Selasa, 17 Maret 2015

Pembesaran Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Pembesaran Ikan Mas (Cyprinus carpio)

 1. Persiapan Wadah Pembesaran
Kolam pembesaran ikan mas harus subur. Persiapan kolam pada kegiatan pembesaran pada prinsipnya sama seperti persiapan kolam pada kegiatan pendederan.

2. Pemeliharaan Benih
1) Penebaran Benih
Penebaran Benih pada kegiatan pembesaran pada dasarnya sama dengan kegiatan pendederan yaitu sebaiknya dilakukan pada pagi, sore atau malam hari karena jika dilakukan pada siang hari maka perbedaan suhu antara air kolam dan air pada kantong benih berbeda jauh. Pebedaan suhu yang terlalu jauh dapat menyebabkan benih stres dan dapat menyebabkan kematian.

Sebelum dilepaskan kantong dimasukkan ke dalam kolam sampai suhu kantong dan suhu kolam relatif sama, samanya suhu kantong dan kolam ditandai dengan keluarnya embun di dalam kantong benih. 
Pada saat penebaran benih dituang secara hati-hati dan perlahan-lahan ke dalam kolam agar benih tidak tres, perjalanan selama pengiriman menyebabkan benih menjadi lemah sehingga peluang benih mengalami stres menjadi semakin besar. 

Benih yang digunakan berukuran 7-10 gram. Padat tebar pada kegiatan pembesaran di kolam tanah dengan kedalaman 1,2 m yang baik berkisar antara 100-150 ekor/m, Nugroho dan Kristanto, (2008).

Penghitungan benih dilakukan dengan cara yang sama dengan penghitungan larva pada kegiatan pendederan. Contoh kasus adalah sebagai berikut. Kolam ukuran 1.000 m2, kemudian diisi air setinggi 60 cm. Benih ikan mas seberat 100 kg dimasukkan ke dalam kolam, beri pakan 3%-5% dari berat benih ikan mas setiap hari, Panen dapat dilakukan panen setelah 3 bulan. Dengan model pemeliharaan seperti ini kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi sebanyak 400 – 500 kg.

2) Pemberian Pakan Tambahan
Selama pemeliharaan, ikan mas harus diberi makanan tambahan, pakan tambahan yang baik adalah pelet yang mempunyai kandungan protein tidak kurang dari 30%, dosis pakan yang diberikan adalah 3-5 persen dari biomassa (berat total ikan) yang dipelihara. Pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari yaitu pada pagi, siang dan sore hari.

Pemberian pakan tambahan dilakukan dengan cara menebar langsung ke kolam.  Pemberian pakan tidak dilakukan pada malam hari karena ikan mas tidak bersifat nokturnal yaitu ikan yang aktif pada malam hari, disamping itu suhu pada malam hari cenderung rendah sehingga nafsu makan ikan cenderung rendah pula. Pengontrolan pemberian pakan harus dilakukan karena jika pakan yang diberikan berlebihan maka pakan akan tidak termakan sehingga dapat membusuk dan mencemari kolam, disamping mencemari air kolam pemborosan pakan akan menyebabkan membengkaknya biaya pemeliharaan.

3) Pengontrolan
Pengontrolan yang dilakukan pada kegiatan pembesaran pada dasarnya sama dengan kegiatan pendederan. Pengontrolan diperlukan untuk mengetahui baik kondisi kolam maupun ikan.

Bila ada bocoran pada pematang, segera diperbaiki agar ketinggian air dapat dipertahankan dan larva atau benih tidak terbawa arus air. Air yang masuk juga harus diatur debitnya agar tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil, tetapi air debit air tersebut cukup untuk mempertahankan ketinggian air kolam. Kemudian bila ada tanda-tanda benih terserang penyakit harus segera diambil tindakan.

Benih yang terserang ditandai dengan gerakannya lamban atau tidak normal, dan tidak napsu makan. Kemudian bila dilihat lebih dekat atau ditangkap badannya berwarna pucat. 

4) Pembesaran di Keramba Jaring Apung
Pembesaran Ikan Mas dapat dilakukan dalam keramba Jaring Apung yang biasa dipasang di perairan umum. Pemilihan lokasi penempatan jaring dalam suatu perairan akan sangat menunjang berhasilnya proses produksi.
Beberapa karakteristik perairan yang tepat antara lain :
-       Air bergerak dengan arus terbesar, tetapi bukan arus kuat,
-       Penempatan jaring dapat dipasang sejajar dengan arah angin,
-       Badan air cukup besar dan luas sehingga dapat menjamin stabilitas kualitas air,
-    Kedalaman air minimal dapat mencapai jarak antara dasar jaring dengan dasar perairan 1,0 meter,
-    Kualitas air mendukung pertumbuhan seperti suhu perairan 27°C sampai 30°C, oksigen terlarut tidak kurang dari 4,0 mg/l, dan kecerahan tidak kurang dari 80 cm.

Satu unit Keramba Jaring Apung minimal terdiri dari kantong jaring dan kerangka jaring. Dimensi unit jaring berbentuk persegi empat dengan ukuran kantong jaring  7 x 7 x 3 M3 atau 6 x 6 x 3 M3.

Satu unit Keramba Jaring Apung terdiri empat set kantong dan satu set terdiri dari dua lapis kantong Bagian badan kantong jaring yang masuk kedalam air 2,0 sampai 2,5 meter. Kerangka jaring terbuat dapat dibuat dari besi atau bambu dan pelampung berupa sterofoam atau drum. Bahan kantong jaring berasal dari benang polietina.

Frekuensi pemberian pakan minimal dua kali per hari. Sedangkan cara pemberian pakan agar efektif disarankan menggunakan feeding frame yang dapat dibuat dari waring dengan mesh size 2,0 mm berbentuk persegi empat seluas 1,0 smpai 2,0 m2. Alat ini di pasang di dalam badan air kantong jaring pada kedalaman 30 sampai 50 cm dari permukaan air. Dengan penebaran bibit seberat 300 kg dalam waktu 3 bulan akan menghasilkan ikan mas konsumsi 1.5 sampai 2 ton.

5)  Pembesaran di Kolam Air Deras
Pemeliharaan ikan mas di kolam air deras harus mempertimbangkan beberapa hal antara lain lokasi dekat dengan sumber air (sungai, irigasi, dan lain-lain.) dengan topografi yang memungkinkan air kolam dapat dikeringkan dengan cara gravitasi, kualitas air yang digunakan berkualitas baik dan tidak tercemar (kandungan oksigen terlarut 6-8 ppm) dan dengan debit air minimal 100 liter permenit.

Bentuk kolam air deras bermacam-macam tergantung kondisi lahan, bisa segitiga, bulat maupun oval. Ukurannya bervariasi disesuaikan dengan kondisi lahan dan kemampuan pembiayaan. Umumnya kolam berukuran 10-100 m2 dengan kedalaman rata-rata 1,0 – 1,5 meter. Dinding kolam tidak terkikis oleh aliran air dan aktivitas ikan . Oleh karena itu harus berkontruksi tembok atau lapis papan. Dasar kolam harus memungkinkan tidak daerah mati aliran (tempat dimana kotoran mengendap). Oleh karena itu kemiringan kolam harus sesuai (sekitar 2 – 5o). Padat tebar ikan ukuran 75 -150 gram/ ekor sebanyak 10 – 15 kg /m3 air kolam. Dosis pakan yang diberikan sebannyak 3-5% bobot biomass /hari. Frekuensi pemberiannya 3 kali/hari.

3. Panen 
Pemanenan pada kegiatan pembesaran ikan mas pada dasarnya sama dengan kegiatan pendederan, pemanenan sebaiknya dilakukan pada sore, malam atau pagi (sebelum matahari terbit), pemanenan yang dilakukan pada siang hari menyebabkan kondisi ikan cepat turun karena kepanasan baik pada saat proses pengemasan maupun proses pengiriman, turunnya kondisi ikan tersebut akan meningkatkan potensi ikan menjadi stres dan dapat mengakibatkan kematian. 

Namun apabila akan dipanen dan ikan mau dimatikan maka panen dapat dilakukan pada siang hari dan sebaiknya setelah dicuci dimasukkan ke dalam almari pendingin atau diberi es batu agar tetap segar.


DAFTAR PUSTAKA 
Susanto, H., Agus R. 2002. Kiat Budidaya Ikan Mas di Lahan Kritis. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suseno D. 2002. Pengelolaan Usaha Pembenihan Ikan Mas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Djarijah. A.. 2007. Pembenihan Ikan Mas.Kanisius. Togyakarta.

Santoso B. 2005. Petunjuk Praktis Budidaya Ikan Mas. Kanisius. Yogyakarta

Khairuman. S.P., Dodi. S., Bambang. G.n 2008. Budidaya Ikan Mas Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional SNI: 01-6134-1999. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock). Direktorat Perbenihan DIRJEN Perikanan Budidaya DKP. Jakarta

0 komentar:

Posting Komentar