Rabu, 28 Februari 2018

IKLIM, CUACA DAN ANGIN DALAM PENENTUAN LOKASI TAMBAK GARAM



IKLIM, CUACA DAN ANGIN
DALAM PENENTUAN LOKASI TAMBAK GARAM

Pendahuluan

Komoditas garam merupakan komoditas strategis. Sehari-hari, garam merupakan pelengkap kelezatan cita rasa sebuah makanan. Kegunaan penting garam lainnya adalah bagi kesehatan, diantaranya  menjaga keseimbangan cairan tubuh dan berperan dalam produksi hormon tiroid. Garam juga digunakan dalam industri kimia, farmasi, dan industri lainnya..
Teknik produksi garam di Indonesia menggunakan teknik solar evaporator, atau mengandalkan panas matahari untuk mengeringkan air asin yang berasal dari laut. Garam diproduksi dengan cara menguapkan air laut yang dipompa di lahan pergaraman. Kondisi cuaca menjadi salah satu penentu keberhasilan target produksi garam. Karena mengandalkan sepenuhnya ada sinar matahari, maka produksi garam tidak dapat dilakukan sepanjang tahun. Dalam setahun, periode produksi berlangsung selama lima bulan, Juni hingga Oktober. Pada bulan tersebut cuaca memasuki musim kemarau dan matahari bersinar terik.

Cuaca dan Iklim
Apakah yang dimaksud dengan cuaca dan iklim? Yang dimaksud dengan cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Misalnya: pagi hari, siang hari atau sore hari, dan keadaannya bisa berbeda-beda untuk setiap tempat serta setiap jamnya. Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (± minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas. Iklim dapat terbentuk karena adanya:
a.  Rotasi dan revolusi bumi sehingga terjadi pergeseran semu harian matahari dan tahunan; dan
b. Perbedaan lintang geografi dan lingkungan fisis. Perbedaan ini menyebabkan timbulnya penyerapan panas matahari oleh bumi sehingga besar pengaruhnya terhadap kehidupan di bumi.
Ilmu yang mempelajari tentang iklim disebut Klimatologi, sedangkan ilmu yang mempelajari tentang keadaan cuaca disebut Meteorologi. Ada beberapa unsur yang mempengaruhi keadaan cuaca dan iklim suatu daerah atau wilayah, yaitu: suhu atau temperatur udara, tekanan udara, angin, kelembaban udara, dan curah hujan.

Iklim Indonesia dengan curah hujan relatif tinggi dan dipengaruhi oleh keragaman iklim seperti El- Nino Southern Oscillation (ENSO) menjadi faktor pembatas pada produktifitas dan proses produksi garam dengan sistem evaporasi. Semakin tinggi konsentrasi air garam di dalam kolam peminihan, semakin sensitif kolam tersebut terhadap curah hujan. Curah hujan dan frekuensi hari hujan selama produksi mempengaruhi penurunan produktifitas garam. Sebaliknya, panjang musim kemarau meningkatkan produktifitas garam.
Penentuan awal musim pembuatan garam adalah dengan cara mengamati perilaku iklim sebagai berikut :
a.  Curah hujan tahunan mendekati atau melebihi curah hujan tahunan rata-rata pada masing-masing lahan pegaraman.
b.  Curah hujan dalam 2 (dua) dekade berturut-turut dibawah 50 mm/dekade.
c.  Kecepatan angin minimal 5 mm/detik.
d.  Arah angin dari arah timur.
e.  Kelembaban udara dibawah 70 %.
f.  Konsentrasi air laut > 2 °Be.
g.  Penguapan air laut 4 – 5 m

Suhu atau temperatur udara adalah derajat panas dari aktivitas molekul dalam atmosfer. Alat untuk mengukur suhu atau temperatur udara atau derajat panas disebut Thermometer. Biasanya pengukuran suhu atau temperatur udara dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Udara timbul karena adanya radiasi panas matahari yang diterima bumi.

Tingkat penerimaan panas oleh bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
Ø Sudut datang sinar matahari, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan bumi dengan arah datangnya sinar matahari. Makin kecil sudut datang sinar matahari, semakin sedikit panas yang diterima oleh bumi dibandingkan sudut yang datangnya tegak lurus.
Ø Lama waktu penyinaran matahari, makin lama matahari bersinar, semakin banyak panas yang diterima bumi.
Ø Keadaan muka bumi (daratan dan lautan), daratan cepat menerima panas dan cepat pula melepaskannya, sedangkan sifat lautan kebalikan dari sifat daratan.
Ø Banyak sedikitnya awan, ketebalan awan mempengaruhi panas yang diterima bumi. Makin banyak atau makin tebal awan, semakin sedikit panas yang diterima bumi.
Selain suhu atau temperatur udara, unsur cuaca dan iklim yang lain adalah tekanan udara. Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul akibat adanya berat dari lapisan udara. Besarnya tekanan udara di setiap tempat pada suatu saat berubah-ubah. Makin tinggi suatu tempat dari permukaan laut, makin rendah tekanan udaranya. Hal ini disebabkan karena makin berkurangnya udara yang menekan. Besarnya tekanan udara diukur dengan barometer dan dinyatakan dengan milibar (mb).

Tekanan udara dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1) Tekanan udara tinggi, lebih dari 1013 mb.
2) Tekanan udara rendah, kurang dari 1013 mb.
3) Tekanan di permukaan laut, sama dengan 1013 mb.

G.  ANGIN
Angin merupakan salah satu unsur cuaca dan iklim. Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan udara tinggi ke daerah bertekanan udara rendah. Ada beberapa hal penting yang perlu diketahui tentang angin, yaitu meliputi:
1) Kecepatan Angin
Kecepatan angin dapat diukur dengan suatu alat yang disebut Anemometer. Kecepatan angin dapat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain:
a)  Relief Permukaan Bumi
Angin bertiup kencang pada daerah yang reliefnya rata dan tidak ada rintangan. Sebaliknya bila bertiup pada daerah yang reliefnya besar dan rintangannya banyak, maka angin akan berkurang kecepatannya.
b)  Ada Tidaknya Tumbuh-tumbuhan
Banyaknya pohon-pohonan akan menghambat kecepatan angin dan sebaliknya, bila pohon-pohonannya jarang maka sedikit sekali memberi hambatan pada kecepatan angin.
c)  Tinggi dari Permukaan Tanah
Angin yang bertiup dekat dengan permukaan bumi akan mendapatkan hambatan karena bergesekan dengan muka bumi, sedangkan angin yang bertiup jauh di atas permukaan bumi bebas dari hambatan-hambatan.
2) Kekuatan Angin
Kekuatan angin ditentukan oleh kecepatannya, makin cepat angin bertiup maka makin tinggi/besar kekuatannya.
3) Arah Angin
Menurut seorang ahli meteorologi bangsa Belanda yang bernama Buys Ballot mengemukakan hukumnya yang berbunyi: Udara mengalir dari daerah maksimum ke daerah minimum. Pada belahan utara bumi, udara/angin berkelok ke kanan dan di belahan selatan berkelok ke kiri. Pembelokan arah angin terjadi karena adanya rotasi bumi dari barat ke timur dan karena bumi bulat. Dalam mempelajari cuaca, diantaranya perlu mengetahui arah angin. Arah angin dapat diketahui melalui arah baling-baling angin.
4) Macam-macam Angin
Angin dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu:
a) Angin tetap, yaitu angin yang arah tiupnya tetap sepanjang tahun, seperti:
- angin passat, yaitu angin yang bertiup terus menerus dari daerah maksimum subtropis utara dan selatan (30° - 40°) menuju ke minimum khatulistiwa.
- angin barat, yaitu angin antipassat (angin yang berhembus di atas angin passat pada ketinggian (30 km dan arahnya berlawanan dengan angin passat).
- angin timur, yaitu angin yang bertiup dari kedua daerah maksimum kutub menuju daerah minimum subpolar (lintang 66 1/2°C LU dan LS°.
b) Angin periodik. Angin ini dibagi menjadi:
- Angin periodik harian meliputi angin darat dan angin laut; angin gunung dan angin lembah.
- Angin periodik setengah tahunan, disebut juga dengan angin muson (musim).
c) Angin lokal, yaitu angin yang bertiup pada daerah tertentu dan waktu tertentu. Misalnya : angin kumbang, angin fohn, angin brubu, angin bahorok, angin gending, dan lain-lain.


0 komentar:

Posting Komentar