MEMBUAT BAKSO DAN ABON DARI IKAN LELE
A.
Proses Pembuatan Bakso Ikan lele
a. Alat :
- Kompor
- Timbangan
- Baskom
- Sendok
- Pisau
- Talenan
b. Bahan :
- Daging Ikan lele
- Tepung Tapioka
- Garam
- Bawang Putih
-Lada
- Gula
c. Cara pengolahan :
1. Penyiangan
Penyiangan dilakukan
segera mungkin yaitu dengan cara membuang kepala dan isi perut sebelum daging
dipisahkan. Penyiangan dilakukan secara cepat, cermat dan saniter sehingga
tidak menyebabkan pencemaran pada tahap berikutnya. Ikan harus disiangi segera
mungkin setelah ikan mati karena apabila darahnya mulai beku, maka daging akan
mengalami diskolorisasi (perubahan warna) sehingga akan mempengaruhi warna
produk akhir. Perubahan warna banyak disebabkan karena perubahan zat warna darah
dan zat warna lain. Hemoglobin dan myoglobin yang mula-mula berwarna cerah akan
berubah menjadi merah kecoklatan atau coklat karena terbentuknya methemoglobin.
2. Pencucian
Ikan dicuci dengan secara hati-hati, cepat,
cermat dan saniter dengan menggunakan air dingin bersih yang mengalir.
3. Pemfilletan dan Pengambilan Daging
Ikan yang telah disiangi dan dicuci kemudian di
fillet yaitu mengambil dan memisahkan daging dari kulit dan tulang ikan.
Pemfilletan ini dilakukan dengan cara ikan diletakkan di atas talenam, kemudian
disayat memanjang dengan pisau pada ekor hingga ke arah kepala.
Selama proses, bahan baku ditangani secara
hati-hati, cepat, cermat dan saniter dan tetap mempertahankan suhu ikan
maksimal 5˚C. Daging ikan yang masih menempel di tulang diambil (dikerok)
menggunakan sendok. Proses ini dapat dilakukan menggunakan mesin maupun secara
manual. Daging fillet harus tetap dipertahankan suhunya dengan selalu
menambahkan es. Menurut Adawyah (2007), cara yang paling mudah untuk
mendinginkan ikan adalah dengan menggunakan es. Es mendinginkan dengan cepat
tanpa banyak mempengaruhi keadaan ikan, serta biayanya murah. Pada prinsipnya,
es harus dicampurkan dengan ikan
sedemikian rupa sehingga permukaan ikan bersinggungan dengan es, maka
pendinginan ikan akan berlangsung lebih cepat sehingga pembusukan dapat segera
dihambat.
4. Penghancuran Daging/Penggilingan
Daging ikan dihancurkan dengan menggunakan alat penghancur.
Proses dilakukan secara cepat, cermat dan saniter serta tetap mempertahankan
suhu 0˚C- 5˚C. Penggilingan daging ikan dilakukan dengan menggunakan mesin
penggiling yang umummya disebut alat penghancur (grinder) selama kurang lebih 5
menit hingga daging ikan hancur dan halus. Penggilingan yang terlalu lama akan
menyebabkan tekstur daging ikan lembek sehingga produk yang dihasilkan tidak
dapat dibentuk atau dicetak.
5. Pencucian Daging (leaching)
Proses pencucian
meliputi pencucian daging ikan yang dilumatkan dengan air es (air dingin). Dan
diberi garam ( ± 0,3 %). Perbandingan ikan dengan air dingin 1: 3 dan
perendaman dilakukan selama 15 menit sambil diaduk-aduk.
Tujuan dari pencucian
ini adalah untuk memperbaiki warna daging. Hasil pencucian daging menjadi
membentuk gel (kenyal), proses pencucian ini akan dapat memperbaiki gel dan
juga memperbaiki warna daging. Pencucian akan menghilangkan kandungan protein
sakroplasma yang dapat larut dalam air yang tidak bisa membentuk gel, enzim
protease, darah atau warna yang dapat merusak penangkapan lemak komponen utama
yang menyebabkan oksidasi lemak dan denaturasi protein (Hall dan Ahmad, 1992).
Leaching adalah suatu
proses yang terjadi pada saat pencucian daging lumat yaitu proses terekstraknya
actin dan myosin yang teksturnya seperti jala, masa ini di sebut sol yang
sifatnya lengket. Pencucian dengan air sangat diperlukan dalam pembuatan
surimi, karena dapat menunjang kemampuan untuk pembentukan gel, dan menghambat
denaturasi protein akibat pembekuan. Selama pencucian daging ikan dibersihkan
dari darah, lemak, lendir dan protein yang larut dalam air, dengan cara ini
warna dan bau daging menjadi lebih baik disamping kandungannya aktomiosinnya
meningkat yang dibuat dengan proses pencucian sehingga secara nyata dapat
memperbaiki sifat elastisitas produk (Fardiaz, 1985).
Pencucian dengan air es
merupakan tahap yang paling penting dalam pembuatan surimi, karena dalam proses
pencucian ini komponen nitrogen terlarut, darah dan juga lemak yang ada pada
daging lumat akan terbuang, sedangkan protein myofibliar menjadi pekat,
sehingga kemampuan membentuk gel meningkat.
Air yang digunakan untuk
pencucian haruslah air dingin. Pencucian dengan air kran dapat merusak tekstur
dan mempercepat degradasi lemak, sedangkan pencucian dengan air laut dapat
meningkatkan kehilangan protein. Pencucian berulang dilakukan dengan penambahan
hancuran es pada saat pencucian agar suhu tetap stabil sekitar 10 oC (Suzuki,
1981).
Gel berbentuk rekat
hasil pencucian mengubah daging bewarna putih, tidak berbau, tidak berlemak dan
kenyal, adanya asam amino actin dan myosin yang banyak terkandung dalam protein
daging ikan. Apabila protein daging ikan yang sedang dilumatkan ditambah dengan
garam (NaCl), maka actin dan myosin ini akan terekstrak dalam bentuk actomyosin
yang teksturnya seperti jala. Masa ini disebutsol, yang sifatnya lengket dan
adesing, apabila masa sol ini dipanaskan maka akan terbentuk gel, yang
memberikan elastisitas (Dacker, 1980).
6. Pencampuran/Pengadonan
Hancuran daging dimasukkan kedalam alat pencampur, ditambahkan
garam .dan dicampur hingga didapatkan adonan yang lengket. Selanjutnya
dilakukan penambahan bumbu lainnya, dicampur sampai homogen. Adapun bumbu yang
dicampurkan ke dalam daging ikan sebagai berikut : garam, tepung tapioka, air
es, minyak sayur, gula, bawang putih. Proses ini harus dilakukan dengan cepat
dan bersih dan suhu adonan dipertahankan sampai 5˚C. Cara pencampuran adonan.
7. Pembentukan
Adonan dicetak secara manual atau dapat dicetak
dengan menggunakan mesin pencetak bakso dengan ukuran yang sudah ditentukan.
8. Perebusan atau pemasakan
Bakso ikan direbus
menggunakan panci stainless steel pada suhu 100˚C selama 10 menit (sampai bakso
mengambang di permukaan air perebusan). Bakso yang direbus dapat dikonsumsi
langsung atau dilakukan pengolahan lebih lanjutan sesuai dengan selera.
9. Penirisan
Setelah perebusan, bakso
ikan diletakkan di meja untuk penirisan. Penirisan juga sekaligus untuk menurunkan
suhu bakso yang biasanya dilakukan dengan alat bantu kipas angin. Proses ini
dilakukan hingga bakso menjadi agak kering dan tidak menyebabkan penguapan
setelah dikemas. Penirisan dilakukan
selama 10 – 15 menit.
10. Pengemasan
Bakso dikemas dengan menggunakan plastik HDPE (High Density Poly
Etilen)
dengan kapasitas sesuai keinginan, kemudian direkatkan dengan
electric heatseller. Dipilihnya plastik HDPE karena mempunyai ketebalan yang dapat
melindungi produk yang telah dikemas agar tidak rusak selama masih di dalam kemasan.
11. Penyimpanan
Bakso disimpan di dalam
freezer dengan suhu -25oC. Penyimpanan produk
bakso sebaiknya
dilakukan terpisah dari bahan baku (ikan beku).
B. Proses
Pembuatan Abon Ikan Lele
a. Alat :
Peralatan yang diperlukan dalam pembuatan abon ikan lele terdiri
dari : kompor,
timbangan, baskom, sendok, pisau dan talenan.
b. Bahan
Adapun bahan yang diperlukan dalam membuat abon ikan lele adalah :
-
Lele 10 kg
-
Gula Merah 3 kg
-
Gula Pasir 1 kg
-
Lengkuas 250 gram
-
Sereh 10 batang
-
Daun Salam 10 lembar
-
Ketumbar 50 gram
-
Bawang Putih 250 gram
-
Bawang Merah 250 gram
-
Jahe 100 gram
-
Asam Jawa 100 gram direbus dengan 200 cc air,saring,ambil
airnya
-
Garam secukupnya dan
-
Minyak goreng
c. Cara membuat:
1) Potong bagian ikan,
pisahkan kulit dan daging dengan bantuan pisau.
2) Kukus daging hingga
matang dan dinginkan setelah itu daging disuwir-suwir
dengan garpu hingga halus.
3) Siapkan bumbu-bumbu,
haluskan ketumbar, bawang putih, bawang merah,
jahe, lengkuas.Tumis
bumbu halus tersebut dengan minyak goreng hingga
harum, tambahkan sereh
dan daun salam, kemudian tambahkan air asam
jawa, garam, gula pasir
dan gula merah.
4) Masukkan daging lele
yang sudah dihaluskan, masak dan aduk hingga
bumbu meresap.
5) Panaskan minyak
goreng dalam wajan, goreng daging lele sedikit demi sedikit hingga
kecoklatan, angkat dan tiriskan.
6) Masukkan dalam alat
pengepres minyak, abon lele siap disajikan dan bisa disimpan dalam toples dan
ini akan dapat memperbaiki gel dan juga memperbaiki warna daging.
Sumber : pusluh.kkp.go.id
0 komentar:
Posting Komentar