Jumat, 08 Januari 2016

PEMELIHARAAN PEMBESARAN DAN HAMA PENYAKIT PADA IKAN MAS



PEMELIHARAAN PEMBESARAN DAN HAMA PENYAKIT PADA IKAN MAS

Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
a) Polikultur
1. ikan mas 50%, ikan tawes 20%, dan mujair 30%, atau
2. ikan mas 50%, ikan gurame 20% dan ikan mujair 30%.
b) Monokultur
Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan polikultur dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk jantan dan betina.

1) Pemupukan
Pemupukan dengan kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-500 gram/m², TSP 10 gram/m², Urea 10 gram/m², kapur 25-100 gram/m². Setelah itu kolam diisi air 39-40 cm. Biarkan 5-7 hari. Dua hari setelah pengisian air, kolam disemprot dengan insektisida organophosphat. Tujuannya untuk memberantas serangga dan udang-udangan yang memangsa rotifera.

Setelah 7 hari kemudian, air ditinggikan sekitar 60 cm. Padat penebaran ikan tergantung pemeliharaannya. Jika hanya mengandalkan pakan alami dan dedak, maka padat penebaran adalah 100-200 ekor/m2, sedangkan bila diberi pakan pellet, maka penebaran adalah      300-400 ekor/m2 (benih lepas hapa). Penebaran dilakukan pada pagi/sore hari saat suhu rendah.

2) Pemberian Pakan
Dalam pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pemberian pakan buatan. Pakan yang berkualitas baik mengandung zat-zat makanan yang cukup, yaitu protein yang mengandung asam amino esensial, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Perawatan larva dalam hapa sekitar 4-5 hari. Setelah larva tidak menempel pada kakaban (3-4 hari kemudian) kakaban diangkat dan dibersihkan. Pemberian pakan untuk larva, 1 butir kuning telur rebus untuk 100.000 ekor/hari. Caranya kuning telur dibuat suspensi (1/4 liter air untuk 1 butir), kuning telur diremas dalam kain kemudian diberikan pada benih, perawatan 5-7 hari.

3) Pemeliharaan Kolam/Tambak
Dalam hal pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak tercemari/teracuni oleh zat beracun.

Hama Dan Penyakit
1. Hama
1) Bebeasan (Notonecta) : Berbahaya bagi benih karena sengatannya.
Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter persegi.
2) Ucrit (Larva cybister): Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga robek.
Pengendalian: sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di sekitar kolam.
3) Kodok : Makan telur telur ikan.
Pengendalian: sering membuang telur yang mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup.
4) Ular : Menyerang benih dan ikan kecil.
Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.
5) Lingsang : Memakan ikan pada malam hari.
Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
6) Burung : Memakan benih yang berwarna menyala seperti merah, kuning.
Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.
7) Ikan gabus : Memangsa ikan kecil.
Pengendalian:pintu masukan air diberi saringan atau dibuat bak filter.
8) Belut dan kepiting
Pengendalian: lakukan penangkapan.

2. Penyakit
1) Bintik merah (White spot)
Gejala: pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak bintik-bintik putih, pada infeksi berat terlihat jelas lapisan putih, menggosok-gosokkan badannya pada benda yang ada disekitarnya dan berenang sangat lemah serta sering muncul di permukaan air. Pengendalian: direndam dalam larutan Methylene blue 1% (1 gram dalam 100 cc air) larutan ini diambil 2-4 cc dicampur 4 liter air selama 24 jam dan Direndam dalam garam dapur NaCl selama 10 menit, dosis 1-3 gram/100 cc air.
2) Bengkak insang dan badan ( Myxosporesis)
Gejala: tutup insang selalu terbuka oleh bintik kemerahan, bagian punggung
terjadi pendarahan. Pengendalian; pengeringan kolam secara total, ditabur
kapur tohon 200 gram/m2, biarkan selama 1-2 minggu.
3) Cacing insang, sirip, kulit (Dactypogyrus dan girodactylogyrus)
Gejala: ikan tampak kurus, sisik kusam, sirip ekor kadang-kadang rontok, ikan menggosok-gosokkan badannya pada benda keras disekitarnya, terjadi pendarahan dan menebal pada insang.
Pengendalian: (1) direndan dalam larutan formalin 250 gram/m3 selama 15 menit dan direndam dalam Methylene blue 3 gram/m3 selama 24 jam; (2) hindari penebaran ikan yang
berlebihan.
4) Kutu ikan (argulosis)
Gejala: benih dan induk menjadi kurus, karena dihisap darahnya. Bagian kulit, sirip dan insang terlihat jelas adanya bercak merah (hemorrtage).
Pengendalian: (1) ikan yang terinfeksi direndan dalam garam dapur 20 gram/liter air selama 15 menit dan direndam larutan PK 10 ppm (10 ml/m3) selama 30 menit; (2) dengan pengeringan kolam hingga retak-retak.
5) Jamur (Saprolegniasis) : Menyerang bagian kepala, tutup insang, sirip dan bagian yang lainnya.
Gejala: tubuh yang diserang tampak seperti kapas. Telur yang terserang jamur, terlihat benang halus seperti kapas.
Pengendalian: direndam dalam larutan Malactile green oxalat (MGO) dosis 3 gram/m3 selama 30 menit; telur yang terserang direndam dengan MGO 2-3 gram/m3 selama 1 jam.
6) Gatal (Trichodiniasis) : Menyerang benih ikan.
Gejala: gerakan lamban; suka menggosok-gosokan badan pada sisi kolam/aquarium. Pengendalian: rendam selam 15 menit dalam larutan formalin 150-200 ppm.
7) Bakteri psedomonas flurescens : Penyakit yang sangat ganas.
Gejala: pendarahan dan bobok pada kulit; sirip ekor terkikis.
Pengendalian: pemberian pakan yang dicampur oxytetracycline 25-30 mg/kg ikan atau sulafamerazine 200mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.
8) Bakteri aeromonas punctata : Penyakit yang sangat ganas.
Gejala: warna badan suram, tidak cerah; kulit kesat dan melepuh; cara bernafas mengap-mengap; kantong empedu gembung; pendarahan dalam organ hati dan ginjal. Pengendalian:
penyuntikan chloramphenicol 10-15 mg/kg ikan atau streptomycin 80-100 mg/kg ikan; pakan dicampur terramicine 50 mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.

Secara umum hal-hal yang dilakukan untuk dapat mencegah timbulnya penyakit dan hama pada budidaya ikan mas:
1) Pengeringan dasar kolam secara teratur setiap selesai panen.
2) Pemeliharaan ikan yang benar-benar bebas penyakit.
3) Hindari penebaran ikan secara berlebihan melebihi kapasitas.
4) Sistem pemasukan air yang ideal adalah paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.
5) Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya.
6) Penanganan saat panen atau pemindahan benih hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar.
7) Binatang seperti burung, siput, ikan seribu (lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk ke areal perkolaman.



DAFTAR PUSTAKA
Santoso, Budi. 1993. Petunjuk praktis : Budidaya ikan mas. Yogyakarta : Kanisius.
Sumantadinata, Komar. 1981. Pengembangbiakan ikan-ikan Peliharaan di Indonesia.
Jakarta : Sastra Hudaya.
Suseno, Djoko. 1999. Pengelolaan usaha pembenihan ikan mas, cet. :7.
Jakarta : Penebar Swadaya.

0 komentar:

Posting Komentar