MAKANAN ALAMI YANG
DIGUNAKAN UNTUK PERTUMBUHAN BELUT
Pakan alami merupakan
kebutuhan utama untuk perkembangan belut. Pakan alami yang sering dipergunakan
saat ini diantaranya adalah : cacing, belatung,
bekicot, dan kecebong. Semuanya bisa dibudidayakan sehingga bisa menekan
biaya selama proses produksi dan bisa diperoleh dalam jumlah besar.
Cacing tanah bisa
dikembangbiakkan di dalam kotak kayu atau terpal berukuran 0.5 meter persegi.
Masukkan media berupa kotoran sapi, sisa-sisa sayuran yang tidak terpakai/telah
membusuk, tanah, dan serbuk gergaji. Masukkan bibit cacing, sekitar 1 ons.
Dalam waktu 1—2 minggu, cacing sudah dapat berkembang biak dalam jumlah banyak.
Belatung bisa
dikembangbiakkan dengan menggunakan media campuran dedak halus, tepung ikan
asin, cincangan eceng gondok, dan urea. Semua media dimasukkan ke dalam wadah
berupa toples atau kaleng, diamkan selama tiga hari. Tutup wadah dengan kain
basah. Satu hari kemudian, belatung akan bermunculan.
Keong mas bisa
dibudidayakan di dalam kolam. Letakkan tanaman air di atasnya. Masukkan keong
mas dewasa. Dalam beberapa waktu, keong mas sudah berkembang biak.
Adapun kecebong, bisa
dibudidayakan dengan memasukkan beberapa pasang katak jantan dan betina ke
dalam kolam budi daya belut. Mereka akan kawin dan bertelur. Telur yang menetas
akan menjadi kecebong.
Budi daya pakan alami
sebaiknya sudah dimulai 1—2 bulan sebelum budi daya belut dilakukan, kecuali
kecebong. Tujuannya, agar terhindar dari kekurangan pakan. Banyaknya pakan yang
dibudidayakan harus disetarakan dengan besarnya skala budi daya belut agar stok
pakan alami dapat terus terjaga selama pemeliharaan belut.
Selain pakan alami,
ada resep suplemen rahasia yang mampu mempercepat pertumbuhan belut hingga 10 kali
lebih berat dari suplemen belut biasa. Resep ini telah dibuktikan oleh peternak
belut yang sukses. Selain mempercepat pertumbuhan, suplemen ini berfungsi
meningkatkan ketahanan terhadap serangan penyakit dan menambah nafsu makan.
Jika biasanya belut dipanen dalam waktu 6 bulan, dengan memberikan suplemen
ini, belut dapat dipanen lebih cepat 3 bulan dengan bobot yang sama memuaskan.
A. Aplikasi
Pakan Belut
Belut merupakan hewan
karnivora yang membutuhkan pakan mengandung protein sekitar 65—70%. Namun,
pakan yang dimaksud bukan apa yang diberikan sebagai rutinitas dengan
memberikan pelet setiap hari, tapi harus diselingi dengan pemberian pakan
hidup, misalnya aneka jenis ikan atau bekicot. Hal ini berguna untuk
menghindari pengaruh produktivitas belut yang tidak maksimal akibat pemberian
jenis pakan tertentu secara terus-menerus.
Di dalam media budi
daya juga bisa diletakkan beberapa pakan hidup seperti kecebong, cacing, larva
ikan, dan belatung. Selain itu, untuk kegiatan pembesaran, belut juga dapat diberi
pakan mati berupa cincangan bangkai ayam atau cincangan bekicot. Namun, pakan
bangkai tersebut sebaiknya telah direbus dahulu sebelum diberikan ke belut agar
belut terhindar dari penularan penyakit atau mikroorganisme yang menjangkiti
hewan tersebut.
Adapun jumlah pakan
yang diperlukan untuk menambah berat badan belut disebut nilai ubah atau
convertion rate (FCR) ialah sebagai berikut :
FCR = Jumlah pakan yang dimakan selama
interval waktu tertentu
Pertambahan berat badan selama interval waktu tersebut
Pertambahan berat badan selama interval waktu tersebut
Ini berarti, semakin
kecil rasio konversi pakan, semakin cocok makanan tersebut untuk menunjang
pertumbuhan belut. Sebaliknya, semakin besar rasio konversi pakan, kemungkinan
besar pakan yang digunakan tidak efektif dalam memacu pertumbuhan belut.
Perbandingan antara 1
kg berat daging belut dengan jumlah berat pakan yang dibutuhkan disebut
koefisien konversi berat. Jadi, untuk menambah berat 1 kg daging belut
dibutuhkan 2 kg pakan, ini berarti koefisien konversi berat pakan adalah 0.5.
Apabila koefisien konversi berat itu dikalikan dengan 100%, akan diperoleh
efisiensi konversi berat.
B. Pakan Hidup yang
Bisa Dibudidayakan
1. Cacing Sutra
Cacing sutra (Tubifek sp.) umumnya berwarna merah darah dengan panjang 10-30
mm. Cacing ini biasa hidup di dalam selokan atau saluran-saluran dangkal yang
banyak mengandung zat organik. Mereka biasa hidup berkoloni atau bergerombol.
2. Cacing Tanah
(Lumbricus rubellus)
Cacing tanah biasanya
terdapat di tanah humus, tempat pembuangan sampah, atau tepian sungai yang
bercampur dengan sisa sampah.
Cara membudidayakan
cacing sebenarnya cukup mudah, cukup dengan menyiapkan kotoran sapi secukupnya,
sisa sayuran atau sampah yang membusuk, tanah, dan serbuk gergaji. Semua bahan
tersebut dicampur menjadi satu. Campuran tersebut kemudian dimasukkan ke dalam
wadah dan disusul dengan memasukkan benih cacing. Dalam beberapa minggu,
biasanya cacing sudah berkembang biak.
3. Bekicot
Bekicot
di alam sering menjadi musuh bagi petani karena memakan tanaman padi atau
sayuran. Padahal, daging bekicot sebenarnya dapat digunakan sebagai pakan belut
karena mengandung protein yang cukup tinggi.
Untuk budi daya
bekicot, buatlah wadah kandang berupa rumah-rumahan atau gedek dari bambu
berukuran 1 x 1 cm dan tinggi 60--70 cm. Selanjutnya, masukkan limbah
sayur-mayur, cincangan batang pisang, dan batang pepaya, diamkan selama 1
minggu. Setelah bahan-bahan tersebut membusuk, masukkan bibit bekicot sebanyak
20 indukan. Bekicot akan bertelur setelah satu bulan. Agar bekicot tetap hidup,
jangan lupa untuk memberikan cincangan batang pisang dan limbah sayur mayur
setiap hari.
4. Keong Mas
Daging keong sawah dan keong mas sebenarnya bisa digunakan untuk pakan belut,
asalkan jangan terbawa masuk dengan cangkangnya. Jadi sebelumnya daging keong
mas dilepaskan dulu dari cangkangnya satu per satu, selanjutnya daging keong
mas dicincang terlebih dulu sebelum diberikan kepada belut. Keong sawah dan
keong mas mudah ditemukan di sawah-sawah. Untuk kebutuhan yang lebih besar, kita
bisa dengan mudah membudidayakannya sendiri.
5. Kutu Air ,
Daphnia dan Moina
termasuk kutu air dari jenis udang renik. Sering dijumpai di perairan yang
mengandung banyak bahan organik. Selain hidup sebagai platonic, kutu air juga
banyak menghuni tempat-tempat yang lembab seperti danau, waduk, kolam dan
genangan air lainnya.
Makanan utamanya
adalah tumbuhan renik (fitoplankton), hewan renik (zooplankton), dan detritus.
6. Belatung
Belatung sebenarnya
merupakan larva dari lalat. Untuk mencarinya memang tidak mudah, tetapi
belatung bisa dihadirkan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan yang bisa
mengundang lalat, misalnya ampas tahu, pupuk urea, dedak halus, cincangan eceng
gondok, dan tepung ikan asin. Bahan-bahan tersebut dicampur menjadi satu dan
diaduk rata. Setelah itu, diamkan selama beberapa hari di tempat yang agak
terbuka, lalu tutup dengan kain yang basah. Beberapa hari kemudian belatung
akan tumbuh subur di wadah tersebut.
7. Kecebong atau
Berudu
Kecebong merupakan
bahan pakan yang baik bagi belut. Kecebong dapat diperoleh dengan cara
mengembangbiakkan katak. Caranya, masukkan beberapa pasang ekor katak jantan
dan betina. Biarkan hingga katak hijau tersebut berkembang biak di kolam. Telur
katak yang berhasil menetas akan menjadi kecebong, dan kecebong tersebut
disukai belut.
0 komentar:
Posting Komentar