Hama dan Penyakit Dalam
Budidaya Ikan Lele
Mengenal
dan bisa mengatasi hama dan penyakit ikan lele adalah salah satu kunci jika
kita ingin sukses budidaya ikan lele.
Hama
pada lele adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan
lele. Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang lele
antara lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air, ikan
gabus dan belut. Sedangkan di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama
yang sering menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan lele secara intensif
tidak banyak diserang hama.
Penyakit
parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti
virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.
1) Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan
Pseudomonas hydrophylla
Bentuk
bakteri ini seperti batang dengan polar flage (cambuk yang terletak di ujung
batang), dan cambuk ini digunakan untuk bergerak, berukuran 0,7–0,8 x 1–1,5
mikron.
Gejala:
warna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan, bernafas
megap-megap di permukaan air.
Pengendalian: memelihara lingkungan perairan agar tetap bersih, termasuk
kualitas air.
Pengobatan: melalui makanan antara lain: (1) Terramycine dengan dosis
50 mg/kg ikan/ hari, diberikan selama 7–10 hari berturut-turut. (2) Sulphonamid
sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3–4 hari.
2) Penyakit Tuberculosis
Penyebab: bakteri Mycobacterium fortoitum.
Gejala:
tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada
hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau
miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip.
Pengendalian: memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam.
Pengobatan: dengan Terramycin dicampur dengan makanan 5–7,5 gram/100 kg
ikan/hari selama 5–15 hari.
3) Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia.
Jamur
ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya
lemah.
Gejala:
ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau
ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh
lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas.
Pengendalian: benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada Malachyte
Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit dan telur direndam Malachyte Green
Oxalate 0,1–0,2 ppm selama 1 jam atau 5–10 ppm selama 15 menit.
4) Penyakit Bintik Putih dan Gatal/Trichodiniasis
Penyebab: parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat,
kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut
Ichthyophthirius multifilis.
Gejala:
(1) ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air; (2)
terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang; (3) ikan
sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam.
Pengendalian: air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya.
Pengobatan: dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada
campuran larutan Formalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte Green Oxalate 0,1
gram/m3 selama 12–24 jam, kemudian ikan diberi air yang segar. Pengobatan
diulang setelah 3 hari.
5) Penyakit Cacing Trematoda
Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing
Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylus menyerang kulit
dan sirip.
Gejala:
insang yang dirusak menjadi luka-luka, kemudian timbul pendarahan yang
akibatnya pernafasan terganggu.
Pengendalian: (1) direndam Formalin 250 cc/m3 air selama 15 menit; (2)
Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam; (3) mencelupkan tubuh ikan ke dalam larutan
Kalium -Permanganat (KMnO4) 0,01% selama ± 30 menit; (4) memakai larutan NaCl
2% selama ± 30 menit; (5) dapat juga memakai larutan NH4OH 0,5% selama ± 10
menit.
6) Parasit Hirudinae
Penyebab: lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan.
Gejala:
pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga
menyebabkan anemia/kurang darah. Pengendalian: selalu diamati pada saat mengurangi padat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5 ppm.
menyebabkan anemia/kurang darah. Pengendalian: selalu diamati pada saat mengurangi padat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5 ppm.
sumber: agromaret.com
0 komentar:
Posting Komentar