FAKTOR PEMICU KANIBALISME IKAN LELE
Ikan lele merupakan ikan yang bersifat kanibal, dari sekian
banyak jenis ikan lele hampir dapat dipastikan bahwa semua jenis ikan lele
tersebut adalah kanibal. Sifat tersebut merupakan salah satu kendala dalam
budidaya ikan lele. Namun, sifat tersebut dapat kita minimalkan supaya hasil
yang kita dapatkan dalam budidaya ikan lele bisa maksimal.
Untuk meminimalkan kerugian akibat sifat kanibal pada ikan
lele, perlu diketahui beberapa faktor yang menyebabkan kanibalisme ikan lele,
yaitu:
Kanibalisme Pada Ikan Seumur Akibat Perbedaan Ukuran Tubuh
Perbedaan ukuran dapat terjadi karena laju pertumbuhan yang
tidak sama antara sesama benih. Benih yang bongsor cenderung dominan dalam hal
pergerakan dan perolehan makanan. Perbedaan ukuran ini disebabkan oleh 2
faktor, yaitu faktor alamiah dan faktor kesengajaan/kelalaian. Faktor alamiah
dipengaruhi oleh sifat genetika, kesehatan dan ketahanan daya tubuh, kesempatan
dan keagresifan mencari makanan. Sedangkan faktor kesengajaan/kelalaian adalah
akibat pembenih/pembudidaya yang tidak menyortir/menyeragamkan ukuran ikan yang
dipelihara. Faktor dominasi ini menjadikan ikan yang memiliki tubuh lebih besar
unggul dalam perebutan makanan dan cenderung menjadi rakus. Kekurangan makanan,
terutama pada ikan karnivora (pemakan hewan), membukan peluang pemangsaan
temannya sendiri yang berukuran jauh lebih kecil.
Kanibalisme Akibat Padat Tebar Terlalu Tinggi
Memelihara ikan dalam jumlah besar pada media terbatas
seringkali terjadi akibat orientasi bisnis yang berlebihan. Motifnya adalah
meraup keuntungan sebesar-besarnya tanpa memperhitungkan daya dukung media
pemeliharaan, sehingga ikan dalam jumlah besar dipelihara dalam satu media yang
tidak begitu luas. Akibatnya, ruang gerak ikan terbatas dan tingkat persaingan
makanan dan oksigen menjadi tinggi. Suasana yang demikian menjadi pemicu
munculnya sifat kanibal pada ikan-ikan jenis tertentu (terutama ikan
karnivora/lele) untuk saling memangsa. Biasanya, dalam kondisi seperti ini tingkat
emosional benih muncul: tidak saling memangsa, tapi sekadar berkelahi
memperebutkan pakan dan ruang yang berakibat kematian.
Kanibalisme Akibat Kekurangan Makanan
Kekurangan pakan bisa terjadi akibat kelalaian pembudidaya.
Keterlambatan pemberian pakan bisa terjadi akibat kekurangan tenaga kerja yang
bertugas memberi pakan secara rutin atau keterlambatan penerimaan suplai pakan
daripabrik. Keterlambatan pemberian pakan kadang kala berlangsung cukup lama,
satu atau dua hari. Ikan-ikan budidaya, terutama yang sudah dilatih makan pada
jam-jam tertentu, akan gelisah jika pada saat tersebut tida tersedia pakan yang
dibutuhkan. Akibatnya sifat kanibalisme ikan yang memiliki sifat agresivitas
tinggi akan terpicu. Apalagi jika di kolam juga tidak tersedia pakan alternatif
berupa pakan alami.
Kanibalisme Akibat Stres Lingkungan
Lingkungan pemeliharaan yang kondusif memberikan ktetenangan
bagi ikan atau benih yang dipelihara. Namun adakalanya kita kesulitan
mendapatkan lokasi yang nyaman dan sesuai untuk tujuan budidaya, misalnya
lokasi berdekatan dengan keramaian (dekat pemukiman, dekat pabrik atau dekat
jalan raya). Lokasi yang kondisinya relatif tidak tenang (berisik) dan banyak
orang yang berlalu lalang sehingga menyebabkan ikan stres. Pada daerah-daerah tertentu
yang memiliki fluktuasi temperatur yang tinggi antara siang danmalam hari juga
memicu ikan stres. Ikan-ikan yang stres cenderung sulit dikendalikan. Jeka
padat penebaran tinggi sementara media budidaya relatif sempit, peluang
terjadinya kanibalisme akan terbuka, terutama jika dibarengi dengan kondisi
kekurangan makanan.
Sumber:
Amri, Khairul dan Toguan Sihombing,”Mengenal dan Mengendalikan Predator Benih Ikan”,
Amri, Khairul dan Toguan Sihombing,”Mengenal dan Mengendalikan Predator Benih Ikan”,
Jakarta: Gramedia, 2007
0 komentar:
Posting Komentar