PELESTARIAN TERUMBU KARANG DI INDONESIA
Terumbu
karang adalah karang yang terbentuk dari kalsium karbonat koloni kerang laut
yang bernama polip yang bersimbiosis dengan organisme miskroskopis yang bernama
zooxanthellae. Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem
laut. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan
merupakan ekosistem yang sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang
sangat tinggi. Biasanya tumbuh di dekat pantai di daerah tropis dengan temperatur
sekitar 21-30°C. Beberapa tempat tumbuhnya terumbu karang adalah pantai timur
Afrika, pantai selatan India, Laut Merah, lepas pantai timur laut dan baratl
laut Australia hingga ke Polynesia. Terumbu karang juga terdapat di pantai
Florida, Karibia dan Brasil. Terumbu karang terbesar adalahGreat Barier Reef di
lepas pantai timur laut Australia dengan panjang sekitar 2000 km. Terumbu
karang merupakan sumber makanan dan obat-obatan dan melindungi pantai dari
erosi akibat gelombang laut.
Terumbu
karang memberikan perlindungan bagi hewan-hewan dalam habitatnya termasuk
sponge, ikan (kerapu, hiu karang, clown fish, belut laut, dll), ubur-ubur,
bintang laut, udang-udangan, kura-kura, ular laut, siput laut, cumi-cumi atau
gurita, termasuk juga burung-burung laut yang sumber makanannya berada di
sekitar ekosistem terumbu karang.
Jenis dan Tipe Terumbu Karang
Ada
dua jenis terumbu karang yaitu terumbu karang keras (hard coral) dan terumbu karang lunak (soft coral). Terumbu karang
keras (seperti brain coral dan elkhorn coral) merupakan karang batu kapur yang
keras yang membentuk terumbu karang. Terumbu karang lunak (seperti sea fingers dan sea whips) tidak
membentuk karang.
Terdapat
beberapa tipe terumbu karang yaitu terumbu karang yang tumbuh di sepanjang
pantai dicontinental shelf yang biasa disebut sebagai fringing reef, terumbu karang yang tumbuh sejajar pantai tapi agak
lebih jauh ke luar (biasanya dipisahkan oleh sebuah laguna) yang biasa disebut
sebagai barrier reef dan terumbu
karang yang menyerupai cincin di sekitar pulau vulkanik yang disebut coral atoll.
Terumbu
karang ditemukan di sekitar 100 negara dan merupakan rumah tinggal bagi 25%
habitat laut. Terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat rentan di dunia.
Dalam beberapa dekade terakhir sekitar 35 juta hektar terumbu karang di 93
negara mengalami kerusakan. Ketika terumbu karang mengalami stres akibat
temperatur air laut yang meningkat, sinar ultraviolet dan perubahan lingkungan
lainnya, maka ia akan kehilangan sel alga simbiotiknya. Akibatnya warnanya akan
berubah menjadi putih dan jika tingkat stresnya sangat tinggi dapat menyebabkan
terumbu karang tersebut mati.
Jika
laju kerusakan terumbu karang tidak menurun, maka diperkirakan pada beberapa
dekade ke depan sekitar 70% terumbu karang dunia akan mengalami kehancuran.
Kenaikan temperatur air laut sebesar 1 hingga 20C dapat menyebabkan terumbu
karang menjadi stres dan menghilangkan organisme mikroskopis yang bernamazooxanthellae
yang merupakan pewarna jaringan dan penyedia nutrient dasar. Jika zooxanthellae
tidak kembali, maka terumbu karang tersebut akan mati.
Selama
100 tahun terakhir, paras muka air laut naik 1 meter, suhu permukaan bumi naik
10C. Dunia kian dipadati manusia, lebih dari enam-setengah miliar jiwa.
Perjuangan memenuhi kebutuhan hidup kian ganas. Industri wahana modernisani
kian meluas dan kian rakus. Maka polusi pun kian kejam, khususnya ketika CO2
mengangkasa lalu merangsang tumbuhnya kubah raksasa yaitu efek rumahkaca,
hingga pemanasan global (global warming) pun kian melelehkan es kedua kutub
bumi. Maka menjadi tidak aneh ketika ribuan pakar dunia mengabarkan betapa
cepatnya paras permukaan air laut naik. Menurut beberapa ahli pakar dunia mengatakan
bahwa setiap kenaikan temperatur bumi 100C, permukaan air laut naik 1 meter.
Faktanya, selama 100 tahun terakhir, paras muka air laut telah naik 1 meter.
Jika kondisi ini terus berlangsung, maka bukan tidak mungkin pada tahun 2030-an
sekitar 2000 pulau milik Indonesia tenggelam.
Pemanasan
global yang saat ini terjadi bukan hanya mengancam kehidupan manusia di atas
permukaan tanah namun juga mengancam ekosistem terumbu karang di bawah laut.
Pada peristiwa El Nino tahun 1997/1998, suhu permukaan air laut naik secara
tiba-tiba, menyebabkan terjadinya pemutihan karang secara massal dan mematikan
sekitar 16% terumbu karang di seluruh dunia. Sebagian besar diantaranya adalah
terumbu karang yang berumur ratusan bahkan ribuan tahun.
Indonesia
sebagai negara yang memiliki hutan cukup luas di dunia, sangat memainkan peran
penting untuk bisa menjaga paru-paru dunia. Sejauh ini hutan di percaya sebagai
paru-paru dunia yang dapat mengikat emisi karbon yang di lepas ke udara oleh
pabrik-pabrik industri, kendaraan bermotor, kebakaran hutan, asap rokok dan
banyak lagi sumber-sumber emisi karbon lainnya, sehingga dapat mengurangi
dampak pemanasan global. Namun sesungguhnya Indonesia yang 2/3 wilayahnya
adalah lautan, juga memiliki fungsi dan peran cukup besar dalam mengikat emisi
karbon bahkan dua kali lipat dari kapasitas hutan. Emisi karbon yang sampai ke
laut, diserap oleh phytoplankton yang jumlahnya sangat banyak dilautan dan
kemudian ditenggelamkan ke dasar laut atau diubah menjadi sumber energi ketika
phytoplankton tersebut dimakan oleh ikan dan biota laut lainya.
Indonesia
merupakan negara pengekspor karang hidup terbesar dunia. Tercatat 200 ribu
karang pada 2002 sampai 800 ribu karang pada 2005 telah di ekspor dari
Indonesia. Sementara sumbangan produksi terumbu karang Indonesia di sektor
perikanan mencapai US$ 600 juta per tahun. Ini karena Indonesia terletak dalam
jantung kawasan segitiga karang dunia (heart of global coral triangle). Lokasi
ini menjadikan Indonesia memiliki jumlah jenis karang terbesar di dunia dari
sekitar 700 jenis karang di dunia, 590 diantaranya ada di Indonesia. Disisi
lain coral triangle memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia. lebih dari
120 juta orang hidupnya bergantung pada terumbu karang dan perikanan di kawasan
tersebut. Coral triangle yang meliputi Indonesia, Philipina, Malaysia, Timor
leste, Papua New Guinea dan Kepulauan Salomon ini, merupakan kawasan yang
memiliki keanakaragaman hayati laut tertinggi di dunia khususnya terumbu
karang.
Namun,
pemanasan global juga membawa ancaman terhadap terumbu karang Indonesia, yang
merupakan jantung kawasan segitiga karang dunia. Dampak dari naiknya suhu dan
permukaan air laut yang terjadi pada akhir-akhir ini telah mengakibatkan 30%
terumbu karang yang ada di Indonesia telah mengalami bleaching(pemutihan). Jika
luas total terumbu karang yang ada di Indonesia 51.020 km2, terumbu karang yang
mengalami pemutihan akibat pamanasan global ini sedikitnya telah mencapai
15.306 km2. Kondisi ini juga akan memberikan implikasi pada sosial ekonomi
masyarakat sekitar dan pariwisata bahari.
Naiknya
suhu dan permukaan air laut adalah dua kendala yang menjadi penyebab utama
kerusakan dan kepunahan terumbu karang. Kedua kendala tersebut juga memberikan
dampak serius pada ekologi samudera dan yang paling penting terumbu karang yang
merupakan tempat tinggal berbagai macam mahluk hidup samudera. Hewan karang
akan menjadi stres apabila terjadi kenaikan suhu lebih dari 2-30 celcius di
atas suhu air laut normal. Pada saat stress, pigmen warna (Alga bersel satu
atau zooxanthellae) yang melekat pada tubuhnya akan pergi ataupun mati sehingga
menyebabkan terjadinya bleaching (pemutihan). Sebanyak 70-80 persen karang
menggantungkan makanan pada alga tersebut, jadi mereka akan mengalami kelaparan
ataupun kematian. Bila karang memutih atau mati, rantai makanan akan terputus
yang berdampak pada ketersediaan ikan dilaut dan ekosistem laut.
Terumbu
karang dapat mengurangi dampak dari pemanasan global. Terumbu karang dengan
kondisi yang baik memiliki fungsi yang cukup luas, yaitu: memecah ombak dan
mengurangi erosi; tempat cadangan deposisi kapur yang mengandung carbon;
sebagai tempat berkembang-biak, mencari makan dan berlindung bagi ikan dan
biota laut lainnya. Terumbu karang juga berfungsi mengurangi karbon yang lepas
ke atmosfer sehingga dapat mengurangi kerusakan ozon. Tetapi pada terumbu
karang dengan kondisi jelek terjadi pengurangan kapur yang mengakibatkan
turunnya permukan terumbu karang. Sehingga gelombang laut tidak dapat lagi di
pecah oleh terumbu karang yang letaknya menjadi jauh dibawah permukanan laut.
Lambat laut, gempuran gelombang laut mengerus dataran rendah menjadi laut.
Salah
satu usaha menghadapi ancaman pemanasan global adalah menjaga dan memelihara
terumbu karang. Imam Bachtiar, salah seorang pemerhati terumbu karang sudah
sering kali mengingatkan “Jika anda tidak memelihara terumbu karang di wilayah
pesisir anda, cucu anda tidak dapat mewarisi tanah dan rumah anda sekarang,
karena 100 tahun lagi akan menjadi laut. Akankah kita berdiam diri hingga
prediksi ini benar-benar terjadi?”
Para
pemerhati lingkungan juga melontarkan berbagai gagasan, ide dan saran kepada
pengambil kebijakan untuk menjaga kondisi terumbu karang agar dapat berfungsi
dengan baik. Salah satunya ajakan untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan
Friends of the Reef (FoR) di beberapa lokasi di Asia Pasifik. Misi utama FoR
adalah mengasilkan stategi untuk meningkatkan daya tahan dan daya lenting
terumbu karang agar mampu menghadapi ancaman pemanasan global.
Baru-baru
ini Presiden Republik Indonesia mengadakan pertemuan di Sydney dan telah
mengumumkan sekaligus mengajak negara-negara di dunia, khususnya di kawasan
Asia Pasifik untuk menjaga dan melindungi kawasan segitiga karang dunia yang
dikenal dengan nama Coral Triangle. Indonesia bersama lima negara lainnya yaitu
Philipina, Malaysia, Timor Leste, Papua New Guinea dan Kepulauan Salomon
mengumumkan sebuah inisiatif perlindungan terumbu karang yang di sebut Coral
Triangle Initiative (CTI). Inisiatif ini mendapat kesan positif dari negara-
negara maju seperti Amerika Serikat dan Australia.
Perlindungan
terhadap keanekaragaman hayati laut, terutama terumbu karang melalui CTI sangat
erat kaitannya dengan ketahanan pangan upaya mengurangi kemiskinan. Jika
terumbu karang terjaga baik, maka sumber perikanan juga akan terus memberikan
pasokan makanan bagi manusia.
Salah
satu institusi yang mengembangkan program pengelolaan dan rehabilitasi terumbu
karang adalah COREMAP yang menyampaikan informasi yang berimbang mengenai
kondisi terumbu karang di Indonesia. Kemudian penggunaan slogan atau moto dalam
program pengelolaan terumbu karang juga perlu mendapat perhatian khusus.
Menjaga kelestarian terumbu karang bukan hanya menjadi tanggung jawab nelayan
saja melainkan seluruh umat manusia di bumi ini.
Seharusnya
mulai sejak sekarang kita peduli terhadap terumbu karang. Dengan menanamkan
pendidikan kepada masyarakat luas (terutama yang tinggal di sepanjang garis
pantai) mengenai fenomena ini melalui beberapa media seperti leaflet, booklet
dan berbagai media komunikasi cetak lainnya perlu disebarkan ke masyarakat,
termasuk melalui media eletronik, radio dan televisi. Kemudian adanya penegakan
hukum dan partisipasi pesisir dalam menjaga keutuhan wilayah pesisir yang salah
satunya dengan mengawasi dan menjaga aktifitas penambangan liar di daerah
pesisir yang harus segera dihentikan. Dan yang paling penting untuk mengurangi
dampak dari pemanasan global dengan kampanye tentang gas emisi dari macam-macam
sumber yang ikut memperburuk kondisi ozon.
Mengupayakan
kelestarian, perlindungan dan peningkatan kondisi ekosistem terumbu karang,
terutama bagi kepentingan masyarakat yang kelangsungan hidupnya sangat
bergantung pada pemanfaatan ekosistem tersebut. Meningkatakan hubungan
kerjasama antar institusi untuk dapat menyusun dan melaksanakan program-progam
pengelolaan ekosistem terumbu karang berdasarkan keseimbangan dalam pemanfaatan
sumber daya alam. Manyusun tata ruang dan pengelolaan wilayah pesisir dan laut
untuk mempertahankan kelestarian ekosistem terumbu karang dan kelastarian
fungsi ekologis terumbu karang. Dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, penelitian, sistem informasi, pendidikan dan pelatihan dalam
pengelolaan terumbu karang dengan meningkatkan peran sektor swasta dan
kerjasama internasional merupakan kebijakan umum dalam pengelolaan terumbu
karang di Indonesia.
Sumber : berbagai
sumber
0 komentar:
Posting Komentar