Pembesaran Ikan Mas (Cyprinus carpio)
1. Persiapan Wadah Pembesaran
Kolam pembesaran ikan mas harus
subur. Persiapan kolam pada kegiatan pembesaran pada prinsipnya sama seperti
persiapan kolam pada kegiatan pendederan.
2. Pemeliharaan
Benih
1) Penebaran
Benih
Penebaran Benih pada kegiatan
pembesaran pada dasarnya sama dengan kegiatan pendederan yaitu sebaiknya
dilakukan pada pagi, sore atau malam hari karena jika dilakukan pada siang hari
maka perbedaan suhu antara air kolam dan air pada kantong benih berbeda jauh.
Pebedaan suhu yang terlalu jauh dapat menyebabkan benih stres dan dapat
menyebabkan kematian.
Sebelum dilepaskan kantong dimasukkan
ke dalam kolam sampai suhu kantong dan suhu kolam relatif sama, samanya suhu
kantong dan kolam ditandai dengan keluarnya embun di dalam kantong benih.
Pada saat penebaran benih dituang
secara hati-hati dan perlahan-lahan ke dalam kolam agar benih tidak tres,
perjalanan selama pengiriman menyebabkan benih menjadi lemah sehingga peluang
benih mengalami stres menjadi semakin besar.
Benih yang digunakan berukuran 7-10
gram. Padat tebar pada kegiatan pembesaran di kolam tanah dengan kedalaman 1,2
m yang baik berkisar antara 100-150 ekor/m, Nugroho dan Kristanto, (2008).
Penghitungan benih dilakukan dengan
cara yang sama dengan penghitungan larva pada kegiatan pendederan. Contoh kasus
adalah sebagai berikut. Kolam ukuran 1.000 m2, kemudian diisi air setinggi 60
cm. Benih ikan mas seberat 100 kg dimasukkan ke dalam kolam, beri pakan 3%-5%
dari berat benih ikan mas setiap hari, Panen dapat dilakukan panen setelah 3
bulan. Dengan model pemeliharaan seperti ini kolam dapat menghasilkan ikan
konsumsi sebanyak 400 – 500 kg.
2) Pemberian Pakan Tambahan
Selama pemeliharaan, ikan mas harus
diberi makanan tambahan, pakan tambahan yang baik adalah pelet yang mempunyai
kandungan protein tidak kurang dari 30%, dosis pakan yang diberikan adalah 3-5
persen dari biomassa (berat total ikan) yang dipelihara. Pemberian pakan
dilakukan tiga kali sehari yaitu pada pagi, siang dan sore hari.
Pemberian pakan tambahan dilakukan
dengan cara menebar langsung ke kolam.
Pemberian pakan tidak dilakukan pada malam hari karena ikan mas tidak
bersifat nokturnal yaitu ikan yang aktif pada malam hari, disamping itu suhu
pada malam hari cenderung rendah sehingga nafsu makan ikan cenderung rendah
pula. Pengontrolan pemberian pakan harus dilakukan karena jika pakan yang
diberikan berlebihan maka pakan akan tidak termakan sehingga dapat membusuk dan
mencemari kolam, disamping mencemari air kolam pemborosan pakan akan
menyebabkan membengkaknya biaya pemeliharaan.
3) Pengontrolan
Pengontrolan yang dilakukan pada
kegiatan pembesaran pada dasarnya sama dengan kegiatan pendederan. Pengontrolan
diperlukan untuk mengetahui baik kondisi kolam maupun ikan.
Bila ada bocoran pada pematang,
segera diperbaiki agar ketinggian air dapat dipertahankan dan larva atau benih
tidak terbawa arus air. Air yang masuk juga harus diatur debitnya agar tidak
terlalu besar juga tidak terlalu kecil, tetapi air debit air tersebut cukup
untuk mempertahankan ketinggian air kolam. Kemudian bila ada tanda-tanda benih
terserang penyakit harus segera diambil tindakan.
Benih yang terserang ditandai dengan
gerakannya lamban atau tidak normal, dan tidak napsu makan. Kemudian bila
dilihat lebih dekat atau ditangkap badannya berwarna pucat.
4) Pembesaran
di Keramba Jaring Apung
Pembesaran Ikan Mas dapat dilakukan
dalam keramba Jaring Apung yang biasa dipasang di perairan umum. Pemilihan
lokasi penempatan jaring dalam suatu perairan akan sangat menunjang berhasilnya
proses produksi.
Beberapa karakteristik perairan yang
tepat antara lain :
- Air bergerak dengan arus terbesar,
tetapi bukan arus kuat,
- Penempatan jaring dapat dipasang
sejajar dengan arah angin,
- Badan air cukup besar dan luas
sehingga dapat menjamin stabilitas kualitas air,
- Kedalaman
air minimal dapat mencapai jarak antara dasar jaring dengan dasar perairan 1,0
meter,
- Kualitas
air mendukung pertumbuhan seperti suhu perairan 27°C sampai 30°C, oksigen
terlarut tidak kurang dari 4,0 mg/l, dan kecerahan tidak kurang dari 80 cm.
Satu unit Keramba Jaring Apung minimal terdiri dari kantong
jaring dan kerangka jaring. Dimensi unit jaring berbentuk persegi empat dengan
ukuran kantong jaring 7 x 7 x 3 M3 atau
6 x 6 x 3 M3.
Satu unit Keramba Jaring Apung terdiri empat set kantong dan
satu set terdiri dari dua lapis kantong Bagian badan kantong jaring yang masuk
kedalam air 2,0 sampai 2,5 meter. Kerangka jaring terbuat dapat dibuat dari
besi atau bambu dan pelampung berupa sterofoam atau drum. Bahan kantong jaring
berasal dari benang polietina.
Frekuensi pemberian pakan minimal dua kali per hari.
Sedangkan cara pemberian pakan agar efektif disarankan menggunakan feeding
frame yang dapat dibuat dari waring dengan mesh size 2,0 mm berbentuk persegi
empat seluas 1,0 smpai 2,0 m2. Alat ini di pasang di dalam badan air kantong
jaring pada kedalaman 30 sampai 50 cm dari permukaan air. Dengan penebaran
bibit seberat 300 kg dalam waktu 3 bulan akan menghasilkan ikan mas konsumsi
1.5 sampai 2 ton.
5) Pembesaran
di Kolam Air Deras
Pemeliharaan ikan mas di kolam air
deras harus mempertimbangkan beberapa hal antara lain lokasi dekat dengan
sumber air (sungai, irigasi, dan lain-lain.) dengan topografi yang memungkinkan
air kolam dapat dikeringkan dengan cara gravitasi, kualitas air yang digunakan
berkualitas baik dan tidak tercemar (kandungan oksigen terlarut 6-8 ppm) dan
dengan debit air minimal 100 liter permenit.
Bentuk kolam air deras bermacam-macam
tergantung kondisi lahan, bisa segitiga, bulat maupun oval. Ukurannya
bervariasi disesuaikan dengan kondisi lahan dan kemampuan pembiayaan. Umumnya
kolam berukuran 10-100 m2 dengan kedalaman rata-rata 1,0 – 1,5 meter. Dinding
kolam tidak terkikis oleh aliran air dan aktivitas ikan . Oleh karena itu harus
berkontruksi tembok atau lapis papan. Dasar kolam harus memungkinkan tidak
daerah mati aliran (tempat dimana kotoran mengendap). Oleh karena itu
kemiringan kolam harus sesuai (sekitar 2 – 5o). Padat tebar ikan ukuran 75 -150
gram/ ekor sebanyak 10 – 15 kg /m3 air kolam. Dosis pakan yang diberikan
sebannyak 3-5% bobot biomass /hari. Frekuensi pemberiannya 3 kali/hari.
3. Panen
Pemanenan pada kegiatan pembesaran
ikan mas pada dasarnya sama dengan kegiatan pendederan, pemanenan sebaiknya
dilakukan pada sore, malam atau pagi (sebelum matahari terbit), pemanenan yang
dilakukan pada siang hari menyebabkan kondisi ikan cepat turun karena kepanasan
baik pada saat proses pengemasan maupun proses pengiriman, turunnya kondisi
ikan tersebut akan meningkatkan potensi ikan menjadi stres dan dapat
mengakibatkan kematian.
Namun apabila akan dipanen dan ikan
mau dimatikan maka panen dapat dilakukan pada siang hari dan sebaiknya setelah
dicuci dimasukkan ke dalam almari pendingin atau diberi es batu agar tetap
segar.
DAFTAR PUSTAKA
Susanto, H., Agus R. 2002. Kiat Budidaya Ikan Mas di
Lahan Kritis. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suseno D. 2002. Pengelolaan Usaha Pembenihan Ikan Mas.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Djarijah. A.. 2007. Pembenihan Ikan Mas.Kanisius.
Togyakarta.
Santoso B. 2005. Petunjuk Praktis Budidaya Ikan Mas.
Kanisius. Yogyakarta
Khairuman. S.P., Dodi. S., Bambang. G.n 2008. Budidaya
Ikan Mas Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional SNI: 01-6134-1999. Induk
Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent
Stock). Direktorat Perbenihan DIRJEN Perikanan Budidaya DKP. Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar