PROSES PEMBUATAN MUTIARA
Mutiara telah dikenal di seluruh dunia bahkan semua orang menyukainya,
namun sedikit sekali yang memilikinya, hal ini disebabkan karena mutiara ini
lumayan mahal. Mutiara termasuk salah satu kekayaan laut kita. Mutiara ini
banyak digunakan sebagai perhiasan karena keindahannya dan daya tahannya yang
kuat. Tapi, siapa yang tahu tentang proses pembuatan mutiara ?
Proses pembuatan mutiara ada beberapa macam. Mari kita simak
penjelasan berikut ini.
Di alam, mutiara terbentuk akibat adanya irritant yang masuk
ke dalam mantel kerang mutiara. Fenomena adanya irritant ini sering juga
ditafsirkan dengan masuknya pasir atau benda padat ke dalam mantel kemudian
benda ini pada akan terbungkus nacre sehingga jadilah mutiara. Secara teoritis,
Elisabeth Strack (secara mendalam terdapat dalam buku Pearls tahun 2006)
mendeskripsikan terbentuknya mutiara alami terbagi atas dua bagian besar,
terbentuk akibat irritant dan masuknya partikel padat dalam mantel moluska. Pada
prinsipnya, mutiara terbentuk karena adanya bagian epithelium mantel yang masuk
ke dalam rongga mantel tersebut. Bagian epithelium mantel ini bertugas
mengeluarkan/mendeposisikan nacre pada bagian dalam cangkang kerang disamping
membentuk keseluruhan cangkang.
Teory irritant mengungkapkan bahwa pada suatu saat bagian
ujung mantel sang kerang dimakan oleh ikan, hal ini dimungkinkan karena kerang
akan membuka cangkang dan menjulurkan bagian mantelnya untuk menyerap makanan.
Saat mantelnya putus, bagian remah eptiheliumpun masuk ke dalam rongga mantel.
Teory irritant juga mengungkapkan bahwa bisa saja mutiara terbentuk akibat
masuknya cacing yang biasanya menempati moluska pada masa perkembangannya
kemudian berpindah ke organisme lain. Cacing ini merusak dan memasuki rongga
mantel. Cacing ini tanpa sengaja membawa bagian epithelium yang ada di
permukaan mantel bersamanya. Bila cacing mati dalam rongga mantel, maka cacing
ini akan dibungkus oleh epithelium, membentuk kantung mutiara dan akhirnya
terbentuklah mutiara.
Kalaupun cacing itu bisa melepaskan diri, maka epithelium
yang tinggal dalam rongga mantellah yang akan membentuk mutiara setelah
sebelumnya membentuk kantung mutiara. Sementara teori yang kedua adalah
masuknya partikel padat ke dalam rongga mantel. Partikel padat bisa saja
terperangkap di dalam tubuh kerang akibat dorongan air. Saat kerang ini tak
bisa mengeluarkannya, partikel inipun bisa saja masuk ke rongga mantel. Saat
dia masuk, epithelium juga ikut bersamanya.
Epithelium ini akhirnya membungkus partikel padat sehingga
terbentuklah kantung mutiara. Kantung mutiara ini akhirnya akan mendeposisikan
nacre ke partikel padat tersebut. Namun demikian sejauh ini belum ada bukti
ilmiah yang mendukung teori masuknya pasir ke dalam mantel kerang mutiara
walaupun teori ini dipahami sejak lama. Dari beberapa mutiara alami yang
dibedah, menunjukkan bahwa bagian inti mutiaranya bukanlah partikel padat.
Mutiara hasil budidaya
Sebelum kegiatan operasi, kerang mutiara jauh hari
sebelumnya sudah mengalami proses yang disebut weakening (membuat kerang
mutiara menjadi lemah). Proses ini biasanya dari 2 minggu sampai sebulan
tergantung jenis dari kerang mutiara. Proses ini dimaksudkan supaya kerang
mutiara akan akan mengalami stress dan memasuki fase reproduksi dengan cepat
sehingga apabila operasi dilaksanakan gonadnya sudah kosong. Bila gonad dalam
keadaan penuh maka kegiatan operasi akan menyulitkan dan bahkan banyak
mengalami kegagalan.
Proses weakening ini bisa dengan menutup kerang mutiara dengan
sarung yang berpori sangat kecil sehingga partikel makanan tersaring atau
bahkan kerang mutiaranya ditumpuk bersama kemudian dibungkus dengan sarung
berpori kecil. Dalam kondisi ini, kerang mutiara masih bisa bertahan hidup
walau makanan dalam partikel yang lebih besar sudah tak ada lagi. Setelah
proses ini, kerang mutiara diangkat ke darat (bila operasi dilaksanakan di
darat) dan mengalami proses weakening lanjutan di dalam tanki. Mereka ditumpuk
bersama sehingga mereka makin lemah akibat konsumsi makanan dan oksigen yang
rendah.
Bila operasi dilakukan tanpa proses ini, kerang mutiara
masih sangat kuat untuk menendang keluar nucleus yang dimasukkan ke dalam
gonadnya. Bahkan untuk jenis kerang terbesar P. Maxima, otot mereka sangat kuat bila tak
melewati proses weakening sehingga cangkangnya sangat susah dibuka. Pada
saat-saat tertentu air dikeluarkan dari tanki sehingga memaksa kerang untuk
membuka cangkangnya. Saat kerang membuka cangkang peg (pengganjal) disisipkan
diantara kedua cangkang kemudian kerang siap dioperasi. Pada saat tanpa air,
kerang akan membuka cangkang sementara mantelnya akan tertarik ke dalam. Hal
ini memudahkan kegiatan pegging karena saat ditutupi air kerang akan membuka
cangkang namun bagian tepinya akan tertutup mantel, akibatnya apabila dilakukan
pengganjalan maka peg akan melukai mantel kerang.
Mutiara hasil budidaya menggunakan prinsip terbentuknya
mutiara alami dengan sebuah nucleus sebagai dasar terbentuknya mutiara. Seorang
teknisi terlatih akan menyiapkan inti mutiara yang biasanya bulat dan berasal
dari cangkang kerang lain dan potongan mantel atau disebut juga saibo yang
diambil dari kerang mutiara lain. Pemilihan donor ini mempertimbangkan warna
dan kualitas nacre Mother of Pearl-nya (yang terdapat pada bagian sisi dalam
cangkang kerang).
Awalnya sang teknisi akan membunuh kerang donor dengan
hati-hati agar supaya tak menyentuh mantelnya. Bila mantelnya tersentuh, maka
mantel akan berkeriput akibat reaksi dari si kerang. Membunuh kerang donor
dilakukan dengan menyisipkan pisau di antara dua cangkang dan memotong otot
aduktor dari kerang donor. Saat terbelah, kerang didiamkan sampai benar-benar
mati sehingga saat bagian mantelnya disentuh dia tak bereaksi lagi. Selanjutnya
dipotonglah bagian mantel yang menempel pada kedua cangkang dan mantel
tersebutpun dipotong lagi kecil-kecil (kira-kira 3 x 3 mm). Bagian mantel yang
dipersiapkan untuk penyisipan disebut saibo, sehingga kerang donor disebut juga
kerang saibo. Saat operasi penyisipan, kerang penerima sudah dipegging (ditempatkan
pasak antara kedua cangkang).
Kerang penerima ini ditempatkan sedemikian rupa agar mudah
dioperasi. Shell opener bertugas untuk membuka cangkang lebar-lebar, kemudian
teknisi akan mengiris tipis bagian antara gonad dan kaki dari kerang sebagai tempat
masuknya inti dan saibo. Ukuran Intipun dipilih sesuai dengan ukuran gonad.
Setelah itu intipun dimasukkan se dalam-dalamnya ke dalam gonad kemudian
disusul dengan satu lembar saibo. Lembar saibo ini ditempatkan sedemikian rupa
agar melekat di inti dengan bagian ectoderm (yang berisi epithelium penghasil
nacre) menghadap inti. Karena bila terbalik maka kemungkinan terbentuk mutiara
bulat sangat kecil. Setelah itu kerangpun ditempatkan ke keranjang atau panel
dan akhirnya dikembalikan ke laut. Teknik operasi dan pasca operasi bervariasi
setiap perusahaan mutiara.
Pada prinsipnya, dengan menerapkan teknik-teknik tertentu,
kerang mutiara tak akan ”menendang” keluar inti yang disisip dan akhirnya bisa
menghasilkan mutiara bulat yang berkualitas baik. Proses pemilihan kerang untuk
penerima/penghasil mutiara juga mempertimbangkan umur kerang dan masa
reproduksinya. Bila kerang dalam masa reproduksi maka gonadnya akan penuh,
sehingga dianggap tak cocok untuk disisipkan inti. Kemampuan teknisi akan
menentukan kualitas mutiara yang dihasilkan nanti.
Nah, itulah proses
pembuatan mutiara. Mutiara-mutiara dari indonesia sangat terkenal di luar negeri,
memang kekayaan laut indonesia sangat luar biasa.
Bersumber dari Ruci dilaut Kita jaya
http://rucitoys.com/blog/proses-terjadinya-mutiara.html
0 komentar:
Posting Komentar