PEMELIHARAAN DAN PANEN RUMPUT LAUT
PEMELIHARAAN
Memelihara
rumput laut berarti mengawasi terus menerus konstruksi budidaya dan tanamannya.
Pemeliharaan dilakukan pada saat ombak besar maupun saat laut tenang.
Kerusakan
patok, jangkar, tali ris, dan tali ris utama yang disebabkan oleh ombak yang
besar, atau daya tahannya menurun harus segera diperbaiki. Bila ditunda akan
berakibat makin banyak yang hilang sehingga kerugian yang lebih besar tidak
bisa dihindari.
Kotoran atau
debu air sering melekat pada tanaman, yaitu saat musim laut tenang. Pada saat
seperti ini tanaman harus sering digoyang-goyangkan di dalam air agar tanaman
selalu bersih dari kotoran yang melekat. Kotoran yang melekat dapat mengganggu
proses metabolisme sehingga laju pertumbuhan menurun. Beberapa tumbuhan
penempel, seperti Ulva, Hypnea, Chaetomorpha, Enteromorpha, sering membelit
tanaman dan konstruksi budidaya sehingga dapat menimbulkan kerusakan. Tumbuhan
seperti ini perlu disingkirkan dengan cara dikumpulkan dan dibuang ke darat.
Bulu babi, ikan, dan penyu merupakan hewan-hewan herbivora yang sering memangsa
tanaman rumput laut. Serangan bulu babi dapat diatasi dengan cara diusir dari
lokasi budidaya. Sedangkan untuk menghindari ikan dan penyu, biasanya dipasang
jarring di sekeliling lokasi budidaya.
Untuk jenis
Gracilaria yang ditanam di tambak, diperlukan pengontrolan pada saat 15 nari
setelah penebaran bibit. Angin dapat menyebabkan tanaman mengumpul di satu
tempat pada permukaan air tambak. Perataan kembali letak rumput laut harus segera
dilakukan. Pekerjaan seperti ini hams rutin dilakukan sampai tanaman siap
panen. Pemberian zat pengatur tumbuh dilakukan satu bulan setelah penebaran
bibit dan diulangi satu bulan berikutnya. Setiap hektar diperlukan zat pengatur
tumbuh sebanyak 500 cc. Lumut juga perlu disingkirkan karena. Menghalangi sinar
matahari yang masuk sehingga pertumbuhan akan terhambat. Cara petani di
desa.Sanrobone Sulawesi Selatan, mengatasi lumut ini adalah melepaskan ikan
bandeng kecil sebanyak 1.500 - 2.000 ekor/ha. Sesudah lumut habis, bandeng
harus dijaring supaya rumput laut tidak terus dimangsa. Pintu-pintu saluran air
juga perlu perawatan agar pergantian air mudah dilaksanakan setiap 15 hari
sekali Pemupukan secara teratur dilakukan 15 hari sekali, yaitu sesaat setelah
penggantian air. Pupuk yang digunakan adalah campuran urea, TSP, dan ZA dengan
perbandingan 1:1:1 sebanyak 20 kg/ha atau dengan perbandingan 2:1:1 sebanyak
100 kg/ha.
PEMANENAN
Pada tahap
pemanenan ini, perlu dipertimbangkan cara dan waktu yang tepat agar diperoleh
hasil sesuai permintaan pasar secara kuantitas dan kualitas.
Tanaman
dapat dipanen setelah mencapai umur 6 - 8 minggu setelah tanam dengan berat
ikatan sekitar 600 gram. Cara memanen rumput laut adalah dengan mengangkat
seluruh tanaman ke darat, kemudian tali rafia pengikat rumput laut dipotong.
Panen seperti itu dilakukan bila air laut pasang, tetapi bila air sedang surut
pemanenan dapat langsung dilakukan di areal tanam. Caranya sama, yaitu dengan
memotong tali rafia pengikat rumput laut. Selanjutnya pisahkan antara tanaman
yang dipanen dan potongan tali rafia. Panen dengan cara seperti ini memberikan
keuntungan, yaitu bila ingin menanamnya kembali dapat. memanfaatkan bagian
ujung tanaman yang masih muda sehingga laju pertumbuhannya tinggi. Di samping
itu, hasilnya berkandungan keraginan tinggi.
Gracilaria
yang dibudidayakan di tambak, dipanen dengan cara rumpun tanaman diangkat dan
disisakan sedikit untuk dikembangbiakkan lebih lanjut. Panen pertama dapat
dilakukan pada umur 2 – 2,5 bulan sesudah penanaman. Hasil panen diangkut
kedarat dengan perahu.
Seperti
telah diuraikan, waktu dan cara panen yang tepat sangat penting agar dihasilkan
rumput laut yang baik secara kualitas maupun kuantitas. Waktu panen memang
cukup bervariasi untuk setiap petani dan lokasi penanaman yang berbeda.
Namun,
secara umum panen dilakukan pada usia satu bulan. Perbandingan antara berat
basah dan kering berkisar 8 : 1. Apabila rumput laut dipanen pada usia dua
bulan, perbandingan berat basah dan berat kering adalah 6:1. Selain usia panen,
banyaknya hasil yang diperoleh juga erat hubungannya dengan laju pertumbuhan
harian rumput laut yang dibudidayakan. Dari beberapa percobaan diperoleh data
bahwa laju pertumbuhan harian Eucheuma dan Gracilaria punya nilai yang beragam,
yaitu rata-rata 2 - 3 %/hari (lihat lampiran).
Di samping
usia panen, cara panen pun sangat beragam. Ada petani rumput laut yang memanen
hasil dengan cara petik. Cara ini dilakukan dengan memisahkan cabang-cabang
dari tanaman induknya. Selanjutnya tanaman induk ini dipergunakan kembali untuk
penanaman berikutnya. Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan mengangkat
seluruh rumpun tanaman, seperti yang telah dikemukakan. Sedangkan penanaman
berikutnya dapat digunakan ujung tanaman yang masih muda. Antara kedua cara
panen tersebut terdapat keuntungan dan kerugian. Cara pertama lebih mudah,
tetapi kecepatan tumbuh bibit yang berasal dari tanaman induk lebih rendah
dibanding dengan tanaman muda seperti pada cara kedua. Kelebihan cara kedua,
selain kecepatan tumbuh bibit lebih tinggi juga karaginan yang dikandung lebih
tinggi.
Untuk lebih
jelasnya, berikut akan sedikit diulas mengenai hal-hal lain yang perJu
diperhatikan daiam tahap pemanenan. Untuk rumput laut yang ditanam di pantai,
sebaiknya panen dilakukan pada saat air surut. Ini akan lebih meringankan
pekerjaan daripada saat air pasang. Sebelum tahap ini, perm dipersiapkan
alat-alat yang diperlukan. Persiapan sebelum dilakukan panen adalah :
-
tenaga kerja,
-
keranjang rotan berukuran sedang tempat hasil rumput
laut,
-
perahu (untuk mengangkut hasil panen di tambak),
-
pisau untuk memotong tali pengikat (rafia),
-
timbangan,
-
lokasi tempat penjemuran,
-
karung tempat rumput laut kering, beserta tali
pengikatnya, dan
-
gudang tempat penyimpanan rumput laut kering.
Persiapan
tersebut dimaksudkan untuk menjaga mutu hasil rumput laut. Sebagai contoh
pentingnya mempersiapkan lokasi penjemuran. Lokasi ini perlu dipersiapkan
dengan luas yang sesuai dengan banyaknya hasil yang akan dipanen dan
kondisinyapun harus bersih. Bila hal-hal penting itu tidak diperhatikan, maka
ada kemungkinan rumput laut tidak kering sempurna. Dengan demikian, mutunya pun
menjadi rendah. Itulah sebabnya, tahap persiapan sebelum panen perlu
diperhatikan. Setelah semua persiapan panen dilengkapi, maka pemanenan dapat
segera dilakukan.
Dari satu
unit usaha (100 m2) dengan metode lepas dasar dan metode rakit
biasanya diperoleh hasil panen masing-masing sekitar 100 kg dan 200 – 250 kg
rumput laut kering setiap panen. Sedangkan dari satu hektar tambak Gracilaria
biasanya diperoleh hasil panen sekitar 1.500 – 2.000 kg rumput laut kering
setiap panen.
Referensi:
Indriani H dan
Sumiarsih A, 1991. Rumput Laut. Jakarta
Wahyono, Untung, 1991. Potensi
Sumberdaya dan Produksi Rumput Laut Indonesia. Direktorat Bina Produksi,
Direktorat Jenderal Perikanan, Jakarta.
Winarno,
F.G. 1990. Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar