PEMILIHAN LOKASI PADA BUDIDAYA IKAN LAUT
Pemilihan Lokasi
Sebagai
langkah awal usaha budi daya laut adalah pemilihan lokasi yang tepat. Oleh
karena itu, pemilihan dan penentuan lokasi lahan budi daya laut harus
didasarkan pertimbangan ekologis, teknis, higienis, sosio-ekonomis, dan
ketentuan peraturan/ perundang-undangan yang berlaku. pemilihan lokasi
sebaiknya dilakukan dengan mempertimbangkan gabungan beberapa faktor yang;
dikaji secara menyeluruh.
Persyaratan Teknis
Sesuai
dengan sifatnya yang sangat dipengaruhi oleh kondisi perairan, lingkungan bagi
kegiatan budi daya laut dalam karamba jaring apung sangat menentukan
keberhasilan usaha. pemilihan lokasi yang baik harus mempertimbangkan aspek
fisika, kimia, dan biologi perairan yang cocok untuk biota laut. Selain itu,
pemilihan lokasi perlu juga mempertimbangkan aspek efisiensi biaya operasional
budi daya sehingga harus memperhatikan aspek kemudahan dalam mendapatkan benih,
pakan, pemasaran, dan keamanan.
Teluk atau selat kecil yang terlindung dari ombak dan badai, tetapi memiliki pola pergantian massa air yang baik, bebas dari pencemaran, terdapat sumber benih dan pakan, mudah dijangkau dan aman, sangat cocok dijadikan lokasi budi daya laut. Beberapa kriteria kualitas air dan lahan yang optimum untuk budi daya ikan dalam KJA disajikan pada Tabel 1.
2. Persyaratan Sosiol-Ekonomi
Teluk atau selat kecil yang terlindung dari ombak dan badai, tetapi memiliki pola pergantian massa air yang baik, bebas dari pencemaran, terdapat sumber benih dan pakan, mudah dijangkau dan aman, sangat cocok dijadikan lokasi budi daya laut. Beberapa kriteria kualitas air dan lahan yang optimum untuk budi daya ikan dalam KJA disajikan pada Tabel 1.
2. Persyaratan Sosiol-Ekonomi
Berikut
beberapa aspek sosio-ekonomi yang perlu mendapat perhatian dalam pemilihan dan
penentuan lokasi.
a) Keterjangkauan lokasi. Lokasi budi daya yang dipilih sebaiknya adalah lokasi yang mudah dijangkau. Umumnya lokasi budi daya relatif berdekatan dengan rumah tempat tinggal agar lebih mudah dalam pemeliharaan.
b) Tenaga kerja. Tenaga kerja sebaiknya dipilih yang bertempat tinggal berdekatan dengan lokasi budi daya, terutama pembudidaya atau nelayan lokal. Upaya tersebut dilakukan untuk menghemat biaya produksi dan sekaligus membuka peluang atau kesempatan kerja.
c) Sarana dan prasarana. Lokasi budi daya sebaiknya berdekatan dengan sarana dan prasarana perhubungan yang memadai untuk mempermudah dalam pengangkutan bahan, benih, hasil panen, dan pemasarannya.
d) Kondisi masyarakat. Kondisi masyarakat yang lebih kondusif memungkinkan perkembangan usaha budi daya laut di daerah tersebut. Kondisi ini perlu menjadi perhatian dalam pemilihan lokasi budi daya.
Persyaratan Non Teknis
Persyaratan
nonteknis yang perlu mendapat perhatian dalam pemilihan lokasi budi daya adalah
sebagai berikut.
a)
Keterlindungan. Untuk menghindari kerusakan fisik sarana budi daya dan biota
laut, diperlukan lokasi yang terlindung dari pengaruh angin dan gelombang yang
besar. Lokasi yang terlindung biasanya didapatkan di perairan teluk atau
perairan yang terlindung atau terhalang oleh pulau di depannya.
b) Keamanan lokasi. Masalah pencurian dan sabotase mungkin saja dapat terjadi pada lokasi tertentu sehingga upaya pengamanan, baik secara perorangan maupun kelompok harus dilakukan. Sebaiknya dilakukan upaya pendekatan dan hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar lokasi budi daya.
c) Konflik kepentingan. pemilihan lokasi sebaiknya tidak menimbulkan konflik dengan kepentingan lain. Beberapa kegiatan perikanan (penangkapan ikan, pemasangan bubu, dan bagan dan kegiatan nonperikanan (pariwisata, perhubungan laut, industri, dan taman laut,) dapat berpengaruh negatif terhadap aktivitas budi daya laut.
d) Aspek peraturan dan perundang-undangan. Untuk menguatkan keberlanjutan usaha budi daya laut, pemilihan lokasi tidak bertentangan dengan peraturan pemerintah serta mengikuti tata ruang yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah (BAPPEDA serta dinas kelautan dan perikanan setempat).
Sumber : Penebar Swadaya, 2008
0 komentar:
Posting Komentar