PEMELIHARAAN PEMBESARAN DAN HAMA PENYAKIT PADA IKAN MAS
Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara
polikultur maupun monokultur.
a) Polikultur
1. ikan mas 50%, ikan tawes 20%, dan mujair 30%,
atau
2. ikan mas 50%, ikan gurame 20% dan ikan mujair
30%.
b) Monokultur
Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan
terbaik dibandingkan dengan polikultur dan pada sistem ini dilakukan pemisahan
antara induk jantan dan betina.
1) Pemupukan
Pemupukan dengan kotoran kandang (ayam) sebanyak
250-500 gram/m², TSP 10 gram/m², Urea 10 gram/m², kapur 25-100 gram/m².
Setelah itu kolam diisi air 39-40 cm. Biarkan
5-7 hari. Dua hari setelah pengisian air, kolam disemprot
dengan insektisida organophosphat. Tujuannya untuk memberantas serangga dan udang-udangan yang memangsa rotifera.
Setelah 7 hari
kemudian, air ditinggikan sekitar 60 cm. Padat
penebaran ikan tergantung pemeliharaannya.
Jika hanya mengandalkan pakan alami dan dedak, maka padat penebaran adalah 100-200 ekor/m2, sedangkan bila
diberi pakan pellet, maka penebaran adalah 300-400 ekor/m2 (benih lepas hapa).
Penebaran dilakukan pada pagi/sore hari saat suhu
rendah.
2) Pemberian Pakan
Dalam pembenihan secara intensif biasanya
diutamakan pemberian pakan buatan. Pakan yang berkualitas baik mengandung zat-zat
makanan yang cukup, yaitu protein yang
mengandung asam amino esensial, karbohidrat, lemak,
vitamin dan mineral. Perawatan larva dalam hapa sekitar 4-5 hari. Setelah larva tidak menempel pada kakaban (3-4 hari
kemudian) kakaban diangkat dan dibersihkan.
Pemberian pakan untuk larva, 1 butir kuning telur rebus untuk 100.000 ekor/hari. Caranya kuning telur dibuat
suspensi (1/4 liter air untuk 1 butir), kuning
telur diremas dalam kain kemudian diberikan pada benih, perawatan 5-7 hari.
3) Pemeliharaan
Kolam/Tambak
Dalam hal pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh
terabaikan adalah menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan
bersih serta tidak tercemari/teracuni oleh zat
beracun.
Hama Dan Penyakit
1. Hama
1) Bebeasan (Notonecta) : Berbahaya bagi benih karena
sengatannya.
Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
2) Ucrit (Larva cybister): Menjepit badan ikan dengan
taringnya hingga robek.
Pengendalian: sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar
kolam.
3) Kodok
: Makan telur telur ikan.
Pengendalian: sering membuang telur yang
mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup.
4) Ular
: Menyerang benih dan ikan kecil.
Pengendalian: lakukan penangkapan;
pemagaran kolam.
5) Lingsang
: Memakan ikan pada malam hari.
Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
6) Burung
: Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah,
kuning.
Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali
penghalang.
7) Ikan gabus
: Memangsa ikan kecil.
Pengendalian:pintu masukan air diberi saringan atau dibuat bak filter.
8) Belut dan kepiting
Pengendalian: lakukan penangkapan.
2. Penyakit
1) Bintik merah (White spot)
Gejala: pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak bintik-bintik
putih, pada infeksi
berat terlihat jelas lapisan putih, menggosok-gosokkan badannya pada benda yang ada disekitarnya dan berenang
sangat lemah serta sering muncul di permukaan
air. Pengendalian: direndam dalam larutan
Methylene blue 1% (1 gram dalam 100 cc air) larutan ini diambil 2-4 cc dicampur 4 liter air selama 24 jam dan Direndam dalam
garam dapur NaCl selama 10 menit, dosis 1-3
gram/100 cc air.
2) Bengkak insang dan badan ( Myxosporesis)
Gejala: tutup insang selalu terbuka oleh bintik kemerahan, bagian
punggung
terjadi pendarahan. Pengendalian;
pengeringan kolam secara total, ditabur
kapur tohon 200 gram/m2, biarkan selama 1-2
minggu.
3) Cacing insang, sirip, kulit (Dactypogyrus dan
girodactylogyrus)
Gejala: ikan tampak kurus, sisik kusam, sirip ekor kadang-kadang rontok, ikan menggosok-gosokkan badannya
pada benda keras disekitarnya, terjadi pendarahan
dan menebal pada insang.
Pengendalian: (1) direndan dalam
larutan formalin 250 gram/m3 selama 15 menit dan
direndam dalam Methylene blue 3 gram/m3 selama
24 jam; (2) hindari penebaran ikan yang
berlebihan.
4) Kutu ikan (argulosis)
Gejala: benih dan induk menjadi kurus, karena dihisap darahnya. Bagian kulit, sirip dan insang terlihat
jelas adanya bercak merah (hemorrtage).
Pengendalian: (1) ikan yang terinfeksi direndan dalam garam dapur 20 gram/liter air selama 15 menit
dan direndam larutan PK 10 ppm (10 ml/m3) selama 30 menit; (2) dengan pengeringan kolam hingga
retak-retak.
5) Jamur (Saprolegniasis) : Menyerang bagian kepala, tutup
insang, sirip dan bagian yang lainnya.
Gejala: tubuh yang diserang tampak seperti kapas. Telur yang terserang jamur, terlihat benang halus
seperti kapas.
Pengendalian: direndam dalam larutan Malactile green oxalat (MGO) dosis 3 gram/m3 selama
30 menit; telur yang terserang direndam dengan
MGO 2-3 gram/m3 selama 1 jam.
6) Gatal (Trichodiniasis) : Menyerang benih ikan.
Gejala: gerakan lamban; suka menggosok-gosokan badan pada sisi kolam/aquarium. Pengendalian:
rendam selam 15 menit dalam larutan formalin
150-200 ppm.
7) Bakteri psedomonas flurescens : Penyakit yang sangat ganas.
Gejala: pendarahan dan bobok pada kulit; sirip ekor terkikis.
Pengendalian: pemberian pakan yang dicampur
oxytetracycline 25-30 mg/kg ikan atau sulafamerazine
200mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.
8) Bakteri aeromonas punctata : Penyakit yang sangat ganas.
Gejala: warna badan suram, tidak cerah; kulit kesat dan melepuh; cara bernafas
mengap-mengap; kantong empedu gembung;
pendarahan dalam organ hati dan ginjal. Pengendalian:
penyuntikan chloramphenicol 10-15 mg/kg ikan
atau streptomycin 80-100 mg/kg ikan; pakan dicampur terramicine 50 mg/kg ikan selama
7 hari berturut-turut.
Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat
mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan mas:
1) Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap
selesai panen.
2) Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas
penyakit.
3) Hindari penebaran ikan secara berlebihan
melebihi kapasitas.
4) Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam
diberi satu pintu
pemasukan air.
5) Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun
kuantitasnya.
6) Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar.
7) Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus
reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal
perkolaman.
DAFTAR PUSTAKA
Santoso, Budi. 1993. Petunjuk praktis :
Budidaya ikan mas. Yogyakarta :
Kanisius.
Sumantadinata, Komar. 1981.
Pengembangbiakan ikan-ikan Peliharaan
di Indonesia.
Jakarta :
Sastra Hudaya.
Suseno, Djoko. 1999. Pengelolaan
usaha pembenihan ikan mas, cet. :7.
Jakarta :
Penebar Swadaya.
0 komentar:
Posting Komentar