KAPAL PERIKANAN
1.
Pendahuluan
Kapal
perikanan didefinisikan sebagai kapal atau perahu atau alat apung lainnya yang
digunakan untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan termasuk melakukan survei
atau eksplorasi perikanan. Kapal penangkap ikan adalah kapal yang secara
khusus dipergunakan untuk menangkap ikan termasuk menampung, menyimpan,
mendinginkan atau mengawetkan. Kapal pengangkut ikan adalah kapal yang
secara khusus dipergunakan untuk mengangkut ikan termasuk memuat, menampung
menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan. Berdasarkan defenisi-definisi
tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa kapal ikan sangat beragam dari
kekhususan penggunaannya hingga ukurannya. Kapal-kapal ikan tersebut
terdiri dari kapal atau perahu berukuran kecil berupa perahu sampan (perahu
tanpa motor) yang digerakkan dengan tenaga dayung atau layar, perahu motor
tempel yang terbuat dari kayu hingga pada kapal ikan berukuran besar yang
terbuat dari kayu, fibre glass maupun besi baja dengan tenaga penggerak
mesin diesel. Jenis dan bentuk kapal ikan ini berbeda sesuai dengan
tujuan usaha, keadaan perairan, daerah penangkapan ikan (fishing ground) dan
lain-lain, sehingga menyebabkan ukuran kapal yang berbeda pula (Purbayanto et al, 2004).
2. Kontruksi Kapal dan Perawatan Kapal
Dalam sistem konstruksi kapal dikenal 2 sistem yaitu
konstruksi yang biasanya digunakan pada lambung kapal yaitu sistem konstruksi
pantek dan sistem konstruksi overlapping. Beban yang terus menerus merupakan
salah satu faktor yang berpengaruh terhadap berkurangnya kekuatan konstruksi
lambung kapal kayu. Umur kelelahan konstruksi selalu menjadi perhatian serius
dalam perancangan konstruksi. Hal tersebut berkaitan erat dengan cycle yang
diijinkan dan diterima oleh konstruksi. Untuk memprediksi secara tepat beban
maksimum maupun cycle yang diizinkan pada struktur dapat dilakukan dengan
metode statistik. Metode statistik ini mengolah data hasil pengujian fatigue dengan hasil akhirnya berupa
besarnya cycle pada tingkat keandalan
tertentu dimana konstruksi tersebut masih layak dioperasikan (Syarif, 2008).
Penyusunan juklak Konstruksi dan Perawatan kapal
bertujuan menciptakan standardisasi konstruksi rancang bangun kapal perikanan
yang baku untuk dapat digunakan oleh para nelayan khususnya nelayan – nelayan
kapal perikanan skala kecil (di bawah 30 GT), sebagai salah satu upaya untuk
dapat meningkatkan produktifitas (Ariyanto, 2009).
3.
Karakteristik Kapal Perikanan
Menurut Setianto
(2007), Kapal perikanan sebagaimana layaknya kapal penumpang dan kapal niaga
lainnya maupun kapal barang, harus memenuhi syarat umum sebagai kapal.
Berkaiatan dengan fungsinya yang sebagian besar untuk kegiatan penangkapan
ikan, maka harus juga memenuhi syarat khusus untuk mendukung keberhasilan
kegiatan tersebut yang meliputi: kecepatan, olah gerak/mneuver, ketahanan
stabilitas, kemamapuan jelajah, konstruksi, mesin penggerak, fasilitas
pengawetan dan prosesing serta peralatan penangkapan.
1.
Kecepatan
Kapal penangkap
ikan biasanya membutuhkan kecepatan yang tinggi, karena untuk mencari dan
mengejar gerombolan ikan. Disamping iitu juga untuk mengangkut hasil tangkapan
dalam keadaan segar sehingga dibutuhkan waktu relatif singkat.
2. Olah Gerak
Kapal perikanan
memerlukan olah gerak/manuver kapal yang baik terutama pada waktu operasi
penangkapan dilakukan. Misalnya pada waktu mencari, mengejar gerombolan ikan,
pengoperasian alat tangkap dan sebagainya.
3. Ketahanan Stabilitas
Kapal perikanan
harus mempunyai ketahanan stabilitas yang baik terutama pada waktu operasi
penangkapan ikan dilakukan. Ketahanan terhadap hempasan angin, gelombang dan
sebagainya. Dalam hal ini kapal perikanan sering mengalami olengan yanng cukup
tinggi.
4. Jarak Pelayaran/Kemampuan Jelajah
Kapal perikanan harus mempunyai kemampuan jelajah, untuk menempuh jarak yang
sangat tergantung pada kondisi lingkungan perikanan, seperti: pergerakan
gerombolan ikan, fihing ground dan musim ikan. Sehingga jarak pelayaran bisa
jauh, sebagai contoh Tuna Long Line.
5. Konstruksi
Konstruksi kapal perikanan harus kuat terhadap getaran mesin utama yang
biasanya mempunyai ukuran PK lebih besar dibanding kapal niaga lainnya yang
seukuran, benturan gelombangg dan angin akan lebih besar karena kapal perikanan
sering memotong gelombang pada saat mengejar gerombolan ikan.
6. Mesin Penggerak
Mesin penggerak utama kapal (mesin engine) kapal perikanan, ukurannya harus
kecil tetapi mempunyai kekuatan yang besar dan ketahanan harus tetap hidup
dalam kondisi olengan maupun trim dalam waktu yang lama, mudah dioperasikan
maju dan mundur dimatikan maupun dihidupkan.
7. Fasilitas Pengawetan dan Pengolahan
Kapal perikanan biasanya digunakan juga untuk mengangkut hasil tangkapan sampai
ke pelabuhan. Dalam pengangkutan diharapkan hasil tangkapan tetap dalam keadaan
segar, untuk itu kapal perikanan harus dilengkapi dengan tempat penyimpanan
ikan/palka yang berinsulasi dan biasanya untuk menyimpan es tetapi ada yang
dilengkapi dengan mesin pendingin tempat pembekuan ikan, bahkan ada juga yang
dilengkapi dengan sarana pengolahan.
8. Perlengkapan Penangkapan
Kapal perikanan biasanya membutuhkan perlengkapan penangkapan, seperti: Line
hauler, net hauler, trawl winch, purse winch, power block dan sebagainya.
Perlengkapan
penangkapan, tergantung pada alattangkap yang digunakan dalam operasional.
4.
Syarat Pembuatan kapal
Syarat-syarat pembuatan Kapal Perikanan diacukan pada:
1. Peraturan Biro Klasifikasi Indonesia
2. Rancangan Surat Keputusan Kapal
Perikanan
3. Basic desain kapal Perikanan
4. Pedoman umum pembangunan kapal perikanan
5. Spesifikasi kapal Perikanan
6. Pedoman klasifikasi kapal perikanan
7. Surat Edaran Direktur Jenderal Perikanan
Tangkap.
5.
Periode Perawatan Kapal
Menurut Ariyanto (2009), Periode perawatan Kapal
Perikanan sebagai berikut:
a. Perawatan rutin
Perawatan
rutin adalah perawatan kontruksi kapal yang dilakukan setiap hari secara
teratur yang meliputi kontruksi kapal yang berada diatas permukaan air laut.
Pekerjaan yang termasuk di dalam kegiatan perawatan rutin yaitu:
-
Pembersihan dan pengecatan kontruksi kapal
- Pendempulan dan pemakalan kampuh
kapal yang rusak
- Perbaikan bagian kontruksi yang
rusak.
b. Perawatan periodik
Perawatan
periodik adalah perawatan kontruksi kapal khususnya kapal kayu dilakukan setiap
periode waktu enam bulan yang meliputi kontruksi kapal yang berada dibawah
permukaan air laut. Untuk perwatan periodik kapal kayu harus dilakukan docking
kapal ada tiga cara pengedokan kapal yaitu:
1. Pengedokan
kapal secara mekanis
2. Pengedokan
kapal secara tradisional
Pengedokan kapal dengan cara tradisional ditentukan oleh tinggi
rendahnya pasang surut didaerah sekitar galangan kapal. Apabila perbedaan
pasang surut cukup tinggi maka kapal cukup dikandaskan pada daratan dan
selanjutnya dipasang balok penyangga pada lambung kanan-kiri kapal agar kapal
tetap dalam posisi tegak harus diperhatikan dalam pengedokan dilakukan secara
tradisonal yaitu dasar perairan harus berupa pasir atau lumpur.
c. Docking besar.
Docking besar adalah merupakan perawatan kapal penangkap ikan yang
dikerjakan diatas kapal dan di darat khususnya galangan kapal rakyat yang
mencakup seluruh kapal, antara lain: mesin kapal, alat navigasi, radar dan
lampu isyarat, mesin Bantu, As dan baling-baling, daun kemudi dan alas kemudi,
pelampung, alat pemadam kebakaran/hydrant.
6.
Klasifikasi Kapal Perikanan
Menurut Ardidja (2007), Klasifikasi kapal perikanan
baik ukuran, bentuk, kecepatan maupun konstruksinya sangat ditentukan oleh
peruntukkan kapal perikanan tersebut. Demikian pula dengan kapal
penangkap, masing-masing memiliki ciri khas, ukuran, bentuk, kecepatan dan
perlengkapan yang berbeda. Kapal perikanan secara umum terdiri dari:
1.
Kapal penangkap ikan
Kapal penangkap Ikan adalah kapal yang dikonstruksi
dan digunakan khusus untuk menangkap ikan sesuai dengan alat penangkap dan
teknik penangkapan ikan yang digunakan termasuk manampung, menyimpan dan
mengawetkan.
2. Kapal pengangkut hasil tangkapan
Kapal pengangkut hasil tangkapan adalah kapal yang
dikonstruksi khusus dan dilengkapi dengan palka khusus yang digunakan untuk
menampung, menyimpan, mengawetkan dan mengangkut ikan hasil tangkapan.
3. Kapal survey
Kapal survey adalah kapal yang dikonstruksi khusus
untuk melakukan kegiatan survey Perikanan dan Kelautan.
4. Kapal latih
Kapal latih adalah kapal yang dikonstruksi untuk
pelatihan penangkapan ikan.
5. Kapal pengawas perikanan
Kapal pengawas perikanan adalah Kegiatan-kegiatan
pengawasan kapal-kapal perikanan.
7. Tonnage (Tonese) Kapal
Tonnage
adalah suatu besaran volume yang menunjukan ukuran besarnya kapal dan kapasitas
muatnya, satuannya adalah satuan volume dimana 1 RT (satuan register)
menunjukkan suatu ruangan sebesar 100 Cub feet atau sama dengan 2,831405 m3
(Setianto, 2007).
Menurut
Setianto (2007), pada umumnya perhitungan GT untuk ruangan-ruangan tertutup ada
diatas deck tidak ada ketentuan/kepastian khusus seperti pada perhitungan GT
untuk ruangan-ruangan yang ada dibawah deck, tetapi ketentuan untuk beberapa
negara adalah sama. Meskipun sama, tetapi ada perbedaan dalam memasukkan
ruangan, yang mana yang layak sebagai ruangan tertutup yang ada di atas deck
dan yang mana ruangan yang tertutup yang tidak termasuk. Sebagai contoh adalah
ketentuan di Jepang untuk ruangan yang tertutup ada diatas deck adalah sebagai
berikut :
1. Ruangan-ruangan yang digunakan untuk menyimpan
peralatan-peralatan di deck dan jangkar;
2. Tempat mesin, ruang kemudi, dan dapur;
3. Ruangan-ruangan yang digunakan untuk ventilasi,
kaca atap dan toilet; dan
4. Companion
ways and small hatch ways.
8.
Faktor Penentu dalam Perencanaan Pembangunan Kapal
Perencanaan
pembangunan kapal perikanan merupakan awal dari sejumlah tahapan pembangunan
kapal perikanan. Perencanaan ini terdiri dari sejumlah pekerjaan yang
harusdilakukan oleh pemilik kapal yang menghasilakan kriteria yang digunakan
oleh para perancang kapal dalam mendesain kapal yang akan dibangun.
Menurut Ardidja
(2007), Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pembangunan kapal
juga akan mempengaruhi desain kapal penangkap ikan dapat di kelompokkan sebagai
berikut:
1. Spesies, lokasi, abundan, dan disperse sumberdaya ikan
2. Metode, teknik dan alat penangkap ikan
3. Karakteristik geografis dan cuaca area penangkap ikan
4. Kelaikan kapal dan keselamatan awak kapal
5. Penanganan, pemrosesan dan penyimpanan hasil tangkapan
6. Kemampuan financial
7. Ketersediaan galangan kapal dan tenaga ahli penangkap
ikan
8. Undang-undang dan peraturan (regional maupun
internasional) yang dapat diterapkan untuk kapal penangkap ikan, konstruksi dan
perlengkapannya
9. Pemilihan dan ketersediaan bahan-bahan pembangun kapal
10. Kelangsungan usaha (economic viability).
Pemilik kapal harus menetukan target ikan apa dan
hasil tangkapan seperti apa yang akan didaratkan Informasi ini akan
mempengaruhi criteria teknik penangkapan ikan, alat penangkap ikan,
perlengkapan penangkapan ikan, jumlah awak kapal, akomodasi, kecepatan kapal,
ukuran palka, jenis palka, dan pengawetan ikan yang diinginkan.
Informasi fishng
ground menyangkut kondisi perairan, jarak dari fishing base. Informasi ini akan menentukan bentuk kapal ukuran
kapal, perlengkapan navigasi, perlengkapan komunikasi, perlengkapan
keselamatan, perlengkapan pendeteksi ikan, kemampuan pendeteksi penangkap
ikannya, kemampuan jelajah kapal.
9. Jenis-jenis kapal perikanan
Kapal
perikanan dapat dibedakan berdasarkan alat penggerak, fishing ground, alat
tangkap yang digunakan maupun lainnya. Kapal perikanan berdasarkan alat tangkap
yang digunakan dan istilah yang sering digunakan adalah dengan memberikan
akhiran “er” pada alat tangkapnya, seperti: kapal purse seine disebut juga purse
seiners, sedangkan untuk kapal trawl adalah trwalers dan sebagainya
(Setianto, 2007).
Menurut
Setianto (2007), beberapa jenis kapal perikanan antara lain :
1. Kapal
Purse seine adalah yang secara khusus
dirancang untuk digunakan menangkap ikan dengan alat tangkap jenis purse seine atau sering juga disebut
pukat cincin, kapal ini sekaligus digunakan untuk menyimpan, mendinginkan dan
mengangkut hasil.
2. Kapal
Longline kapal secara khusus dirancang untuk menangkap ikan dengan alat tangkap
jenis long line atau sering juga
disebut rawaii dan sekaligus untuk menyimpan, mendinginkan, dan mengangkut
hasil tangkapan sampai ke pelabuhan. Kapal longline yang berukuran 30-100 GT
pada umumnya dioperasikan untuk menagkap ikan jenis tuna dengan hasil sampingan
ikan cucut, sehingga sering pula kapal tersebut disebut kapal tuna long line.
3. Kapal Trawl adalah kapal yang secara
khusus dirancamg dan dibangun untuk menangkap ikan dengan alat tangkap jenis Trawl atau sering disebut juga pukat
harimau. Tujuan utama penangkapan adalah udang dengan hasil sampingan ikan
demersal, sehingga sering disebut juga pukat udang.
4. Kapal pole and liner adalah kapal yang
dibangun secara khusus digunakan untuk menangkap ikan dengan alat penangkapan
jenis pole and line atau sering
disebut juga huhate. Tujuan utama
penangkapan ikan dari kapal pole and line
yang berukuran 30-100 GT adalah jenis cakalang (skipjack), dan ikan tuna jenis yellow
fin tuna, sehingga sering pula kapal disebut sebagai kapal skipjack pole and line.
10.
Penutup
Pedoman penentuan ukuran konstruksi kapal telah banyak
dikenal dan digunakan, misalnya yang telah dikeluarkan oleh Biro Klasifikasi
Indonesia (BKI). Ini meliputi penentuan bagian-bagian konstruksi kapal
perikanan yang akan direpresentasikan dalam sebuah gambar penampang melintang
kapal dan metode-metode yang digunakan dalam menentukan ukuran konstruksi.
Sebagai contoh, hasil perhitungan jarak gading, ukuran penampang gading, dan
tebal × tinggi gading untuk kapal dengan panjang 21 m berturut-turut adalah 450
mm, 228 cm2 dan 110 × 215 mm, lebih kecil dari pada kapal dengan panjang 24 m,
yaitu 480 mm, 278 cm2 dan 120 × 240 mm. Dengan analisa ini, pedoman penentuan
ukuran konstruksi kapal ikan kayu dengan ukuran tersebut akan dapat ditentukan
guna menghasilkan hasil desain konstruksi dengan ukuran-ukuran yang akurat
sehingga dapat menjamin kekuatan kapal dan pada akhirnya keselamatan kapal pada
saat beroperasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ardidja, Supardi. 2007. Kapal Penangkap Ikan. Sekolah Tinggi Perikanan
Jakarta. http://www.scribd.com/doc/19583983/Kapal-Penangkap-Ikan.
Ariyanto, Mega. 2009. Pembuatan Kapal Non Baja dan Penggunaannya. http://egaage.blogspot.com/2009/10/pembuatan-kapal-non-baja-dan.html.
Purbayanto et al. 2004. Kajian
Teknis Kemungkinan Pengalihan Pengaturan Perijinan dari GT menjadi Volume Palka
pada Kapal Ikan. Makalah tentang “Paradigma baru pengelolaan perikanan yang
bertanggungjawab dalam rangka mewujudkan kelestarian sumberdaya dan manfaat
ekonomi maksimal” 10-11 Mei 2004.
Setianto, Indradi. 2007. Kapal
Perikanan. UNDIP. Semarang
Syarif, Hidayat. 2008. Analisa Probabilitas Kerusakan pada Konstruksi Lambung
Kapal Kayu dengan Sistem Pantek dan Sistem Overlapping Menggunakan Distribusi
Weibull. Http://digilib.its.ac.id/detil .php?id=2470.
Selamat siang para sahabat nelayan kenalkan nama saya M.Thamrin Dari CV.FAMILY JAYA GRUP kebetulan saya bergerak di bidang produksi tali di sini saya menyediakan berbagai jenis macam tali.
BalasHapusTali yang sering saya produksi ada macam macam jenis nya diantara nya
1 Tali rumpon jenis PP
2 Tali rumpon rapiah
3 Tali rumpon jenis sol
4 Tali Dogol
5 Tali Pakal
Dini saya juga lagi mau mengebangan tali dari bahan serabut kelapa.tapi kebetulan karna mesin produksi nya dalam proses pembuatan jadi belum bisa di kembangkan.
Sekira nya ada diantara bapak2/ibu2 yg sedang mencari tali bisa hubungi saya langsung di no Hp 082379070732/BBM 530999CF /EMAILmulya.abadi53@yahoo.com