Serangan hama dan penyakit ikan lele bisa dihindari dengan
memperbaiki manajemen budidaya. Namun meskipun begitu, tetap saja masih ada
faktor eksternal yang tidak bisa dielakkan 100 persen. Banyak hal-hal tidak
terduga yang bisa terjadi ketika kita membudidayakan ikan
lele.
Sumber hama dan penyakit ikan lele dari faktor internal,
antara lain pengaturan pakan yang tidak tepat, benih yang membawa bibit
penyakit, sampai pengaturan air yang buruk. Sedangkan dari faktor eksternal
antara lain iklim, cuaca, sumber air, serangan wabah regional dan lain
sebagainya.
Pengendalian
Hama Ikan Lele
Dalam beternak lele, hama merupakan gangguan yang bersumber
dari organisme besar baik yang sifatnya predator, penggangu dan pesaing. Hama
ikan lele yang bersifat predator adalah musang, linsang, dan ular. Di daerah
perkotaan kucing pun kadangkala menjadi hama yang perlu di waspadai. Selain
itu, ada juga katak yang merupakan predator bagi benih lele yang masih kecil.
Hama yang dikategorikan pengganggu adalah belut, terutama untuk yang beternak lele di kolam tanah. Binatang ini seringkali membuat lubang di pematang sehingga kolam bocor. Hama yang dikategorikan pesaing adalah Ikan gabus atau mujair, karena ikan ini bisa berkembang biak dalam kolam melalui saluran masuk atau keluar air.
Penanggulangan dari serangan hama bisa dilakukan dengan
berbagai hal seperti memagari pinggiran kolam, menyaring jalan masuk dan keluar
air, sampai menutup kolam dengan paranet. Apabila kita beternak lele secara
intensif, biasanya gangguan hama jarang terjadi karena kolam relatif terawasi
terus menerus.
Pengendalian
penyakit ikan lele
Penyakit ikan lele hampir sama dengan penyakit yang ditemui
pada ikan tawar lainnya. Penyakit yang biasa menyerang terdiri dari penyakit
infeksi yang disebabkan jamur, protozoa, bakteri dan virus. Berikut beberapa
penyakit ikan lele yang disebabkan oleh infeksi:
·
Penyakit bintik putih (white spot),
penyebabnya adalah protozoa dari jenis Ichthyphyhirius multifillis.
Penyakit ini menyerang hampir semua jenis ikan air tawar. Pada ikan lele banyak
menyerang benih. Bintik-bintik putih tumbuh pada permukaan kulit dan insang.
Bila terkena ikan akan mengosok-gosokkan badannya ke dinding atau dasar kolam.
Peyakit ikan lele ini dipicu oleh kualitas air yang buruk, suhu air terlalu
dingin dan kepadatan tebar ikan yang tinggi. Untuk mencegah agar ikan tidak
terkena white spot, pertahankan suhu air pada kisaran 28oC
dan gunakan air yang baik kualitasnya. Pengobatan untuk jenis penyakit ikan
lele ini antara lain dengan cara merendam ikan dalam larutan formalin 25 cc per
meter kubik air ditambah dengan malacit green 0,15 gram per meter kubik air
selama 24 jam. Pada ikan lele yang sudah besar, penyakit ini juga bisa dihilangkan
dengan memindahkan ikan ke kolam dengan suhu 28oC.
·
Penyakit gatal (Trichodiniasis)
disebabkan oleh protozoa jenis Trichodina sp. Gejala penyakit ikan lele Trichodiniasis
adalah ikan terlihat lemas, warna tubuh kusam dan sering menggosok-gosokan
badannya ke dinding dan dasar kolam. Penyakit ikan lele ini menular karena
kontak langsung dan juga lewat perantara air. Kepadatan ikan yang terlalu
tinggi dan kekurangan oksigen disinyalir memicu perkembangannya. Penyakit ikan
lele ini bisa dicegah dengan mengatur kepadatan tebar dan menjaga kualitas air.
Penyakit ini bisa dihilangkan dengan merendam ikan dalam larutan formalin 40
ppm selama 12-24 jam.
·
Serangan bakteri Aeromonas hydrophila.
Penyakit ikan lele yang ditimbulkan bakter ini menyebabkan perut ikan
menggembung berisi cairan getah bening, terjadi pembengkakan pada pangkal sirip
dan luka-luka disekujur tubuh ikan. Faktor pemicu penyakit ikan lele ini adalah
penumpukan sisa pakan yang membusuk di dasar kolam. Untuk mencegahnya, upayakan
pemberian pakan yang lebih tepat dan pertahankan suhu air 28oC.
Pengobatan yang paling umum pada ikan benih adalah pemberian antibiotik Oksitetrasiklin
(OTC). Caranya dengan mencampurkan OTC dengan pakan, takarannya 50 mg per kg
pakan. Berikan selama 7-10 hari. Apabila penyakit ikan lele ini menyerang kolam
pembesaran, gantilah air kolam dua kali sehari. Pada saat penggantian air,
tambahkan garam dapur dengan takaran 100-200 gram per meter kubik.
·
Penyakit Cotton wall disease,
penyebabnya bakteri Flexibacter Columnaris. Bakteri ini menyerang organ dalam
seperti insang. Gejala yang ditimbulkannya adalah terjadi luka atau lecet-lecet
pada permukaan tubuh, ada lapisan putih atau bintik putih, gerakan renang
lambat dan ikan banyak mengambang. Faktor pemicunya adalah pembusukan sisa
pakan didasar kolam dan suhu air yang naik terlalu tinggi. Pencegahannya dengan
mengontrol pemberian pakan dan mempertahankan suhu air pada 28oC.
Apabila ada anggaran lebih, berikan vaksin pada benih ikan. Utuk mengobati
penyakit ikan lele adalah dengan memberikan OTC 50 mg per kg pakan yang
diberikan 7-10 hari. Cara lainnya, rendam ikan dalam larutan OTC dengan dosis
3-5 ppm selama 12-24 jam. Ikan lele yang diberi antibiotik baru bisa dikonsumsi
setelah dua minggu.
·
Penyakit karena serangan Channel
catfish virus (CCV). Virus ini tergolong kedalam virus herpes. Ikan yang
terinfeksi tampak lemah, berenang berputar-putar, sering tegak vertikal di
permukaan, dan pendarahan dibagian sirip dan perut. Faktor pemicu penyakit ikan
lele ini adalah fluktuasi suhu air, penurunan kualitas air dan kepadatan tebar
yang tinggi. Untuk mencegah serangan virus ini adalah dengan cara memperbaiki
manajemen budidaya, menjaga kebersihan kolam dan pemberian pakan yang
berkualitas. Pengobatan ikan yang telah terinfeksi jenis virus ini belum
diketahui. Namun penyakit ikan lele ini bisa pulih dengan meningkatkan
kebersihan kolam seperti mengganti air kolam hingga ikan terlihat pulih.
Selain penyakit ikan lele di atas,
terdapat juga sejumlah penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi melainkan
disebabkan oleh kondisi lingkungan, seperti keracunan dan lain sebagainya.
Berikut beberapa penyakit non-infeksi yang penting diketahui dalam beternak
lele:
·
Penyakit kuning (Jaundice),
penyakit ini akibat dari kesalahan nutrisi pakan. Penyebabnya antara lain
kualitas pakan yang buruk, seperti telah kadaluarsa atau pakan disimpan di
tempat lembab sehingga pakan rusak. Beberapa keterangan mengatakan jaundice
bisa disebabkan oleh pemberian jeroan atau ikan rucah secara kontinyu.
Keterangan lain mengatakan serangan jaundice bisa datang apabila dalam
air kolam banyak terdapat alga merah.
·
Pecah usus atau Reptured
Intestine Syndrom (RIS). Penyakit ikan lele ini terlihat dari gejalanya
yang khas yaitu pecahnya usus. Penyebabnya adalah pemberian pakan yang
berlebihan. Ikan lele merupakan ikan yang rakus, berapapun pakan yang kita
berikan akan disantapnya sehingga akan memecahkan usus bagian tengah atau
belakang. Untuk menghindarinya, lakukan pengaturan pemberian pakan yang
efektif. Kebutuhan pakan ikan lele per hari adalah 3-6% dari berat tubuhnya dan
harus diberikan secara bertahap, pagi, siang, sore atau malam hari.
·
Kekurangan vitamin, kasus kekurangan
vitamin yang paling sering pada ikan lele adalah kekurangan vitamin C.
Kekurangan vitamin ini akan mengakibatkan tubuh ikan bengkok dan tulang kepala
retak-retak. Apabila terlihat penyakit ikan seperti ini, berikan vitamin mix
yang banyak dijual di pasar. Dosisinya 1 gram per kg pakan lele diberikan
selama 5-7 hari.
·
Penyakit keracunan, penyakit ini
ditimbulkan karena faktor lingkungan seperti air yang tercemar pestisida, atau
akibat kimia industri lainnya. Untuk menanggulanginnya, usahakan penggantian
air kolam minimal sebanyak 20% setiap dua kali sehari.
0 komentar:
Posting Komentar