PRODUKSI GARAM
LATAR BELAKANG
Garam merupakan salah satu
kebutuhan yang merupakan pelengkap dari kebutuhan pangan dan merupakan sumber
elektrolit bagi tubuh manusia. Walaupun Indonesia termasuk negara maritim,
namun usaha meningkatkan produksi garam belum diminati, termasuk dalam usaha
meningkatkan kualitasnya. Di lain pihak untuk kebutuhan garam dengan kualitas
baik banyak diimpor dari luar negeri, terutama dalam hal ini garam beryodium
serta garam industri. Perlu kita ketahui bahwa kebutuhan terhadap garam tidak
dapat digantikan, setiap orang mengkonsumsi lebih kurang 3 (tiga) kg garam per
tahun dalam bentuk aneka pangan. Kebutuhan garam yang dibuat dari air
laut ini setiap tahun meningkat rata-rata 2 – 4 persen.
Selain sebagai salah satu
kebutuhan pokok manusia, secara luas, garam dibutuhkan oleh untuk pengasinan,
pengawetan dan bahan baku industri. Kebutuhan garam nasional mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Di Indonesia pembuatan garam terkonsentrasi di
beberapa daerah saja diantaranya di Pulau Jawa dan Madura.
Kabupaten Pati merupakan salah
satu sentra produsen garam di Jawa Tengah dengan luas 1.939 Ha dan
rata-rata produksi yang masih sangat rendah antara 80 – 100 ton/Ha.
Mengusahakan garam dilakukan masyarakat terutama di waktu musim kemarau (antara
bulan Mei – Oktober). Pembuatan garam di tambak merupakan salah satu alternatif
usaha yang mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi disbanding budidaya
bandeng dan udang. Karena pada saat sekarang selisih keuntungan budidaya
bandeng makin sedikit disebabkan ongkos produksi budidaya ikan bandeng
yang makin tinggi, terutama karena tingginya harga pakan ikan, sedang
harga jual ikan bandeng yang cenderung tetap. Sedangkan untuk budidaya udang
windu maupun vanamei banyak yang mengalami kerugian karena matinya udang
sehingga menyebabkan gagal panen.
Kebutuhan garam
nasional berdasarkan data pada tahun 2009 sebesar 2.779.429 ton dengan rincian
sebagai berikut: (i) Garam CAP 1.461.470 ton; dan (ii) Garam Non CAP 1.317.959
ton, dari total kebutuhan tersebut sebesar 1.822.629 ton dipenuhi melalui
impor. Ketergantungan pada garam impor khususnya untuk keperluan garam konsumsi
tidak mendukung ketahanan nasional.
Kualitas garam
yang dikelola secara tradisional pada umumnya harus diolah kembali untuk dijadikan
garam konsumsi maupun untuk garam industri. Pembuatan garam dapat dilakukan
dengan beberapa kategori berdasarkan perbedaan kandungan NaCl nya sebagai unsur
utama garam., Jenis garam dapat dibagi dalam beberapa kategori seperti;
kategori baik sekali, baik dan sedang. Dikatakan berkisar baik sekali jika
mengandung kadar NaCl >95%, baik kadar NaCl 90–95%, dan sedang kadar NaCl
antara 80–90% tetapi yang diutamakan adalah yang kandungan garamnya di atas
95%. Untuk mendapatkan hasil yang berkualitas tersebut tentunya diperoleh
melalui beberapa faktor diantaranya yaitu teknologi yang digunakan, proses
produksi, lingkungan serta sumber daya manusia yang professional di bidangnya.
Dalam hal ini tentunya faktor-faktor tersebut sangat berkaitan serta harus
dilaksanakan secara sinergis.
PROSES PRODUKSI GARAM
-
Persiapan Lahan Produksi Dan Peralatan
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penyiapan lahan:
a. Penyiapan
saluran pengaliran terdiri dari saluran pemasukan, saluran air muda, saluran
air tua, saluran pengangkutan dan saluran pembuangan yang berfungsi untuk
memasukkan dan mengalirkan air laut ke lahan pembuatan garam. Pekerjaan ini
sudah harus selesai sebelum air laut dialirkan.
b. Penyiapan
galengan yang berfungsi melindungi areal pegaraman. Profil galengan
dikembalikan seperti semula agar memiliki kekuatan maksimum dan tanpa
bocoran/serapan. Galengan meliputi :
- Galengan sekitar tepi laut yang memiliki jarak
minimal 3 m dari kaki bereman.
- Galengan
disekitar saluran pembuangan dan saluran pengangkutan, dengan melakukan
pengambilan tanah dari dasar saluran.
- Galengan peminihan termasuk galengan penghalang
dengan mengambil jarak minimal 2 m dari kaki galengan. Galengan memiliki ukuran
lebar
atas 50 cm, kemiringan 1:1, tinggi
minimal 25 cm lebih tinggi dari tebal air yang ditentukan di dalam peminihan
dimana galengan penghalang tersebut berada.
c. Penyiapan lahan peminihan, dasar
tambak dan meja bertujuan untuk mengembalikan bentuk profil dasar tambak,
peminihan dan meja-meja tersebut kebentuk semula. Tambak, peminihan dan
meja dapat mengalami perubahan akibat erosi pada musim hujan dan akibat lumpur
tanah yang dibawa masuk oleh air laut sehingga dasar tambak lebih tinggi dari
semestinya. Perbaikan dan pemulihan dasar tambak, peminihan dan meja-meja
dilakukan dengan cara memperdalam dasar tambak, memperdalam atau meratakan
lahan peminihan dan meratakan meja - meja. Pemadatan meja
dapat dilakukan dengan mengpemadatan dengan menggunakan guluk untuk kedua
kalinya. Peminihan dan meja harus dibersihkan dari rumput-rumput sebelum air
laut dialirkan.
d. Peralatan yang disiapkan adalah:
- Pompa
dan Mesin/Motor Penggerak.
- Kelder Pompa dibersihkan dari endapan lumpur
- Kincir Angin
Kriteria lahan pegaraman tersebut seharusnya memenuhi standar manajemen mutu
lahan pegaraman sehingga diharapkan dapat memproduksi gram secara maksimal
sesuai dengan metode yang diterapkan.
Pengendalian
standar manajemen mutu lahan pegaraman tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 1. Pengendalian Standar
Manajemen Mutu Lahan Pegaraman
No
|
Standar
|
Kondisi yang diharapkan
|
1.
|
Saluran Primer/Saluran Utama
|
- Mampu memenuhi
kebutuhan air laut untuk luas lahan yang dikelola kelompok.
- Dilengkapi pintu air
untuk menahan adanya pasang surut air laut.
|
2.
|
Saluran Sekunder/Saluran Cabang
|
- Memenuhi kebutuhan
untuk luas areal sentra kelompok kecil.
- Dilengkapi pintu air
atau pompa air
- Kuantitas dan kualitas
air laut memenuhi persyaratan.
|
3.
|
Kolam
Penampungan Pertama/ Waduk air muda/ Pengendapan
|
-
Mampu memenuhi kebutuhan air kolam berikutnya secara kontinyu.
-
Mampu mengendapkan lumpur secara sempurna.
-
Dapat menampung air sebagai pengganti penguapan minimal 15 hari.
|
4.
|
Kolam Penguapan/
Peminihan/Evaporator ( 3 - 22 °Be )
|
- Air yang meresap
kebawah seminimal mungkin.
- Kecepatan penguapan
optimal.
- Proses pengendapan
garam, calsium carbonat dan gypsum sempurna.
- Kedalaman air
disesuaikan dengan kondisi cuaca dan iklim setempat, aliran (buka tutup
pintu air) dilengkapi dengan saluran pengolahan air dan kincir angin atau
pompa air.
|
5.
|
Kolam air tua ( 23 - 25 °Be )
|
- Resapan air ke dalam
tanah seminimal mungkin.
- Konsentrasi LAT 25
°Be.
|
6.
|
Meja garam /
meja kristalisasi
( 25 - 29 °Be )
|
-
Rata dan padat.
-
Resapan seminimal mungkin.
- Lumpur sedikit
mungkin.
- Tebal air tua 3 – 5
cm.
-
Pemeliharaan kristal garam tepat waktu.
-
Dilakukan pengamatan kristal garam.
-
Waktu panen > 10 hari.
-
Meja kristal tidak berdekatan dengan air muda (kolam penguapan dengan meja
tidak berdekatan).
- Tidak ada rembesan air
muda / bocoran air.
|
7.
|
Saluran Buangan
|
-
Dapat menampung air dari meja kristalisasi.
-
Air dari saluran harus dibuang, tidak boleh di campur ke dalam kolam
penguapan karena kandungan magnesium dapat menurunkan kualitas garam
berikutnya.
|
8.
|
Uji kualitas air dan garam
|
-
Standar satuan Baume meter (°Be).
-
Uji kadar air dari kadar NaCl.
|
9.
|
Pengamatan kualitas dan kuantitas
air pada saluran, air laut, kolam penguapan / peminihan, meja kristalisasi
|
-
Tersedianya data dan informasi produksi pegaraman yang lengkap dan akurat.
|
AJO_QQ poker
BalasHapuskami dari agen poker terpercaya dan terbaik di tahun ini
Deposit dan Withdraw hanya 15.000 anda sudah dapat bermain
di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
- play aduQ
- bandar poker
- play bandarQ
- capsa sunsun
- play domino
- play poker
- sakong
-bandar 66
-perang baccarat (new game )
Dapatkan Berbagai Bonus Menarik..!!
PROMO MENARIK
di sini tempat nya Player Vs Player ( 100% No Robot) Anda Menang berapapun Kami
Bayar tanpa Maksimal Withdraw dan Tidak ada batas maksimal
withdraw dalam 1 hari.Bisa bermain di Android dan IOS,Sistem pembagian Kartu
menggunakan teknologi yang mutakhir dengan sistem Random
Permanent (acak) |
Whatshapp : +855969190856