PENANGANAN HASIL PERIKANAN
DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI)
Penanganan
ikan di pangkalan pendaratan ikan dilakukan oleh ABK kapal ikan, petugas
pemasaran (lelang) dari PPI, pedagang ikan segar atau pengolah ikan yang
membeli bahan bakunya langsung di PPI.
Kegiatan
penanganan hasil perikanan di PPI meliputi :
- Pembongkaran ikan hasil tangkapan dari kapal
ke dermaga,
- Pengangkutan hasil tangkapan dari dermaga
bongkar ke ruang tempat pelelangan ikan (TPI) atau ke chilling room tempat
penyimpanan
- Penyimpanan dan pembongkaran ke dan dari
Chilling room - Penataan pemajangan ikan di TPI
- Pelaksanaan lelang
- Pemindahan ikan dari tempat pemajangan ke
wadah pembeli (pemenang lelang) dan pengangkutannya ke kendaraan angkut milik
pembeli.
Keberhasilan
penanganan hasil perikanan untuk menjaga mutunya di PPI ditentukan antara lain
oleh :
- Kesadaran dan pengetahuan semua personil
yang terlibat untuk melaksanakan penanganan ikan dengan es secara benar.
- Tersedianya es dalam
jumlah cukup di PPI
- Tersedianya dermaga untuk bongkar ikan
- Kelengkapan peralatan bongkar ikan (katrol,
keranjang, alat angkut dan material handling lainnya) yang memenuhi syarat
untuk operasional di PPI. Peralatan bongkar ikan PPI di lokasi.
Untuk pembongkaran ikan dari kapal ke dermaga masih penuh
menggunakan tenaga manusia sehingga prosesnya menjadi lambat dan sangat
tergantung dari kondisi fisik dan kemauan personil buruh yang membongkarnya.
- Adanya gedung atau ruang tempat pelelangan
ikan (TPI) di PPI. Di beberapa lokasi Proyek COFISH telah dilakukan pembangunan
dan rehabilitasi gedung TPI, sehingga proses lelang ikan saat ini sudah
dilakukan di gedung TPI yang cukup memadai kondisinya.
- Kelengkapan peralatan lelang (keranjang,
meja/lantai pajang, ruangan sejuk tertutup dsb.).
- Kelengkapan peralatan pedagang/pembeli ikan
segar (cool box, keranjang, alat angkut dsb.)
Prinsip penanganan ikan di PPI :
- Dingin, cepat, bersih dan hati-hati adalah
awal kesuksesan dan kecerobohan dalam penanganan ikan adalah awal kerugian
- Jangan biarkan ikan tanpa es dan jangan
diletakkan langsung di permukaan tanah atau lantai
- Jangan biarkan ikan tanpa es
- Pergunakan air bersih untuk mencuci ikan
- Tetaplah memelihara kebersihan peralatan
penanganan ikan dan lingkungannya, agar ikan terhindar dari kontaminsai oleh
lingkungan yang kotor.
- Perlakukan ikan dengan baik dan hindari
perlakuan kasar yang dapat menyebabkan ikan luka atau memar.
Prinsip penanganan ikan saat pengangkutan
(distribusi) :
- Cara pengangkutan
yang baik akan mempertahankan mutu,
oleh karena itu gunakan alat angkut yang tertutup dan wadah-wadah ukuran sedang
agar ikan tidak tergencet satu sama lain.
- Gunakan es dalam jumlah yang cukup sesuai
jarak dan waktu lama pengangkutan.
- Hindarkan tekanan fisik yang kuat terhadap
ikan, termasuk menghindari goncangan-goncangan keras yang mungkin terjadi
selama proses pengangkutan.
Ikan
segar
Hasil
perikanan (ikan) segar kondisinya secara rupa, bentuk, fisik dan komposisi
kimiawi sama seperti dalam keadaan masih hidup atau saat di panen. Apabila rupa
dan bentuk ikan sudah dirubah karena permintaan pasar (dibuat loin dan filet)
dimana kondisi fisik dan komposisi kimiawi daging tidak berubah, maka dalam
kondisi ini loin dan filet juga masih dapat dikelompokkan dalam produk ikan
segar.
Pengolahan
(bakulan) ikan segar
Kelompok-kelompok
anggota masyarakat pantai yang terlibat dalam kegiatan usaha berdagang ikan
segar di PPI meliputi :
- Para pengambek, yaitu peorangan atau
kelompok yang mendapat bagian ikan hasil tangkapan nelayan, karena membantu merawat kapal, membongkar ikan, memuat
perbekalan kapal milik nelayan.
- Pedagang pengumpul yang membeli ikan dari nelayan
langsung atau lewat sistim lelang dan dari para pengambek, kemudian menjualnya
kepada pengolah ikan atau pedagang pengumpul ikan segar dari luar lokasi
- Pedagang pengumpul ikan segar dari luar lokasi yang
umumnya memiliki skala usah besar atau industri perikanan.
a. Ruang lingkup
kegiatan pengolahan
Kegiatan
pengolahan pengumpul ikan segar ini adalah membeli ikan segar utuh, menyiangi
ikan, merawat (menyimpan) ikan dan menjualnya kembali dalam keadaan utuh atau
setelah disiangi.
b. Jenis ikan yang
diperdagangkan
Semua jenis ikan
dan hasil perikanan lainnya dapat diperda-gangkan dalam keadaan segar. Di Lombok
Timur meliputi jenis-jenis udang (Penaidae), bangkuning / yellowfin
tuna (Thunnus albacares), tumbok/layaran (Macaira spp./ Istiophorus
orientalis/ Xiphias gladius), ketumbung, angke, hiu (Carcha-rhinidae,
Sphyrni-dae, Orectolobidae dan Trigonidae), Kakap (Lates
calcarifer) dan Cumi-cumi (Loligo). Di Prigi-Trenggalek yang
menonjol adalah jenis ikan layur (Trichiurus spp.) dan diikuti jenis
ikan lain seperti tenggiri (Scomberomorus spp.), kakap, kerapu (Epinephelus
spp.). Sedangkan jenis tuna dan
layaran umumnya di
jual langsung oleh nelayan (pemilik) kapal kepada pedagang pengumpul ikan segar
dari luar lokasi.
c. Peralatan
Peralatan pokok
berdagang ikan segar adalah
- Baskom atau bak
plastik untuk penampungan sementara dan proses pendinginan (chilling)
- Peti (box)
dari bahan sterofoam (isolator) yang diberi kerangka kayu atau peti dari bahan
isolator panas (Styrofoam) yang telah dilapis bahan gelas fiber atau plastik
HDPE sebagai kerangka sekaligus lapisan kedap air, yang digunakan sebagai wadah
selama penyimpanan, penjajaan dan distribusi.
- Lemari atau meja
pajang untuk penjajaan.
d. Peralatan
Pendukung
Peralatan
pendukung ini umumnya tersedia sebagai fasilitas PPI. Apabila dirasa penting
untuk kelancaran operasional dapat diadakan sendiri oleh pengusahanya.
- Keranjang plastik
untuk proses seleksi
- Timbangan
- Meja kerja
- Pisau dan
peralatan handling lainnyaTPI KalimoroJetty kayu
di Bengkalis
- Peralatan pekerja
meliputi sepatu kerja, apron, topi, penutup mulut dsb.
- Gerobak dorong dan
material handling lainnya seperti pallet, lift truck dsb.
- Kendaraan
pengangkut, apabila belum punya dapat disewa
e. Bahan pembantu
Bahan pembantu
meliputi,
- Air yang bersih
(saniter) dan aman atau tidak tercemar oleh bahan-bahan yang membahayakan
kesehatan manusia. Oleh karena itu disyaratkan antara lain:
• Berasal dari
sumber yang bersih dengan angka paling memungkinkan (APM) bakteri bentuk coli (Coliform
MPN) maksimum 2 untuk 100 ml air.
• Jernih dan
memenuhi standar baku air minum
• Disimpan atau
ditampung sementara dalam bak terpisah dan dijaga untuk tidak terkontaminasi.
- Es balok atau
curai, harus dibuat dari air bersih.
- Bahan pembunuh
kuman (contoh: kaporit-khlor). Dipakai dengan melarutkannya didalam air dengan
kadar yang aman bagi produk perikanan sesuai dengan tujuan pemakaiannya (bahan
tambahan, untuk mencuci peralatan, mencuci lantai dsb.)
f. Teknik
penanganan ikan segar
Teknik penanganan ikan segar adalah meliputi ketentuan
yang harus dipedomani dan dilaksanakan selama proses pengadaan bahan baku ikan,
penyimpanan dan penjajaannya sampai laku dijual, yang meliputi standar bahan
baku, standar peralatan dan standar penanganan dan pengolahan ikan segar.
Standar bahan baku
- Bahan baku ikan segar adalah semua jenis ikan segar
yang dapat ditangani atau dan diolah dijadikan produk akhir berupa ikan segar.
- Jenis bahan baku adalah semua jenis ikan yang
dibutuhkan konsumen dalam keadaan segar.
- Bentuk bahan baku berupa ikan segar utuh, tanpa insang
dan isi perut.
- Bahan baku ikan harus berasal dari perairan yang tidak
tercemar. Perairan tercemar adalah perairan yang menghasilkan ikan yang
dapat membahayakan kesehatan manusia apabila dikonsumsi, karena tercemar oleh
kotoran hewan/manusia maupun bahan kimia, biologi dan fisik, dimana bahan
pencemar ini dapat mengkontaminasi ikan yang dipanen diperairan tersebut,
terutama jika produk ini dimakan tanpa
pemanasan atau pemasakan.
- Mutu bahan baku
ikan, harus bersih, bebas dari setiap bau yang menandakan pembusukan, bebas
dari tanda busuk (dekomposisi) dan pemalsuan, bebas dari sifat-sifat alamiah
lain yang menurunkan mutu serta tidak membahayakan kesehatan apabila dimakan.
Kadar larutan
kaporit yang diperkenankan untuk berbagai keperluan pengolahanI Muncar
Dipakai untuk mencuci :
|
Kadar(ppm*)
|
Ikan
|
1 s/d 10
|
Tangan pekerja
|
100
|
Alat keramik
dengan permukaan halus
|
50 s/d 300
|
Alat kayu dengan
permukaan halus
|
300 s/d 500
|
Alat dengan permukaan kasar
|
1000 s/d 5000
|
*)
ppm = g per liter air
- Secara indrawi (organoleptik) bahan baku ikan
harus mempunyai cirri (karakteristik) ksesgaran minimal sebagai berikut :
• Rupa dan warna: mata masih jernih, warna
merah insang, kecemerlangan kulit/sisik dan warna putih-merah dagingnya
spesifik jenis ikan dalam keadaan segar dan bersih.
•
Bau:
segar spesifik jenis dan mempunyai bau rumput laut segar.
• Daging elastis (kenyal), padat dan kompak,
apabila dicicip berasa netral dan sedikit manis.
- Bahan baku harus dipilih dari yang segera
ditangani setelah panen, yaitu yang disimpan atau didistribusikan selalu dengan
es atau air dingin (bersuhu : 0 s/d 5 °C) secara saniter dan higienis.
Standar
peralatan
Semua peralatan dan perlengkapan yang
digunakan dalam penanganan dan pengolahan harus mempunyai permukaan halus-rata
kuat dan tidak berkarat, sehingga tidak menjadi sumber kontaminasi dan mudah
dibersihkan.
Proses
penanganan dan pengolahan ikan segar
Proses penanganan dan pengolahan ikan segar
mencakup pekerjaan-pekerjaan : pencucian awal, sortasi, preparasi, pencucian
akhir, pendinginan, pengemasan untuk penyimpanan atau distribusi dan penjajaan.
- Pencucian
ikan harus selalu dilakukan dengan air dingin atau air es bersuhu
maksimum 5 °C. Pencucian selalu dilakukan saat penerimaan bahan baku dan
setelah selesai preparasi, dengan cara menyiram, menyemprot atau mencelupnya
dengan air dingin. Apabila pencucian dilakukan dengan cara pencelupan, harus dipertimbangkan untuk
segera mengganti air pencuci jika telah kelihatan kotor. Pencucian awal bertujuan untuk
membersihkan ikan dari kotoran yang berasal dari lingkungan atau selama
penanganan diatas kapal dan PPI, sedangkan pencucian akhir bertujuan untuk mem-bersihkan kotoran dan bahan-bahan kontaminan lain
setelah proses sortasi dan preparasi sebelum proses pendinginan.
- Sortasi dilakukan dengan memisahkan jenis, ukuran dan
mutu kesegaran ikan sesuai dengan permintaan pasar. Pemisahan mutu kesegaran mutlak dilakukan agar ikan yang mutunya rendah
tidak mengkontaminasi ikan yang lebih baik mutunya.
- Preparasi dilakukan apabila ada permintaan khusus dari
pasar seperti ikan tanpa insang dan isi perut (gilled and gutted), atau
ikan tanpa sisik (unscaled), atau tanpa kepala dan sirip (headed and
fined) dsb.
- Pendinginan ikan
dalam beberapa kasus terutama untuk ikan-ikan
berukuran kecil karena kepraktisannya sekaligus dilakukan bersamaan dengan
pengemasannya. Sedangkan untuk ikan-ikan berukuran besar dapat dilakukan
terpisah agar terjamin jamin kecepatan dan kesempurnaan proses
pendinginan (chilling), yaitu dengan mencelupkannya dalam air es
atau air laut yang diberi es. Yang perlu diperhatikan disini adalah bak
pendinginan harus berisolasi cukup dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran ikan
agar pendinginan dapat
efektif-efisien dan ikan tidak rusak karena terlipat (bengkok) oleh bak
pendingin yang terlalu kecil. Jumlah es yang diperlukan untuk mendinginkan air
pendingin dan ikan
dapat
dihitung (air tawar : VJ = 1, PJ = 1;
air laut : VJ = 0.973, PJ =0.93-0.94). Keuntungan dari pendinginan
dengan pencelupan ini adalah prosesnya lebih cepat dan merata sekaligus
mencuci ikannya. Proses pendinginan dapat dianggap selesai jika suhu bagian
tengah ikan sudah mencapai <>
- Pengemasan untuk keperluan penyimpanan, distribusi dan penjajaannya
dilakukan dalam wadah cool box dengan menyelimuti seluruh badan ikan dengan es
curai. Caranya sebagai berikut:
• Pertama-tama
menempatkan lapisan es curai yang lebih tebal di bagian dasar wadah, kemudian
menempatkan lapisan ikan dengan ketebalan tertentu diatasnya, selanjutnya
ditempatkan lagi lapisan es diatas lapisan ikan, demikian seterusnya
berselang-seling dengan yang terakhir (paling atas) adalah lapisan es yang lebih tebal.
•
Dalam hal untuk
ikan berukuran kecil pengemasan ini juga sekaligus merupakan proses
mendinginkannya. Efektifitas pendinginan-nya sangat tergantung kepada ketebalan
lapisan ikan, ketebalan lapisan (kecukupan) es dan kekedapan wadah (coolbox)
terhadap penetrasi panas.
•
Pada kondisi
pengemasan hanya satu lapisan ikan dan lapisan tersebut dapat dengan sempurna
diselimuti es curai, maka dilihat jelas bahwa ketebalan lapisan dan suhu awal
ikan sangat menentukan kecepatan
pendinginan, yaitu semakin tebal lapisan dan semakin tinggi suhu awal
ikan waktu yang dibutuhkan untuk mendinginkannya semakin lama.
• Dari sisi kebutuhan es selain ditentukan oleh
jumlah ikan yang didinginkan juga ditentukan oleh suhu awal ikan dan suhu udara
luar disekitar wadah atau cool box, yaitu semakin tinggi suhunya jumlah es yang
dibutuhkan semakin banyak.
- Penjajaan ikan dapat dilakukan langsung dengan coolbox atau dengan meja
pajang berisolasi yang dilengkapi dengan pelindung kaca. Pelindung kaca ini
berfungsi untuk melindungi ikan dari kontaminasi dan udara luar yang suhunya
cukup tinggi.Beberapa hal yang perlu diperhatikan selama penjajaan:
• Usahakan agar
selama penjajaan dan pendinginan, ikan tidak bersentuhan langsung dengan es.
Antara es dan ikan diberi pembatas plastik tipis dengan maksud agar ikan tetap
dingin tetapi tidak terendam air lelehan es.
•
Harus dijaga agar
jumlah es selalu cukup mendinginkan ikan •Lubang pembuangan air lelehan harus
selalu terbuka agar ikan tidak terendam air lelehan es.
•
Siapkan air bersih
dingin untuk mencuci ikan sewaktu-waktu diperlukan.
•
Siapkan tempat khusus
untuk mencuci tangan agar pembeli merasa nyaman karena dapat mencuci tangannya
dengan mudah setelah memilih ikan yang akan dibelinya.
•
Siapkan wadah
(kantong plastik) untuk membungkus ikan dan es yang telah dibeli oleh konsumen.
0 komentar:
Posting Komentar