Rabu, 22 Juli 2015

FAKTOR PEMICU KANIBALISME IKAN LELE



FAKTOR PEMICU KANIBALISME IKAN LELE







Ikan lele merupakan ikan yang bersifat kanibal, dari sekian banyak jenis ikan lele hampir dapat dipastikan bahwa semua jenis ikan lele tersebut adalah kanibal. Sifat tersebut merupakan salah satu kendala dalam budidaya ikan lele. Namun, sifat tersebut dapat kita minimalkan supaya hasil yang kita dapatkan dalam budidaya ikan lele bisa maksimal.

Untuk meminimalkan kerugian akibat sifat kanibal pada ikan lele, perlu diketahui beberapa faktor yang menyebabkan kanibalisme ikan lele, yaitu:

Kanibalisme Pada Ikan Seumur Akibat Perbedaan Ukuran Tubuh
Perbedaan ukuran dapat terjadi karena laju pertumbuhan yang tidak sama antara sesama benih. Benih yang bongsor cenderung dominan dalam hal pergerakan dan perolehan makanan. Perbedaan ukuran ini disebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor alamiah dan faktor kesengajaan/kelalaian. Faktor alamiah dipengaruhi oleh sifat genetika, kesehatan dan ketahanan daya tubuh, kesempatan dan keagresifan mencari makanan. Sedangkan faktor kesengajaan/kelalaian adalah akibat pembenih/pembudidaya yang tidak menyortir/menyeragamkan ukuran ikan yang dipelihara. Faktor dominasi ini menjadikan ikan yang memiliki tubuh lebih besar unggul dalam perebutan makanan dan cenderung menjadi rakus. Kekurangan makanan, terutama pada ikan karnivora (pemakan hewan), membukan peluang pemangsaan temannya sendiri yang berukuran jauh lebih kecil.

Kanibalisme Akibat Padat Tebar Terlalu Tinggi
Memelihara ikan dalam jumlah besar pada media terbatas seringkali terjadi akibat orientasi bisnis yang berlebihan. Motifnya adalah meraup keuntungan sebesar-besarnya tanpa memperhitungkan daya dukung media pemeliharaan, sehingga ikan dalam jumlah besar dipelihara dalam satu media yang tidak begitu luas. Akibatnya, ruang gerak ikan terbatas dan tingkat persaingan makanan dan oksigen menjadi tinggi. Suasana yang demikian menjadi pemicu munculnya sifat kanibal pada ikan-ikan jenis tertentu (terutama ikan karnivora/lele) untuk saling memangsa. Biasanya, dalam kondisi seperti ini tingkat emosional benih muncul: tidak saling memangsa, tapi sekadar berkelahi memperebutkan pakan dan ruang yang berakibat kematian.

Kanibalisme Akibat Kekurangan Makanan
Kekurangan pakan bisa terjadi akibat kelalaian pembudidaya. Keterlambatan pemberian pakan bisa terjadi akibat kekurangan tenaga kerja yang bertugas memberi pakan secara rutin atau keterlambatan penerimaan suplai pakan daripabrik. Keterlambatan pemberian pakan kadang kala berlangsung cukup lama, satu atau dua hari. Ikan-ikan budidaya, terutama yang sudah dilatih makan pada jam-jam tertentu, akan gelisah jika pada saat tersebut tida tersedia pakan yang dibutuhkan. Akibatnya sifat kanibalisme ikan yang memiliki sifat agresivitas tinggi akan terpicu. Apalagi jika di kolam juga tidak tersedia pakan alternatif berupa pakan alami.

Kanibalisme Akibat Stres Lingkungan
Lingkungan pemeliharaan yang kondusif memberikan ktetenangan bagi ikan atau benih yang dipelihara. Namun adakalanya kita kesulitan mendapatkan lokasi yang nyaman dan sesuai untuk tujuan budidaya, misalnya lokasi berdekatan dengan keramaian (dekat pemukiman, dekat pabrik atau dekat jalan raya). Lokasi yang kondisinya relatif tidak tenang (berisik) dan banyak orang yang berlalu lalang sehingga menyebabkan ikan stres. Pada daerah-daerah tertentu yang memiliki fluktuasi temperatur yang tinggi antara siang danmalam hari juga memicu ikan stres. Ikan-ikan yang stres cenderung sulit dikendalikan. Jeka padat penebaran tinggi sementara media budidaya relatif sempit, peluang terjadinya kanibalisme akan terbuka, terutama jika dibarengi dengan kondisi kekurangan makanan.


Sumber:
Amri, Khairul dan Toguan Sihombing,”Mengenal dan Mengendalikan Predator Benih Ikan”,
              Jakarta: Gramedia, 2007










0 komentar:

Posting Komentar