Jumat, 27 November 2015

MEMILIH LOKASI BUDIDAYA RUMPUT LAUT



MEMILIH LOKASI BUDIDAYA RUMPUT LAUT


 
Keberhasilan dalam proses budidaya rumput laut sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah pemilihan lokasi budidaya. Pemilihan lokasi budidaya rumput laut sedapat mungkin harus disesuaikan dengan kebiasaan hidup/habitat asli dari jenis rumput laut yang akan dibudidayakan. Dalam pemilihan lokasi ini harus dipertimbangkan hal-hal yang bersifat teknis, ekonomis, maupun sosial termasuk terkait tentang ketentuan dari perundang-undangan yang berlaku.

Adapun syarat-syarat lokasi budidaya rumput laut secara umum adalah: 
  • Lokasi budidaya rumput laut harus bebas dari pengaruh angin topan.
  • Lokasi sebaiknya tidak mengalami fluktuasi salinitas yang besar.
  • Lokasi budidaya yang dipilih harus mengandung makanan untuk tumbuhnya rumput laut.
  • Perairan harus bebas dari pencemaran industri maupun rumah tangga.
  • Lokasi perairan harus berkondisi mudah menerapkan metode budidaya.
  • Lokasi  budidaya  harus  mudah  dijangkau  sehingga biaya transportasi tidak terlalu besar.
  • Lokasi budidaya harus dekat dengan sumber tenaga kerja.
 
 
Secara spesifik, terdapat perbedaan syarat kondisi dalam pemilihan lokasi antara lokasi untuk budidaya Eucheuma dan budidaya Gracilaria. Persyaratan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Syarat Pemilihan Lokasi untuk Budidaya Jenis Euchema:
  • Lokasi budidaya harus terlindung dari hempasan langsung, sebaiknya terletak di perairan terlindung oleh karang penghalang (barrierr reef) yang berfungsi sebagai pemecah gelombang, dengan pecahnya gelombang akan menghasilkan gelembung udara yang mengandung oksigen dan karbondioksida yang penting bagi rumput laut.
  • Kecepatan arus berkisar antara 0,41 – 0,45 m/dt,
  • Dasar perairan sedikit berlumpur bercampur dengan pasir karang.
  • Surut terendah berkisar antara 30 – 60 cm. Keuntungan dari adanya genangan air ini yaitu penyerapan makanan yang terus menerus, dan tanaman tidak rusak akibat sengatan sinar matahari langsung.
  • Kecerahan perairan berkisar 4 – 6 m.
  • Suhu perairan berkisar antara 27,0 – 30,2°C.
  • Salinitas berkisar antara 31- 35,8 ­o­/oo. Salinitas dibawah 30 o/oo dapat mengakibatkan rumput laut mudah terserang penyakit dan pertumbuhan terhambat.
  • pH air berkisar antara 7,2 – 8,2. dan
  • Perairan bebas dari pencemaran.
 
2. Syart-syarat Pemilihan Lokasi Budidaya untuk Jenis Gracillaria
  • Keadaan tambak: Dasar tambak lumpur berpasir, dipengaruhi pasang surut (untuk memudahkan pergantian air), dekat dengan sumber air tawar dan laut. 
  • Agar salinitas air cocok untuk pertumbuhan Gracilaria, sebaiknya lokasi berjarak 1 km dari pantai.
  • Kedalaman air 60 – 80 cm.
  • pH air dalam tambak berkisar antara 6 sampai 9.
  • Air tidak mengandung lumpur sehingga kekeruhan (turbidity) air masih cukup bagi     tanaman untuk menerima sinar matahari.

Kamis, 26 November 2015

PANEN DAN PASCA PANEN RUMPUT LAUT






Kualitas rumput laut yang dihasilkan tidak hanya dipengaruhi oleh teknik budidaya yang digunakan tetapi juga dipengaruhi oleh umur tanaman, cara panen dan keadaan cuaca pada saat panen. Rumput laut siap dipanen pada umur 1 – 1,5 bulan setelah ditanam. Apabila dipanen sebelum umur tersebut maka kualitas rumput laut yang dihasilkan menjadi rendah karena kandungan agar/karaginannya rendah dan kekuatan gel dari agar/karaginan juga rendah tetapi kadar airnya tinggi. 

CARA PANEN EUCHEUMA 
Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya rumput laut yang dipanen sempat dijemur terlebih dahulu sebelum disimpan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kerusakan kualitas sebelum dijemur kembali pada keeseokan harinya. Berikut ini lang-langkah pemanenan rumput laut:
  • Bersihkan rumput laut dari kotoran atau tanaman lain yang melekat sebelum dipanen.
  • Lepaskan tali ris yang dengan ikatan rumput laut dari tali utamanya.
  • Letakkan gulungan tali ris yang penuh rumput laut tersebut kedalam sampan atau perahu.
  • Bawa rumput laut ke daratan. Lepaskan rumput-rumput lait dari tali ris (panen keseluruhan) dan petik thallus muda untuk dijadikan bibit pada tanaman berikutnya.

Teknik panen keseluruhan (full harvest) dinilai lebih cepat dan lebih praktis bila dibandingkan dengan teknik memetik /memotong rumput laut secara langsung di tengah laut. Keuntungan lainnya apabila menggunakan teknik panen keseluruhan, kita dapat sekaligus memilih thallus muda yang akan dijadikan sebagai bibit untuk penanaman berikutnya.
 
PENANGANAN PASCA PANEN 
Penanganan pascapanen merupakan kegiatan atau proses yang dimulai sesaat setelah rumput laut dipanen. Kegiatan pascapanen rumput laut meliputi 6 (enam) hal yaitu:
1.    Pencucian 
Rumput laut dicuci dengan air laut (media budidaya) pada saat panen sebelum diangkat ke darat.
2.    Pengeringan/Penjemuran  
Rumput laut yang telah bersih kemudian dikeringkan dengan cara dijemur di atas para-para bamboo atau di atas plastic/terpal/jarring sehingga terkontaminasi oleh tanah/pasir. Selama penjemuran tidak boleh terkena air hujan atau air tawar. Pada kondisi panas matahari yang baik, rumput laut akan kering  dalam waktu 3 – 4 hari.
3.    Pembersihan Kotoran/Garam (Sortasi) 
Pada saat dikeringkan/dijemur, akan terjadi proses penguapan air laut dari rumput laut sehingga membentuk butiran garam pada permukaan thallusnya. Butiran garam tersebut harus dibuang dengan cara mangayak atau mengaduk-aduk agar butiran tersebut jatuh.
4.    Pengepakan
Rumput laut yang telah kering emudian dimasukkan kedalam karung palstik besar dengan kapasitas 70 – 90 kg/karung.
5.    Pengangkutan 
Selama proses pengangkutan, hal yang terpenting harus dihindari adalah terjadinya kontak antara rumput laut dengan air tawar maupun air laut.
6.    Penyimpanan
Sebagaimana dalam pengangkutan, selama penyimpanan rumput laut harus dijaga agar tidak terkena air tawar/air laut. Oleh Karen itu gudang tidak boleh bocor dan sirkulasi udara dalam gudang harus cukup baik. Tumpukan kemasan rumput laut diberi alas papan dari kayu agar tidak lembab.

Rabu, 25 November 2015

Kultur Pakan Alami (Daphnia) dalam Budidaya Ikan Hias



Kultur Pakan Alami (Daphnia)
dalam Budidaya Ikan Hias


Dalam budidaya ikan hias, ketersediaan pakan alami menjadi hal yang sangat penting. Kebutuhan pakan alami akan menjadi sangat krusial khusus pada saat kebutuhan pakan untuk burayak (anakan) ikan meningkat. Umumnya, untuk menyediakan pakan alami untuk burayak/anakan ikan para pembudidaya dapat memperolehnya dengan membeli di kios-kios ikan hias. Akan tetapi apabila pasokan pakan alami tidak bisa diandalkan kontinuitasnya maka membiakkan/kultur sendiri adalah jalan terbaiknya. Salah satu jenis pakan alami yang sangat mudah untuk dikembangbiakkan/kultur sendiri adalah daphnia atau pembudidaya secara umum menyebutnya kutu air.

Persyaratan Hidup
Daphnia hidup pada suhu 18-24oC dengan pH 6,7 - 9,2. Daphnia termasuk makhluk hidup yang bersifat filter feeder atau memperoleh makan dengan cara menyaring organisme yang lebih kecil atau bersel tunggal seperti algae dan jenis protozoa lainnya. Daphnia membutuhkan vitamin dan mineral khususnya kalsium untuk pembentukan cangkangnya. Oleh karena itu dalam media hidupnya sebaiknya disertakan potongan batu kapur atau batu apung dan sejenisnya. Untuk pertumbuhan dan perkembangannya daphnia membutuhkan supply oksigen yang cukup. Kekurangan supply oksigen dapat menyebabkan terbentuknya haemoglobin dimana daphnia akan berwarna merah dan berujung kematian pada daphnia.

Kultur Daphnia
Pada dasarnya kultur daphnia dapat dilakukan pada wadah berupa bak, kolam, bahkan ember sekalipun.

Berikut ini akan disampaikan cara kultur daphnia pada bak tembok:
1.    Siapkan bak berukuran 4 x 3 x 0,5 M.
2.    Keringkan selama 3 hari
3.    Isi air setinggi 30-35 cm
4.    Masukkan 2 ember kecil kotoran ayam yang sudah kering
5.    Tebarkan 0,5 liter bibit (induk) daphnia
6.    Biarkan selama 7—12 hari.
Setelah 7—12 hari umumnya daphnia sudah siap untuk dipanen. Panen dilakukan dengan menggunakan scoppnet halus. Pemanenan dapat dilakukan setiap hari. Agar daphnia dapat berkembang terus, maka sebaiknya dilakukan pemupukan ulang setiap seminggu sekali.

Catatan : Induk daphnia bisa diperoleh di perairan yang banyak mengandung bahan organik seperti sawah dan selokan yang airnya tergenang, atau dapat membelinya di kios-kios penjual ikan hias.


Sumber : benihikanku.blogspot.com