Rumput laut yang paling
banyak dibudidayakan di tambak adalah Gracillaria sp yaitu kelompok rumput laut penghasil agar (agarofit). Nama
daerah rumput laut ini adalah agar- agar halus (Indonesia Timur, kep. Seribu),
rambu kasang (Jawa Barat), bulung sangu (Bali).
Gracilaria termasuk rumput laut yang bersifat eurihaline (dapat hidup di
salinitas pada kisaran salinitas yang lebar). Oleh kondisi ini gracilaria dapat
dibudidayakan di laut maupun di tambak yang bersalinitas antara 15-30 ppt.
A. Monokultur
1. Pemilihan Lokasi
Keberhasilan budidaya Gracilaria ditentukan oleh kondisi tambak serta
perairannya yang sesuai dengan persyaratan untuk budidaya. Oleh karena itu
diperlUkan kecermatan dalam menentukan lokasi yang tepat. Hal ini dapat
dilakukan melalui survey baik dari segi teknis, lingkungan maupun sosial.
Penentuan lokasi yang salah akan menyebabkan kegagalan budidaya.
Persyaratan lokasi yang dapat dijadikan tempat
untuk budidaya Gracilaria sp. Antara lain sebagai berikut :
a. Lokasi tambak yang baik yaitu tambak yang masih
dipengaruhi oleh pasang surut air laut dengan maksud untuk memudahkan
pergantian air di dalam tambak. Saluran keluar masuk air cukup lancar dan
tergantung pada kondisi geografinya, pada umumnya berjarak antara 300-1000
meter dari pantai.
b. Dasar tambak berupa pasir bercampur sedikit
lumpur.
c. Tambak yang ideal memiliki saluran pemasukan
dan pengeluaran air yang berbeda.
d. Pergantian
air tambak mudah dilakukan.
e. Salinitas
air tambak berkisar 15-30 ppt.
f. Suhu air berkisar antara 20-28oC.
g. pH
air berkisar antara 6-9
h. kedalaman air tambak dapat diatur minimal
0,50-1,0 meter.
i. Kondisi air tidak terlalu keruh
sehingga cahaya matahari dapat langsung menembus kedalam dasar air.
j. Bebas polusi baik limbah yang berasal dari pabrik
industri maupun rumah tangga.
k. Dekat dengan sumber air tawar.
l. Akses
menuju lokasi mudah dilalui alat transportasi seperti kendaraan roda dua
(sepeda motor).
Selain
aspek teknis dan lingkungan aspek sosial juga menjadi faktor yang
berpengaruh dalam penentuan lokasi. Hal ini terkait dengan tingkat kesiapan dan
respon masyarakat dalam menerima teknologi. Dukungan dan kemauan masyarakat
dalam menerima usaha tersebut sangat menentukan keberhasilan agribisnis rumput
laut.
2. Persiapan Penanaman
Persiapan budidaya untuk Gracilaria sp tidak jauh berbeda dengan persiapan
untuk budidaya Eucheuma sp. Persiapan tersebut meliputi persiapan tambak karena Gracilaria ditanam di tambak, disamping juga
penyediaan bibit yang baik.
1). Adapun persiapan yang perlu dilakukan
a. Keringkan tambak pada
saat surut dan biarkan kering selama 1-2 hari,kurangi ketebalan lumpur sampai
maksimal sekitar 10-15 cm.
b. Apabila diperlukan, semprotkan saponin 40-50 kg/ha dan masukan
air pada saat pasang tinggi dengan tinggi 20 cm dan biarkan sehari
semalam,kemudian keringkan kembali.
c. Bersihkan bangkai
predator yang mati dan kotoran atau sampah lainnya.
d. Setelah bersih, tambahkan
air kedalam tambak setinggi 50 cm.
e. Salinitas air diharapkan mencapai kondisi yang diinginkan
(15-30 ppt),idealnya sekitar 25 ppt.
2). Kriteria bibit yang baik
Bibit dipilih yang baik dan segar supaya
produksinya juga baik yaitu dengan cara melakukan penyeleksian bibit. Bibit
terpilih pada Gracilaria
sp. Memiliki
karakteristik atau persyaratan yang sama dengan Eucheuma sp.
3). Penyimpanan Bibit
Bibit rumput laut Gracilaria sp yang baru datang segera mungkin
ditanam.Tentunya, tambak sebagai tempat untuk lokasi penanaman harus
sudah siap terlebih dahulu. Namun, apabila kondisi cuaca tidak mendukung
sehingga memaksa penundaan penanaman, sebaiknya bibit disimpan terlebih
dulu selama satu malam.
Cara penyimpanan dapat dilakukan dengan
karung atau waring atau keranjang dan kemudian direndam didalam saluran
tambak.
3. Penanaman
Penanaman Gracilaria sp di tambak dilakukan dengan metode tebar yaitu dengan cara
menebarkan rumpun bibit secara merata ke dalam tambak. Adapun cara
penanaman bibit dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Setelah tambak bersih
dari predator, tebar bibit secara merata ke dasar tambak
dengan berat rumpun
sekitar 100 g/rumpun.
b. Perhatikan kepadatan
tebarnya untuk 1 ha tambak memerlukan bibit sebanyak 1-
2 ton,
tergantung tingkat kesuburan tambak. Umumnya, penanaman dimulai dengan 1 ton dan bila
pertumbuhan rumput lautnya cepat dan subur maka bibit
dapat ditanam
menjadi 2 ton/ha.
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan rumput laut gracilaria yang ditanam ditambak relatif lebih mudah
dibandingkan dengan eucheuma yang ditanam di laut. Hal ini dikarenakan
kondisi air tambak mudah dikontrol dibandingkan air laut yang dipengaruhi
oleh arus dan gelombang sehingga menyulitkan dalam pemeliharaan bahkan
dapat merusak tanaman.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan
selama pemeliharaan adalah sebagai berikut :
a. Untuk mendapatkan
air yang segar dan cukup mengandung nutrisi, ganti air tambak
minimal satu kali dalam seminggu dengan memanfaatkan kondisi pasang
surut air laut.
b. Pada minggu
pertama sampai minggu ketiga atau keempat kedalaman air tambak
dapat diatur seitar 40-50 cm. sementara pada minggu ke empat sampai mingguke
tujuh atau kedelapan (saat panen) kedalaman air diatur dengan kedalaman 60-70
cm.
c. Bersihkan lumpur,
tanaman pengganggu dan kompetitor yang melekat pad tanaman.
d. Bersihkan tambak
dari predator tanaman, seperti ikan mujair dan sumpil (keong kecil atau
teritip).
e. Apabila tambak
kurang subur lakukan pemupukan dengan urea atau TSP, masing-masing
berdosis 20 kg/ha, pada saat tanaman berusia satu bulan.Pemupukan
dilakukan sekali dalam satu musim tanam.
f. Pada umur 2 minggu
pertama lakukan pemecahan bibit dengan cara mematahkan rumpun bibit yang sudah
besar.
Dari satu rumpun besar, bisa dipecah menjadi 3 sampai
4 bagian. Kemudian, tebar lagi rumpun yang kecil tersebut
kedalam tambak 2 minggu kemudian pecah lagi rumpun-rumpun kecil yang mulai
membesar, dan ditebar kembali. Selanjutnya, biarkan rumput tersebut hingga 1.5
-2 bulan atau sampai siap panen. Apabila kondisi bibit cukup baik dalam
waktu 3-4 bulan dasar tambak akan dipenuhi dengan rumput laut.Umurnya, penyakit
yang hadir dalam tambak disebabkan karena kualitas air yang buruk. Banyak kadar
bahan organic dan lumpur dapat menyebabkan munculnya gejalah insang hitam. Oleh
sebab itu, petambak perlu melakukan pergantian air tambak sesering mungkin dan
kontinu. Penggantian air tambak bisa dilakukan 3 hari sekali sebanyak 30%.
Penggantian air dilakukan untuk mengatasi tingkat kekeruhan dan kesegaran air
tambak. Saat pengisian air, oksigen terlarut yang masuk bersamaan dengan air
baru akan memperbanyak kadar oksigen air tambak. Pergantian air dilakukan
dengan membuka pintu masuk dan pintu keluar air.
Sebagaimana rantai
makanan, kehadiran hama predator dapat menyebabkan berkurangnya jumlah bandeng.
Berang-berang, burung, maupun ular kaduk merupakan pemangsa utama bandeng
didalm tambak. Bila jumlah bandeng berkurang, pertumbuhan alga menjadi tidak
terkendali. Akibatnya, kelekap pun akan semakin banyak. Bila malam kedua
organisme ini dapat menjadi pesaing udang dalam memperolh oksigen. Selain itu,
banyaknya kelekap yang menempel pada gracilaria menyebabkan tanaman ini akan
terangkat dan mengapung diatas air. Bila dibersihkan, geacilaria yang mengapung
akan kembali tenggelam dan hidup didasar perairan.
Sumber : pusluh.kkp.go.id
0 komentar:
Posting Komentar