Seorang pengusaha yang telah berpuluh tahun menggeluti ekspor ikan
ke seluruh dunia, bercerita tentang berbagai hal lucu tentang dunia perikanan
di Indonesia. "Halah, ada apa nih!"
Rupanya,
salah satu hal lucu sekaligus mengejutkan dirinya adalah fakta bahwa ternyata
ikan bandeng memiliki kandungan gizi yang jauh lebih baik dibandingkan ikan salmon
yang mendunia itu. Kandungan Omega-3 ikan bandeng ternyata enam kali lebih
tinggi dibandingkan ikan salmon. Dan, kandungan lemak ‘sehat’ dalam perut ikan
bandeng juga cukup tinggi sehingga bisa menjadi pilihan terbaik ikan konsumsi. Wow!
Fakta
ini tentu lucu dan memunculkan pertanyaan, karena selama ini yang kita tahu
ikan salmon adalah ikan yang memiliki kandung Omega-3 tertinggi. Sebaliknya,
ikan bandeng adalah ikan biasa–biasa saja, tak sehebat ikan salmon yang begitu
banyak diperbincangkan perihal keunggulannya.
Akibatnya
harga ikan salmon sungguh luar biasa mahal dan hanya dijual di supermarket
besar dan untuk segmen pasar menengah atas. Sementara, ikan bandeng adalah ikan
murahan yang dijajakan di pasar-pasar tradisional kelas bawah. Ironis bukan? Jawabnya
ternyata sederhana, yaitu promosi dan kepintaran menggarap pasar. Negara-negara
produsen ikansSalmon dengan sengaja menggarap ‘brand’ ikan salmon sebagai ikan
berkualitas, mahal dan mewah. Berbagai media dipergunakan untuk mengangkat
‘derajat’ ikan tersebut dengan cara mencitrakan sebagai ikan yang luar biasa.
Bahkan,
mereka membangun mitos, cerita dan analisis ilmiah untuk mendongkrak citra ikan
salmon menjadi ‘selangit.’ Hasilnya, memang sungguh luar biasa. Hampir semua
orang di seluruh penjuru dunia mengenal ikan yang banyak terdapat diperairan
Amerika tersebut sebagai ikan berkelas atas.
Cerita
sebaliknya, justru terjadi pada ikan bandeng. Meskipun potensi gizinya lebih
baik dan budidaya produksinya lebih mudah. Ternyata, citra ikan bandeng justru
terpuruk dan berada di bawah. Ikan bandeng justru dikenal sebagai ikan murahan
yang dikesankan sebagai ikan ‘berbahaya’ kalau dimakan karena banyak durinya.
Indonesia
sebagai salah satu negara produsen terbesar ikan bandeng. Selama ini hanya dikenal
sebagai eksportir ikan bandeng untuk umpan pemancingan ikan tuna yang harganya
tentu murah. Tidak lebih dari itu. Mengenaskan memang!
Padahal,
kalau mau serius menggarap citra ikan bandeng sebagai ikan berkualitas yang
murah (tapi tidak murahan), kita bisa menjadi penguasa dunia ikan konsumsi. Produksi
ikan bandeng yang melimpah tentu bisa menjadi andalan ekspor produk ikan
budidaya.
Soal
duri yang selama ini menjadi faktor negatif ikan bandeng sebenarnya bukan lagi
menjadi hambatan. Karena sudah bisa diproduksi ikan bandeng tanpa duri atau
bandeng cabut duri. Kita juga memiliki aneka cara dan teknik memasak ikan
bandeng, yang selama ini telah melahirkan menu-menu bandeng bercita rasa
tinggi, misalnya: bandeng presto, otak-otak bandeng, bandeng asap dan berbagai
menu lainnya yang cukup menggiurkan selera.
Jadi,
cerita lucu dan mengejutkan tentang ikan bandeng ini hanyalah salah satu contoh
betapa potensi perikanan, pertanian dan agribisnis lain yang demikian besar
akhirnya tersisih dalam persaingan pasar dunia. Satu hal, hanya karena
ketidakmampuan kita berpromosi dan menggarap pasar.
Sumber : Subhan Hardi
0 komentar:
Posting Komentar