IKLIM, CUACA DAN ANGIN
DALAM PENENTUAN LOKASI TAMBAK GARAM
Pendahuluan
Komoditas garam merupakan komoditas strategis. Sehari-hari,
garam merupakan pelengkap kelezatan cita rasa sebuah makanan. Kegunaan penting
garam lainnya adalah bagi kesehatan, diantaranya menjaga keseimbangan
cairan tubuh dan berperan dalam produksi hormon tiroid. Garam juga digunakan
dalam industri kimia, farmasi, dan industri lainnya..
Teknik produksi garam di Indonesia menggunakan teknik solar
evaporator, atau mengandalkan panas matahari untuk mengeringkan air asin
yang berasal dari laut. Garam diproduksi dengan cara menguapkan air laut yang
dipompa di lahan pergaraman. Kondisi cuaca menjadi salah satu penentu
keberhasilan target produksi garam. Karena mengandalkan sepenuhnya ada sinar
matahari, maka produksi garam tidak dapat dilakukan sepanjang tahun. Dalam
setahun, periode produksi berlangsung selama lima bulan, Juni hingga Oktober.
Pada bulan tersebut cuaca memasuki musim kemarau dan matahari bersinar terik.
Cuaca dan Iklim
Apakah yang dimaksud dengan cuaca dan iklim? Yang dimaksud
dengan cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah
tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu
terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa
jam saja. Misalnya: pagi hari, siang hari atau sore hari, dan keadaannya bisa
berbeda-beda untuk setiap tempat serta setiap jamnya. Iklim adalah
keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan
dalam waktu yang lama (± minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas.
Iklim dapat terbentuk karena adanya:
a. Rotasi dan revolusi bumi sehingga terjadi
pergeseran semu harian matahari dan tahunan; dan
b. Perbedaan
lintang geografi dan lingkungan fisis. Perbedaan ini menyebabkan timbulnya
penyerapan panas matahari oleh bumi sehingga besar pengaruhnya terhadap
kehidupan di bumi.
Ilmu yang mempelajari tentang iklim disebut Klimatologi,
sedangkan ilmu yang mempelajari tentang keadaan cuaca disebut Meteorologi.
Ada beberapa unsur yang mempengaruhi keadaan cuaca dan iklim suatu daerah atau
wilayah, yaitu: suhu atau temperatur udara, tekanan udara, angin, kelembaban
udara, dan curah hujan.
Iklim Indonesia dengan curah hujan relatif tinggi dan
dipengaruhi oleh keragaman iklim seperti El- Nino Southern Oscillation (ENSO)
menjadi faktor pembatas pada produktifitas dan proses produksi garam dengan sistem
evaporasi. Semakin tinggi konsentrasi air garam di dalam kolam peminihan,
semakin sensitif kolam tersebut terhadap curah hujan. Curah hujan dan frekuensi
hari hujan selama produksi mempengaruhi penurunan produktifitas garam.
Sebaliknya, panjang musim kemarau meningkatkan produktifitas garam.
Penentuan awal musim pembuatan garam adalah dengan cara
mengamati perilaku iklim sebagai berikut :
a. Curah hujan tahunan mendekati atau melebihi
curah hujan tahunan rata-rata pada masing-masing lahan pegaraman.
b. Curah hujan dalam 2 (dua) dekade
berturut-turut dibawah 50 mm/dekade.
c. Kecepatan angin minimal 5 mm/detik.
d. Arah angin dari arah timur.
e. Kelembaban udara dibawah 70 %.
f. Konsentrasi air laut > 2 °Be.
g. Penguapan air laut 4 – 5 m
Suhu atau temperatur udara adalah derajat panas dari
aktivitas molekul dalam atmosfer. Alat untuk mengukur suhu atau temperatur udara
atau derajat panas disebut Thermometer. Biasanya pengukuran suhu atau
temperatur udara dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit
(F). Udara timbul karena adanya radiasi panas matahari yang diterima bumi.
Tingkat
penerimaan panas oleh bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
Ø Sudut
datang sinar matahari, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan bumi dengan
arah datangnya sinar matahari. Makin kecil sudut datang sinar matahari, semakin
sedikit panas yang diterima oleh bumi dibandingkan sudut yang datangnya tegak
lurus.
Ø Lama
waktu penyinaran matahari, makin lama matahari bersinar, semakin banyak panas
yang diterima bumi.
Ø Keadaan
muka bumi (daratan dan lautan), daratan cepat menerima panas dan cepat pula
melepaskannya, sedangkan sifat lautan kebalikan dari sifat daratan.
Ø Banyak
sedikitnya awan, ketebalan awan mempengaruhi panas yang diterima bumi. Makin
banyak atau makin tebal awan, semakin sedikit panas yang diterima bumi.
Selain
suhu atau temperatur udara, unsur cuaca dan iklim yang lain adalah tekanan
udara. Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul akibat adanya berat dari
lapisan udara. Besarnya tekanan udara di setiap tempat pada suatu saat
berubah-ubah. Makin tinggi suatu tempat dari permukaan laut, makin rendah tekanan
udaranya. Hal ini disebabkan karena makin berkurangnya udara yang menekan.
Besarnya tekanan udara diukur dengan barometer dan dinyatakan dengan milibar
(mb).
Tekanan
udara dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1)
Tekanan udara tinggi, lebih dari 1013 mb.
2)
Tekanan udara rendah, kurang dari 1013 mb.
3)
Tekanan di permukaan laut, sama dengan 1013 mb.
G.
ANGIN
Angin merupakan salah satu unsur cuaca dan iklim. Angin
adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan udara tinggi ke daerah
bertekanan udara rendah. Ada beberapa hal penting yang perlu diketahui tentang
angin, yaitu meliputi:
1)
Kecepatan Angin
Kecepatan angin dapat diukur dengan suatu alat yang disebut
Anemometer. Kecepatan angin dapat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain:
a)
Relief Permukaan Bumi
Angin
bertiup kencang pada daerah yang reliefnya rata dan tidak ada rintangan.
Sebaliknya bila bertiup pada daerah yang reliefnya besar dan rintangannya
banyak, maka angin akan berkurang kecepatannya.
b)
Ada Tidaknya Tumbuh-tumbuhan
Banyaknya
pohon-pohonan akan menghambat kecepatan angin dan sebaliknya, bila
pohon-pohonannya jarang maka sedikit sekali memberi hambatan pada kecepatan
angin.
c)
Tinggi dari Permukaan Tanah
Angin
yang bertiup dekat dengan permukaan bumi akan mendapatkan hambatan karena
bergesekan dengan muka bumi, sedangkan angin yang bertiup jauh di atas
permukaan bumi bebas dari hambatan-hambatan.
2)
Kekuatan Angin
Kekuatan
angin ditentukan oleh kecepatannya, makin cepat angin bertiup maka makin
tinggi/besar kekuatannya.
3)
Arah Angin
Menurut
seorang ahli meteorologi bangsa Belanda yang bernama Buys Ballot mengemukakan
hukumnya yang berbunyi: Udara mengalir dari daerah maksimum ke daerah minimum.
Pada belahan utara bumi, udara/angin berkelok ke kanan dan di belahan selatan
berkelok ke kiri. Pembelokan arah angin terjadi karena adanya rotasi bumi dari
barat ke timur dan karena bumi bulat. Dalam mempelajari cuaca, diantaranya
perlu mengetahui arah angin. Arah angin dapat diketahui melalui arah
baling-baling angin.
4)
Macam-macam Angin
Angin dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu:
a)
Angin tetap, yaitu angin yang arah tiupnya tetap sepanjang tahun,
seperti:
-
angin passat, yaitu angin yang bertiup terus menerus dari daerah maksimum
subtropis utara dan selatan (30° - 40°) menuju ke minimum khatulistiwa.
-
angin barat, yaitu angin antipassat (angin yang berhembus di atas angin passat
pada ketinggian (30 km dan arahnya berlawanan dengan angin passat).
-
angin timur, yaitu angin yang bertiup dari kedua daerah maksimum kutub menuju
daerah minimum subpolar (lintang 66 1/2°C LU dan LS°.
b)
Angin periodik. Angin ini dibagi menjadi:
-
Angin periodik harian meliputi angin darat dan angin laut; angin gunung dan
angin lembah.
-
Angin periodik setengah tahunan, disebut juga dengan angin muson (musim).
c)
Angin lokal, yaitu angin yang bertiup pada daerah tertentu dan waktu
tertentu. Misalnya : angin kumbang, angin fohn, angin brubu, angin bahorok,
angin gending, dan lain-lain.
0 komentar:
Posting Komentar