BUDIDAYA KAKAP MERAH
Kakap
Merah
Di Perairan Indo-Pasifik terdapat 31 spesies yang termasuk genus Lutjanus. Di antara ke-31 spesies tersebut sampai saat ini, baru Lutjanus johni, Lutjanus argentimaculatus, dan Lutjanus sebae yang telah dibudidayakan.
Beberapa sifat kakap merah yang menguntungkan usaha budi daya adalah pertumbuhan relatif cepat, toleran terhadap kekeruhan, ruang terbatas dan salinitas, serta tanggap terhadap pakan buatan. Selain itu, budi daya ikan ini relatif mudah, tahan terhadap penyakit, dapat dipelihara dalam kepadatan yang tinggi, dan sifat kanibalismenya rendah.
A. Sistematika
Famili
: Lutjanidae
spesies
: Lutjanus argentimaculatus, L. sebae, L. Johni
Nama
dagang : mangrove red snapper, emperor red snapper, John's snapper
Nama
lokal : bambangan, ungar
B. Ciri-ciri dan Aspek Biologi
1.
Ciri fisik
Tubuh
ditutupi sisik ctenoid berukuran sedang dan kecil. Bagian depan dari kepala
hidung dan daerah mata tanpa sisik. Beberapa baris sisik terdapat pada tutup insang.
Linea lateralis komplit dengan bentuk lurus atau kurva/melengkung. Gigi pada
rahang biasanya beberapa baris.
Terdapat
gigi pada mulut bagian atas. Sirip ventral dengan satu duri keras dan 5
jari-jari lunak. selain itu erdapat sirip punggung dan sirip dubur. Tubuh ikan
berwarna merah/cokelat. Bagian bawah tubuhnya berwarna merah muda Untuk P.
argentimaculatus. Adapun L. sebae dewasa berwarna merah gelap dan juwana
berwarna merah (pink) dengan loreng (band berwarna merah gelap. Bagian sirip
punggung, sirip, dubur, dan bagian atas sirip ekor berwarna gelap.
Untuk L. johni, warna badan hijau keperakan atau warna perunggu. Terdapat satu totol hitam besar di bawah sirip punggung, posisinya di antara batas dari keras dan jari-jari lunak.
2. Pertumbuhan dan perkembangan
Laju
pertumbuhan ikan kakap merah yang dipelihara dalam karamba jaring apung
mencapai 0,56% per hari. Data tersebut menunjukkan baliwa ikan kakap merah
tergolong ikan yang cepat pertumbuhannya. Kakap merah termasuk jenis ikan
hermaphrodit protandi, yaitu berstatus jantan pada awal kehidupannya, lalu
berubah menjadi betina. Ikan kakap, merah yang berukuran antara 45,0 - 55,0 cm
didominasi oleh ikan jantan, sedangkan yang berukuran 56,0-62,5 cm didominasi
ikan betina.
Perubahan dari jantan ke betina terjadi setelah ikan berumur 6-8 tahun. Pada saat itu, induk jantan telah berukuran bobot 3,5 kg dengan panjang total 53-6o CM.
Ikan betinanya akan siap memijah setelah berukuran sekitar 6 kg. Bobot induk betina L. argentimaculatus yang telah matang gonad antara 2,9-5,5 kg, sedangkan jantan antara 3,6-4,6 kg. L. sebae memijah sepanjang tahun, sedangkan L. argentimaculatus memijah selama 6 bulan, yaitu dari bulan Desember-Juni.
Perubahan dari jantan ke betina terjadi setelah ikan berumur 6-8 tahun. Pada saat itu, induk jantan telah berukuran bobot 3,5 kg dengan panjang total 53-6o CM.
Ikan betinanya akan siap memijah setelah berukuran sekitar 6 kg. Bobot induk betina L. argentimaculatus yang telah matang gonad antara 2,9-5,5 kg, sedangkan jantan antara 3,6-4,6 kg. L. sebae memijah sepanjang tahun, sedangkan L. argentimaculatus memijah selama 6 bulan, yaitu dari bulan Desember-Juni.
Pemijahan dapat dilaksanakan di dalam tangki maupun KJA. Seekor ikan betina yang bobotnya antara 3-4,5 kg dapat menghasilkan telur sebanyak 1,2 juta butir. Khusus L. sebae, pemijahannya tidak tergantung pada sildus peredaran bulan. Ikan jenis ini memijah pada bulan gelap maupun bulan purnama. Namun, keragaan pemijahan yang lebih baik terjadi pada bulan gelap dibanding bulan terang. Pemijahan berlangsung dalam tangki pada kedalaman air 70-160 m.
C. Pemilihan Lokasi Budidaya
Ikan
kakap merah tergolong ikan eurihalin. Kakap merah yang masih muda dan dewasa
hidup di daerah mangrove dan muara sungai yang kadar garamnya mendekati air
tawar. Sifat ini menciptakan peluang untuk membudidayakannya, baik di tambak
maupun dalam KJA di laut.
Lokasi penempatan KJA atau karamba tancap harus terlindung dari pengaruh gelombang besar dan angin kencang, seperti perairan teluk yang terlindung, selat kecil, muara sungai ataupun sungai yang airnya bersifat payau. Kakap merah bisa hidup di perairan laut maupun perairan payau dengan kadar garam berkisar 10-35 ppt, dan suhu air 26-310 C.
D. Wadah Budi Daya
Ikan
kakap merah dapat dibudidayakan dalam KJA maupun karamba tancap di perairan
pantai, sekitar muara sungai. Ikan ini dapat dibudidayakan dalam KJA berukuran
2 m X 2 m X 2 m, maupun ukuran yang lebih besar 3 m x 3 m X 2 m, disesuaikan
dengan target produksi yang ingin dicapai.
E. Pengelolaan Budi Daya
1.
Penyediaan benih
Benih
kakap merah bisa diperoleh dari hatchery yang menyediakan benih kakap ini, atau
bisa diperoleh dengan cara penangkapan dari alam. Benih dari alam biasanya ketersediaannya
terbatas, ukurannya tidak seragam dan hanya tersedia pada musim tertentu.
Adapun pengangkutannya dengan sistem tertutup.
2. Penebaran benih
Penebaran
benih dilakukan sebaiknya walau pagi atau sore hari karena suhu udara atau air
lebih dingin. Sebelum penebaran, harus diperhatikan kondisi kualitas air,
terutama suhu dan salinitas. Jika suhu dan salinitas air pengangkutan cukup
berbeda dengan air di lokasi budi daya, perlu dilakukan adaptasi. Padat
penebaran benih kakap merah seberat 5o g adalah 100 ekor/m3. Adapun padat
penebaran ikan yang berukuran lebih besar (200 g), yaitu 11-12 ekor/m2.
3. Pembesaran
Pemeliharaan
ikan jenaha (L. johni) selama 6 bulan akan mencapai bobot 356 g dengan bobot
awal 125 g.
4.
Pemberian Pakan
Pakan
yang digunakan adalah ikan rucah sebesar 5-10% bobot badan/hari. Pemberian
pakan dilakukan dua kali/hari. Adapun L. argentimaculatus yang diberi pakan
rucah sebanyak 10% bobot badan/hari selama masa pemeliharaan 7 minggu
menunjukkan laju pertumbuhan rata-rata o,8% per hari. Frekuensi pemberian
pakannya satu kali sebesar 7% bobot badan per hari.
F. Pengendalian Hama dan Penyakit
Bakteri
yang menyerang ikan kakap merah adalah Streptococcus iniae. Gejala ikan yang
terserang penyakit ini, di antaranya warna ikan berubah menjadi lebih gelap,
kehilangan keseimbangan, berenang berputar dan timbul bintik - bintik merah
pada kulit.
Pencegahan yang dilakukan dengan cara menghindari padat tebarserta pemberian pakan berlebihan dan mencegah penanganan kasar. Selain bakteri, ikan ini dapat diserang parasit, yaitu kutu kulit. Kutu kulit adalah parasit eksternal yang umum pada ikan budi daya laut. Ada dua kutu kulit yang ditemukan pada ikan kakap merah, yaitu Neobenedenia dan Benedenia.
Pencegahan yang dilakukan dengan cara menghindari padat tebarserta pemberian pakan berlebihan dan mencegah penanganan kasar. Selain bakteri, ikan ini dapat diserang parasit, yaitu kutu kulit. Kutu kulit adalah parasit eksternal yang umum pada ikan budi daya laut. Ada dua kutu kulit yang ditemukan pada ikan kakap merah, yaitu Neobenedenia dan Benedenia.
Kutu kulit pada ikan sangat sulit diamati karena benvarna transparan. Apabila dimasukkan ke dalam air tawar untuk beberapa menit, kutu kulit baru terlihat karena berubah warna menjadi keputihan. Pemberantasan parasit ini dengan cara merendam ikan di air tawar selama 5 menit. Jika tingkat serangannya parah, perendaman dapat dilakukan sebanyak dua kali dengan selang waktu seminggu.
G. Panen
Ikan
kakap merah dipanen setelah berukuran 500 g. Ukuran tersebut ideal untuk
dipasarkan. Adapun lama pemeliharaan untuk mencapai ukuran tersebut adalah 6
bulan benih 5o g. Sementara itu, benih berbobot 20o g akan mencapai rata-rata
890 g/ekor selama 225 hari. Pada prinsipnya cara pemanenan ikan kakap merah
dari KJA sama seperti cara panen ikan di KJA umumnya.
Sumber
: Penebar Swadaya, 2008
0 komentar:
Posting Komentar