PEMIJAHAN DENGAN MENYUNTIKKAN HORMON PADA IKAN LELE
Kebutuhan benih lele yang sangat besar tidak mungkin dapat
dicukupi hanya oleh induk-induk yang memijah secara alami. Penyuntikan hormon mutlak
diperlukan. Hormon alamiah bisa disiapkan dari kelenjar hipofisa lele atau dari ikan mas. Hormon
buatan/sintesis adalah hormon buatan pabrik. Beberapa jenis hormon sintesis
tersebut misalnya Ovaprim, HCG, dan LHRH. Hormon Ovaprim relatif mudah
diperoleh karena sudah dijual umum seperti di toko perikanan di beberapa kota
besar. HCG sebenarnya merupakan hormon untuk manusia sehingga hanya dapat
diperoleh bila disertai resep dokter, sedangkan LHRH tergolong agak sulit
diperoleh.
1. Penyuntikan hormon alamiah (hipofisa)
Hormon ini diambilkan dari kelenjar hipofisa yang terletak di
bagian bawah otak kecil. Setiap ikan
(juga makhluk bertulang belakang
lainnya) mempunyai kelenjar hipofisa yang terletak di bawah otak kecil. Untuk
penyuntikan, diperlukan kelenjar hipofisa yang diambil dari donor, sedangkan penerimanya disebut
resipien. Sebagai donor dapat dipilihkan lele, ikan mas (tombro, karper, Cyprinus
carpio), atau lele lokal (Clarias batrachus). Hormon yang berasal dari ikan jenis lain tidak cocok. Karena
hormon untuk keperluan penyuntikan ini diambil dari hipofisa maka tindakan penyuntikan untuk
merangsang pemijahan ini disebut juga hipofisasi.
a. Dosis hipofisa
Banyaknya kelenjar hipofisa yang perlu disuntikkan kepada induk
lele adalah 3 dosis. Artinya
ikan yang beratnya 0,5 kg, misalnya, memerlukan kelenjar hipofisa
yang berasal dari donor yang berat badannya 1,5 kg. Ikan donor seberat 1,5 kg itu dapat
terdiri dari 3 ekor yang masing-masing
beratnya 0,5 kg atau 2 ekor yang
beratnya 1 kg dan 0,5 kg atau dapat juga dipakai seekor yang beratnya 1,5 kg.
Sebagai donor sebaiknya dipilihkan ikan yang sudah dewasa, jantan
maupun betina sama
saja. Apabila dipilihkan ikan belum dewasa kadar hormon dalam
hipofisanya sedikit.
b. Pengambilan hipofisa dan pembuatan ekstrak
Cara
mengambil kelenjar hipofisa dari ikan donor adalah sebagai berikut :
1) Siapkan ikan (lele/mas) yang akan dijadikan donor.
2) Pegang bagian
kepalanya bila licin, badannya dapat dibungkus dengan lap. Sementara bagian kepala
dipegang, bagian badan diletakan diatas talenen. Kepala ikan dipotong dibagian belakang
tutup insangnya hingga kepalanya putus.
3) Setelah terpotong, sisir tulang kepalanya di
atas mata hingga tulang tengkoraknya
terbuka
dan otaknya kelihatan.
4) Singkap otaknya menggunakan pinset, tepat
dibagian bawah otak akan terlihat
Kelenjar hipofisa berwarna putih sebesar butiran kacang hijau.
5) Dengan tetap menggunakan pinset,
kelenjar hipofisa diangkat dan diletakan ke dalam
cawan yang bersih untuk dicuci dengan
aquades hingga darah yang melekat hilang. Cara
membersihkannya dengan disemprot
aquades menggunakan pipet.
6) Setelah butir kelenjar hipofisa bersih, lalu
masukan ke dalam tabung penggerus (dapat
menggunakan kantong plastik kecil
atau gelas). Selanjutnya kelenjar hipofisa digerus atau dipencet hingga
hancur.
7) Encerkan kelenjar
hipofisa tersebut dengan 1-1,5 ml aquades atau larutan garam fisiologis. Larutan
garam fisiologis atau sering pula disebut cairan infus yang dapat diperoleh di apotek
(dijual bebas). Dengan demikian, hormon GSH yang terkandung didalam hipofisa
akan terlarut dalam cairan.
8) Larutan tersebut diendapkan beberapa menit hingga
kotoran tampak mengendap
didasar. Cairan dibagian atas diambil dengan
tabung injeksi (spuit) untuk disuntikan pada ikan.
c. Penyuntikan ekstrak
hipofisa
Induk sebagai resipien yang telah
dipersiapkan sebelumnya, diambil dari dalam hapa. Induk tersebut dipegang
dengan bantuan penyerok dari jaring supaya tidak licin. Hormon didalam spuit disuntikan didekat
sirip punggung kedalam daging induk (intramuscular). Setelah disuntik, induk betina dimasukan
kedalam kolam pemijahan yang telah dipersiapkan. Biarkan lele dalam keadaan tenang.
2. Penyuntikan hormon buatan
Hormon sintesis (buatan) kini dapat dibeli di toko-toko
obat perikanan, yaitu hormon yang
disebut Ovaprim. Ovaprim berbentuk
cairan yang disimpan dalam ampul. Satu ampul berisi 10 ml. Dosis pemakaiannya
0,3-0,5 ml untuk lele yang beratnya 1 kg. induk lele seberat 0,5 kg berarti memerlukan hormon
ovaprim 0,15-0,25 ml.
Penyuntikan
menggunakan hormon Ovaprim sangat praktis sebab sudah berupa larutan sehingga tinggal disuntikan
saja, hormon sisa di dalam ampul dapat disimpan di tempat yang tidak terkena sinar matahari
langsung (suhu kamar), dalam ruang ini, Ovaprim tahan hingga 3-4 bulan.
Urutan pemijahan lele dengan hormon buatan adalah sebagai berikut
:
a. Siapkan kolam pemijahan
1. Keringkan dan
bersihkan kolam/bak yang hendak digunakan untuk pemijahan.
2. Cuci dan jemur
kakaban dengan jumlah cukup menutupi 75% dasar kolam.
3. Pasang kakaban di dasar
kolam/bak, letakan kakaban itu 5-10 cm diatas dasar kolam.
Gunakan bata merah
yang sudah dicuci bersih sebagai pengganjalnya. Diatasnya juga
ditindih dengan bata
agar kakaban tidak mudah bergeser.
4. Menjelang dilakukan
penyuntikan, kolam tersebut diisi dengan air sampai kakaban
terendam air 5 cm-10
cm.
b. Seleksi induk lele betina dan jantan yang siap memijah
1. Pada pagi hari,
tangkap induk lele betina dan jantan.
2. Pilih induk betina yang matang telur,
perutnya besar dan lunak, tetapi kalau diurut tidak
dapat
keluar telurnya.
3. Pilih induk jantan yang sehat, tidak
cacat, tidak berpenyakit. Lele jantan terlihat dari alat kelaminnya (perut
tetap langsing) kalau diurut juga tidak dapat mengeluarkan sperma. Oleh karena itu,
lele disuntik dengan hormon.
4. Pisahkan
induk jantan dan betina didalam wadah atau hapa tersendiri sambil menunggu saat disuntik.
c. Siapkan alat dan hormon Ovaprim untuk disuntikan
Gunakan alat suntik yang
sudah dibersihkan/dicuci dengan air panas atau gunakan alat yang baru.
d. Timbang induk betina dan tentukan dosis ovaprim
1) Induk yang beratnya 1
kg, dosis hormon ovaprim 0,3-0,5 cc. bila beratnya 0,5 kg maka
dosis yang diperlukan setengahnya, yakni
0,15-0,25 cc ( sesuai petunjuk pada wadah
hormon tersebut).
2) Sedot dengan injeksi
spuit sebanyak hormon yang diperlukan, misalnya 0,5 ml. setelah
itu, sedot lagi dengan jarum yang sama
aquades atau larutan garam fisiologis 0.7%
sebanyak 0,5 ml yang juga untuk mengencerkan
hormon tadi.
e. Cara penyuntikan
1) Seorang membantu memegang ikan lele yang
hendak disuntik ( ikan betina lebih dulu)
dengan satu tangan lagi memegang
pangkal ekor ikan. Letakan ikan tersebut sambil terus dipegang diatas
meja yang sudah disiapkan dan diberi alas handuk/lap bersih.
2) Seorang
lainnya menyuntikan hormon yang sudah disiapkan kedalam daging lele dibagian punggung.
Sebanyak setengah dosis disebelah kiri sirip punggung dan stengah
dosis
lagi disebelah kanan.
3) Lakukan
penyuntikan secara hati-hati. Setelah hormon didorong masuk, jarum dicabut,
lalu
bekas suntikan tersebut ditekan/ditutup dengan jari beberapa saat agar hormon tidak keluar.
4) Setelah disuntik, ikan jantan dan betina
dimasukan kedalam kolam pemijahan yang
sudah dipersiapkan sebelumnya.
f. Siapkan kolam penetasan telur
1) Kolam penetasan
telur dapat berupa kolam tanah yang luasnya 25-100 m2. Beberapa
hari sebelumnya,
kolam mini sudah dikeringkan/dijemur dan dibersihkan dari segala
hama. Setelah
itu, kolam diairi sedalam 10-20 cm tiga hari sebelum digunakan.
2) Kolam penetasan
telur dapat juga berupa kolam berlapis plastik, ukuran lebar 2-3 m
dan panjang 8-10
m. Selama dua hari sebelum digunakan, kolam telah dibersihkan,
lalu diisi air
dari sumur pompa yang bebas hama. Penggunaan air langsung dari
sungai kurang
baik untuk penetesan telur, karena mengeluarkan jamur atau bakteri
yang menyerang
telur.
Pengalaman dari pembudidaya, air untuk pembenihan disediakan dari
sumur bor yang disimpan didalam tandon besar ( 3-5 m3). Air di tandon
tersebut ditebari garam kasar (
tanpa iodium ) sebanyak 100 gr setiap 1 m3 air, lalu diaduk dan
diendapkan. Ternyata dengan perlakuan
tersebut, penetesan dan pemeliharaan
benih lancar serta tak pernah menderita kematian karena jamur dan bakteri.
Sumber : pusluh.kkp.go.id