Kamis, 19 Maret 2015

BEDA NILA GIFT DENGAN NILA BIASA



BEDA NILA GIFT DENGAN NILA BIASA

Nila menjadi sangat populer di masyarakat, termasuk masyarakat dunia, karena pertumbuhannya yang cepat, pakannya yang berasal dari bahan nabati (herbifora), prosentase dagingnya besar, serta tidak ada duri kecil-kecil didalamnya. Kelemahan ikan mas, bandeng, dan gabus, disebabkan oleh adanya duri lembut yang menyatu dengan daging. Hingga bandeng dan ikan mas lebih banyak dimasak presto serta pepes, serta gabus dijadikan ikan asin, agar duri dalam daging itu tidak mengganggu. Nila juga lebih populer dibanding gurami yang lamban pertumbuhannya.Nila juga adaptif untuk dibudidayakan secara massal dan modern, maupun dalam skala rumah tangga.
Mujair (Tilapia musambica) dan nila (Tilapia nilotica) adalah ikan konsumsi dari satu genus, namun beda spesies. Budi daya mujair sudah berkembang sejak tahun 1940an, sedangkan nila baru mulai populer tahun 1970an. Yang Anda maksud ikan mas, sebenarnya ikan karper (Cyprinus carpio), yang salah satu strainnya bersisik warna emas, atau oranye. Lele yang sekarang banyak dibudidayakan, sebenarnya lele dumbo, asal Afrika (Clarias gariepinus). Sedangkan lele lokal kita (Clarias batrachus), hampir tidak ada yang bersedia membudidayakannya.
Di antara jenis-jenis ikan konsumsi, gurami (Osphronemus goramy, Polyacanthus fasciatus, dan Trichogaster trichopterus),  termasuk yang paling tinggi harganya. Tingginya harga gurami, terutama disebabkan oleh pertumbuhannya yang sangat lamban. Nila kemudian menjadi ikan konsumsi yang sangat populer, karena pertumbuhannya yang sangat pesat, dan rasa dagingnya mirip dengan gurami. Nila adalah ikan pemakan plankton (algae, lumut). Ikan ini berkembang biak dengan bertelur, yang ditetaskan di dalam mulut induk betina. Anak nila akan berada di mulut induk betina sampai siap untuk dilepas di perairan bebas.
Pembiakan ikan nila berlangsung secara alamiah tanpa campur tangan manusia. Namun dalam agribisnis modern, pembenihan nila sudah dilakukan dengan pemijahan buatan sebagaimana halnya ikan mas dan lele, jambal (patin) dan lain-lain. Dalam perkembangan lebih lanjut, nila peliharaan tidak lagi mengandalkan plankton sebagai pakannya, melainkan juga diberi pelet. Sama halnya dengan lele yang karnivora, dan gurami yang herbivora, yang  sekarang juga sudah bisa mengkonsumsi pelet. Bahkan akhirnya, nila yang 100% ikan air tawar ini bisa dipelihara di air payau (tambak bandeng dan udang windu), bahkan juga di dalam karamba air laut.
Nila air payau dan air laut ini punya kelebihan dagingnya lebih padat, ukurannya lebih besar dan warna sisiknya lebih hitam. Nila yang dipelihara dalam karamba di sungai Kapuas, Barito dan Mahakam pun ukurannya bisa lebih besar dari yang dipelihara dalam kolam ikan (empang) konvensional. Bobot nila yang semula rata-rata 2 ons per ekor, bisa mencapai 0,5 kg per ekor, hingga potensial menjadi substitusi gurami. Warna sisik nila yang berhasil menggeser mujair itu memang abu-abu kehitaman, ada yang sedikit kehijauan. Namun sejak tahun 1990an para peternak ikan mulai mengenal nila merah.
Kalau nila hitam berpotensi menjadi substitusi gurami, maka nila merah bisa menjadi alternatif dari kakap merah. Karena eksklusifnya, maka pasar nila merah juga menjadi khusus pula. Terbanyak dipanen dengan bobot minimal 0,5 kg. kemudian dibuat fille dan dikeringkan atau dibekukan untuk diekspor. Upaya untuk memperoleh jenis nila yang mampu tumbuh pesat dengan kuantitas dan kualitas daging lebih baik pun terus dilakukan. Caranya dengan melakukan penyilangan  antar spesies Tilapia Sp. Upaya ini menghasilkan strain baru yang populer dengan sebutan nila gift. Baik strain bersisik merah maupun bersisik abu-abu.
Pertumbuhan nila gift, memang relatif sangat pesat jika dibanding dengan nenek-moyang mereka. Namun para peternak ikan masih kecewa, sebab nila gift yang berkelamin betina, sekitar 50% dari total populasi, menghasilkan rendemen daging lebih sedikit dibanding yang jantan. Pertumbuhan nila betina juga tidak sepesat nila jantan. Para peternak pun bermimpi, seandainya mereka bisa memelihara nila jantan semua, pasti akan lebih menguntungkan.  Pertumbuhan dan prosentase daging pada ikan, udang, unggas dan ternak ruminansia maupun ternak lainnya, memang lebih pesat dan lebih banyak pada jantannya.
Untuk dapat memperoleh benih nila yang 100% jantan, dilakukan pemberian hormon Methyl Testosterone pada air, ketika burayak (anak ikan) sampai pada tahap pertumbuhan mata. Bisa juga dilakukan perendaman induk betina pada hormon tersebut pada saat akan diambil telurnya. Dengan perlakuan ini, pembenih bisa menghasilkan benih nila 100% jantan. Impian peternak untuk menghasilkan ikan yang murah, bisa diproduksi dengan cepat, namun dengan kualitas daging mendekati gurami dan kakap merah, bisa menjadi kenyataan. Saat ini agribisnis pembesaran nila, baik yang bersisik abu-abu maupun merah, sudah menjadi alternatif usaha yang cukup menarik.
Nila gift lebih unggul dari ikan mas dan lele, pertama karena prosentase kepala, tulang, sirip dan rongga perut relatif kecil. Kedua, kualitas dagingnya juga lebih bagus dibanding mas, lele maupun “patin” Pangasius sutchi. Kelebihan-kelebihan inilah yang memungkinkan nila abu-abu menjadi substitusi gurami dan nila merah menjadi substitusi kakap merah untuk dijadikan file. Namun pola agribisnis demikian, juga mengandung kelemahan. Peternak menjadi sangat tergantung pada satu dua pasar. Ketika industri file menurunkan harga karena adanya perubahan kurs US $ terhadap rupiah misalnya, maka peternak tidak mungkin melempar produknya ke pasar umum.
Berikut ini pemaparan lengkap perbedaan antara nila biasa (lokal) dengan nila gift.

I. Nila Biasa (Lokal)
Nila biasa merupakan jenis nila yang pertama Kali didatangkan dari Taiwan ke Indonesia. Setelah melalui serangkaian uji coba nila ini disebarluaskan ke masyarakat dan dalam waktu singkat sudah menyebar ke seluruh pelosok tanah air.
Begitu akrabnya masyarakat kita dengan nila jenis ini, tidak mengherankan jika ada yang menyebutnya dengan nama nila lokal. jenis nila inilah yang pertama kali disebut sebagai "nila" dan namanya ditetapkan oleh Direktur jenderal Perikanan pada tahun 1972 julukan sebagai nila biasa atau lokal ditujukan untuk membedakannya dengan jenis nila merah dan nila gift yang merupakan pendatang baru.

Nila lokal memiliki warna tubuh abu-abu atau hitam, terutama di tubuh bagian atas.Tubuh bagian bawah (perut dan dada) berwarna agak putih kehitaman atau kekuningan. AwaInya, nila lokal memiliki laju pertumbuhan yang cukup baik, tetapi akhir-akhir ini kualitasnya menurun akibat keterbatasan pengetahuan masyarakat dalam mengendalikan potensi genetisnya Akibatnya, kualitas genetis keturunannya pun ikut menurun. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan laju pertumbuhan dan ukuran tubuh. Malah tidak jarang terjadi perkawinan silang antara nila dan mujair sehingga keturunan berikutnya memiliki kualitas genetis yang tidak menguntungkan.


2. Nila Gift
Nila gift (genetic improvement of farmed tilopias) merupakan hasil persilangan dan seleksi jenis-jenis nila dari Taiwan, Mesir, Thailand, Ghana, Singapura, Israel, Senegal, dan Kenya. jenis ini dikembangkan pertama kali oleh International Center for Living Aquatic Research Management (ICLARM) di Filipina pada tahun 1987. Program tersebut dibiayai oleh Asian Development Bank (ADB) dan United Nations Development Programme (UNDP).

Nila gift didatangkan ke Indonesia pada tahun 1994 melalui Balai Penelitian Perikanan Air Tawar (Balitkanwar) yang merupakan salah satu anggota. International Network for Genetic in Aquaculture (INCA). Nila gift yang pertama kali didatangkan ke Indonesia tersebut merupakan generasi keempat. Setelah itu, didatangkan lagi nila gift berikutnya yang berasal dari generasi keenam pada tahun 1997.

Sepintas, sosok nila Gift dan nila lokal agak sulit dibedakan, terutama ketika masih dalam stadium benih. Perbedaannya hanya bisa diketahui dari bentuk proporsi dan warna tubuh. Tubuh nila gift lebih pendek, dengan perbandingan panjang dan tinggi 2 : I, sedangkan perbandingan panjang dan tinggi tubuh nila lokal 2,5 : 1. Dari segi tinggi dan lebar tubuh, nila gift tampak lebih tebal dengan perbandingan 4 : 1 dan nila local tampak lebih tipis dengan perbandingan 3: 1. Sementara itu, ukuran kepala nila gift relatif lebih kecil dibandingkan dengan ukuran kepala nila lokal. Namun ukuran mata nila gift cukup besar jika dibandingkan dengan ukuran mata nila lokal.

Ciri lain yang membedakan antara nila gift dan nila lokal adalah warna tubuh. Warna tubuh nila gift hitam keputihan dan bagian bawah tutup insangnya berwarna putih, sedangkan nila lokal berwarna putih. Sementara kehitaman dan ada yang berwarna kuning jika dibandingkan dengan nila lokal, nila gift memiliki beberapa berat komparatif sebagai berikut :

-    Jumlah telurnya lebih banyak 20-30%
-    Berat benihnya mencapai 17,5 gram dan pertumbuhannya lebih cepat 300-400%.
-   Pertumbuhan saat pembesaran lebih cepat 100-200% dengan konversi pakan rendah, yaitu berkisar 0,8-1,2.
-    Tahan terhadap lingkungan yang kurang baik dan memiliki toleransi hidup di perairan dengan salinitas 0-15%0, sehingga bisa dipelihara di perairan payau.


Sumber :
-            F. Rahardi
-            Khairul Amri, S.Pi, M.Si dan Khairuman, S.P, AgroMedia Pustaka, 2008







0 komentar:

Posting Komentar