan rumah tangga masing-masing memerlukan penangan yang
berbeda tergantung dari berat ringannya limbah yang dihasilkan.
a. Filter
Mekanik
Filter ini mengandalkan kerja kimia dan fisika
berupa pengendapan dan penyaringan melalui pori-pori. Filter mekanik membuang
bahan organik yang berasal dari sisa metabolisme berupa kotoran dan kencing
ikan serta pakan yang tidak termakan. Pembuangan bahan organik sangat penting
melalui pipa yang berakhir dalam bentuk limbah. Proses oksidasi limbah di dalam
tangki memerlukan oksigen yang berada di kolom air. Bermacam-macam jenis filter
mekanik dapat digunakan tergantung dari besar limbah buangan yang
dihasilkan dalam proses tersebut. Sebagai contoh didalam filter terdapat,
penyaring, pengendapan, filter pasir. Filter mekanik secara sederhana mencegah
akumulasi lumpur yang berlebih. Contoh : saringan besi, dakron, busa, serabut
kelapa dll
b. Filter Biologi
Ikan menghasilkan ammonia dan nitrit sebagai
sisa metabolisme yang bersifat racun. Hasil metabolisme ini memerlukan perubahan
kedalam bentuk nitrit yang tidak berbahaya bagi ikan.
bakteri
NH42+ + O2 -------->
NO2- + energi
bakteri
NO2- + O2 -------->
NO3 + energi
Filter biologi bekerja memanfaatkan kerja
bakteri yang bisa mengakumulasi bahan organik dengan bantuan suhu dan oksigen.
Bakteri yang biasa terlibat dalam oksidasi bahan organik adalah bakteri aerob
dan anaerob, masing-masing mempunyai kekuatan yang berbeda dalam mengakumulasi
bahan organik. Bahan organik yang biasa dioksidasi berupa unsur N yang
terakumulasi dan mengendap di perairan dalam bentuk ammonia. Ammonia yang
merupakan sisa buangan dari sisa metabolisme ikan dan pakan yang tidak termakan
merupakan makan bagi bakteri. Aplikasi untuk
tambak udang menggunakan filter berupa kijing di bak tandon sehingga air yang
mengandung bahan organik dari pelataran tambak akan disaring di bak tandon
kemudian dialirkan ke kotak budidaya. Contoh : Nitrobakter sp, Nitrosomonas sp, pseodomonas sp.
c. Filter Kimia
Filter ini
menggunakan kerja bahan kimia dalam mengurangi tinggingya limbah buangan yang
dihasilkan. Bahan kimia yang digunakan biasayang untuk mengendapkan bahan-bahan
yang berbahaya yang dikenal dengan B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun. Sistem
kerjanya adalah mengendapkan endapan limbah menggunakan bahan kimia. Untuk air
minum yang biasa di gunakan di PDAM biasa menggunakan klorin/tawas dalam
mengendapkan material yang masih menyatu dengan air sehingga akan menghasilkan
air yang jernih dan telah terbebas dari mikroorganisme yang berbahaya.
Filter
kimia biasa digunakan oleh industri-industri yang menghasilkan limbah buagan
dengan kosentrasi yang tinggi. Beberapa industri yang menghasilkan limbah
dengan kandungan tinggi seperti: industri tekstil, batik, dll.
Contoh : arang aktif, zeolit, batu karang dll
- Unit Resirkulasi
Sistem
resirkulasi dengan skala laboratorium bisa dibuat sesuai dengan kebutuhan dan
lahan yang ada. Adapun komponen-komponen yang minimal ada untuk sebuah sistem resirkulasi
adalah sbb:
1. Satu bak/gentong
sebagai tempat filter yang akan disedot oleh pompa untuk dialirkan ke
2. Akuarium
yang berukuran 40 X 50 X 40 cm.
3. Pompa untuk
mengalirkan air dari bak filter ke akuarium
4. Filter (bioboll,
karang, zeolit dll)
Sebelum digunakan
resirkulasi didiamkan selama tujuh hari untuk menjalankan system biofilter.
Kerja biologi bisa ditandai setelah adanya akumulasi antara ammonia nitrat dan
nitrit selama kurang lebih 14 hari. Setelah sistem berjalan ikan bisa ditebar dan
budidaya bisa dilaksanakan.
0 komentar:
Posting Komentar